Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Teknik dokumentasi dan pelaporan dalam tatanan klinik

DISUSUN OLEH :

Abdul Majid Nim : P07220119051


Akmilda Regita Putri Aris Nim : P07220119056
Arif Hendra Nurhidayat Nim : P07220119061
Dina Irnani Nim : P07220119067
Elza Melinda Nim : P07220119072
Kartika Dwi Cahyani R.Z Nim : P07220119077
Muhammad Anugerah P Nim : P07220119082
Novia Dwi Putri Karina Nim : P07220119087
Setry Palimbunga Nim : P07220119093
Yosua Frengki Reinaldo P Nim : P07220119098

D3 KEPERAWATAN SAMARINDA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmat-
Nya kami masih diberi kehidupan dan kemampuan untuk menyelesaikan penulisan
makalah “Tekinik dokumentasi dan pelaporan dalam taataanaan klinik”.
Shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah
petunjuk jalan keyakinan kami untuk tetap menganut Islam dan teladan bagi kami untuk
menjalankan kehidupan.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.

Kami juga mengucakan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah


Dokumentasi keperawatan , yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah Tekinik dokumentasi dan pelaporan dalam


taataanaan klinik ini bermanfaat bagi para pembaca.

Samarinda, 14 mei 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Perkembangan Komputer dalam Keperawatan …………………..............................……...2


B. Aplikasi Komputer dalam Keperawatan………………….……………………………………....................…..4
C. Bentuk Aplikasi Komputer dalam Keperawatan
……………………………….................................................................................................................5
D. Keuntungan Penggunaan Komputer dalam Dunia Keperawatan …………....……………………….….7
E. Kekurangan penggunaan komputer dalam dunia keperawatan …………....……………………………8
F. Implementasi sistem informasi keperawatan di rumah sakit ………............……………………..…..9
G. Pemanfaatan Aplikasi SI keperawatan ……………………………………...................
…………………………………………………………………………..………..10

BAB III PENUTUP

A.  Kesimpulan............................................................................................................11

B. Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Komputer merupakan alat modern yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-
hari.Mulai dari mengerjakan pekerjaan kantor, multimedia, hiburan, bahkan rumah sakit. Dewasa
ini perkembangan komputer semakin berkembang dan masih akan terus berkembang tanpa batas.
 Kita sebagai calon perawat masa depan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan
kemajuan teknologi khususnya bidang komputerisasi agar hal tersebut dapat mempermudah
dalam pekerjaan, dan tidak dapat dipungkiri perkembangan komputerisasi dalam keperawatan
membawa efek positif dan efek negative.
Atas dasar itu saya mencoba membahasnya dalam bentuk makalah dengan harapan dapat
berguna bagi teman-temen calon perawat masa depan khususnya bagi saya. Makalah
ini saya susun sangat simple agar para pembaca mudah mencernanya dan tidak bosan
membacanya, Saya selaku penulis mohon maaf jika ada pembahasan yang kurang tepat dan
menyimpang, karena saya masih dalam proses belajar. Selamat membaca.

1.2.  Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah Perkembangan komputer dalam keperawatan?
2. Apa Saja Aplikasi dan Bentuk computer dalam Keperawatan?
3. Apa Saja Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Komputer dalam Dunia Keperawatan ?
4. Bagaimana Implementasi sistem informasi keperawatan di rumah sakit?
5. Apa saja Pemanfaatan Aplikasi SI keperawatan?

1.3 . Tujuan .
1 Mengetahui Sejarah Perkembangan komputer dalam keperawatan
2. Mengetahui Aplikasi dan Bentuk computer dalam Keperawatan
3. Mengetahui Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Komputer dalam Dunia Keperawatan
4. Mengetahui Implementasi sistem informasi keperawatan di rumah sakit
5. Mengetahui Pemanfaatan Aplikasi SI keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perkembangan Komputer dalam Keperawatan


Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan
karena banyaknya bagian/departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan
dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari
saat masuk hingga pasien pulang.
Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:
1.       Makin kompleksnya masalah keuangan
2.       Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen
3.       Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
4.       Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan
dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah
baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan
pekerjaan selama beberapa dekade.
A.      Perspektif Sejarah
Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat
dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan jasa
komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari
komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an
dan 1970-an mencakup:
1.       Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2.       Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa
depan staf.

Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan,
dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-
an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk
pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)
B.      Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)
Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain sistem komputer yang komplek
untuk menolong komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit.
Sebuah SIR akan diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan,
laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji.
Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan untuk
beberapa tujuan yang praktikal.Manajer-manajer perawat perlu mengenal komputer, yang
mencakup mengenal istilah umum yang digunakan komputer. Pada masa depan dapat diharapkan
bahwa semua pekerjaan perawat akan dipengaruhi oleh komputer, dan beberapa posisi baru akan
dikembangkan bagi perawat-perawat di bidang komputer.
C.     Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)
Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak
yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak
ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi
manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :
  Mengklasifikasikan pasien
  Pambentukan saraf
  Penjadwalan
  Catatan personal
  Laporan bertahap
  Pengembangan anggaran
  Alokasi sumber dan pengendalian biaya
  Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
  Pengendalian mutu
  Catatan pengembangan staf
  Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
  Rencana strategi
  Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
  Evolusi program

Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan laporan
bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi
pasien dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan
susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat. SIMK dan komputer dapat membuat perawatan
pasien lebih efektif dan ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur
perawatan pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan
psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat
dilakukan di semua kantor/ruang perawat.
Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada
pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas
dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan karier untuk
mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk
perawat.

Perkembangan teknologi computer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke


berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang
yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal.
Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur
standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi
yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian
kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi
informasi komputer, rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi
informasi.

Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu
tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus
informasi. Teknologi informasi dan komunikasi komputer saat ini adalah bagian penting dalam
manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat
(kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan
cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru.
Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu
menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi
dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan
cepat.
Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap
dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat
dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan
berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak
memberikan perhatian istimewa. Artikel ini secara khusus akan membahas perkembangan
teknologi informasi untuk mendukung manajemen rekam medis secara lebih efektif dan efisien.
Tulisan ini akan dimulai dengan berbagai contoh aplikasi teknologi informasi, faktor yang
mempengaruhi keberhasilan serta refleksi bagi komunitas rekam medis.
2.2 Aplikasi Komputer dalam Keperawatan

Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai


pasien mulai dari saat masuk hingga pasien pulang. Komputer mempengaruhi praktek,
administrasi, pendidikan serta penelitian, dan dampaknya akan terus meluas. Abad informasi
bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus
berkembang mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan selama beberapa dekade.
Sebuah Sistem Informasi Rumah Sakit diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis,
akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan
makan, personel dan gaji. Dikebanyakan Rumah Skait aplikasi komputer untuk perawat lebih
banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti, pengurusan administrasi, izin pulang,
laboratorium, pengobatan, dan sebagainya. Perawat dituntut untuk membangun jaringan sesama
profesi dan kolega, baik ditingkat lokal, nasional, maupun internasional, dimana dapat
menggunakan aplikasi komputer yang berbasis online/internet. Untuk itulah perawat harus
memiliki skil dalam mengoperasikan komputer.
Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta
mendistribusikan informasi. (Sutedjo, 2002). Menurut Eko (2000), sistem informasi merupakan
suatu kumpulan komponn-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan
dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.
Menurut Azwar (1996), pada pelaksanaan pelayanan nonmedis diwakili oleh kalangan
administrasi (administrator). Tugas utamanya adalah mengelola kegiatan aspek nonmedis rumah
sakit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Perwalian (penentu kebijakan rumah
sakit).

Perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk membantu pelaksanaan


tugas yang spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja, membuat presentasi, mengelola
database dan lain sebagainya.
Rekam medis berbasis komputer adalah penggunaan database untuk mencatat semua data
medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit
Tujuan pengembangan sistem informasi ini tak lain adalah untuk :
1.    Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan suatu
nilaitambah bagi manajemen
2.    Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit
3.    Memberikan dasar pengawasan bagi manajemen yang kuat dalam bentuk suatu
struktur pengendalian intern didalam sistem yang dikembangkan.

2.3 Bentuk Aplikasi Komputer dalam Keperawatan

Sistem ini dikembangkan di departemen radiologi. Hasil penelitian aplikasi ini didapatkan bahwa
ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi 28,2% lebih rendah dari menggunakan
kertas. Beban kerja perawat secara keseluruhan terjadi penurunan secara bermakna yaitu
sebesar 20,6%, beban kerja staf administrasi meningkat 28,4% (Youngyih Han, Seung Jae Huh,
Sang Gyu Ju, Yong Chan Ahn, Do Hoo san Lim, Jung Eun Lee and Won Park, 2005, dalam
http://jjco.oxfordjournals.org/terms.shtml.).
·         Computerized whiteboard
Aplikasi ini dibutuhkan di bagian perawatan gawat darurat dan hal ini sangat penting. Hal ini
karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis tinggi dan cepat sehingga dapat
dengan cepat mangambil keputusan atas keadaan klien. Keputusan yang cepat dan tepat akan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keperawatan pada khususnya. Computerized
whiteboard  yaitu sistem informasi keperawatan berbasis computer yang dimodifikasi dengan
menambahkan layar lebar di Whiteboard. Tayangan yang lebar di Whiteboard akan memudahkan
setiap tenaga kesehatan dan pasien untuk melihat informasi yang diperlukan, termasuk
perkembangan kondisi kesehatan klien. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi
peningkatan kualitas asuhan pasien dan terjadi efesiensi waktu dan tenaga.

·         Computer-Based Patient Record (CPR) systems


Yaitu melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit pasien dengan
menggunakan komputer. Dalam sisitem ini dilengkapi sistem pemantauan klien secara progresif.
Sistem ini dikembangkan oleh Jose A. Borges, Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J.
Rodriguez pada tahun 1997 (http://www.computer.org/portal/pages). Dalam penelitian mereka
tentang aplikasi sistem tersebut, ditemukan bahwa terjadi penurunan biaya administrasi.

·         Personal digital assistance (PDA)


Komputerisasi dokumentasi keperawatannya dengan mengembangkan sistem link  lokal. Sistem
ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal seperti wifi, wlan. Sistem ini
dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di
Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk
didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi.
Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini
dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan
PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil
penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan
menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma,
Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003, dalam http://google.books.co.id).

·         Radio frekuensi identification (RFID)


Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan, menyimpan daftar obat,
menyimpan data pasien, yang paqqling menarik adalah fungsinya sebagai alat pelacak. RFID
dapat melacak keberadaan pasien (yang berbeutuk seperti gelang yang di pasangkan ketangan
pasien), melacak keberadaan alat kesehatan (biasanya pada alat mahal dan bersifat darurat).

Beberapa bentuk Sistem Informasi Rumah Sakit


1.    web based electronic health record
Model web based electronic health record yang memungkinkan pasien menyimpan data
sementara kesehatan mereka di Internet. Data tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau
rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi
telemedicine yang tidak berjalan secara real time.
2.    Smart card
Pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah penggunaan smart card
(kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah digunakan di
beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi
kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data demografis, beberapa data diagnosisi terakhir
juga akan tercatat
3.    Bar code
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode batang). Kode batang ini
sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik merek datang
tertentu à mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan inventori. Food
and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk
menggunakan barcode sebagai penanda obat.Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi
apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori. penggunaan
barcode juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.
4.    RFID (radio frequency identifier)
Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (radio frequency
identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas melalui radio frekuensi. Jika
menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode reader, maka penggunaan RFID
akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas
rekam medis) yang disertai dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam
database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.
5.    Teknologi nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40
tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan Walter Reed Army
Hospital mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log
on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing station. Saat itu, media yang digunakan
masih berupa kabel koaxial. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna
tetap tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan
nir kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun
mobilitasnya.
6.    Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
Penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah di kalangan medis. Di
Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun menggunakan PDA. PDA
dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan
terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis
yang dapta digunakan di PDA seperti epocrates.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA
semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data
pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat
medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di
mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional
internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit.Di samping itu data pasien atau
gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset,
demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

2.4 Keuntungan  Penggunaan  Komputer  dalam  Dunia Keperawatan
1.  Pendidikan keperawatan
Pembelajaran menggunakan sistem komputer memiliki banyak kelebihan dan manfaat yang bisa
diambil oleh perawat secara pribadi maupun oleh rumah sakit. Sehubungan dengan perannya
sebagai alat instruksional untuk keterampilan klinis, CAL (computer assisted learning), memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih di tempat yang nyaman dan dapat melihat ulang
demonstrasi sesering mungkin sesuai dengan yang diinginkan (Bauer & Huynh, 2001).
·      Multimedia teknologi dalam bentuk video klip, foto dan grafik interaktif dapat membantu dalam
menyampaikan langkah-langkah prosedur dengan cara yang konsisten dan mudah terlihat dan
fitur ini membuat CAL cocok untuk berbagai prosedur keterampilan keperawatan.
·      Program interaktif dengan sistem komputer dapat lebih dinikmati dan menimbulkan kepuasan
belajar bagi peserta didik, hal ini dikarenakan peserta didik bebas memilih waktu, tempat dan
pengetahuan yang diperlukan yang semuanya ada di materi pembelajaran. Sesuai dengan yang
dikemukakan  Suroso ( dalam DeAmicis, 1997; Harrington & Walker, 2003; Rouse, 1999),
bahwa orang dewasa menyukai pembelajaran yang fleksibel.
·      CAL dapat menghemat waktu, karena dengan metode ini peserta didik cukup masuk dalam
aplikasi sistem, selanjutnya dapat langsung memilih materi yang diperlukan.
·      Sumber CAL dapat dengan mudah diperbaharui  sehingga selalu bersifat up to date
·      CAL sangat efisien dan dapat digunakan secara mandiri tidak tergantung pada sumber daya
manusia untuk memberikan pendidikan

2.  Praktek keperawatan
·      Memudahkan perawat merencanakan asuhan keperawatan, dapat mengevaluasi dan memperbarui
informasi setiap saat, memanggil data yang sesuai dengan diagnosis keperawatan tertentu, serta
mengurangi penggunaan berbagai  flowsheet.
·      Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
·      Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip.
·      Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan
mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan
·      Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan
keputusan secara cepat.
·      Meningkatkan produktivitas kerja.
·      Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan
·      Menghimpun berbagai data klinis pasien tentang hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat
diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi
klinis.
·      Catatan yang siap sedia. Rekam medis pasien telah siap sedia untuk digunakan dan waktu untuk
mengambilnya sedikit.
·      Megurangi dokumentasi yang berlebihan
·      Mencetak instruksi pemulangan
·      Ketersediaan data
·      Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
·      Mempermudah penetapan biaya.
·      Catatan terorganisasi dan dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan.

Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari
dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1.    Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
2.    Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan.
3.    Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu
lokasi.

2.5 Kekurangan  Penggunaan  Komputer  Dalam  Dunia Keperawatan


1.      Pendidikan keperawatan
Kekurangan penggunaan computer dalam pendidikan keperawatan ,antara lain adalah;
·      Teknologi sendiri bisa menjadi penghalang untuk belajar (Kenny, 2002).
·      Biaya dan sarana awal yang dibutuhkan untuk membangun sistem yang terkadang dirasa
berat oleh managemen pendidikan.
2.      Praktek keperawatan
·      Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut,
karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.
·      Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan yang
lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara
online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka
·      Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
·      Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)
·      Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai kelemahan,
diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan
keterampilan perawat menggunakan komputer (Ammenthwerth, at all, 2003).

Kendala umum:
·      Peningkatan biaya untuk startup, memelihara, melatih, dan upgrade
·      Komputer dibutuhkan-takut komputer
·      Kerahasiaan, privasi dan keamanan sulit untuk menjamin
·      Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/informasi.
·      Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola dan
mengembangkan sistem informasi

2.6. Implementasi sistem informasi Keperawatan di Rumah Sakit

sistem Informasi Keperawatan berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan
pendekatan Standar Nursing Language (SNL) telah menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi profesi
terbesar di rumah sakit dan telah menjadi salah satu jawaban dalam menghadapi tantangan di era
globalisasi bagi profesi perawat. Sistem Informasi Keperawatan dengan memanfaatkan teknologi
jaringan komunikasi (network) dan sistem informasi akan secara cepat, tepat, dan akurat dapat
menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen keperawatan di rumah sakit
guna pengambilan keputusan.

