Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KONSEP NUTRISI SEBAGAI TERAPI

Dr. Ns. Hendrick Sampeangin, S.Kep.,M.Kes.

OLEH:

DIAN MUTIA AMALIA ANTON

191690

TINGKAT 1

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


A. PENGERTIAN TERAPI NUTRISI
Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.dengan kata lain dapat diartikan terapi nutrisi adalah sebuah
program terapi yang dirancang dengan menggunakan makanan berkualitas tinggi yang
memiliki kandungan lengkap semua nutrisi yang diperlukan tubuh, bebas zat toksin, yanag
mampu diserap tubuh sampai ke itngkat sel, sehingga tubuh memiliki sel- sel yang sehat dan
kuat.

B. JENIS – JENIS TERAPI NUTRISI


1. Feeding oral /Diet Oral
Feeding oral atau pemberian makan melalui oral adalah memasukan sejumlah nutrisi
melalui mulut. Beberapa klien perlu diberikan ekstra motivasi agar mau memakan
makanan mereka. Bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi secara optimal, namun
klien juga akan mendapatkan manfaat kepuasan fisik dan psikologis yang bisa
didapatkan melalui nutrisi yang adekuat.
Dalam pemberian makanan melalui mulut/oral ini, perawat harus memperhatikan
beberapa hal, seperti makanan apa yang disukai klien, apakah suapan terlalu banyak,
apakah waktu pemberian makanan terlalu cepat, dan lain sebagainya, sehingga
nutrisi yang diasup oleh klien pun akan adekuat.
2. Pemberian makan perselang (Enteral)
Bila pasien tidak dapat memenuhi kecukupan nutrisi secara oral maka perlu
dilakukan pemberian nutrisi dengan cara lain. Pemberian makan lewat sonde yang
juga disebut nutrisi enteral atau pemberian makan dengan selang perlu dilakukan.
Nutrisi enteral meliputi pemberian nutrisi lewat sonde dan memerlukan saluran
gastrointestinal yang masih berfungsi dengan usus halus dan masih berfungsi
sepanjang sedikitnya 30 cm dan katup ileosekal yang utuh(skipper et al, 1993).
Sumber-sumber nutrisi berkisar mulai dari makanan yang diblender hingga formula
komersial.
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak dapat makan yang disebabkan
oleh obstruksi mekanik atau anoreksia yang lama, tidak dapat makan secara oral
karena efek samping terapi misalnya odynophagia, mukositis, asofagitis, dan lain-
lainnya. Pemberian formula yang diberikan harus mempertimbangkan fungsi saluran
cerna, penyakit yang mmendasari serta status metabolism. Pemberian nutrisi enteral
dapat dilakukan secara bolus, intermiten, atau kontinyu. Nutrisi enteral berguna
untuk menormalkan fungsi usus, lebih murah, kurang invasif dan kurang beresiko
dibandingkan nutrisi perenteral.
3. Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi parenteral (NP) adalah merupakan bentuk dukungan nutrisi yang
khusus yaitu pemberian nutrien melalui intravena. Walaupun NP dapat mencegah
malnutrisi secara efektif pada klien yang tidak dapat makan melalui rute enteral.
Larutan NP disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi yang spesifik dan larutan yang
khas meliputi dektrosa 12%-25% asam amino, 3%-6% dan memiliki tambahan
emulsi lemak.
Nutrisi parenteral juga diperlukan untuk pasien yang saluran cernanya tidak dapat
mentolerir makanan akibat mual, muntah yang hebat dan malapsorbsi. Pada pasien
yang mendapat nutrisi parenteral perlu dimonitor dengan baik untuk meminimalkan
komplikasi yang terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
kelebihan cairan, hiperglikemia, gangguan keseimbangan elektrolit dan juga
terjadinya infeksi.

C. Tipe Pasien Yang Memerlukan Dukungan Nutrisi Sebagai Terapi.


Tipe-tipe pasien yang memerlukan dukungan nutrisi adalah sebagai berikut;
1. Pasien-pasien pra-bedah yang akibat penyakitnya mengalami kekurangan gizi,
pasien-pasien ini mencangkup pasien yang akan menjalani operasi traktus
gastrointestinalis, khususnya pada oesofagus dan lambung.
2. Pasien-pasien pasca-bedah yang mengalami komplikasi sehingga untuk sementara
waktu setelah operasi tidak dapat makan – misalnya pasien-pasien ileus.
3. Para penderita penyakit pada traktus gastrointestinalis, seperti penyakit infeksi atau
fistula pada usus yang memerlukan istirahat usus.
4. Pasien-pasien yang mengalami sepsis, luka bakar atau trauma berat sehingga
memerlukan perawatan di unit perawatan intensif.
5. Pasien-pasien yang menderita gangguan neurologis seperti pasien stroke, atau pasien
yang baru menjalani operasi saraf dan mengalami gangguan tingkat kesadarannya.
6. Pasien-pasien kanker yang tidak dapat makan dan mengalami penurunan selera
makan akibat tindakan radioterapi ataupun pemberian obat-obat sitotoksik.

Pasien-pasien di atas dapat diberi makan melalui dua cara, yaitu: nutrisi enteral dan
nutrisi parenteral

D. Tujuan Nutrisi Sebagai Terapi


Bertujuan untuk sebagai berikut:
1. Memperoleh nutrisi yang optimal.
2. Memberikan kepuasaan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan makan.
3. Meningkatkan berat badan.
4. Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktivitas harian secara
mandiri.

E. Contoh Kasus
Contoh-contoh kasus yang mendapatkan nutrisi enteral dan parenteral:
1. Kasus Parenteral
Seorang laki-laki umur 30 tahun menderita pankreatis disertai ileus paralitik. Tinggi
badan 160 cm dengan taksiran gizi sedang. Suhu 38° C. turgor kurang, amylase dan
lipase meningkat.
Perumusan masalah dan diagnosis
 Dehidrasi
 Ileus paralitik
 Pancreatitis akut
Rancangan kubutuhan terapi holistic rehidrasi
 Puasa total
 Nutrisi parenteral total
 Antibiotic kalsium
Komunikasi dan edukasi pada pasien dan keluarganya
Rencana nutrisi
a. Menentukan BB ideal bila tidak dapat ditimbang
Berat badan ideal = ( 160-100 ) – 10% ( 160-100 ) x 1kg = 50 Kg
b. Beberapa jam pertama
 Rehidrasi NaCL 0,9%
 Dekstrosa 10% atau 5%
c. Diberikan dengan three way setelah rehidrasi
 Kalori = 40Kkal x 50 = 2000 Kkal
 Karbohidrat = 70% total kalori = 1400 Kkal
 Lipid 30% total kalori = 600 Kkal
 Asam amino 1gr/kg BB = 50 g
 Cairan = 2,5 liter
 Natrium = 100 mEq
 Kalium = 40 mEq
Pelaksanaan; Kebutuhan tersebut dapat dicapai melalui vena perifer sebagai berikut.
Dapat dilaksanakan dengan vena perifer melalui system three way atau dengan 2
jalur infuse.

F. STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT


Standar makanan rumah sakit merupakan pedoman pemberian makanan bagi pasien di
rumah sakit. Ada 2 golongan yaitu :
 Makanan Umum
 Merupakan dasar untuk modifikasi makanan khusus
 Dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien
 Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat di rumah
 Makanan Khusus (Therapeotic Diet)
 Perubahan konsistensi : Makanan lunak, makanan saring, makanan cair
 Penambahan / pengurangan energy : Diet kalori rendah, diet kalori tinggi
 Penambahan / pengurangan jenis makanan : Diet garam rendah, diet laktosa
rendah, diet albumin tinggi

 Makanan umum terdiri dari :


 Makanan biasa
 Makanan lunak
 Makanan saring
 Makanan cair
 Makanan khusus terdiri dari :
 Makanan biasa
Diberikan pada penderita yang tidak memerlukan makanan khusus berhubung
dengan penyakitnya. Susunan makanannya sama dengan makanan orang
sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan. Makanan ini cukup kalori/ protein dan
zat-zat gizi lain.
 Makanan lunak
Makanan lunak diberikan pada penderita sesuadah operasi tertentu dan pada
penyakit infeksi dengan kenaikan suhu badan tidak terlalu tinggi. Menurut
keadaan penyakitnya makanan lunak dapat diberikan langsung kepada
penderita atau merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan
biasa, makanan ini mudah dicerna, rendah serat dan tidak mengandung
bumbu yang merangsang.
 Makanan saring
Makanan saring diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi
tertentu, pada infeksi akut termasuk pada infeksi saluran pencernaanseperti
gastroenteritis dan pada kesukaran menelan. Dapat diberikan langsung atau
merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini
diberikan untuk jangka waktu pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi.
 Makanan cair
Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu dalam
keadaan mual dan muntah, dalam keadaan menurun, dengan suhu badan
sangat tinggi atau infeksi akut. Makanan ini diberikan berupa cairan jernih
yang tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa. Nilai gizinya sangat
rendah sehingga pemberiannya dibatasi selama 1 – 2 hari saja. Jenis makan
cair pada makanan cair jernih, makanan cair penuh dan makanan cair kental.
 Makanan Khusus
Diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP) berupa makanan biasa ditambah
sumber protein tinggi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energy dan
protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh serta menambah berat badan hingga normal. Jenisnya TKTP I dan
TKTP II. Indikasi untuk KEP sebelum dan sesudah operasi, luka bakar berat.
 Diet energy rendah
Kandungan energinya dibawah kebutuhan normal, banyak mengandung serat,
tujuannya untuk mencapai IMT normal, mengurangi asupan energy.
 Diet serat tinggi
Mengandung energy rendah, tujuannya merangsang peristaltic usus agar
defekasi berjalan normal, indikasinya konstipasi kronis, diverticulosis.
 Diet Sisa RendahRendah serat dengan tujuan membatasi volume feses dan
tidak merangsang saluran cerna, indikasinya untuk diare berat, peradangan
saluran cerna akut, obstipasi spastik, haemoroid berat, pra danpasca bedah
saluran cerna pembagiannya adalah DSR I dan DSR II.

Anda mungkin juga menyukai