Menegakkan diagnose
Tahap Preinteraksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Daerah kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alcohol, tunggu sampai kering, lalu tusuk
dengan lanset darah dengan posisi tegak dan dalam
2. Darah yang keluar pertama kali dihapus dengan kapas kering, kemudian tetes darah berikutnya
dimasukkan kedalam micro pipet dengan cara micro pipet agak dimiringkan.
3. Micro pipet tidak boleh diisi penuh
4. Setelah selesai, bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol, kemudian diberi plester
5. Beri etiket yang jelas, (tanggal pengambilan, nama pasien, ruang rawat, nama pemeriksaan).
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil tindakan
3. Lakukan kontak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kontak dengan merapikan pasien dan peralatan dibersihkan, kembali ketempat semula
5. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak.
Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Posted by Warsono Saja at 1:54 AM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Tahap preinteraksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Pasang kain pengalas didaerah yang akan ditusuk
2. Arteri diraba, bila sudah teraba jelas, lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan tunggu sampai
kering
3. Udara dalam spuit dikeluarkan, jarum ditusukkan dengan posisi tegak lurus
4. Tegangkan kulit diatas arteri tersebut dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri
5. Bila denyut arteri telah terasa pada ujung jarum, jarum cepat ditusukkan
6. Bila ditusukkan tepat, maka pengisap dalam spuit akan terdorong keatas oleh tekanan dari darah
arteri, dan pengisap tidak boleh ditarik
7. Setelah jumlah darah cukup, kapas alcohol ditekan disamping jarum sambil jarum dicabut
8. Bekas tusuka ditekan dengan kapas alcohol lima menit, terus ditutup dengan plester
9. Udara didalam spuit yang telah berisi darah dikeluarkan kemudian ujung jarum ditutup dengan gabus
steril yang ditusukkan
10. Spuit yang berisi darah diberi etiket dan bersama formulir pemeriksaan yang telah diisi lengkap,
segera dikirim kelaboratorium
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil tindakan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
5. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak.
Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Tahap Preinteraksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat, perawat pakai jas dan masker
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan Salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Pakaian bayi dibuka, kalau bayi BAB bersihkan pantat bayi, selimuti bayi dengan handuk
2. Bersihkan mata dengan kapas mata dari dalam keluar, (dari medial ke lateral)
3. Bersihkan mulut dengan kapas mulut (kelingking kanan dibungkus dengan kapas mulut tangan
kiri memegang bayi sedemikian rupa)
4. Bersihkan badan bayi mulai dari muka badan depan terus kaki dan punggung terakhir tangan
5. Usapkan minyak telon pada perut dengan usapan searah jarum jam, rawat tali pusat (prinsip dari
bagian muka)
6. Timbang BB dan catat pada kurva timbangan
7. Berikan pakaian bayi, sisir rambut, tidurkan bayi di Box bayi
Tahap Terminasi
1. Simpulkan hasil tindakan
2. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
3. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan
Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Posted by Warsono Saja at 6:45 PM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Tahap Preinteraksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil; klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Ambil darah vena pasien 3 cc untuk contoh golongan darah, masukkan dalam botol tersedia, beri
etiket : Nama pasien, umur, no CM, ruang rawat, tanggal dan jam pengambilan darah.