SI Kep yang kami bangun adalah sistem informasi dengan pendekatan ilmiah dan menggunakan
system pakar membantu rumah sakit khususnya profesi perawatan dalam mencapai sasaran
utama sebagai berikut:

 Memberikan nilai tambah dengan meningkatkan Efisiensi, Kemudahan Operasional, dan


Standard Praktek Keperawatan yang baik dan benar.
 Mendukung proses Dokumentasi yang Auditable dan Accountable.
 Mendukung Pemasaran Jasa RS dengan meningkatkan mutu, kecepatan, kenyamanan,
kepastian biaya, bahkan gengsi pelayanan.
 Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen dan profesi perawatan.
 Mendukung kerja sama, keterkaitan dan koordinasi antar bagian dalam rumah sakit.
 Meningkatkan pendapatan rumah sakit dari komponen profesi perawat

SI Kep (Sistem Informasi Keperawatan) merupakan paket system aplikasi yang terpadu dan
terintegrasi, yang dihubungkan secara on-line pada fungsi pelayanan rumah sakit, mulai dari
transaksi pendaftaran, perawatan, sampai dengan chek-out pasien.

 Pemanfaatan Aplikasi SI Keperawatan

SI Kep yang ditawarkan dapat dimanfaatkan oleh unit kerja sebagai berikut:

Bagian Front Office , yang meliputi:

1. Unit pendaftaran pasien rawat inap


2. Unit pendaftaran pasien rawat darurat.
3. Unit pendaftaran pasien di ruangan.

Bagian Pelayanan meliputi :

1. Unit pelayanan rawat jalan.


2. Unit pelayanan rawat darurat
3. Unit pelayanan rawat inap
4. Unit pelayanan Bedah Sentral
5. Unitperawatan intensif
6. Unit Hemodialisis
Disamping menggunakan Teknologi Three Tier, dalam pembangunan aplikasi SI Keperawatan
ini juga dipakai user interaction analysis. Disadari bahwa interaksi user merupakan hal yang
sangat diperlukan untuk mewujudkan aplikasi yang mudah digunakan dan tepat guna.
Keunggulan user interaction analysis diantaranya :

Cara Akses

Salah satu hal yang mendapatkan perhatian untuk membuat aplikasi yang mudah digunakan oleh
user adalah rancangan user interface. Rancangan ini dibuat dengan meminimalkan cara akses
user ke menu-menu yang disediakan.

Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa standar yang baku dan dipakai sebagai standar untuk
semua bagian.

Rancangan Grafis

Rancangan grafis dibuat seragam sesuai standar yang berlaku dan disesuaikan perpaduannya
untuk tetap menjaga kemudahan penggunaan aplikasi oleh user.

Pedoman Aplikasi

Pedoman aplikasi dibuat untuk setiap form aplikasi yang berisi cara menggunakan fungsi-fungsi
yang terdapat pada form untuk memberikan panduan penggunaan kepada user. Cara ini akan
sangat membantu user untuk mengoperasikan tiap form dalam aplikasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
di penuhi.Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.

B. Saran

  Adapun saran yang dapat kami sampaikan yakni melakukan pendokumentasian


dan pelaporan haruslah sesuai dengan prosedur yang ada, dan haruslah teliti dalam melakukan
pendokumentasian dan pelaporan keperawatan agar pendokumentasian dan pelaporan
keperawatan yang dilakukan benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

https://nursinginformatic.wordpress.com/2009/11/22/implementasi-sistem-informasi-
keperawatan-bag-1/

http://nandamasleha28.blogspot.com/2017/11/makalah-komputerisasi-dalam-bidang.html

Anda mungkin juga menyukai