Anda di halaman 1dari 48

DASAR DIETETIKA

KLINIK
Pengertian Dietetika
 Terapi Diet
Bagian dari
dietetika yang
khusus
memperhatika
n penggunaan
makan untuk
tujuan
penyembuhan.
Diet
 Makanan dan minuman yang
dikonsumsi orang secara teratur
setiap hari.
Jumlah dan jenis makanan yang
dibutuhkan dalam situasi tertentu,
seperti menurunkan atau menaikkan
berat badan
 Diet yang dilakukan sangat
tergantung pada usia, berat badan,
kondisi kesehatan dan aktivitas
Fungsi Makanan Dalam
Perawatan Orang Sakit

 Salah satu
bentuk terapi
diet
 Penunjang
pengobatan
 Tindakan medis
Tujuan Terapi Diet
1. Memperoleh status gizi yang baik
2. Memperbaiki defisiensi gizi
3. Mengistirahatkan organ tubuh
4. Menyesuaikan asupan/intake
dengan kemampuan tubuh
5. Mengubah berat badan bila
diperlukan
Pengaturan Makanan Orang
Sakit
Psikologis
 Terpisah dari kebiasaan kehidupan sehari-hari
 Memasuki lingkungan yang masih asing
 Perubahan makanan (macam, cara hidangkan,
tempat makan, waktu makan, dengan siapa
makan dll)
 Rasa cemas, takut karena sakit, ketidakbebasan
bergerak, putus asa  mual, hilang nafsu makan
 Bentuk diit (cair, lunak  sesuai keadaan
penyakit)  (-) bahagia/cemas
Lanjutan
Sosial Budaya
 Orang sakit  kelompok berbeda,
adat istiadat, kepercayaan,
kebiasaan, pandangan hidup
 Macam hidangan  netral
 Kebiasaan makan bersama  perlu
ditemani anggota keluarga
Lanjutan
 Keadaan Jasmani
 Jasmani pasien  menentukan konsistensi
diit
 Lemah, kesadaran menurun  diit khusus
 Gangguan pernafasan  makan lebih lama
 Tidak baik nafsu makan  porsi kecil, sering
 Usia lanjut  porsi kecil, lunak
 Penyakit kronis  perawatan lebih lama
membawa masalah makan
 Orang sakit  perlu adanya modifikasi menu
dari rumah
Dasar Penentuan Diet Bagi
Orang Sakit
 Memenuhi kebutuhan gizi
 Diet khusus berpola  makanan biasa
 Diet khusus fleksibel (kebiasaan,
kesukaan, kepercayaan dll)
 Bahan makanan yang dapat diterima, alami,
mudah didapat, mudah diolah, lazim
dimakan
 Diet khusus  indikasi kuat dan memang
diperlukan
Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan
yang diberikan pada
pasien mencakup :
1. Pelayanan medis:
obat, tindakan bedah
2. Pelayanan/asuhan
keperawatan
3. Pelayanan
gizi/asuhan nutrisi
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN GANGGUAN GIZI

1. Pengkajian gizi
2. Diagnosa
Keperawatan
3. Perencanaan
Keperawatan
4. Implementasi
Pengkajian
 Identitas
 Lingkungan fisik, sosial budaya
 Riwayat Penyakit
 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda yang berhubungan
dengan kurang gizi
2. Kelompok yg memerlukan
penyelidikan lebih lanjut (salah
gizi, faktor ekonomi, pendidikan)
Data Obyektif
• Pemeriksaan klinik
 Pemeriksaan laboratorium : darah, urin,
feses,dahak
 Pemeriksaan lain/rontgen
 Hasil anamnesa gizi : kebiasaan makan,
frekuensi, pola makan, pantangan, hasil
analisis recall makanan
 Pemeriksaan antropometri : TB, BB, BB
ideal, IMT, LLA, Tebal lemak bawah kulit
Masalah Gizi
Masalah yang berkaitan dengan:
Ingesti
Digesti
Absorbsi
Metabolisme
Hidrasi
Diagnosa Keperawatan
(NANDA)
1. Ketidakefektifan pola makan bayi
(00107)
2. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang
dari kebutuhan tubuh (00002)
3. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih
dari kebutuhan tubuh (00001)
lanjutan
4.Risiko ketidakseimbangan
nutrisi lebih dari kebutuhan
tubuh (00002)
5. Gangguan menelan (00103)
6. Risiko ketidakstabilan kadar
gula darah (00179)
Lanjutan
8. Risiko gangguan fungsi hati (00178)
9. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
(00195)
10. Kekurangan volume cairan (00027)
11. Kelebihan volume cairan (00026)
12. Rsiko ketidakseimbangan volume cairan
(00025)
Planning/Penatalaksanaan
 Terapi diet
 Macam dan bentuk diet
 Prinsip diet
 Tujuan diet
 Syarat diet
 Perhitungan kebutuhan energi
dan zat-zat gizi
 Menu
 Parameter yang perlu dimonitor untuk
memantau perkembangan penyakit
Misal :
 Berat badan
 Jumlah makanan yang masuk
 Pemeriksaan laboratorium
 Rencana penyuluhan dan konsultasi
gizi
 Misal : Penjelasan diet dan cara
membuat variasi menu
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PENYAKIT

 Makanan Biasa (MB)


 Makanan Lunak (ML)
 Makanan Saring (MS)
 Makanan Cair (MC)
Makanan Biasa
 Sama dengan makanan sehari-hari:
anek ragam, variasi dan bentuk, tekstur
dan aroma
 Mengacu kepada angka kecukupan gizi
yang dianjurkan bagi orang sehat
 Diberikan kepada pasien yang tidak
memerlukan diet khusus
Lanjutan
Makanan yang diberikan mudah dicerna,
tidak merangsang saluran cerna, tidak
pedas atau asin
Contoh pasien konjungtivitis tanpa
demam, penyakit kulit bukan alergi, LBP,
penyakit THT yang tidak perlu operasi
Tujuan Diet MB
Memberikan makanan sesuai kebutuhan
gizi untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan
Syarat Diet MB
Energi sesuai kebutuhan normal orang
dewasa sehat dalam keadaan istirahat
Protein 10%-15% dari kebutuhan energi
total
Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
total
Cukup mineral, vitamin dan serat
Makanan Lunak
 Makanan lunak adalah makanan yang
memiliki tekstur mudah dikunyah, ditelan
dan dicerna dibandingkan dengana
makanan biasa
Tujuan diet
 Makanan ini mudah cerna, rendah serat
dan tidak mengandung bumbu yang
merangsang. Makanan ini cukup energi,
protein dan zat-zat gizi lain.
 Mudah ditelan dan dicerna sesuai dengan
kebutuhan gizi dan kedaan penyakit
Syarat Makanan Lunak
Energi, protein dan zat lain cukup
Makanan diberikan dalam bentuk cincang
atau lunak sesuai kebutuhan pasien
Makanan diberikan dalam porsi sedang
yaitu 3x makan lengkap dan 2x selingan
Mudah dicerna, rendah serat serta tidak
berbumbu tajam
Indikasi Pemberian
diberikan kepada penderita sesudah
operasi tertentu dan pada penyakit
infeksi dengan kenaikan suhu yang
tidak terlalu tinggi : 37,5 C–38 C.
Pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan
Makanan lunak dapat diberikan
langsung kepada penderita
Perpindahan dari makanan saring ke
makanan biasa.
Makanan Saring

