Disusun oleh :
Kelompok 3
Fitri Andini Hayatan Thoyibah
Herni Mulyani Imania Heriyana Asri
Ila Khalifah Indri Rahmah
Intan Kusumah Kamelia Husnaini
Jessica Esaarya Putri Kamilah
Kartika Rala Diana Lia Amelia
Leny Astuti Linda Sukmawati
Lisa Isdianto
Pengertian
Pemberian obat oral dilakukan melalui mulut dan ditelan. Obat-obatan oral
tersedia dalam berbagai jenis yaitu pil, tablet, bubuk, kapsul dan sirup. Pemberian
obat oral dapat diberikan selama pasien masih dapat menelan dan
mempertahankan obat dalam perut .
Tujuan
1. Memberikan pengobatan kepada pasien dengan efek sistemik, lokal atau
keduanya
2. Pemberian obat rute oral, sublingual dan bukal merupakan rute yang cocok
dan nyaman bagi pasien yang kesakitan
Indikasi Pasien yang masih dapat menelan dan mempertahankan obat dalam perut
Persiapan pasien Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian obat oral
Mengkaji kemungkinan adanya kesulitan dalam menelan, mual atau muntah,
inflamasi usus atau penurunan peristalik. Operasi gastrointertinal
terakhir,penurunan atau tidak terdengar bising usus, dan suction lambung.
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
Mengkaji tanda-tanda vital pasien
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada pasien/keluarga
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
Persiapan alat
1. Baki /tray obat
2. Kartu obat, kardex, atau formula pencatat yang memuat tentang :
Identitas pasien
Jenis obat atau nama obat
Dosis obat
Waktu/jam pemberian
Tanggal dipesan dan tanda tangan yang mengerjakan
3. Gelas obat sekali pakai/gelas pengukur/ sendok
4. Segelas air atau sari buah atau makanan ringan
5. Obat yang diperlukan
Persiapan
1. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
lingkungan
2. Pastikan penerangan/cahaya cukup
3. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
4. Atur posisi pasien , duduk atau posisi miring
Tahap Orientasi
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat oral
Mengkaji kemungkinan adanya kesulitan dalam menelan, mual
atau muntah, inflamasi usus atau penurunan peristalik. Operasi
gastrointertinal terakhir,penurunan atau tidak terdengar bising
usus, dan suction lambung.
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
Mengkaji tanda-tanda vital pasien
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien, duduk atau posisi miring
Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
2. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada pita
identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya
3. Berikan obat langsung kepada pasien dan tetap bersama pasien sampai
obat benar-benar diminum/ditelan. Jika merasa tidak pasti apakah obat
telah ditelan, minta pasien untuk membuka mulutnya.
7. Jika pasien tidak mampu memegang obat, letakkan dengan perlahan obat
dibibirnya dan dengan perlahan masukkan ke dalam mulut pasien
8. Bila tablet atau kapsul jatuh ke lantai, buang dan ulangi persiapan dari
awal
9. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis
10. Sesudah di cek, kembalikan kartu obat untuk persiapan pemberian obat
berikutnya
11. Evaluasi perasaan pasien
12. Simpulkan hasil kegiatan
Tahap Terminasi
13. Beri salam
14. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula
15. Cuci tangan
16. Dokumentasi hasil pemeriksaan
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat oral
Mengkaji kemungkinan adanya kesulitan dalam menelan, mual
atau muntah, inflamasi usus atau penurunan peristalik. Operasi
gastrointertinal terakhir,penurunan atau tidak terdengar bising
usus, dan suction lambung.
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
Mengkaji tanda-tanda vital pasien
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien , duduk atau posisi miring
8. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
9. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada
pita identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya
10. Berikan obat langsung kepada pasien dan tetap bersama pasien
sampai obat benar-benar diminum/ditelan. Jika merasa tidak pasti
apakah obat telah ditelan, minta pasien untuk membuka mulutnya.
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
4. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
2. Memasang perlak dan pengalas
3. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
4. Meletakkan manset / torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
5. Memakai sarung tangan/ handscoon
6. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam
keluar) biarkan kering
7. Mempertahankan vena pada posisi steril
8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat
9. Menusuk vena dengan kemiringan sudut 30 derajat dan lubangi jarum
menghadap atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit
11. Melepas torniquet
12. Memasukkan obat secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan plester luka
15. Membuang spuit ke bengkok
16. Melepaskan handscoon secara terbalik dan taruh di bengkok
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Merapihkan pasien
3. Membereskan alat
4. Berpamitan
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRAVENA)
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
7. Menjelaskan prosedur
JUMLAH
TOTAL NILAI
PERSENTASE
Keterangan :
Nilai 2 : Tndakan dilakukan sempurna
Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
Niali 0 : Tindakan tidak dilakukan sama sekali
Penilai / Observer
(……………….…)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRAMUSKULAR)
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Mengucapan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelasan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Menanyaan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan
5.
tindakan
6. Menanyakan kebutuhan pasien sebelum dilakukan tindakan
7. Cuci tangan
8. Mengatur posis pasien
9. Memasang perlak dan alas
10. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
11. Memakai sarung tangan/handscoon
Perisa tempat yang akan dilakukan penyuntkian (perhatkian lokasi
12.
penyuntikan)
Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan
13.
injeksi
14. Lakukan penyuntikan pada daerah berikut.
1. Pada daerah paha dengan cara, anjurkan pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
2. Pada vetrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring
tengkurap, atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi
yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi
3. Pada daerah deltoid ( lengan atas) dilakukan dengan pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi
15. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus (90 derajat)
16. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Jika tidak ada darah
yang tertarik dalam spuit, tekanlah spuit hingga obat masuk secara
perlahan-lahan sampai habis
17. Tarik spuit yang telah digunakan, letakkan dalam bengkok
18. Evaluasi respon lien
19. Rapikan klien dan alat
20. Mengakhiri kegiatan dan memberikan salam
21. Cuci tangan
22. Dokumentasi hasil kegiatan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI
Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRACUTAN)
Pengertian Injeksi intracutan (IC) adalah memasukan obat berbentuk cairan kedalam
lapisan kulit menggunakan jarum suntik,biasanya dilakukan dibagian atas
lengan bawah.
Tujuan Membantu dalam menentukan diagnosa suatu penyakit seperti
tiberculintes.
Mendapat reaksi setempat untuk alergi pada obat-obatan tertentu (skin
tes)
Menghindari dampak obat sebelum diberikan
Mendapat/menambah kekebalan tubuh imunisasi/vaksinasi
https://www.perawatkitasatu.com/2019/07/injeksi-intrakutan-ic-definisi-
tujuan.html?m=1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INTRACUTAN)
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Tahap Kerja
Cuci tangan
Identifikasi pasien dengan 5B ,benar obat,benar dosis,benar
pasien,benar cara/rute pemberian,benar waktu
Pasang handscoon
Hisap obat yang akan diberikan dari dalam ampul atau vital
kedalam spuit yang telah tersedia sesuai kebutuhan
Tentukan lokasi yang akan di injeksi di leengan bawah:
bagian depan lengan bawah sepertiga dari lekukan siku pada
kulit yang sehat,jauh dari pembuluh darah untuk mantoux,
dan lengan atas: tiga jari dibawah sendi bahu ditengah-
tengah daerah muskulus deltoideus untuk BCG
Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol atau
dengan disinfektan non alergen,dengan cara sirkulen dari
arah dalam keluar
Pegang kapas alkoholoh dan disinfektan non alergen dengan
tangan non dominan
Dengan ujung jarum menghadap ke atas tusukkan jarum
injeksi dengan sudut 15-20 derajat terhadap permukaan kulit
Masukan obat secara perlahan
Cabut jarum sesuai dengan sudut masuknya
Tidak dilakukan pengurutan
Usap daerah dengan pelan menggunakan kapas alkohol
jangan ditekan
Pada tahap ini selesai untuk melakukan injeksi intracutan
dengan tujuan BCG
Namun,untuk mantoux buat lingkaran pada bula hasi injeksi
dengan menggunakan alat tulis dengan diameter 5cm
Observasi kulit terhadap reaksi kemerahan dan bengkak
atau reaksi sistemik (10-15 menit)
Kembalikan posisi klien
Bereskan alat
Lepaskan handscoon
Cuci tangan
2 Tahap Terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
Akhiri kegiatan
Cuci tangan
3 Dokumentasi
Catat hasil perawatan didalam catatan keperawatan.
JUMLAH
TOTAL NILAI
PERSENTASE
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (SUBCUTAN)
Pengertian Pemberian obat subkutan adalah cara memberikan obat dengan menyuntik
di area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak dibawah dermis.
2. Fase Orientasi
Membawa obat ke kamar klien, sekali lagi lakukan cek nama
obat, dosis, cara pemberian, waktu, dan tanggal pemberian
Memberikan salam dan memperkenalkan diri
Cek identitas klien: cek nama klien pada gelang atau papan,
identitas kalau ada, menanyakan dan memanggil nama klien
Jelaskan pada klien rencana pemberian obat,tujuan,cara
pemberian,waktu dan nama obat, minta tanda tangan apabila
perlu persetujuan pemberian obat.
3. Fase Kerja
Tutup tirai untuk member privacy pada klien’
Pakai sarung tangan
Ambil obat sesuai dengan prosedur yang benar dari
menyiapkan obat ampul atau vial.
Berikan posisi yang tepat sesuai dengan lokasi yang dipilih.
a. Lengan atas bagian luar,
b. Bagian anterior paha duduk atau berbaring dengan kaki
rileks,
c. Abdomen posisi terlentang atau semi recumbent,
d. Daerah scapula pasien telungkup atau duduk.
Pasang perlak dan pengalas, dekatkan piala ginjal.
Bersihkan daerah suntikan dengan kapas atau alkohol, gosok
melingkar dari dalam keluar. Biarkan alkohol kering dan
pegang kapas untuk digunakan waktu mencabut jarum.
Buka tutup jarum dengan tangan kiri.
Cubit atau gerakkan daerah yang akan disuntikkan.
Pegang spuit dengan tangan kanan diantara ibu jari dan
telunjuk. Suntikkan jarum dengan sudut 45¬0-900, tergantung
turgor jaringan dan panjang jarum.
Setelah jarum masuk, lepaskan jaringan yang dipegang, dan
gunakan tangan kiri untuk memegang ujung barel.
Aspirasi untuk memastikan masuknya jarum. Bila ada darah,
cabut jarum, obat dan spuit dibuang dan menyiapkan obat
baru lagi.
Bila tidak ada darah, suntikan obat perlahan-lahan.
Cabut jarum cepat dengan sudut sesuai waktu masuk.
Masase hati-hati dengan kapas alkohol(jangan masase pada
pemberian heparin atau insulin).
Buang spuit dab jarum tanpa penutup di sharp container.
Ambil perlak dan pengalas dari klien.
Lepaskan sarung tangan dan taruh di piala ginjal.
4. Fase terminasi
Melakukan evaluasi kepada klien setelah melakukan tindakan
(Tanya apa yang klien rasakan saat pemberian obat).
Merapikan klien kembali, member posisi yang nyaman untuk
klien.
Membereskan peralatan.
Mencuci tangan.
Berpamitan.
Cek kembali setelah 30 menit untuk melihat respon klien
setelah diberikan injeksi subcutan, terhadap reaksi alergi
maupun efek samping.
Catat waktu, dosis, dan nama semua obat yang diberikan
dalam daftar obat dan beri tanda tangan sebagai bukti obat
diberikan.
Bila klien tidak mau diberi injeksi dermal, laporkan secara
lengkap.
Catat bila muncul reaksi setelah pemberian injeks
Referensi https://www.perawatkitasatu.com/2019/06/injeksi-subkutan-sc-definisi-
tujuan.html?m=1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (SUBCUTAN)
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
FASE PRA INTERAKSI
1. Cocokan pesanan dokter dengan kartu obat, laporkan bila ada
ketidakjelasan
2. Pahami kerja obat, pertimbangkan pemakaian dosis aman, maksud
pemberian efek samping obat yang akan diberikan
3. Kaji apakah klien mampu dan mau mengikuti petunjuk
4. Kaji tanda-tanda vital dan kesadaran pasien
5. Siapkan obat sesuai dosis untuk setiap klien, pariksa tanggal
kadaluarsa
6. Hitung dosis perhatikan obat yang belum bisa dipakai klien
7. Mencuci tangan
FASE ORIENTASI
1. Membawa obat ke kamar klien, sekali lagi lakukan cek nama obat,
dosis, cara pemberian, waktu, dan tanggal pemberian
2. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
3. Cek identitas klien, cek nama klien pada gelang atau papan identitas
kalau ada, menanyakan dan memanggil nama klien
4. Jelaskan pada klien rencana pemberian obat, tujuan, cara
pemberian, waktu dan nama obat, minta tanda tangan apabila perlu
persetujuan pemberian obat
FASE KERJA
Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna ( )
Nilai Batas Lulus : 75
SOP DAN LO
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (KULIT)
Persiapan alat
1. Troli
2. Perlak
3. Bengkok (nierbekken)
4. Air DTT dalam kom
5. Sarung tangan
6. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
7. Kassa balutan dan plester (sesuai kebutuhan)
8. Lidi kapas
9. Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion, lotion yang
mengandung suspensi, bubuk atau powder, spray aerosol)
Persiapan lingkungan
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian.
2. Cuci tangan
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka
area yang akan diberi obat
7. Inspeksi kondisi kulit.
8. Gunakan sarung tangan
Tahap Orientasi
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap
obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk
pemberian obat
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
2. Pasang sarung tangan
3. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara
membandingkan nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis
dengan nama pada pita identitas/gelang pasien, minta pasien untuk
menyebut namanya.
4. Lepaskan pakaian pasien pada daerah yang akan diobati.
Pertahankan daerah/bagian tubuh yang lain tertutup
5. Tinjau kembali kekuatan, waktu pemberian dan tempat pengolesan
obat.
6. Perhatikan kondisi kulit pasien secara menyeluruh
7. Cuci area yang sakit,debris dan kulit yang mengering (gunakan
sabun yang tidak menyebabkan kering pada kulit)
8. Bersihkan luka dengan pengoles berujung kapas atau spatel lidah
9. Keringkan kulit atau pajanan pada udara yang kering
10. Pasang sarung tangan (jika diindikasikan)
11. Oleskan obat topikal oles sewaktu kulit masih lembab (jika kulit
sangat kering dan mengelupas)
Spray Aerosol
• Kocok wadah dengan keras
• Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray
menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
• Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray.
• Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
• Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan
yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.
• Cuci tangan
Bubuk (Powder)
• Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
• Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari
atau bagian bawah lengan
• Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
• Tutup area kulit dengan balutan sesuai program dokter
• Atur posisi pasien senyaman mungkin, pakaikan kembali pakaian
pasien
Tahap Terminasi
14. Beri salam
15. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula
16. Cuci tangan
17. Dokumentasi hasil pemeriksaan
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien senyaman mungkin
Spray aerosol
Bubuk (Powder)
Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (MATA)
Persiapan alat
1. Baki/tray obat
2. Kartu obat, kardex, atau formula pencatat yang memuat tentang :
Identitas pasien
Jenis obat/nama obat
Dosis obat
Waktu pemberian
Tanggal dipesan dan ttd yang memberikan
3. Salep mata/obat tetes mata
4. Pipet
5. Bengkok
6. Kom steril
7. Kapas steril/gauze steril
8. Tisu
9. Gunting dan plester
10.Pinset steril/sarung tangan steril
11.Penutup mata jika diperlukan
Persiapan lingkungan
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian.
2. Cuci tangan
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Gunakan sarung tangan
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
30. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
31. Pasang sarung tangan
32. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara
membandingkan nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis
dengan nama pada pita identitas/gelang pasien, minta pasien untuk
menyebut namanya.
33. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab
steril dari sudut mata kearah hidung. Jika terlalu kotor basuh
dengan air hangat.
34. Ambil tisu atau kapas bersih, letakkan diatas tulang pipi. Dengan
perlahan buka konjungtiva dengan cara menekan bagian bawah
tepat diatas tulang orbita.
35. Minta pasien melihat keatas
36. Teteskan atau oleskan obat mata
Jika obat tetes : teteskan sesuai pesanan dokter pada
permukaan konjungtiva. Pegang penetes masa 1-2 cm
diatas sakus konjungtiva.
Jika obat salep : pegang aplikator salep. Pijat tube hingga
obat keluar. Berikan aliran tipis pada kelopak mata bawah
37. Anjurkan pasien untuk menutup dan mengedipkan mata atau
menggerakan mata secara sirkuler (jika obat salep)
38. Bersihkan sisa obat yang ada di sekitar mata dengan kapas basah
39. Tutup mata dengan kasa steril dan plester (bila perlu) tanpa
menyebabkan tekanan pada mata
40. Lepas sarung tangan
41. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis
42. Evaluasi perasaan pasien
43. Simpulkan hasil kegiatan
Tahap Terminasi
44. Beri salam
45. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula
46. Cuci tangan
47. Dokumentasi hasil pemeriksaan
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Tahap Orientasi
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi pasien sehingga kepala menengadah (hiperekstensi)
dengan posisi disamping pasien
Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (HIDUNG)
Persiapan alat
1. Baki/tray obat
2. Kartu obat, kardex, atau formula pencatat yang memuat tentang :
Identitas pasien
Jenis obat/nama obat
Dosis obat
Waktu pemberian
Tanggal dipesan dan ttd yang memberikan
3. Obat yang dibutuhkan
4. Tisu wajah
5. Bantal kecil (bila perlu)
6. Speculum hidung
7. Pinset anatomi dalam tempatnya
8. Korentang dalam tempatnya
9. Pipet
10.Bengkok
11.Plester
12.Kasa atau balutan
Persiapan lingkungan
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian.
2. Cuci tangan
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Gunakan sarung tangan
Tahap Orientasi
6. Beri salam
7. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk
pemberian obat
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat
pada pasien/keluarga
Mengkaji tanda-tanda vital pasien
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan
dilakukan
8. Lakukan kontrak
9. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
10. Pastikan penerangan/cahaya cukup
11. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
12. Atur posisi dengan kepala lebih rendah dari bahu.
Misalnya dengan mengganjal bahu dengan bantal, mengatur posisi
dorsal rekumben atau memposisikan kepala menggantung di
pinggir tempat tidur dan ditopang dengan satu tangan perawat atau
dapat juga dengan posisi berbaring dengan kepala ekstensi pada
tepi tempat tidur.
Tahap Kerja
13. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
14. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara
membandingkan nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis
dengan nama pada pita identitas/gelang pasien, minta pasien untuk
menyebut namanya.
15. Identifikasi pada catatan medis untuk menentukan sinus mana
yang akan diobati
16. Pasang sarung tangan
17. Inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpasi adanya nyeri tekan pada
sinus
18. Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan reaksi yang akan
timbul, misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau
sensasi tersedak ketika obat menetes ke dalam tenggorokan
19. Instruksikan pasien untuk menghembuskan udara, kecuali
dikontraindikasikan (misal risiko peningkatan tekanan intrakranial
atau hidung berdarah)
20. Berikan tetesan obat setiap lubang hidung (sesuai dosis)
Obat Tetes
a. Atur posisi telentang
b. Atur posisi kepala yang tepat :
Faring posterior – tekuk kepala pasien ke belakang
Sinus ethmoidal atau sfenoid – tekuk kepala ke
belakang di atas pinggiran kasur atau tempatkan
bantal di bawah bahu dan tekuk kepala ke
belakang
Sinus frontal dan maksilaris – tekuk ke belakang di
atas pinggiran tempat tidur atau kepala
ditengokkan ke sisi yang akan diobati
Sangga kepala pasien dengan tangan non
dominan
c. Instruksikan pasien untuk bernapas melalui mulut
d. Pegang alat tetes 1 cm diatas nares dan masukkan
sejumlah tetesan (sesuai dosis) melalui garis tengah tulang
ethmodidal
e. Minta pasien tidur telentang selama 5 menit
f. Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang
berair
g. Instruksikan pasien untuk tidak menghembuskan napas
dari hidung selama beberapa menit
Obat Semprot
a. Atur posisi tidur telentang
b. Atur posisi kepala yang tepat :
Tekuk kepala pasien ke belakang
Sanggah kepala dengan tidak dominan
Bagi pasien anak-anak jaga kepala dalam posisi
tegak
c. Pegang ujung wadah tepat dibawah nares
d. Instruksikan pasien untuk menarik napas ketika semprotan
masuk ke dalam saluran hidung
Tahap Terminasi
27. Beri salam
28. Bereskan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula
29. Cuci tangan
30. Dokumentasi hasil pemeriksaan
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
Mengkaji tanda-tanda vital pasien
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Pastikan penerangan/cahaya cukup
6. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
7. Atur posisi dengan kepala lebih rendah dari bahu.
Misalnya dengan mengganjal bahu dengan bantal, mengatur posisi
dorsal rekumben atau memposisikan kepala menggantung di pinggir
tempat tidur dan ditopang dengan satu tangan perawat atau dapat juga
dengan posisi berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat
tidur.
Obat Semprot
a. Atur posisi tidur telentang
b. Atur posisi kepala yang tepat :
Tekuk kepala pasien ke belakang
Sanggah kepala dengan tidak dominan
Bagi pasien anak-anak jaga kepala dalam posisi tegak
c. Pegang ujung wadah tepat dibawah nares
d. Instruksikan pasien untuk menarik napas ketika semprotan
masuk ke dalam saluran hidung
Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (TELINGA)
Persiapan alat
1. Baki /tray obat
2. Kartu obat, kardex, atau formula pencatat yang memuat tentang :
Identitas pasien
Jenis obat atau nama obat
Dosis obat
Waktu/jam pemberian
Tanggal dipesan dan tanda tangan yang mengerjakan
3. Obat yang dibutuhkan
4. Alat irigasi telinga
5. Air hangat
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Handuk
9. Pinset telinga
10. Bengkok
11. Lidi kapas steril
12. Korentang steril
13. Lap atau tisu
Persiapan lingkungan
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian.
2. Cuci tangan
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Gunakan sarung tangan
Tahap Orientasi
6. Beri salam
7. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk
pemberian obat
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga
tentang pengobatan
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat
pada pasien/keluarga
Mengkaji tanda-tanda vital pasien
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan
dilakukan
8. Lakukan kontrak
9. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
10. Pastikan penerangan/cahaya cukup
11. Jangan berbicara dengan siapapun waktu memberi obat
12. Atur posisi pasien dengan posisi berbaring miring dengan telinga
yang sakit menghadap ke atas atau posisi duduk
Tahap Kerja
13. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
14. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara
membandingkan nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis
dengan nama pada pita identitas/gelang pasien, minta pasien
untuk menyebut namanya
15. Letakkan perlak dan alasnya dibawah bahu pasien, kemudian
bersihkan liang telinga dengan kapas lidi steril
16. Isi pipet dengan obat yang dibutuhkan
17. Dengan tangan non dominan, luruskan lubang telinga dengan
menarik daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk dewasa) atau
ke bawah pada anak-anak
18. Letakkan ujung irigasi pada bagian depan liang telinga jangan
sampai menutupi rongga telinga
19. Lakukan penyemprotan dengan hati-hati tapi agak kuat dari bagian
depan liang telinga
20. Tampung cairan yang keluar (bila pasien duduk)
21. Lakukan penyemprotan beberapa kali sampai bersih
22. Bersihkan lubang telinga dengan kapas lidi dan bagian sekitar
telinga dibersikan dengan handuk
23. Teteskan obat yang telah diisi pada pipet pada dinding saluran
telinga untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.
Apabila obat salep, oleskan salep pada kapas lidi lalu masukan
atau oleskan obat tersebut pada liang telinga
24. Bersihkan bekas obat dengan kapas bulat, pertahankan posisi
kepala sekitar 2-3 menit
25. Rapikan pasien
26. Kembalikan kartu obat atau instruksi tertulis
27. Evaluasi perasaan pasien
28. Simpulkan hasil kegiatan
Tahap Terminasi
29. Beri salam
30. Bereskan alat-alat dan dikembalikan peralatan ke tempat semula
31. Cuci tangan
32. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
Referensi Jamilah,Andi Sitti, Restuni, Ratri, dkk.(2018).keterampilan dasar tindakan
keperawatan(KDKT).In Media: Tangerang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
LEMBAR OBSERVASI
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL (TELINGA)
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. Beri salam
2. Lakukan persiapan pasien :
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat
Mengkaji kemungkinan adanya kontraindikasi untuk pemberian
obat
Mengkaji pengetahuan dan kebutuhan pasien dan keluarga tentang
pengobatan
Menjelaskan prosedur , tujuan tindakan dan reaksi obat pada
pasien/keluarga
Mengkaji tanda-tanda vital pasien
Meminta persetujuan lisan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan kontrak
4. Pastikan privasi pasien terjaga/tutup sampiran
5. Dekatkan alat-alat dan obat sesuai dengan waktu yang tepat
6. Identifikasi pasien berdasar kartu obat dengan cara membandingkan
nama pada kartu, formulir, atau intruksi tertulis dengan nama pada pita
identitas/gelang pasien, minta pasien untuk menyebut namanya.
7. Letakkan perlak dan alasnya dibawah bahu pasien, kemudian
bersihkan liang telinga dengan kapas lidi steril
8. Isi pipet dengan obat yang dibutuhkan
9. Dengan tangan non dominan, luruskan lubang telinga dengan menarik
daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk dewasa) atau ke bawah
pada anak-anak
10. Letakkan ujung irigasi pada bagian depan liang telinga jangan sampai
menutupi rongga telinga
11. Lakukan penyemprotan dengan hati-hati tapi agak kuat dari bagian
depan liang telinga
12. Tampung cairan yang keluar (bila pasien duduk)
13. Lakukan penyemprotan beberapa kali sampai bersih
14. Bersihkan lubang telinga dengan kapas lidi dan bagian sekitar telinga
dibersikan dengan handuk
15. Teteskan obat yang telah diisi pada pipet pada dinding saluran telinga
untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara.
Apabila obat salep, oleskan salep pada kapas lidi lalu masukan atau
oleskan obat tersebut pada liang telinga
16. Bersihkan bekas obat dengan kapas bulat, pertahankan posisi kepala
sekitar 2-3 menit
17. Rapikan pasien
18. Evaluasi perasaan pasien
19. Beri salam
20. Bereskan alat-alat dan dikembalikan peralatan ke tempat semula
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASI
Keterangan : Penguji
Nilai 0 : tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tidak sempurna
Nilai 2 : dilakukan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75 ( )