2. Formulir permintaaan darah diisi secara tepat dan benar kemudian segera dikirim bersama darah
ke bank darah RS
3. Jika darah sudah ada, periksa apakah suhu darah dalam botol sesuai dengan suhu tubuh normal,
dengan cara meraba bagian luar botolnya, bila suhu belum sesuai maka darah ditempatkan diluar lemari es
30 menit, cairan darah harus merata (homogen)
4. Pemasangan infus dengan NaCl yang tersedia
5. Bila slang infus sudah lancar, slang infus dipindahkan kebotol darah
6. Atur jumlah tetesan sesuai program
7. Setelah transfuse selesai, jarum dicabut, bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol, kemudian
ditutup dengan kasa steril dan diplester
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil tindakan
3. Lakukan kontak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan
5. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar:
Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Posted by Warsono Saja at 6:35 PM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Tujuan
Menjaga kebersihan bayi
Tahap Preinteraksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat, perawat memakai jas dan masker
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Pakaian bayi dibuka, kalau BAB pantat dibersihkan terlebih dahulu
2. Bayi ditimbang, kemudian ditidurkan diatas handuk dan diselimuti
3. Mata bayi dibersihkan mulai dari dalam keluar
4. Mulut bayi dibersihkan dengan cara ambil satu buah kapas mulut dan peras kemudian lingkarkan
di kelingking kanan, tangan kiri memegang dagu bayi dan kelingking kanan dimasukkan kemulut bayi dan
bersihkan secara perlahan
5. Badan bayi diberi sabun kemudian punggung, kaki, tangan terakhir, kemudian bersihkan mulai
muka, tangan, badan, kaki dan punggung terakhir
6. Bayi diangkat dari air dan dilap dengan handuk sampai kering, lalu rawat tali pusat
7. Bayi usap dengan minyak telon pada perut bayi, kemudian beri bedak, kemudian pakaian
Tahap Terminasi
1. Simpulkan hasil tindakan
2. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
3. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar:
Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Posted by Warsono Saja at 6:35 PM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Career
Rumah Sakit Natar Medika merupakan salah satu Rumah Sakit yang berada dibawah naungan Yayasan
Abdi Karya (YADIKA) Grup yang bergerak dibidang kesehatan. Dalam rangka pengembangan dan
perluasan pelayanan, membutuhkan tenaga baru dan profesional untuk bergabung bersama kami
sebagai :
RECEPTIONIST
KUALIFIKASI/PERSYARATAN :
Wanita
Pendidikan D3 Semua Jurusan
IPK minimal 2,75
Jujur dan teliti
Mampu bekerjasama dengan tim
Mau bekerja keras Untuk penempatan : Lampung
1. a. Alat
- Nasal kanul, face mask, sesuai ukuran
- Central oksigen dengan flow meter
- Humidifier dengan cairan steril
- Kasa
- Plester
- Bengkok
- Hand scond
1. b. Prosedur pemasangan oksigen
- Kaji kebutuhan terapi oksigen
- Atur posisi bayi atau anak.
- Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
- Bersihkan rongga hidung bila terdapat secret
- Sambungkan selang kecentral oksigen, lalu cek apakah oksigan dapat mengalir dan terdapat
gelembung pada humidifier.
- Letakkan face mask atau nasal kanul pada hidung bayi atau anak.
- Alirkan oksigen sesuai petunjuk pemberian.
- Evaluasi keadaan bayi atau anak.
Posted by Warsono Saja at 6:33 PM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
SOP/PROTAP/PPK PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR
I. Defenisi
Ventilasi mekanis adalah alat pernapasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan
ventilasi dan pemberian oksigen dengan jangka waktu yang lama
II. Tujuan
1. Memberikan kekuatan mekanis paru untuk mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 yang fisiologis
2. Mengambil alih (manipulasi) tekanan jalan napas dan pola pernapasan untuk memperbaiki pertukaran
O2 dan CO2 secara efisien dan oksigenasi yang kuat
3. Mengurangi kerja otot jantung dengan jalan mengurangi kerja paru
III. Indikasi
1. Gangguan ventilasi
- Disfungsi otot-otot pernapasan, kelelahan otot napas
- Kelainan dinding thorax
- Penyakit neuromuskuler yang menyebabkan kelumpuhan otot napas
- Kekuatan ventilasi yang menurun atau tidal volume rendah
- Peningkatan resistensi atau obstruksi jalan napas
2. Gangguan Oksigenasi
- Hipoksemia yang sukar diatasi, misalnya : edema paru atau penyakit paru yang lain
- Kerja napas yang berlebihan (frek. Nafas lebih dari 35 x / menit)
3. Lain-lain
- Keadaan yang memerlukan sedasi dan pelumpuh otot
- Untuk menurunkan konsumsi oksigen otot jantung dan sistemik
- Untuk stabilisasi hemodinamik pasca operasi besar
- Untuk mengontrol tekanan supracranial
Ventilasi mekanik dapat dipergunakan di ICU, PICU, NICU dan Unit Perawatan intensive lainnya.
berat badan diatas 10 kg, dapat digunakan volume constan, time cycle, pressure-limited, Diatas usia dua
tahun maka pengelolaan umum hampir menyamai orang dewasa.
