Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang pemenuan gizi bayi dan balita.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Konsep Desinfektan ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I …………………………………………………………………………...……1
PENDAHULUAN ………………………...………………………………………...1
B. Rumusan Masalah
………………………………………………………………….2
C. Tujuan …………………………………………………………………………… .
2
BAB II ………………………………………………………………………………..3
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………..3
D . Metode-Metode Dsinfektan……………………..………………………………...8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada persamaan tersebut ada jenis bahan kimia yang digunakan sebagai
antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan
antiseptik karena batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus
memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang
penambahan bahan desinfektan juga dijadikan salah satu cara dalam proses sterilisasi,
yaitu proses yang dilakukan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan
desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat
menentukan efektifitas serta target mikroorganime yang akan dimatikan. Proses yang
didesinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik (aktif) dan cara kimia
(penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan pada cara kimia,
khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.
1
tujuan untuk melihat keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan halogen yang
dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desinfektan
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk mendesinfeksi
permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas.Tiap
desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan
tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
3
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic, pH , temperature dan
kelembaban.
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan tidak meninggalkan noda
6. Tidak berbau / baunya tidak disenangi
7. Bersifat biodegradable / mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis
10. Aktivitas berspektrun luas
4
3. Yodium
4. Preparat Chlor
Sabun adalah ikatan antara natrium atau kalium dengan asam lemak
tinggi dan bersifat germisida walaupun tidak begitu kuat. Sabun juga
menyebabkan menurunnya tegangan permukaan sehingga mikroba mudah
terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai zat yang bersifat germisida
sering ditambahkan pada sabun.
7. Oxidator
8. Aerosol
5
Adalah zat kimia sebagai anti microbial yang disemprotkan keudara
sehingga membentuk butiran-butiran halus (1-2 mikron) dan tetap
tersuspensi dalam udara untuk waktu yang cukup lama dipergunakan
untuk desinfeksi ruangan.
9. Dengan fumigasi
6
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari
tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat
menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
C. Penggunaan Desinfektan
7
Dosis desinfektan hendaknya disesuaikan dengan aturan pakai yang
tercantum pada label kemasan produk.
Suhu
Desinfektan golongan oxidizing agent bisa menguap lebih cepat pada suhu
tinggi sehingga efektivitasnya akan cepat menurun.
pH
Desinfektan bekerja optimal pada pH tertentu.
D. Metode-Metode Desinfektan
a. Metode Pengepelan
Cara ini menggunakan bahan desinfektan yang dicairkan ke dalam air,
dan dilaukan dengan cara membasahi lantai. Keunggulan dari cara ini
efektif dalam menurunkan angka kuman lantai, dan dapat menjangkau
seluruh sudut ruangan lantai. Akan tetapi cara ini mempunyai
kekurangan yaitu dapat mencelakai siapapun yang tidak berhati-hati
melewati bagian yang basah, sehingga memerlukan waktu yang relatif
lama untuk kering.
b. Metode Pengkabutan (Fogging)
Cara ini sering dilakukan di berbagai sarana kesehatan, seperti
puskesmas dan rumah sakit di Indonesia. Cara ini menggunakan bahan
desinfektan dan metode pengkabutan ruangan menggunakan fogger.
Keunggulan dari cara ini adalah dapat menjangkau seluruh ruangan
dan sudut ruang. Akan tetapi kelemahan dari cara ini dapat
menimbulkan noda atau bercak pada dinding, dan petugas harus
terpapar langsung.
8
c. Ozonisasi
Cara ini menggunakan gas O3 yang dikeluarkan dari alat tersebut. Gas
ini dapat menurunkan kuman udara dengan variasi waktu yang
diinginkan. Alat ini dapat menjangkau seluruh ruangan, namun alat ini
hanya dapat membunuh bakteri non pathogen.
9
BAB III
PENUTUP
C. Simpulan
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Tetapi tidak semua bahan
desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan
antiseptic , serta bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses
desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian dan terkadang
penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam
proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya
tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses
sterilisasi.
D. Saran
Kepada semua pihak yang terlibat di pelayanan kesehatan baik itu klinik,
puskesmas, bahkan rumah sakit agar menerapkan metode desinfeksi , sesuai
prosedur untuk mencegah terjadinya penularan infeksi. Karena angka penularan
infeksi merupakan salah satu indikator penerapan patient safety .
10
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Anita Kumala, dkk. 2018.”Penggunaan Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus
Aurantifolia) pada Berbagai Jarak Paparan Terhadap Penurunan Angka Kuman
Udara di Puskesmas Sewon II Bantul”.Poltekes Kemenkes Yogyakarta: Yogyakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/780 (Diakses pada 27 September 2020)
iii