Makanan semi padat yang mempunyai


tekstur lebih halus daripada makanan
lunak sehingga lebih mudah dicerna dan
ditelan
Tujuan diet
 Menurut keadaan penyakit makanan saring
dapat diberikan langsung kepada penderita
atau merupakan perpindahan dari makanan cair
ke makanan lunak.
 Bahan makanan yang tidak boleh diberikan
sama dengan makanan lunak.
Indikasi Pemberian
Diberikan kepada penderita sesudah
mengalami operasi tertentu, penyakit
infeksi akut, termasuk infeksi saluran
pencernaan seperti gastro enteritis
dengan kenaikan suhu badan > 39 C
serta pada kesukaran menelan.
Diberikan dalam jangka pendek
karena tidak memenuhi kebutuhan gizi
terutama energi.
Syarat Diet
Hanya diberikan dalam waktu singkat 1-3
hari saja
Rendah serat, diberikan dalam bentuk
disaring atau di blender
Diberikan dalam porsi kecil 6-8 kali sehari
Makanan Cair
Makanan yang mempunyai konsistensi cair
hingga kental
Diberikan kepada pasien yang mengalami
gangguan mengunyah, menelan dan
mencerna makanan
Diberikan kepada pasien sebelum dan
sesudah operasi tertentu, dalam keadaan
mual dan muntah, dengan kesadaran
menurun, dengan suhu badan sangat
tinggi atau infeksi akut.
lanjutan
 Makanan ini diberikan berupa cairan jernih
yang tidak merangsang dan tidak
meninggalkan sisa.
 Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian
hanya dibatasi selama 1–2 hari saja.
 Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacang
hijau, sari buah, sirop.
Jenis Makanan Cair
Makanan cair jernih
Makanan cair penuh
Makanan cair kental
Makanan cair jernih
Makanan yang disajikan dalam bentuk
cairan jernih pada suhu ruang dengan
kandungan sisa minimal dan tembus
pandang bila disimpan dalam wadah
bening
tujuan diet
Memberikan makanan dalam bentuk cair
yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh
yang mudah diserap
Mencegah dehidrasi dan menghilangkan
haus
Syarat Diet
Makanan disajikan dalam bentuk cair
jernih
Bahan makanan hanya terdiri dari
karbohidrat
Tidak merangsang saluran cerna, mudah
diserap
Sangat rendah sisa
Diberikan hanya 1-2 hari
Diberikan dalam porsi kecil dan sering
Makanan Cair Penuh
Makanan berbentuk cair atau semicair
pada suhu ruang dengan kandungan
serat minimal dan tidak tembus pandang
Dapat diberikan langsing atau
perpindahan dari makanan cair jernih ke
makanan cair kental
Tujuan Diet
Memberikan makanan dalam bentuk
cair/semicair utk memenuhi kebutuhan
gizi
Meringan kerja saluran cerna
Syarat Diet
Tidak merangsang saluran cerna
Bila diberikan lebih dari 3 hari harus
memenuhi kebutuhan energi dn protein
Kandungan energi minimal 1 kkal/ml,
konsentrasi cairan dapat diberikan
bertahap
Formula diberikan berdasarkan masalah
pasien misalnya formula rendah/bebas
laktosa, formula tanpa susu dll
Lanjutan
Untuk memenuhi kandungan vitamin
dapat diberikan tambahan ferosulfat, vit B
compleks, Vit C dll
Osmolaritas < 400 Mosml
Indikasi Diet
Pasien dengan masalah mengunyah,
menelan dan mencerna makanan padat
Dapat diberikan peroral, atau enteral
(OGT/NGT) secara bolus atau drip
Makanan Cair Kental
Makanan dengan konsistensi kental atau
semi padat padat suhu kamar, yg tidak
membutuhkan proses mengunyah dan
mudah ditelan
Dapat diberikan langsung atau
perpindahan dari makanan cair penuh ke
makanan saring
Syarat Makanan Cair Kental
Mudah ditelan dan tidak merangsang
saluran cerna
Cukup energi protein
Diberikan bertahap menuju makanan
saring – lunak
Porsi kecil dan sering (setiap 2-3 jam)
Dapat mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh
Contoh makanan cair kental
Sup krim jagung dan susu
Milk shake
Kentang pure, jus sayur dan jus mangga
Jus pepaya
Puding maizena dengan vla dan susu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai