Anda di halaman 1dari 40

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

MENGHITUNG PERNAPASAN

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121

PENGERTIAN Menghitung jumlah pernapasan selama satu menit penuh.


TUJUAN 1. Menilai fungsi pernapasan
2. Mengetahui jumlah dan jenis pernapasan
3. Mengetahui keadaan umum pasien
PERSIAPAN Alat-alat:
ALAT 1. Jam tangan dengan jarum detik
2. Alat tulis
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
 Jam tangan dengan jarum detik
 Alat tulis

2. Persiapan pasien :
 Siapkan lingkungan aman dan nyaman.
 Berikan penjelasan pada klien bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik
secara umum.
3. Pelaksanaan Tindakan :
 Cuci tangan terlebih dahulu sebelum memberikan tindakan.
 Ucapkan salam, perkenalkan diri dan melakukan identifikasi sesuai
SPO (Lihat SPO identifikasi).
 Pastikan privasi pasien terjaga dengan menutup sampiran.
 Letakan lengan pasien pada posisi rileks dengan menyilang di dada atau
abdomen
 Hitung pernapasan pasien, lalu amati irama, kedalaman, bunyi nafas,
dan hitung siklus secara utuh (sekali inspirasi dan satu kali ekspirasi
selama satu menit penuh)
 Pada saat perhitungan napas jangan sampai diketahui jangan sampai
diketahui oleh pasien.
 Mengevalusi perasaan pasien.
 Setelah tindakan, lalu mencuci tangan.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


 Pada saat melakukan tindakan, kondisi klien diharapkan dalam keadaan
tenang/ tidur/klien tidak sedang tangisan.
 Bila ada kelainan, laporkan kepada penanggung jawab atau DPJP.
LEMBAR OBSERVASI (LO)

MENGHITUNG PERNAPASAN

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121

N
KEGIATAN 0 1 2
O
1 Identifikasi kebutuhan pasien
2 Persiapan alat:
1. Selai dengan jarum detik/ stopwatch
2. Alat tulis
3. Buku catatan
3 Salam terapeutik “ selamat pagi” “nama saya”
4 Cuci tangan dengan 6 langkah
5 Lihat Gerakan naik turunnya dada klien, hitung selama satu menit penuh
6 Perhatikan irama dan kedalaman pernapasan, retraksi sianosis, adanya
apnoe, cuits mermorata, apakah klien sedang mendapat oksigen atau tidak
dan bila klien menggunakan ventilator, perjalanan mode ventilator CPAP
atau LUBANG ANGIN.
7 Catat hasil pada formular pengawasan khusus atau mengalir lembar.
8 Cuci tangan setelah melakukan tindakan
9 Pada saat melakukan tindakan, kondisi klien diharapkan dalam keadaan
tenang
10 Dokumentasi
TOTAL

Keterangan :
 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna
 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : Tindakan tidak dilakukan sama sekali
total nilai
 Presentase : ×100 %
40
Nilai lulus ujian praktek minimal 75 (3,25)
Mahasiswa yang diuji Penguji
(........................................................) (......................................................)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

MEMPOSISIKAN PASIEN SEMI-FOWLER

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121

PENGERTIAN Mengatur posisi semi fowler adalah cara membaringkan pasien dengan posisi
setengah duduk (45°)
TUJUAN 1. Mengurangi sesak nafas
2. Membantu proses pemeriksaan
3. Memberikan rasa nyaman
PERSIAPAN Alat-alat:
ALAT 1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Bantal kecil
4. Penyokong lain bila perlu (misalnya splint tangan, kantung pasir,
gulungan trochanter)
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum tindakan
2. Naikkan kepala tempat tidur setinggi 45-60°
3. Letakkan kepala dikasur atau bantal kecil
4. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan pasien jika pasien
tidak dapat menggerakkan tangannya sendiri
5. Posisikan bantal dibagian punggung bawah
6. Tempatkan bantal kecil atau gulungan kain dibawah paha
7. Tempatkan bantal kecil atau gulungan kain dibawah pergelangan kaki
8. Pasien dirapihkan
9. Evaluasi perasaan pasien
10. Cuci tangan setelah tindakan
11. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

REFERENSI:

 Alimul, A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Salemba Medika


 Aryani, R. 2009. Prosedur Klinik Keperawatan pada Mata Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: Trans Info Media
LEMBAR OBSERVASI (LO)

MEMPOSISIKAN PASIEN SEMI FOWLER

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121

N
KEGIATAN 0 1 2
O
1 Identifikasi kebutuhan pasien
2 Persiapan alat:
1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Bantal kecil
4. Penyokong lain bila perlu (misalnya splint tangan, kantung pasir,
gulungan trochanter)
3 Salam terapeutik “selamat pagi” “nama saya”
4 Jelaskan tujuan prosedur, kontrak waktu, dan hal yang perlu dilakukan
pasien selama kegiatan tersebut berlangsung
5 Cuci tangan sebelum tindakan
6 Naikkan kepala tempat tidur setinggi 45-60°
7 Letakkan kepala di kasur atau bantal kecil
8 Gunakan bantal untuk menyokong engan dan tangan pasien jika pasien
tidak dapat menggerakkan tangannya sendiri
9 Posisikan bantal dibagian punggung bawah
10 Tempatkan bantal kecil atau gulungan kain dibawah paha
11 Tempatkan bantal kecil atau gulungan kain dibawah pergelangan kaki
12 Pasien dirapihkan
13 Evaluasi perasaan pasien
14 Cuci tangan setelah tindakan
15 Dokumentasi
TOTAL

Keterangan :

 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna


 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : Tindakan tidak dilakukan sama sekali
total nilai
 Presentase : ×100 %
40

Nilai lulus ujian praktek minimal 75 (3,25)

Mahasiswa yang diuji Penguji

(........................................................) (......................................................)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

MEMPOSISIKAN PASIEN FOWLER

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121

PENGERTIAN Posisi duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi
fungsi pernapasan pasien. (Posisi 90º)
TUJUAN 1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
PERSIAPAN Alat-alat:
ALAT 1. Tempat tidur
2. Bantal kecil 2 buah
3. Bantal biasa 3 buah
4. Handuk gulung
5. Footboard/bantalan kaki
6. Handscoon
PROSEDUR 1. Ucapkan salam lalu perkenalkan diri.
2. Cuci tangan dan gunakan handscoon.
3. Dekatkan alat ke klien
4. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
5. Naikkan kepala tempat tidur setinggi 90°
6. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada
celah disana
7. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien
8. Letakkan bantal kecil di bawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
9. Pastikan tidak ada tekanan pada area popletia dan lutut dalam keadaan
fleksi
10. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha
11. Topang kaki dengan bantalan kaki
12. Letakkan bantal untuk menompang kedua lengan dan tangan jika ada
kelemahan pada klien
13. Pasien dirapihkan
14. Observasi respons pasien setelah tindakan
15. Cuci tangan dan lepas handscoon.
16. Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

REFERENSI:
https://digilib.esaunggul.ac.id

Buku Modul SMK KESEHATAN

https://id.scribd.com/doc/291323602/SOP-PENGAMBILAN-SAMPEL-SPUTUM-BTA-SPS-doc
LEMBAR OBSERVASI (LO)

MEMPOSISIKAN PASIEN FOWLER

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121

N
KEGIATAN 0 1 2
O
1 Identifikasi kebutuhan pasien
2 Persiapan alat:
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil 2 buah
3. Bantal biasa 3 buah
4. Handuk gulung
5. Footboard/bantalan kaki
6. Handscoon
3 Mengucapkan salam
4 Menyebut / menanyakan nama klien
5 Memperkenalkan diri dan instansi
6 Cuci tangan dan gunakan handscoon
7 Dekatkan alat ke pasien.
8 Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan
10 Naikkan kepala tempat tidur setinggi 90°
11 Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah
disana
12 Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien
13 Letakkan bantal kecil di bawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
14 Pastikan tidak ada tekanan pada area popletia dan lutut dalam keadaan
fleksi
15 Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha
17 Topang kaki dengan bantalan kaki
16 Letakkan bantal untuk menompang kedua lengan dan tangan jika ada
kelemahan pada klien
17 Pasien dirapihkan
18 Observasi respons pasien setelah tindakan
19 Cuci tangan setelah tindakan
20 Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi
TOTAL

Keterangan :

 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna


 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : Tindakan tidak dilakukan sama sekali
total nilai
 Presentase : ×100 %
40

Nilai lulus ujian praktek minimal 75 (3,25)


Mahasiswa yang diuji Penguji

(........................................................) (......................................................)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


UJIAN PRAKTEK LABORATIUM

PENGERTIAN Merupakan cara pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran


pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia

ALAT YANG  APD


DIGUNAKAN  Tabung oksigen, lengakap dengan flow meter dan humidifier
 Nasal kateter kanula atau masker
 Vaselin atau jelly
 Air steril Atau air aquades
 Tissue
 Plester

PROSEDUR Tahap PraInteraksi


PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Melakuakn verifikasi data sebelumnya bila ada
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

Tahap Orientasi

1. Mengucapkan salam dan memeperkenalkan diri


2. Menejelaskan tujuan prosedur
3. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukantindakan.

Tahap Kerja

1. Mencuci tangan
2. Memakai APD
3. Memberikan pasien posisi semi fowler atau sesuai dengan
kondisi pasien
4. Mengkaji fungsi pernafasan pasien, tanda hipoksia
5. Membersihkan hidung pasien dengan tissue
6. Memeriksa sambungan dan sumber oksigen
7. Oleskan vaselin atau jelly ke hidung pasien
8. Memastikan tabung humidifier terisi cairan secara adequat
9. Menyambungkan nasal kanul atau masker kesumber oksigen
yang sudah dihumidifikasi
10. Memastikan oksigen mengalir baik dan tidak ada kebocoran
11. Meletakkan kanul ke muka pasien dan sisipkan cabang ke dalam
lobang hidung
12. Mengartur kecepatan aliran oksigen sesuai program terai
13. Merapikan pasien dan alat

Tahap Terminasi

1. Mencuci tangan
2. Mengevaluasi respon klien
3. Mengucapkan salam

LEMBAR OBSERVASI (LO)


PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121

N
KEGIATAN 0 1 2
O
1 Identifikasi kebutuhan pasien
2 Persiapan alat:

1. APD
2. Tabung oksigen, lengakap dengan flow meter dan humidifier
3. Nasal kateter kanula atau masker
4. Vaselin atau jelly
5. Air steril atau aquades
6. Tissue
7. Plester
3 Mengucapkan salam dan memeperkenalkan diri
4 Menejelaskan tujuan prosedur
5 Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan.
6 Mencuci tangan
7 Memakai APD
8 Memberikan pasien posisi semi fowler atau sesuai dengan kondisi pasien
9 Mengkaji fungsi pernafasan pasien, tanda hipoksia
10 Membersihkan hidung pasien dengan tissue
11 Memeriksa sambungan dan sumber oksigen

Oleskan vaselin atau jelly ke hidung pasien


12

13 Memastikan tabung humidifier terisi cairan secara adequat


14 Menyambungkan nasal kanul atau masker kesumber oksigen yang sudah
dihumidifikasi
15 Memastikan oksigen mengalir baik dan tidak ada kebocoran
16 Meletakkan kanul ke muka pasien dan sisipkan cabang ke dalam lobang
hidung
17 Mengartur kecepatan aliran oksigen sesuai program terai
18 Merapikan pasien dan alat
18 Evaluasi respon klien
19 Cuci tangan
20 Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi
TOTAL

Keterangan :

 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna


 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : Tindakan tidak dilakukan sama sekali
total nilai
 Presentase : ×100 %
40

Nilai lulus ujian praktek minimal 75 (3,25)

Mahasiswa yang diuji Penguji

(........................................................) (......................................................)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

MEMPOSISIKAN PASIEN BATUK EFEKTIF

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121
A. PENGERTIAN
Batuk efektif adalah latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi di saluran pernapasan dengan cara dibatukkan.
B. TUJUAN           
1. Meningkatkan mobilisasi sekret
2. Mencegah resiko tinggi retensi sekresi
3. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
4. Membebaskan jalan napas dari akumulasi sekret
5. Mengurasi sesak napas akibat alumulasi sekret
C. INDIKASI         
1. Pasien dengan tirah baring lama
2. Pasien dengan hipoventilasi
3. Pasien dengan peningkatan produksi sputum
4. Pasien dengan batuk tidak efektif
5. Pasien dengan mobilisasi sekret tertahan (atelektaksis, abses paru, pneumonia, post Operative)
6. Pasien  neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
D. ALAT DAN BAHAN  
1. Pot sputum di isi air + desinfektan
2. Tissu
3. Perlak/handuk kecil
4. Tempat tidur yang memungkinkan untuk posisi semi fowler atau kursi jika pasien
5. Mampu melakukan pernapasan abdomen
6. Bantal penyangga
7. Air minum hangat
LEMBAR OBSERVASI BATUK EFEKTIF

Nama Mahasiswa :

NIM                     :                                                                              

Tanggal / Waktu :                                                                              

NILAI
NO LANGKAH – LANGKAH
0 1 2

A TAHAP PRA-INTERAKSI

1 Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien

2 Kaji kebutuhan pasien

3 Siapkan peralatan

4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi perasaan pasien

B TAHAP ORIENTASI

1 Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang ia sukai

2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.

3 Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.

4 Mintalah persetujuan pasien sebelum memulai tindakan


C TAHAP KERJA

1 Cuci tangan

2 Atur posisi pasien semi fowler ditempat tidur atau duduk di kursi

3 Pasang perlak/handuk kecil didada pasien

4 Berikan pasien minum air hangat

5 Anjurkan pasien bernapas pelan 2-3 kali melalui hidung dan kemudian
mengeluarkan melalui mulut(lewat mulut, bibir seperti meniup)

6 In    Instruksikan pasien menarik napas dalam dan ditahan selama 1-3 detik
kemudian batukkan dengan kuat dengan menggunakan otot abdominal dan otot-
otot asesoris pernapasan lainnya

7 Siapkan pot sputum, anjurkan pasien untuk membuang sputum kedalam pot
sputum

8 Bersihkan mulut pasien dengan tisue

9 Anjurkan pasien istirahat sebentar

10 Anjurkan klien untuk mengulangi prosedur (± 3 kali)

11 Dokumentasikan hari, tanggal jam dan respon klien

D TAHAP TERMINASI

1 Rapikan peralatan

2 Observasi respon pasien setelah tindakan


3 Cuci tangan

4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang dilakukan

E TOTAL NILAI

Keterangan :

0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan sempurna

Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah asek yg dinilai (x2) }× 100%    

Penilai / Observer

(……………………)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LATIHAN NAFAS DALAM

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121
PENGERTIAN Merupakan latihan pernapasan dengan tehnik bernapas secara perlahan dan
dalam, menggunakan otot diafragma, sehingga memungkinkan abdomen
terangkat perlahan dan dada mengembang penuh

TUJUAN 1. Meningkatkan kapasitas paru

2. Meningkatkan ventilasi

INDIKASI 1. Pasien dengan nyeri


2. Pasien dengan hipoventilasi
3. Pasien dengan peningkatan produksi sputum
4. Pasien dengan mobilisasi sekret tertahan (atelektaksis, abses paru,
pneumonia, post operative)
5. Pasien  neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau
batuk

KONTRAINDIKAS Klien mengalami perubahan kondisi nyeri berat, sesak nafas berat dan
I emergency

PROSEDUR ◉ Persiapan alat


PELAKSANAAN
1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Bengkok
4. Tissue
◉ Persiapan pasien
kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan latihan nafas/ deep
breathing exercise
◉ Persiapan lingkungan
ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, jaga privacy klien

TAHAPAN Tahap Pralnteraksi


PELAKSANAA
1. Mengecek program terapi

2. Mencuci tangan

Tahap Orientasi

1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien

Tahap Kerja

1. Menjaga privacy pasien

2. Mempersiapkan pasien

3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen

4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)

5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung


pada punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan

7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut,


bibir seperti meniup)

8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot

9. Merapikan pasien

Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan klien

3. Mencuci tangan

4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

LEMBAR OBSERVASI LATIHAN NAFAS DALAM

Nama Mahasiswa :

NIM :                                                          

Tanggal / Waktu :                                                          

NO LANGKAH – LANGKAH NILAI


0 1 2

A TAHAP PRA-INTERAKSI

1 Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien

2 Kaji dan cek keadaan dan  kebutuhan pasien

3 Siapkan peralatan

4 Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi perasaan pasien

B TAHAP ORIENTASI

1 Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang ia sukai

2 Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada


pasien.

3 Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan


tindakan yang akan dilakukan. Berikan kesempatan kepada
pasien dan keluarga untuk bertanya sebelum tindakan
dimulai.

4 Mintalah persetujuan pasien sebelum memulai tindakan

C TAHAP KERJA

1 Cuci tangan

2 Menjaga privasi pasien


3 Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu
tangan di abdomen

Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas


4 dalam    melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup)

Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen


5
(cegah lengkung pada punggung)

6 Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan

     Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3


7
hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)

Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan


8
kontraksi dari otot

9 Merapikan pasien

D TAHAP TERMINASI

1 Rapikan peralatan

2 Observasi respon/ evaluasi pasien setelah tindakan

3 Cuci tangan
4 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang dilakukan

E TOTAL NILAI

Keterangan :

0 = tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2= dilakukan dengan sempurna

Nilai = { jumlah nilai yg didapat / jumlah asek yg dinilai (x2) }× 100%

                                              

Penilai / Observer

(……………………)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENGAMBILAN SPUTUM BTASPS

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
Jln. Dr. Sitanala Kota Tangerang 15121

PENGERTIAN Pengambilan sampel sputum pada saluran pernapasan pasien yang dicurigai
mengandung kuman Mycobacterium Tuberculosa dengan cara dibatukkan,
Sputum adalah sekret atau mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan
trakea.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui apakah didalam sputum pasien terdapat kuman
Mycobacterium Tuberculosa
2. Untuk menegakkan diagnosis TB Paru dan pemberian OAT

KEBIJAKAN 1. Pengambilan sampel sputum dilakukan pada tempat khusus yang


telahditentukan(Tempat terbuka, Teras, tempet khusus dengan sirkulasi
udara yang baik)
2. Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana
kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar, atau juga
bisa diambil sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga hanıs dilakukan
sebelum pasien menyikat gigi
3. Agar sputum mudah dikeluarkan, pasien dianjurkan mengkonsumsi air
yang banyak pada malam hari sebelum pengambilan sputum
4. Dalam pengambilan sputum untuk bakteri tahan asam(BTA) diperlukan 3
kali pengambilan sputum yang disebut sputum SPS (Sewaktu pemeriksaan
awal hari pertama /(malam jam 23.00). Pagi hari sesaat bangun tidur
sebelum makan dan minum, Sewaktu yang kedua saat px mau mengantar
sampel sputum ke laboratorium Standar Operasional Prosedur Tindakan
Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2014.

PROSEDUR Persiapan alat

1. Tempat pot sputum sebanyak tiga buah yg telah diberikan etiket pada sisi
luarnya (Jangan pada tutupnya)
2. Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA disertai dengan blanko
3. .Tissue
4. Tempat khusus penempatan pot sputum yang sudah
5. Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA
6. Air minum

Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum (dahak) agar yang
dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur darah atau campuran
antara keduanya Jelaskan cara mengeluarkan sputum
2. Jelasan cara mengeluarkan sputum
3. Berikan pot sputum sebanyak tiga buah.

Cara pengambilan sputum

1. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh berkumur-kumur dengan air,


lepaskan gigi palsu jika ada

2. Pasien dipersilakan ke tempat khusus pengambilan sputum

3. Sputum diambil dari batukkan yang pertama

4. Ajarkan cara batuk efektif.

5. Cara membatukkan sputum dengan menarik napas dalam dan kuat (pernapasan
dada)

→ kemudian batukkan sputum dari bronchus → trakea mulut → pot penampung


6. Bila sudah, periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan
adalah air liur (saliva), maka pasien harus mengulang membatukkan sputum

7. Sebaiknya pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti butir


keju, darah dan unsur-unsur lain

8. Bila sputum susah keluar dapat diberikan obat glyseril gulaykolat (ekspektoran)
200 mg atau dengan minum ait teh manis saat malam sebelum pengambilan
sputum 9. Pot penampung sputum diletakkan ditempat khusus yang telah
ditentukan, dilengkapi data-datanya dan siap dikirim ke laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan.

Cara pengiriman sputum

Sampel sputum yang dikirim ke laboratorium pemeriksaan harus disertai dengan


data Pot sputum diberi label dengan menulis menempelkan label pada dinding luar
pot. sebagai berikut :
1. Proses directing labeling yang berisi data nama, umur. jenis kelamin, jenis
specimen, jenis test yang diminta dan tanggal pengambilan.
2. Formulir/ kertas/ buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang
mengirim. riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir (minima 13
hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen). waktu pengambilan
spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.

3. Antar specimen dengan blanko permintaan ke laboratorium


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
LEMBAR OBSERVASI
UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal Ujian :
Tindakan : Pengambilan Sample Sputum BTASPS

No KEGIATAN 0 1 2
1 Persiapan Alat:
1) Tempat pot sputum sebanyak tiga buah yg telah diberikan etiket
pada sisi luarnya Gangan pada tutupnya)
2) Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA disertai dengan
blanko
3) Tissue
4) Tempat khusus penempatan pot sputum yang sudah
5) Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA
6) Air minum
2 Persiapan Pasien:
1) Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum (dahak)
agar yang dibatukkan
2) Benar-benar merupakan sputum, bukan air liur darah atau
campuran antara keduanya Jelaskan cara mengeluarkan sputum
3) Berikan pot sputum sebanyak tiga buah
3 Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh berkumur-kumur dengan
air, lepaskan gigi palsu jika ada
4 Pasien dipersilakan ke tempat khusus pengambilan septum
5 Sputum diambil dari batukkan yang pertama
6 Ajarkan cara batuk efektif
7 Cara membatukkan sputum dengan menarik napas dalam dan kuat
(pernapasan dada) → kemudian batukkan sputum dari bronchus → trakea
mulut → pot penampung
8 Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air
liur (saliva), maka pasien harus mengulang membatukkan sputum
9 Pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti butir keju,
darah dan unsur-unsur lain
10 Bila sputum susah keluar dapat diberikan obat glyseril gulaykolat
(ekspektoran) 200 mg atau dengan minum ait teh manis saat malam
sebelum pengambilan sputum 9
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASE
Keterangan :

 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna


 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : tindakan tidak dilakukan sama sekali
 Presentase : total nilai X 100%

10
 Lulus ujian praktek
Apabila mahasiswa mampu melakukan prasat dengan presentase minimal 75 (3,25)
Tangerang,

Mahasiswa yang diuji Penguji

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai