Anda di halaman 1dari 16

ANALISA SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

PADA ENAM TINGKATAN KEPERAWATAN

Disusun dalam rangka memenuhi tugas

stase Keperawatan Dasar

Disusun Oleh :

NAMA : RADOVAN HILIKA

NIM : 14420202153

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2021
ANALISA SOP TINDAKAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Defenisi

Komunikasi terapeutik adalah suatu saran bagi perawat dalam menjalin hubungan saling
percaya, sehingga dapat meningkatkan citra yang baik bagi tenaga kesehatan khususnya
untuk profesi keperawatan. Komunikasi merupakan suatu yang sangat penting bagi perawat
dalam berinteraksi dengan pasien.

2. Tujuan

Komunikasi terapeutik untuk membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran pasien, membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasieng membantu
mengurangi seseorang, lingkungan fisik dan diri sendiri.

3. SOP

No TINDAKAN
A Prainteraksi
1 Tahap prainteraksi sangat penting dilakukan sebelum berinteraksi dengan klien
2 Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan klien
3 Perawat juga mencari informasi tentang klien, kemudian perawat merancang
strategi untuk pertemuan pertama dengan klien
B Tahap Orientasi
1 Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan perawat saat pertama kali bertemu
dengan klien.Pada saat perkenalan, perawat harus memperkenalkan dirinya terlebih
dahulu kepad klien
2 Dengan ini berarti perawat bersikap terbuka dengan klien, Hal ini diharapkan akan
mendorong klien untuk membuka dirinya
3 Tahap perkenalan dilaksanakan pada awal pertemuan baik pertemuan pertama,
kedua, dan selanjutnya
C Tahap Kerja
1 Tahap kerja merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik
2 Pada tahap ini, perawat dank lien bekerjasama untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien
3 Tahap ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
4 Tahap komunikasi merupakan tahap akhir dari pertemuan perawat dengan klien
5 Tahap ini dibagi menjadi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir
D Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Membereskan alat atau merapikan alat
3 Mencuci tangan
4 Mencatata dalam lembat catatan keperawatan

4. Lampiran URL

https://youtu.be/lAkCMHpepkg
5. Lampiran Screenshot Video
ANALISA SOP FISIOTERAPI DADA
1. Defenisi
Tindakan untuk melepas secret dari saluran nafas bagian bawah
2. Tujuan
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
2. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret

3. SOP

No TINDAKAN
A Prainteraksi
1 Mengecek program terapi
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat :
Alat yang digunakan
- tisu
- bengkok
- perlak pengalas
- sputung pot berisi desinfektan
- air minum hangat
B Tahap Orientasi
1 Memberi salam kepada pasien dan panggil nama pasien
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan
3 Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C Tahap Kerja
1 Menjaga privasi pasien
2 Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
3 Memasang perlak pengalas dan bengkok (dipangkuan pasien bila duduk atau
didekat mulut bila tidur miring)
4 Melakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk-nepuk tangan pasien
secara bergantian
5 Menganjurkan pasien insfirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat di
punggung pasien
6 Meminta pasien untuk melakukan insfirasi dalam saat yang bersamaan tangan
perawat melakukan vibrasi
7 Meminta pasien untuk menarik nafas, Manahan nafas, dan membantukan dengan
kuat
8 Menampung lendir dalam sputung pot
9 Melakukan auskultasi paru
10 Menunjukan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
D Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Merapikan alat dari sekitar pasien
3 Mencuci tangan
4 Mencatat dalam catatan keperawatan
4. Lampiran URL

https://youtu.be/lAkCMHpepkg

5. Lampiran Screenshot Video


ANALISA SOP PEMBERIAN OKSIGEN
1. Defenisi

Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada
insfirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan nasal kanol, simple max, RBM max dan
NRBM max

2. Tujuan
- Mempertahankan dan meningkatkan oksigen
- Mencega atau mengatasi hipoksia

3. SOP

No TINDAKAN
A Persiapan alat
1 Tabung oksigen berisi oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier yang
berisi aquades sampai batas pengisian
2 Nasal kanol (pemilihan alat sesuai kebutuhan pasien)
3 Plaster (jika dibutuhkan)
4 Gunting plaster (jika dibutuhkan)
5 Cotton budd
B Tahap Prainteraksi
1 Mengkaji data-data mengenaik kekurangan oksigen (sesak nafas, nafas cuping
hidung, penggunaan otot pernafasan tambahan, paki karbi, gelisah, bimbang dan
sianosis)
2 Perawat mencuci tangan
3 Memakai sarung tangan
C Tahap Kerja
1 Menyapa pasieng (ucapan salam)
2 Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
3 Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)
4 Siapkan asal kanol satu set tabung oksigen
5 Hubungkan asal kanol dengan flowmeter pada tabung oksigen atau oksigen
dinding
6 Bila hidung pasieng kotor, bersihkan lobang hidup pasien dengan cotton budd atau
tisu
7 Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur kosentrasi oksigen dan
mengamati adanya gelembung udara dalam hummidilifer
8 Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanol
kepunggung tangan perawat
9 Pasang nasal kanol kelobang hidup pasien dengan tepat
10 Tanyakan pada pasien apakah aliran oksigennya terasa atau tidak
11 Atur pengikat nasal kanol dengan benar jangan terlalu kencang dan jangan terlalu
kendor
12 Pastikan nasal kanol terpasang dengan aman
13 Atur aliran oksigen sesuai dengan program
14 Alat-alat dikembalikan ditempat semula
15 Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan
16 Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam kepada pasien
D Tahap Terminasi
1 Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan
2 Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

4. Lampiran URL

https://youtu.be/lAkCMHpepkg

5. Lampiran Screenshot Video


ANALISA SOP TINDAKAN PEMBERIAN POSISI TIDUR PASIEN
DITEMPAT TIDUR
1. Defenisi

Tindakan mengatur posisi klien di tempat tidur dilakukan pada klien yang mengalami
kelemahan atau kelumpuhan (stroke)

2. Tujuan
- Mencega komplikasi immobilisasi
- Meningkatkan rasa nyaman

3. SOP

No TINDAKAN
A Persiapan alat
1 Footboard
2 Trochanter roll
3 Pengaman samping tempat tidur
B Tahap Prainteraksi
1 Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2 Mencuci tangan
3 Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
C Tahap Orientasi
1 Berikan salam terapeutik
2 Jelaskan tindakan yang dilakukan dan tujuannya
3 Siapkan alat sesuai kebutuhan procedure dan dekatkan kesamping tempat tidur
klien
4 Atur tempat tidur sesuai tinggi perawat, posisikan datar, kunci
5 Jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan klien dan ajak klien bekerjasama jika
mampu
D Tahap Kerja
1 Posisi supine :
- Tempatkan klien ditengah tempat tidur dengan sikap tubuh netral
- Berikan bantal pada kepala sangga tangan dan lengan bantal serta berikan
footboard jika dibutuhkan
2 Posisi fowler/semifowler
- Naikan posisi kepala tempat tidur 45-60 derajat instruksikan klien untuk
menepuk lutut sedikit sebelumnya
- Berikan bantal, sangga tangan dan lengan serta bawa lutut klien dengan
bantal
- Berikan trochanter roll dan footboard jika dibutuhkan
3 Posisi miring
- Tempat tidur datar, letaka klien dipinggir (sisi yang berlawanan dengan
arah miring klien) dengan posisi supine
- Posisi perawat berada pada arah klien yang akan dimiringkan
- Letakan tangan klien yang jauh dari perawat menyilang diatas kaki lainnya
- Tempatkan tangan perawat dibokong dan bahu klien, tarik badan klien
sehingga menjadi posisi miring
- Fleksikan lutut kaki di atas
- Letakan bantal dibawah kepala sangga tangan dan kaki mulai dari lutut
hingga tumit sokong belakang punggung klien dengan bantal
4 Posisi Sims
- Atur tempat tidur datar, posisikan klien supine
- Lakukan tindakan sama dengan posisi miring, hanya miringkan klien
sampai posisi agak tengkurap
- Tarik tangan yang ada di bawah tubuh lebih kebelakang
- Letakan bantal di atas kepala sangga tangan dan kaki mulai dari lutut
hingga tumit
- Rapikan alat
E Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil tindakan
2 Berpamitan dengan pasien/keluarga
3 Menginformasikan akan dating 2 jam lagi untuk merubah posisi selanjutnya
4 Mencuci tangan
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

4. Lampiran URL

https://youtu.be/lAkCMHpepkg
5. Lampiran Screenshot Video
ANALISA SOP TINADAKAN PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT
1. Devinisi
Memberikan makanan cair melalui selang lambung (Enteral) adalah proses
memberikan melalui saluran cerna dengan menggunakan selang NGT kearah
lambung.
2. Tujuan
- Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
- Mempertahankan fungsi usus
- Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna
- Memberikan obat-obatan dan makanan langsung kedalam saluran pencernaan
- Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik glukosa saluran cerna
3. Dilakukan pada pasien yang :
- Klien yang tidak dapat makan atau menelan klien tidak sadar
- Klien yang terus menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya,
misalnya klien dengan gangguan jiwa
- klien yang muntah terus menerus
- klien tidak dapat mempertahankan nutrisi oral adekuat
- Bayi dengan berat bada lahir rendah (BBLR), premature, dismature
4. Indikasi
- pendarahan GI (Gastrolintestinal)
- Trauma multiple, pada dada dan abdomen
- Pemberian obat-obatan, cairan makanan
- Pencegahan aspirasi penderita dengan intubasi jangka panjang : operasi abdomen
- obstruksi saluran cerna
5. Kontra Indikasi
- fraktur tulang-tulang wajah dan dasar tengkorak
- penderita operasi esophagus dan lambung (sebaiknya NGT dipasang saat operasi)
6. SOP

No TINDAKAN
A Tahap Prainteraksi
1 Mengecek buku catatan medis atau keperawatan
Baca catatan keperawatan atau rekam medis pasien mengenai kondisi pasien
khususnya terkait kebutuhan dilakukan pemasangan makanan pasa selang NGT
2 Cuci tangan 6 langkah sebelum menyiapkan alat
B Persiapan alat
- Hanscoen
- Spuit dengan ukuran 20-50 CC
- Bengkok
- Stetoskop/indicator pH jika diperlukan
- formula makanan selang yang diresepkan
- Makanan cair sesuai dengan kebutuhan dalam tempatnya, dengan ketentuan
suhu makanan harus hangat sesuai suhu tubuh
- Air hangat
- Bila ada obat yang harus diberikan dihaluskan terlebih dahulu dan
dicampurkan dalam makanan atau air diberikan terakhir
C Tahap Kerja
1 Beri salam kepada pasien
2 Panggil nama pasien dengan benar
3 Informasikan kepada anak dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
4 Jaga privasi klien
5 Mencuci tangan dan memasang sarung tangan (handscoen)
6 Klien tetap dalam posisi semi fowler tinggi atau dengan kepala tempat tidur
ditinggikan 30 derajat atau lebih selama 30 menit setelah memberikan makan
melalui selang
7 Cek ketetapan selang dilambung dengan cara :
- buka klem NGT atau spuit NGT dan masukan selang kedalam gelas berisi
air.Posisi tepat jika tidak ada gelembung udara
- Buka klem dan lakukan pengisapan atau aspirasi cairan lambung dengan
menggunakan spuit.Cek cairan lambung dengan menggunakan strip
indicator pH posisi tepat jika pH <6
- Buka klem dengan menggunakan stetoskop. Masukan 30 CC udara dalam
spuit NGT dan masukan kedalam lambung dengan gerakan cepat.Posisi
tepat jika terdengar suara udara yang dimasukan (seperti gelembung udara
yang pecah).
8 Setelah yakin bahwa selang masuk kelambung, klem selang NGT selama pengisian
makanan cair kedalam spuit
9 Melalui corong masukan air hangat sekurang-kurangnya 15 CC
10 Klem dibuka perlahan-lahan
11 Alirkan makanan cair dengan perlahan. Atur kecepatan dengan cara meninggika
spuit
12 Jika makanan cair akan habis isi kembali (jangan biarkan udara masuk kelambung)
13 Bila klien harus minum obat, obat harus dilarutkan dan diberikan sebelum
makanan habis
14 Setelah makanan habis, selang dibilas dengan air masak atau bersih kemudian
pangkal selang segera diklem
15 Rapikan klien keposisi nyaman, dan rapikan alat dari samping klien
16 Mendokumentasikan procedure (catat jumlah dan jenis makanan, pastikan letak
selang,patensi selang, respon klien terhadap makanan dan adanya efek merugikan
17 Cuci tangan

7. Lampiran URL

https://youtu.be/lAkCMHpepkg
8. Lampiran Screenshot Video
ANALISA SOP TINDAKAN KEPERAWATAN

“PEMASANGAN NGT”

1. Defenisi
Pemasangan NGTatau nasogastric tube adalah pemasangan selang lunak dan lentur
yang terbuat dari plastik melalui hidung untuk membantu orang yang sulit menelan agar
tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
2. Tujuan
Tujuan pemasangan selang nasogastrik adalah untuk membantu pemberian
makanan dan obat-obatan kepada pasien yang tidak bisa mengonsumsi makanan atau
obat dari mulut, misalnya bayi prematur atau pasien koma
3. Indikasi
a. Pasien tidak sadar
b. Pasien kesulitan menelan
c. Pasien yang keracunan
d. Pasien muntah darah
e. Pasien pre atau post operasi esophagus

4. SOP Tindakan
No. Tindakan
A. PRAINTERAKSI
1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis pasien
Baca catatan keperawatan atau rekam medis pasien mengenai kondisi pasien
khususnya terkait kebutuhan dilakukan pemasangan NGT
2. Cuci tangan 6 langkah sebelum menyiapkan alat
3. Persiapan alat
- Spuit 10-20 cc, isi dengan udara 10 cc
- Selang NGT steril
- Penlight
- Sarung tangan bersih
- Bak instrument berisi :
- Jelly
Pinset anatomi 1 buah dan kain kasa
- pH steril/kertas lakmus
secukupnya
- Perlak dan atasannya
- Spatel lidah
- Handuk
- Stetoskop
- Gelas bersih berisi air putih dan
sedotan - Plester(siapkan model kupu-kupu
- Bengkok untuk NGT di hidung dan Panjang
- Tissue untuk pipi)
- Gunting
B. ORIENTASI
1. Ucapkan Assalamua’alaikum Wr. Wb dan perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien dengan bertanya nama dan umur pasien atau nama dan alamat
pasien, serta cek gelang identitas pasien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga
4. Kontrak waktu
5. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
6. Minta persetujuan pasien/keluarga
7. Dekatkan alat
8. Jaga privasi (tutup tirai), keamanan (pasang/lepas side rail), dan kenyamanan pasien
(posisi dan lingkungan)
C. INTERAKSI
1. Mencuci tangan
2. Membantu klien pada posisi fowler tinggi
3. Bersama dengan klien membantu menentukan kode yang akan digunakan, misalnya
mengangkat telunjuk untuk mengatakan tunggu sejenak karena rasa tidak nyaman
dan sebagainya
4. Memasang serbet atau handuk diatas dada klien, meletakan bengkok dalam
jangkauan klien
5. Mencuci tangan
6. Memasang sarung tangan
7. Mengecek lubang hidung untuk pemasukan selang NGT
8. Mngukur Panjang selang yang akan dimasukan, menandai dengan spidol.
Pengukuran selang nasogatrik : ukur jarak dari puncak lubang hidung kedaun telinga
baah dan ke prosesus xifoideus di sternum
9. Memberi pelumas pada selang sepanjang 10-20 cm. bagian pangkal selang/pipa di
klem
10. Mengingatkan klien bahwa selang akan segera dimasukan. Masukan pipa dengan
cermat melalui lubang hidung sampai kebelakang tenggorokan
11. Menekuk kepala klien kedada setelah pipa meleati nasofaring. Memberi klien waktu
untuk relaks sejenak
12. Memasukan selang perlahan-lahan sambal klien disuruh menelan
13. Menekankan perlunya bernapas dengan mulut dan menelan selama prosedur
berlangsung. Memeriksa letak selang betul-betul masuk kedalam lubang dengan
cara sebagai berikut :
Masukan udara dengan spoit 3-5 cc kedalam lambung, sambal mendengarkan
dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi berarti selang masuk ke dalam lambung
kemudian udara dikeluarkan kembali
Aspirasi 10 cc cairan lambung, klem ditutup, masukan dalam kom. Cek dengan
kertas lakmus (warna orange : cairan lambung)
14. Setelah yakin bahwa selang masuk ke lambung, pasang corong atau spuit pada
pangkal selang
15. Memfiksasi selang dengan plester dan hindari tekanan pada hidung. Pasang model
kupu-kupu untuk selang di hidung dan panjang untuk pipi
16. Klien dirapikan
17. Mencuci tangan
D. TERMINASI
1. Evaluasi respon pasien
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
4. Berikan pendidikan kesehatan singkat tentang NGT
5. Doakan kesembuhan pasien
6. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
7 Mengakhri kegiatan dengan cara memberi salam
E. DOKUMENTASI
1. Tanggal dan jam pelaksanaan
2. Data (DS/DO sebelum tindakan)
3. Action /tindakan keperawatan yang dilakukan
4. Respon (DS/DO sesudah tindakan)
5. Nama dan tanda tangan ners
5. Lampirkan URL
https://youtu.be/lAkCMHpepkg

6. Lampirkan screenshoot video

Anda mungkin juga menyukai