Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN”

Satuan Acara Penyuluhan yang dilakukan melalui Zoom Meeting. Adapula alasan
dilakukan penyuluhan melalui Zoom Meeting karena pandemi yang tidak memperbolehkan
berkerumun, maka dari itu kami menyiasati untuk melakukan penyuluhan “Penyakit Sistem
Pencernaan” secara daring menggunakan Zoom Meeting, agar audiens dapat mengetahui
pengertian sistem pencernaan, bagian-bagian sistem pencernaan, tanda dan gejala serta cara
pencegahannya.
Topik : Penyakit Sistem Pencernaan
Sub pokok bahasan :
1. Ulkus Peptikum
2. Apendisitis
3. Diare
4. Hemoroid
5. Disentri
6. Typhoid
Sasaran : Audiens yang mengikuti Zoom Meeting
Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WIB (selama 30 menit)
Hari, Tanggal : Kamis, 20 Mei 2021
Tempat : Di Rumah masing - masing / Zoom Meeting
Penyuluh : Kelompok 2 PBK KMB II
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan audiens dapat mengetahui
pengertian sistem pencernaan, bagian-bagian sistem pencernaan, tanda dan gejala dan
cara pencegahannya.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui pengertian
sistem pencernaan, bagian-bagian sistem pencernaan, tanda dan gejala dan cara
pencegahannya. Serta para audiens dapat :
1. Menjelaskan pengertian sistem pencernaan.
2. Menjelaskan bagian – bagian sistem pencernaan
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit yang menyerang sistem pencernaan
4. Menjelaskan cara pencegahan penyakit yang menyerang sistem pencernaan
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian sistem pencernaan
2. Bagian-bagian sistem pencernaan
3. Tanda dan gejala penyakit yang menyerang sistem pencernaan
4. Pencegahan penyakit yang menyerang sistem pencernaan
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media Penyuluhan
1. Power Point
2. Zoom Meeting
F. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Pengkajian
1 Pembukaan 5 menit 1) Membuka acara 1) Menjawab salam.
dengan mengucapkan 2) Mendengarkan
salam perkenalan.
2) Memperkenalkan 3) Mendengarkan
diri. penyampaian
3) Menyampaikan topik topik dan tujuan
serta tujuan penyuluhan.
penyuluhan. 4) Menyetujui
4) Kontrak waktu untuk kesepakatan
kesepakatan penyuluhan
penyuluhan penyuluh
dengan sasaran.
2 Kegiatan 20 1) Mengkaji tingkat 1) Menjawab
Inti menit pengetahuan sasaran. pertanyaan dari
2) Menjelaskan penyuluh.
pengertian sistem 2) Mendengarkan
pencernaan materi yang
3) Menjelaskan bagian – disampaikan.
bagian sistem 3) Menanyakan hal
pencernaan – hal yang belum
4) Menjelaskan tanda dipahami.
dan gejala penyakit
yang menyerang
sistem pencernaan
5) Menjelaskan cara
pencegahan penyakit
yang menyerang
sistem pencernaan
6) Menanyakan sasaran
apakah mengerti atau
tidak.
7) Memberikan
kesempatan kepada
sasaran untuk
bertanya.
8) Menjelaskan tentang
hal-hal yang belum
dipahami sasaran.
9) Menanyakan sasaran
apakah mengerti atau
tidak.
10) Memberikan
kesempatan kepada
sasaran untuk
bertanya.
11) Menjelaskan tentang
hal-hal yang belum
dipahami sasaran.
3 Evaluasi/ 5 menit 1) Memberikan 1) Menjawab
Penutup pertanyaan kepada pertanyaan.
sasaran tentang 2) Mendengarkan
materi yang  telah kesimpulan.
disampaikan oleh 3) Menjawab salam.
penyuluh.
2) Menyimpulkan
materi.
3) Menutup acara
dengan mengucapkan
salam.

G. Evaluasi
1. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik.
2. Sasaran memahami dan mengerti tentang penyakit sistem pencernaan.
3. Sasaran mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.

H. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud sistem pencernaan?
2. Apa saja penyakit yang menyerang sistem pencernaan?
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan manusia adalah sistem yang membantu dalam mencerna
makanan untuk menghasilkan energi bagi seluruh anggota tubuh. Makanan yang
masuk kedalam mulut akan melalui proses pencernaan yang digunakan untuk
mengubah makanan tersebut menjadi energi, makanan yang diserap berupa nutrisi
yang dibantu oleh enzim untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul
yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh dan pada akhirnya
melewati proses pembuangan melalui anus yang dihasilkan berupa feses.
2. Bagian – Bagian sistem Pencernaan
Saluran pencernaan terbentang dari mulai mulut sampai anus. Saluran
pencernaan pada manusia terdiri dari organ utama dan organ aksesoris. Organ
utama dimulai dari mulut, faring, esofagus, gaster, duodenum, jejenum, ileum,
rektum dan anus. Sedangkan organ aksesoris antara lain gigi, lidah, apendiks
(umbai cacing), hati (hepar), dinding lambung, kelenjar pankreas, dan usus halus
(Matsuo & Palmer 2009).
1) Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di
dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses
pencernaan, yaitu gigi, lidah dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam
rongga mulut, makanan mengalami pencernaan seara mekanik dan
kimiawi.
2) Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi
halus. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi
taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang.
3) Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan
membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah
juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis,
asin, pahit dan asam.
4) Kelenjar Ludah
Kelenjar ludh menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah
dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :
a) Kelenjar parotis, terletak dibawah telinga
b) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah
c) Kelenjar sublingualis, terletak dibawah lidah.
5) Faring
Faring adalah nama lain dari tenggorokan dan berperan untuk
pernapasan sekaligus pencernaan. Faring adalah hulu kerongkongan
yang merupakan percabangan dua saluran, yaitu antara saluran yang
menghubungakan mulut dan kerongkongan atau disebut saluran
pencernaan (orofaring) yang berada pada bagian belakang, dan hidung
dan tenggorokan yang dikenal saluran pernapasan (nasofaring) yang
berada dibagian depan. Fungsi faring adalah untuk mencegah udara
agar tidak masuk ke sistem pencernaan dan agar makanan serta
minuman tidak masuk ke sistem pernapasan. Otot-otot yang terdapat
pada faring membantu dalam menelan makanan yang dikonsumsi.
6) Esofagus
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung. Esofagus atau kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi
makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada
kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
7) Gaster
Gaster atau lambung merupakan kantung besar yang terletak di sebelah
kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses
pencernaan. Lambung terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian atas (kardiak),
bagian tengah yang membulat (fundus) dan bagian bawah (pilorus).
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang
dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung
berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur
merata dengan getah lambung. Getah lambung bersifat asam karena
mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh
kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan.
8) Usus Halus
Usus halus merupakan tempat penyerapan sari makanan dan termpat
terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri
dari :
a) Usus 12 jari (Duodenum)
Fungsi duodenum adalah sebagai tempat awal terjadinya
penyerapan makanan. Selama berada dalam duodenum,
makanan akan diuraikan menjadi zat-zat gizi yang lebih
sederhana lagi agar dapat diserap dan diedarkan oleh darah.
b) Usus Kosong (Jejenum)
Fungsi utama jejenum adalah menyerap gula, asam amino, dan
asam lemak. Setelah zat-zat gizi ini diserap seluruhnya,
makanan yang telah dicerna akan bergerak menuju bagian akhir
usus halus yaitu ileum.
c) Usus Penyerap (Ileum)
Fungsi utama ileum adalah menyerap zat-zat gizi yang belum
terserap oleh duodenum dan jejenum, zat yang umumnya
diserap ileum adalah vitamin B12 dan garam empedu yang
akan didaur ulang menjadi cairan empedu.
d) Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa,
bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi
feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat
mencapat antara 4 – 5 jam. Namun, di usus besar makanan
dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di
dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis
menuju ke rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).
e) Anus
Anus merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh.
Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu
pada bagian rektum. Apabila feses sudah siap dibuang maka
otot spinkter rektum mengatur pembukaan dan penutupan anus.
3. Tanda dan Gejala Penyakit yang Menyerang Sistem Pencernaan
1) Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum atau tukak peptikum adalah kondisi rusaknya
jaringan mukosa, submucosa hingga lapisan otot dari saluran cerna dan
berhubungan langsung (kontak) dengan cairan lambung asam/pepsin
(Kesehatan et al., 2019).
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu,
atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat
kembali, sering tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak
individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi
atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.
a) Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul,
seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau
di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila
kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan.
Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam
merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi
otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan,
karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan
alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak
digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam
dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada
epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.
Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local
pada epigastrium.
b) Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi
luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut,
kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa
umum terjadi bila lambung pasien kosong.
c) Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak
terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum.
Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau
pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami
inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi
atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat
yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.
d) Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada
pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-
obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan
gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat
ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka
menunjukkan gejala setelahnya.
2) Apendisitis
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan
merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering. Penyakit
ini menyerang semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi
lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun dan
merupakan penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen
darurat (Smeltzer & Bare, 2013).
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu
atau umbai cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum.
Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan
tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya
berbahaya (Wim de Jong et al. 2005). Klasifikasi apendisitis terbagi
atas 3 yakni :
a) Apendisitis Akut
b) Apendisitis Rekurens
c) Apendisitis Kronis

Gejala awal yang khas adalah nyeri samar (nyeri tumpul) di


daerah epigastrium di sekita umbilikus atau periumbilikus. Namun
terkadang, tidak dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi
terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat
pencahar. Nyeri tekan pada titik Mc.Burney bila dilakukan tekanan.
Nyeri tekan lepas mungkin juga akan dijumpai.

a) Perpindahan nyeri dari ulu hati ke perut kanan bawah


b) Mual muntah
c) Anoreksia
d) Demam diatas 37,5⁰C
e) Leukositosis
f) Timbulnya gejala ini tergantung pada letak apendiks
ketika meradang. Berikut gejala yang timbul tersebut.
g) Bila letak apendiks dibelakang sekum atau terlindung
oleh sekum (retrosekal retroperitoneal), tanda nyeri
perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada
tanda rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih kearah
perut kanan atau nyeri timbul pada saat melakukan
gerakan seperti berjalan.
h) Bila letak apendiks terletak di rongga pelvis (di dekat
atau menempal pada rektum), akan timbul gejala dan
rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristaltik
meningkat, pengosongan rektum akan menjadi lebih
cepat dan berulang-ulang (diare).
i) Bila letak apendiks di dekat atau menempal pada
kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi
kemih, karena rangsangan dindingnya.
3) Diare
Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum
terjadi. Kondisi ini bisa terjadi dalam kategori ringan, sedang, hingga
berpotensi mengancam jiwa. Pada umumnya, gangguan pencernaan ini
hanya berlangsung singkat. Akan tetapi jika penyakit ini berlangsung
selama berminggu-minggu, hal itu menandakan terdapat masalah lain
ditubuh.
Gejala diare bervariasi, penderita bisa merasakan satu atau
lebih gejala. Berikut gejala yang paling sering dirasakan penderita :
a) Perut terasa mulas.
b) Tinja encer bahkan berdarah.
c) Megalami dehidrasi.
d) Pusing, lemas, kulit kering.
e) Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di
usus besar, namun diare yang berlangsung lama terjadi
akibat radang disaluran pencernaan.
4) Hemoroid
Hemoroid adalah pelebaran varices satu segmen atau lebih
vena-vena hemoroidalis (Mansjoer, 2000). Hemoroid atau ”wasir
(ambeien)” merupakan vena varikosa pada kanalis ani. Hemoroid
timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Hemoroid sering dijumpai dan terjadi
pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun
keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan
perasaan yang sangat tidak nyaman (Price dan Wilson, 2006).
Hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada
jaringan yang benar-benar berlebihan untuk penderita yang mengalami
keluhan menaun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV
(Sjamsuhidayat dan Jong, 2000).
a) Tanda
a. Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama 
hemoroid interna trauma oleh feces yang keras.
Darah yang keluar berwarna merah segar dan
tidak bercampur dengan feces. Walaupun
berasal dari vena, darah yang keluar berwarna
merah segar karena kaya akan zat asam,
jumlahnya bervariasi.
b. Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada
hubungannya dengan hemoroid interna dan
hanya timbul pada hemoroid eksterna yang
mengalami trombosis dan radang.
b) Gejala
a. Anemia dapat terjadi karena perdarahan
hemoroid yang berulang.
b. Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi
prolap awalnya dapat tereduksi spontan. Pada
tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri
setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu
keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
c. Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada
pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang
mengalami prolap menetap.
d. Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal
sehingga pruritis anus rangsangan mucus.
5) Disentri

Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya yang disertai


dengan darah dan sering kali menyebabkan kematian dibandingkan
dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba). Disentri
merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan
tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut
sebagai sindroma disentri, yakni:

a) Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus


b) Berak-berak, dan.
c) Tinja mengandung darah dan lendir
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan
suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut
menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya.
Penyakit ini seringkali terjadi karena kebersihan tidak
terjaga,baik karena kebersihan diri atau individu
maupun kebersihan masyarakat dan lingkungan.
d) Manifestasi Klinis
a. Diare disertai darah dan lendir dalam feses
b. Panas tinggi (39,5-40,0 C)
c. Muntah muntah
d. Nafsu makan menurun
6) Typhoid
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus
dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran
(Rampengan, 2008). Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi
sistematik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
(Sumarmo, 2008). Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang
lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan
kesadaran (Nursalam, 2005).
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada
orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika
infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang
terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing
dan tidak bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis yang
biasanya ditemukan, yaitu:
a) Demam
Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu
bersifat febris remitten dan suhu tidak tinggi sekali.
Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik
setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi
pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu
berangsur turun dan normal kembali.
b) Gangguan pada Saluran Pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir
kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup
selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya
kemerahan. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan
perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai nyeri
dan peradangan.
c) Gangguan Kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis
sampai samnolen. Jarang terjadi supor, koma atau
gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat
mendapatkan pengobatan). Gejala lain yang juga dapat
ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat
ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik kemerahan karena
emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada
minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukan
pula trakikardi dan epistaksis.
d) Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit
demam thypoid, akan tetap berlangsung ringan dan
lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu
badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.
Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil
dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik
oleh obat maupun oleh zat anti.
4. Cara Pencegahan Penyakit yang Menyerang Sistem Pencernaan
1) Perbanyak Konsumsi Makanan Berserat
Dengan menerapkan pola makan tinggi serat sebenarnya tidak hanya
system pencernaan yang menjadi sehat, beberapa resiko penyakitpun
dapat dicegah seperti wasir, jantung coroner, kanker kolorektal.
Hindari makanan yang dapat menyebabkan kembung atau gas seperti
kubis, kembang kol, brokoli. Minum banyak air dapat melumasi
makanan disaluran pencernaan, membantu melarutkan mineral,
vitamin, nutrisi sehingga lebih mudah diserap, dan tinja menjadi lunak
untuk mencegas sembelit.
2) Kunyah Makanan dengan Baik
Mengunyah merupakan salah satu bagian yang paling penting dari
pencernaan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan,
tetapi juga merupakan tanda dari kelenjar ludah, lambung, usus kecil,
untuk melepaskan enzim pencernaan.
Jangan terlalu sering menggunakan Antasida
Antasida merupakan jenis obat yang digunakan untuk menetralkan
kadar asam dilambung, pada dosis tertentu obat ini dapat mengatasi
gejala gangguan pencernaan, jika obat sering dikonsumsi dapat
menyebabkan perut kehilangan fungsi dan rentan terhadap infeksi
bakteri.
3) Rutin berolahraga dan hindari stress
Selain mempertahankan gaya hidup sehat, olahraga sangant baik bagi
system pencernaan. Aktivitas fisik benar-benar dapat mengurangi
masalah kesehatan.
4) Pengobatan Penyakit Gangguan System Pencernaan
a. Obat pereda nyeri , seperti acetaminophen, ibuprofen
b. Obat anti diare, seperti lactulose, linaclotide, lubiprostone
c. Obat untuk menetralkan dan mengurangi produksi asam
lambung seperti antasida, famotidine, omeprazole.
d. Antibiotic untuk menghentikan infeksi bakteri, seperti
clarithromycin, amoxilin.
e. Berbagai suplemen, seperti kalisium, serat, multivitamin
DAFTAR PUSTAKA

Anatomi Fisiologi. Universitas Pendidikan Indonesia

Ariyoni, D. 2011. Asuhan keperawatan hemoroid. Dikutip tanggal 11 Mei 2021 dari website
http://desiariyoni.wordpress.com/2011/03/23/.

Bulechek, G. M., Butcher, H, K., Dochterman, J, M., & Wagner, C, M. (2013) Nursing
Interventions Classification (NIC). Mocomedia. Edisi keenam

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M, L., & Swanson, E. (2013) Nursing Outcomes
Classification (NOC). Mocomedia. Edisi kelima

Departemen Kesehatan Ri.2011.Direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan


lingkungan.Buku saku petugas kesehatan

Febrianti Yosi.2018.TREATMENT RESPONSE OF DIARRHEA SPECIFIK INPATIENTS AT


PRIVATE HOSPIAL BANTEN PROVINCE.Jurnal ilmiah farmasi. 14(1).

Kemenkes RI, 2012, pedoman pengenndalian penyakit diare.Ditjen P2PL

Kesehatan, J. I., Husada, S., & Septyarani, E. (2019). The Effect of Bitter Melon
(Momordhica Charantia) as a Treatment Agent of Peptic Ulcer. JIKSH, 10(2), 222–225.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.154

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015) NANDA(NOTH AMERICAN NURSING


DIAGNOSIS ASSOCIATION) NIC-NOC. Mediaction. Jilid-1.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit: Edisi 2. EGC. Jakarta.

Rampengan, T.H. 2008. Penyakit Infeksi Trofik pada Anak: Edisi. 2. EGC. Jakarta.

Sukaesih, N. S. & Sopiah, P. (2019) Modul Praktikum

Tresnaasih, I. (2020) Modul Pembelajaran SMA Biologi. SMAN 3 Kuningan

Widoyono, 2008, penyakit tropis (epidemiologi, penularan, pencegahan, dan


pemberanttasan), Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai