Anda di halaman 1dari 67

Yarwin Yari

DAFTAR ISI

 TUJUAN PEMBELAJARAN
 JENIS DIET DAN HUBUNGAN
NYA DENGAN
PENYAKIT
• MAKANAN BIASA (MB)
• MAKANAN LUNAK (ML)
• MAKANAN SARING (MS)
• MAKANAN CAIR (MC)
 DIET
UNTUK PEMERIKSAAN KESE
IMBANGAN
LEMAK
 DIET UNTUK PEMERIKSAAN
KOLONOSKOPI
 PENYAKIT YANG BERHUBUN
GAN DENGAN
DIET
 PENUGASAN
 REFERENSI
 QUIZ Daftar
Kembali Lanjut
Isi
Tujuan Pembelajaran:

Mahasiswa mampu
menjelaskan kebutuhan zat gizi
pada pasien dengan berbagai
gangguan sistem tubuh.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
JENIS DIET DAN
HUBUNGANNYA DENGAN
PENYAKIT

1. Makanan Biasa (MB)


2. Makanan Lunak (ML)
3. Makanan Saring (MS)
4. Makanan Cair (MC)

Kembali Daftar Lanjut


Isi
1. Makanan Biasa (MB)

 Makanan ini sama dengan


makanan sehari-hari yang
beraneka ragam,
bervariasi dengan bentuk,
tekstur, dan aroma yang
normal.
 Susunan makanan
mengacu pada Pola Menu
Seimbang dan Angka
Kecukupan Gizi (AKG)
yang dianjurkan bagi
orang sehat.
 Makanan biasa diberikan
kepada pasien yang
berdasarkan penyakitnya
tidak memerlukan
makanan khusus (diet).
Kembali Daftar Lanjut
Isi
Contoh pasien yang
mendapatkan jenis makanan
biasa misalnya conjungtivitis
tanpa demam, penyakit kulit
yang bukan alergi, low back
pain, penyakit pada hidung
telinga dan tenggorokan
(THT) yang tidak memerlukan
operasi.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Syarat diet pada makanan biasa
adalah :
1) Energi sesuai kebutuhan normal
orang dewasa sehat dalam
keadaan istirahat,
2) Protein 10-15% dari kebutuhan
energi total,
3) Lemak 10-25% dari kebutuhan
energi total,
4) Karbohidrat 60-75% dari
kebutuhan energi total,
5) Cukup mineral, vitamin, dan kaya
serat,
6) Makanan tidak merangsang
saluran cerna, dan
7) Makanan sehari-hari yang
beraneka ragam dan bervariasi.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Tujuan diet adalah
memberikan makanan
sesuai kebutuhan gizi
untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan
jaringan tubuh.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Indikasi pemberian
diberikan kepada pasien
yang tidak memerlukan
diet khusus yang
berhubungan dengan
penyakitnya.
 Makanan yang tidak
dianjurkan: dari semua
makanan yang ada,
makanan yang tidak
dianjurkan untuk diet
makanan biasa ini adalah
makanan yang
merangsang, seperti
makanan yang berlemak
tinggi, terlalu manis,
terlalu berbumbu, dan
minuman yang
mengandung alkohol.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
2. Makanan Lunak (ML)

 Makanan lunak adalah


makanan yang memiliki
tekstur yang mudah
dikunyah, ditelan, dan
dicerna dibandingkan
dengan Makanan Biasa.
 Makanan ini cukup
mengandung zat-zat gizi
asalkan pasien mampu
mengonsumsi makanan
dalam jumlah cukup.
 Menurut keadaan penyakit
makanan lunak dapat
diberikan langsung kepada
pasien atau sebagai
perpindahan dari makanan
saring ke makanan biasa.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Contoh pasien yang
mendapatkan jenis makanan
lunak misalnya : pasien
dengan gangguan menelan
dan pencernaan, atau post
dipuasakan (post ileus
paralitik), post operasi saluran
pencernaan, tifus, pasien
stroke dengan hemiparese
pada syaraf fasialis.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Tujuan diet makanan
lunak adalah memberikan
makanan dalam bentuk
lunak yang mudah ditelan
atau dicerna sesuai
kebutuhan gizi dan
keadaan penyakit.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Syarat-syarat diet makanan
lunak meliputi :
1) Energi, protein,dan zat gizi lain
cukup,
2) Makanan diberikan dalam
bentuk cincang atau lunak,
sesuai dengan keadaan
penyakit dan kemampuan
makan pasien,
3) Makanan diberikan dalam porsi
sedang, yaitu 3 kali makan
lengkap dan 2 kali selingan,
4) Makanan mudah cerna, rendah
serat, dan tidak mengandung
bumbu yang tajam.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Indikasi pemberian
makanan lunak ini
diberikan kepada pasien
sesudah operasi tertentu,
pasien dengan penyakit
infeksi dengan kenaikan
suhu tubuh tidak terlalu
tinggi, pasien dengan
kesulitan mengunyah dan
menelan, serta sebagai
perpindahan dan makanan
saring ke makanan biasa.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
3. Makanan Saring (MS)

 Makanan saring adalah


makanan semi padat yang
mempunyai tekstur lebih
halus daripada makanan
lunak sehingga lebih
mudah ditelan dan
dicerna.
 Menurut keadaan
penyakit, makanan saring
dapat diberikan langsung
kepada pasien atau
merupakan perpindahan
dari Makanan Cair Kental
ke Makanan Lunak

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Contoh pasien yang
mendapatkan jenis makanan
lunak misalnya : pasien
dengan gangguan menelan
dan pencernaan, atau post
dipuasakan , post operasi
saluran pencernaan, tifus,
pasien stroke dengan
hemiparese pada syaraf
fasialis.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Tujuan diet ini adalah
memberikan makanan
dalam bentuk semi padat
dengan jumlah yang
mendekati kebutuhan gizi
pasien untuk jangka waktu
pendek sebagai proses
adaptasi terhadap bentuk
makanan yang lebih padat

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Syarat Diet Makanan
Saring adalah :
1) hanya diberikan untuk
jangka waktu singkat
selama 1-3 hari, karena
kurang memenuhi
kebutuhan gizi, terutama
energi dan tiamin,
2) rendah serat, diberikan
dalam bentuk disaring atau
diblender,
3) diberikan dalam porsi kecil
dan sering yaitu 6-8 kali
sehari

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Indikasi pemberian
makanan saring adalah
pada pasien sesudah
mengalami operasi
tertentu, pada pasien
infeksi akut termasuk
infeksi saluran cerna, serta
kepada pasien dengan
kesulitan mengunyah dan
menelan, atau sebagai
perpindahan dari Makanan
Cair Kental ke Makanan
Lunak. Karena makanan ini
kurang serat dan vitamin C,
maka sebaiknya diberikan
untuk jangka waktu 1 – 3
hari saja.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Contoh menu makanan
saring:
1) Pagi pasien diberi bubur
sumsum, telur ½ masak susu
dan jus tomat,
2) Pukul 10.00 diberikan selingan
bubur kacang hijau halus,
3) Siang pasien diberikan bubur
tepung beras, semur daging,
tim tahu, jus pepaya,
4) Puding maizena pada pukul
16.00.
5) Makan malam diberikan bubur
tepung beras, gadon daging,
semur tahu halus, sari jeruk,
6) selingan terakhir pukul 20.00
diberikan susu. Cara memesan
diet cukup menuliskan
Makanan Saring (MS).

Kembali Daftar Lanjut


Isi
4. Makanan Cair (MC)

 Makanan cair adalah


makanan yang mempunyai
konsistensi cair hingga
kental
 Makanan ini diberikan pada
pasien yang mengalami
gangguan mengunyah,
menelan, dan mencernakan
makanan yang disebabkan
oleh menurunnya
kesadaran, suhu tinggi,
mual dan muntah, pasca
perdarahan saluran cerna,
serta pra dan pasca bedah
 Makanan dapat diberikan
secara oral atau parenteral

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Menurut konsistensi
makanan, Makanan Cair
terdiri atas tiga jenis, yaitu
a)Makanan cair jernih
b)Makanan cair penuh
c)Makanan cair kental

Kembali Daftar Lanjut


Isi
a) Makanan cair jernih
 Makanan cair jernih
adalah makanan yang
disajikan dalam bentuk
cairan jernih pada suhu
ruang dengan
kandungan sisa (residu)
minimal dan tembus
pandang bila diletakkan
pada wadah bening.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Contoh pasien yang
mendapatkan jenis
makanan cair jenuh :
pasien stroke dengan
hemiparese pada syaraf
fasialis, pasien dengan
penurunan kesadaran
yang menggunakan naso
gastrik tube (NGT).

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Tujuan diet makanan cair
jernih adalah
1) Memberikan makanan
dalam bentuk cair, yang
memenuhi kebutuhan
cairan tubuh yang mudah
diserap dan hanya sedikit
meninggalkan sisa,
2) Mencegah dehidrasi dan
menghilangkan rasa haus.
Syarat diet makanan cair
jernih yaitu:
 Makanan disajikan dalam
bentuk cair jernih,
 Bahan makanan hanya
terdiri dari sumber
karbohidrat,

Kembali Daftar Lanjut


Isi
3) Tidak merangsang saluran
cerna dan mudah diserap,
4) Sangat rendah sisa,
5) Diberikan hanya 1-2 hari
saja, dan
6) Diberikan dalam porsi kecil
dan sering. Bahan makanan
yang boleh diberikan antara
lain teh, sari buah, sirop, air
gula, kaldu jernih, serta
cairan mudah cerna seperti
cairan yang mengandung
maltodekstrin. Makanan
dapat ditambah dengan
suplemen energi tinggi sisa
rendah.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Contoh menu pasien
pagi hari diberikan teh,
jam 10.00 air bubur
kacang hijau, siang
diberikan kaldu jernih dan
air jeruk, pukul 16.00 teh
dan malam pasien
diberikan kaldu jernih dan
air jeruk.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
b) Makanan cair penuh
 Makanan cair penuh
yaitu makanan berbentuk
cair atau semi cair pada
suhu ruang dengan
kandungan serat minimal
dan tidak tembus
pandang.
 Makanan ini dapat
diberikan langsung atau
sebagai perpindahan
dari Makanan Cair Jernih
ke Makanan Cair Kental.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Tujuan diet pada makanan
ini adalah
1) Memberikan makanan
dalam bentuk cair dan
setengah cair yang
memenuhi kebutuhan gizi,
2) Meringankan kerja saluran
cerna. Syarat diet Makanan
Cair Penuh adalah :
 Tidak merangsang saluran
cerna,
 Bila diberikan lebih dari 3
hari harus dapat memenuhi
kebutuhan energi dan
protein,

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Kandungan energi minimal
1 kkal/ml, konsentrasi
cairan dapat diberikan
bertahap,
 Berdasarkan masalah
pasien, dapat diberikan
formula rendah atau bebas
laktosa, formula tanpa susu
dan sebagainya,
 Untuk memenuhi
kebutuhan vitamin dan
mineral dapat diberikan
tambahan ferosulfat,
vitamin B kompleks, dan
vitamin C,

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Indikasi pasien yang
diberikan Makanan Cair
Penuh adalah pasien yang
punya masalah
mengunyah, menelan,
atau mencerna makanan
padat, misalnya pada
operasi mulut atau
tenggorokan, dan/atau
pada kesadaran menurun.
Makanan ini dapat
diberikan melalui oral,
pipa, atau enteral (melalui
NGT/Naso Gastric Tube),
secara bolus atau drip.
Terdapat dua golongan
Makanan Cair Penuh,
yaitu Formula Rumah
Sakit (FRS) dan Formula
Komersial (FK).

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Formula Rumah Sakit (FRS)
Terdapat 4 macam Formula
Rumah Sakit, yaitu:
1)FRS dengan susu (whole/skim)
diberikan pada pasien dengan
lambung, usus halus dan kolon
bekerja normal,
2)FRS blender, makanan ini
memerlukan tambahan makanan
berserat,
3)FRS rendah laktosa,
diindikasikan pada pasien yang
intolerans terhadap glukosa, dan
4)FRS tanpa susu untuk pasien
yang tidak tahan protein susu.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Formula Komersial (FK)
Terdapat 10 jenis formula komersial,
yaitu:
N Indikasi
Jenis FK
o Pemberian

Tidak tahan
1 Rendah/bebas laktosa
terhadap laktosa
MCT (Medium Chain
2 Malabsobsi lemak
Triglycerida)
Dengan BCAA
(Branched Chain Amino
3 Acid) Sirosis hati
Suplemen asam amino
(leusin, isoleusin, valen)
Katabolisme
4 Protein tinggi
meningkat
5 Protein rendah Gagal ginjal
6 Protein terhidrolisa Alergi protein
Tidak tahan
7 Tanpa susu terhadap protein
susu
Perlu suplemen
8 Dengan serat
serat
9 Rendah sisa Reseksi usus
10 Indeks glikemik rendah Diabetes Mellitus
Kembali Daftar Lanjut
Isi
c) Makanan cair kental
 Makanan cair kental
adalah makanan yang
mempunyai konsistensi
kental atau semi padat
pada suhu kamar, yang
tidak membutuhkan
proses mengunyah dan
mudah ditelan.
 Makanan ini dapat
diberikan langsung atau
perpindahan dari
makanan cair penuh ke
makanan saring.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Tujuan diet makanan cair
kental adalah memberikan
makanan yang tidak
membutuhkan proses
mengunyah, mudah ditelan.
 Syarat diet makanan cair
kental yaitu:
1) Mudah ditelan dan tidak
merangsang saluran cerna,
2) Cukup energi protein,
3) Diberikan bertahap menuju ke
makanan lunak,
4) Porsi diberikan kecil dan sering
( setiap 2-3 jam).

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Indikasi pemberian diet makanan
cair kental diberikan kepada pasien
yang tidak mampu mengunyah dan
menelan, serta untuk mencegah
aspirasi seperti penyakit yang
disertai peradangan, atau
gangguan struktural atau motorik
pada rongga mulut. Makanan ini
dapat mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Contoh menu, pagi pasien
diberikan sup krim jagung dan
susu, pukul 10.00 diberikan
milk shake, makan siang
dengan kentang pure, jus
sayuran dan jus mangga, pukul
15.00 diberikan lagi jus pepaya,
makan malam pasien diberikan
puding maizena dengan vla
serta susu pada pukul 21.00.
 Cara memesan makanan
dengan menuliskan jenis
makanan yang dibutuhkan
misalnya Makanan Cair Jernih
(MCJ), Makanan Cair Penuh
Oral/Enteral (MCPO/MCPE),
atau Makanan Cair Kental
(MCK).

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET UNTUK PEMERIKSAAN
KESEIMBANGAN LEMAK

 Diet ini digunakan untuk


mengetahui pengeluaran lemak
dalam feses (steatorea).
 Diagnosis steatorea dibuat
apabila terdapat lebih dari 5 gram
lemak dalam feses sehari (15
gram/3 hari).
 Pada diet Pemeriksaan
Keseimbangan Lemak, diberikan
makanan yang mengandung 100
gram lemak selama 5 hari.
 Pada hari ketiga sampai hari
kelima dilakukan pemeriksaan
kandungan lemak dalam feses.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Bahan Makanan yang
Boleh Diberikan pada
diet Keseimbangan
Lemak, untuk Sumber
karbohidrat boleh
diberikan beras dibuat
nasi, bubur atau bubur
saring; kentang dipure;
produk olahan tepung-
tepungan, seperti
makaroni, roti
putih,biskuit, mie , dan
bihun. Sumber protein
hewani meliputi daging,
ikan, telur, karju, susu full
cream, dan yoghurt.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Sumber protein nabati meliputi
tempe,tahu,kacang-kacangan.
Sumber lemak meliputi
margarin, mentega,minyak,
krim dalam jumlah banyak.
Sayuran bebas asalkan
dimasak. Untuk Buah-Buahan,
semua jenis buah
diperbolehkan.

 Bahan Makanan yang Tidak


Boleh Diberikan adalah
Sumber protein hewani meliputi
susu rendah lemak, susu krim,
dan sarden.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET UNTUK PEMERIKSAAN
KOLONOSKOPI

 Kolonoskopi adalah prosedur


diagnostik unutk mengetahui
kelainan pada kolon dengan
menggunakan alat endoskopi.

 Tujuan Diet untuk pemeriksaan


kolonoskopi adalah untuk
memberikan makanan
secukupnya yang meninggalkan
sisa minimal dalam usus.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Syarat-syarat diet untuk
pemeriksaan kolonoskopi adalah:
1) Energi dan protein sesuai
dengan kebutuhan atau sedikit di
atas kebutuhan basal,
2) Rendah sisa agar kolon menjadi
bersih,
3) Banyak minum untuk
melancarkan defekasi,
4) Diberikan 2-3 hari sebelum
tindakan kolonoskopi. Bahan
makanan sehari untuk diet
koloskopi dapat dilihat pada tabel
3.8.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
PENYAKIT YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
DIET

Diet yang kurang bergizi dapat


mengakibatkan penyakit-
penyakit defisiensi yang sudah
kita kenal

Penilitian epidemiologi
membuktikan hubungan antara
diet dengan peningkatan
insidensi penyakit
kardiovaskuler dan kanker
lambung,kolon, payudara.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Diet dan Penyakit Mempunyai
Hubungan Melalui Tiga Jalan :

 penggunaan diet sebagai


terapi terhadap penyakit
 Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh diet
 Penyakit-penyakit yang
insidennya berkaitan
dengan diet

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET PADA PENYAKIT
KARDIOVASKULER

Para penderita penyakit


kardiovaskuler
seringmempunyai tubuh
gemuk (obese) dan lemak
darah yang tinggi.

Untuk mengurangi berat


badannya, kandungan
energi dalam makanan
pasien yang gemuk harus
dibatasi.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Modifikasi diet pada
gangguan sistem jantung
dan peredaran darah
dilakukan berdasarkan
pada tiga prinsip:

1.Nilai kalori dalam diet


dikurangi bila pasien
bertubuh gemuk atau
overweight

Kembali Daftar Lanjut


Isi
2. Jika pasien memperlihatkan
gejala edema, biasanya
digunakan preparat diuretik
u/ mengurangi volume
cairan esktraseluler.
 Volume cairan ekstraseluler
ditentukan oleh kandungan
natriumnya.
 Preparat diuretik bekerja
mencegah penyerapan
kembali natrium oleh
tubulus ginjal
 Kadang-kadang sebagai
tindakan pelengkap,
diperlukan pula pembatasan
konsumsi natrium.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
3. Baik jumlah total lemak
dalam makanan maupun
porsi yang dihasilkan
oleh lemak jenuh harus
dikurangi kalau kadar
lipid serum meningkat.
 Jika kadar fraksi lipid
yang mengandung
kolesterol itu naik,
konsumsi kolestrol dari
makanan harus dibatasi.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET PADA GANGGUAN
SALURAN PENCERNAAN

1. Kalau faal pencernaan dan


penyerapan pada saluran
pencernaan atau traktus
gastrointestinalis
mengalami gangguan akibat
penyakit.

Terapi diet sering diperlukan


untuk memberikan nutrien
dalam bentuk yang mudah
diserap sehingga dapat
menghindari malaborsi.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
2. Nutrien esensial yang tidak
dapat diserap secara
memadai dapat digantikan
dengan suplemen.
3. Diet yang paling sering
digunakan untuk gengguan
saluran pencernaan adalah
diet tinggi serat.

Peningkatan kandungan serat


makanan merupakan
tindakan yang paling
berhasil dalam mengatasi
keadaan kontipasi kronis.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
4. Banyak gangguan pada
sistem pencernaan yang
tidak memerlukan tindakan
diet khusus.

Para penderita gangguan ini


dapat disembuhkan dengan
nasihat agar makan
makanan yang bervariasi
dan menghindari makanan
yang menyebabkan
gangguan pencernaan.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET PADA PENYAKIT HEPAR

 Terapi diet untuk penyakit


hepar tergantung kepada
gejala yang diperlihatkan
masing-masing pasien.
 Jika lemak tida dapat
ditolerir, diet tersebut harus
rendah lemak, masukan
protein harus dikurangi
kalau pasien dalam
keadaan ensefalopati, dan
konsumsi garam dibatasi
jika pasien memperlihatkan
gejala asites.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET PADA PENYAKIT GINJAL

 Tujuan terapi diet bagi


penyakit ginjal adalah untuk
mengurangi beban kerja ginjal
dalam mengendalikan
keseimbangan cairan.
 Dalam diet ini harus
mempertimbangkan
kandungan protein, natrium
dan kalium pada makanan.
 Jumlah unsur-unsur gizi
tersebut dikurangi bila ekskresi
terganggu dan ditingkatkan
bila terjadi kehilangan yg
abnormal lewat urine.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET PADA PENYAKIT
DIABETES MELLITUS

 Penyakit diabetes
disebabkan oleh produksi
insulin yang tidak memadai.

Terapi diet merupakan bagian


penting dalam
penatalaksanaan semua
penderita diabetes dan
sering mencakup pula
penurunan berat badan.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
 Semua nutrien sangat
penting dalam diet diabetes.
 Makanan hidratarang harus
dibagi merata di sepanjang
hari untuk mengimbangi
insulin yang ada.
 Ada dua jenis diet diabetes:
1. Diet bebas gula
2. Diet penukaran hidratarang

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Jenis diet yang
diterapkan pada
seorang penderita
diabetes mellitus
tergantung kepada
beratnya penyakit, jenis
pengobatan dan cara
hidup penderitanya.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET DAN ANEMIA, KEADAAN
ALERGI, INTERAKSI OBAT DAN
MAKANAN

1. Diet dan anemia


2. Alergi makanan
3. Anemia defisiensi besi
4. Terapi dan pencegahan
5. Vitamin B12
6. Asam folat
7. Asam askrobat
8. Protein

Kembali Daftar Lanjut


Isi
1. Diet dan anemia
 Faktor-faktor diet yang
diperlukan untuk sintesis
normal sel-sel darah merah
adlh zat besi, vitamin B12,
asam folat, asm askorbat
dan protein.
 Defisiensi salah satu nutrien
tersebut akan memengaruhi
pembentukan sel-sel darah
merah dan menimbulkan
keadaan anemia.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
2. Alergi Makanan
 Sebagian besar makanan
dicurigai dpt menimbulkan
reaksi alergi pd diri seseorang.
 Makanan yg lazim dicurigai
mencakup berbagai macam
ikan dan makanan laut, telur,
susu dan buah tertentu
(strawberry).
 Sebelum diterapkan suatu diet
yg menghindari jenis makanan
tertentu, perlu diselidiki dahulu
dgn seksama kecurigaan akan
alergi makanan itu.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
3. Anemia defisiensi besi
 Merupakan jenis yg banyak dijumpai
bukan hanya di Indonesia tetapi bahkan
di seluruh dunia.
 Keadaan ini disebabkan oleh
kekurangan zat besi utk pembentukan
hemoglobin, yakni pigmen membawa
oksigen yg terdapt dlm sel-sel darah
merah.

Insufisiensi unsur mineral ini menyebabkan


penurunan jumlah serta ukuran sel-sel
darah merah dan mengurangi
kandungan hemoglobin di dalamnya.

Berbagai faktor turut menimbulkan keadaan


ini:
1. Makanan dgn kandungan zat besi yg
rendah
2. Kebutuhan zat besi yg meningkat akibt
kehilangan darah, misalnya akibat
cedera.
3. Gangguan penyerapan zat besi.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
4. Terapi dan pencegahan
 Cara paling efektif utk mengatasi anemia
defisiensi besi segera setlh diketahui
adlh dgn pemberian zat besi dlm bentuk
preparat.
 Apabila kesalahan pd kebiasaan makan
ikut memainkan peranan dlm
menimbulkan keadaan anemia,
kebiasaan ini harus dikoreksi.
 Pasien harus memilih makanan yg
bervariasi dan baik
 Ibu menyusi harus makan telur
sedikitnya sekali sehari dan hati
seminggu sekali. Kedua makanan tsb
kaya akan zat besi.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
5. Vitamin B12
 Kekurangan Vit B12 akan
menimbulkn anemia pernisiosa.
Terjadi akibat gangguan
penyerapan vitamin tsb dari
traktus alimentarius.
 Gangguan penyerapan Vit B12
pd anemia timbul akibt
kekurangan faktor intrinsik. Dlm
keadaan ini diperlukan
penyuntikan Vit B12
 Di Indonesia kemungkinan
defisiens Vit B12 diantara
penduduk pedesaan yg kurang
atau tidk makan produk hewani
terlihat lebi kecil karena adanya
produksi nabati dgn ragi sprti
tempe.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
6. Asam folat
 Defisiensi asam folat dri
makanan diperkirakan
mempunyai peranan dlm
menimbulkn anemia yg kadang-
kadang terjdi pd kehamilan.

Keadaan ini sering ditemukan di


antara wanita hamil dan
kadang-kadang juga ditemukan
pd bayi prematur

Kembali Daftar Lanjut


Isi
7. Asam Askorbat
Anemia akibat kekurangan asam
askorbat kadang-kadang
dijumpai bersamaan dengan
penyakit yg menganggu
penyerapan nutrisi (skorbut).

8. Protein
Defisiensi protein yg serius dpt
mengakibatkan kekurangan
protein utk pembentukn struktur
sel darah merah dan turut
menimbulkan anemia.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
DIET UNTUK BEBERPA
PENYAKIT YANG DIJUMPAI
DALAM BANGSAL PEDIATRIK

Diet ini berdasarkan prisip yang


sama, yaitu:
Menghindari atau membatasi jenis-
jenis makanan yg nutriennya tdk
dapat diserap, tidk dapt dimetabolisir
atau membahayakan kesehatan
anak
Memberikan makanan yg
mengandung semua nutrien paling
penting dlm jumlah yg memadai
sehingga anak dpt tumbuh-kembang
secara normal.

Kembali Daftar Lanjut


Isi
PENUGASAN
Dalam satu kelas dibagi menjadi 4
kelompok, tiap-tiap kelompok membuat
makalah sesuai dengan tema yang telah
diberikan.
Kelompok pertama membahas tentang :
Diet pada penyakit Kardio
Kelompok kedua membahas tentang :
Diet pada penyakit pencernaan
Kelompok ketiga membahas tentang :
Diet pada penyakit Hepar
Kelompok keempat membahas tentang:
Diet pada penyakit Ginjal
Tugas dikumpulkan ke email saya
yarwin@stikesrshusada.ac.id , tugas
dikumpulkan dengan menggunakan satu
email untuk satu kelas, dikumpul paling
lambat tiga hari setelah tugas diberikan

Kembali Daftar Lanjut


Isi
Quiz

Click the Quiz button to edit this object

Anda mungkin juga menyukai