volume constant. Time-controled ventilator, maka VT ( Volume Tidal ) di set langsung, sedangkan
pressure-limited, time-cycle, constant flow ventilator, Tidal Volume yang diterima pasien tergantung dari
compliance dan resistance dari pasien dan juga dari parameter ventilasi seperti inspirasi time (Ti),
Flow (V), P.Insp dan PEEP
1. Respirasi Rate ( RR )
a. Jumlah napas yang diberikan ke pasien setiap menit
b. Diset diatas dan dibawah nilai normal
c. 30 – 40 x/menit (bayi), 20 – 25 x/menit (anak kecil),dan 10 – 14 x/menit (dewasa)
2. Tidal Volume ( TV )
a. Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator setiap siklus napas Diset 6 – 8 ml/Kg.BB
b. ARDS, gunakan volume lebih kecil 4 – 6 ml/Kg.BB untuk meminimalkan tekanan berlebihan didalam
alveoli
3. Inspirasi : Ekspirasi Ratio ( I:E Ratio )
a. 1:2 / 1:1, merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
b. Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama / lebih lama dibanding ekspirasi untuk meningkatkan
PaO2
4. Inspirasi Pressure ( IP )
a. Mengatur/ membatasi jumlah pressure/volume cycled ventilator.
b. Pressure berlebih, dapat menyebabkan Barotrauma. sedangkan
c. Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
d. Jika inspirasi pressure/valume tercapai maka ventilator menghentikan hantarannya dan alarm
berbunyi.
e. Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi, batuk, retensi sputum, ETT tergigit, fighting atau kingking.
f. Tidak melebihi 35 cm H2O.
5. FiO2 ( Fraksi Oksigen )
a. Konsentrasi (%) oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
b. Konsentrasi 21 – 100 %
c. Awal 100 % tidak boleh terlalu lama
d. Dapat diweaning bertahap
e. Setting 100 % bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian ventilasi, berikan oksigen 100
% selama 15 menit.
6. Flow rate (f)
a. Merupakan jumlah udara inspirasi yang dialirkan dalam 1 menit.
b. Rumus : Flow Rate = (TV x 60) : T.insp
INTERVENSI
A. Suctioning
Suctioning atau penghisapan lendir merupakan prosedur yang rutin dilakukan untuk membebaskan jalan
nafas. Frekuensi yang terlalu sering dapat mengakibatkan produksi lendir menjadi bertambah atau resiko
infeksi menjadi tinggi. Tindakan ini dilakukan jika memang dianggap perlu sekali karena pertimbangan
jalan nafas yang buruk atau jika saturasi oksigen monitor mengalami penurunan atau jika lendir
mengakibatkan penumpukan CO2 dalam darah yang ditunjukkan dengan AGD. Untuk menghindari
hipoksemia saat tindakan, dapat diberikan FiO2 dengan konsentrasi tinggi (100%) dalam 3-5 siklus
pernafasan atau sampai nilai saturasi oksigen diatas 95%. Untuk menghindari atelektasis akibat
penghisapan lendir, perawat harus menggunakan teknik yang tepat misalnya diameter suction tidak
kurang dari 0,5 diameter ETT. Menarik ujung suction 1-2 cm dari karina (setelah ada rangsangan batuk)
dan tekanan suction tidak melebihi 100 cmH2O. untuk menghindari infeksi nosokomial kanula suction
digunakan tipe system tertutup atau prosedur 1 kali pakai buang kanula suction tipe terbuka. Aspirasi
tidak melebihi 10 detik dan berikan FiO2 konsentrasi tinggi selama 5-6 siklus nafas untuk menghindari
hipoksemia paska penghisapan lendir. pasien ARDS, resiko kolaps tidak saja akibat suctioning namun
lepasnya tubing saat akan melakukan tindakan suctioning mengakibatkan PEEP yang sudah diset
menjadi nol dan seketika itu paru-paru menjadi kolaps.
B. Hemodinamik
Pemilihan PEEP dan TV yang terlalu tinggi pasien hipotensi akan mengakibatkan penekanan berlebih
oleh kedua paru terhadap ventrikel sehingga akan menurunkan isi sekuncup (stroke volume) dan
penurunan terhadap curah jantung.
C. Pembatasan Anggota Gerak
pasien-pasien yang terpasang ventilator jangka panjang, disorientasi atau keadaan yang tidak kooperatif
sering dijumpai. Ekstubasi yang dilakukan oleh pasien sendiri bukan suatu hal yang tidak mungkin
terjadi. Pemasangan restrain kedua tangan diperlukan pasien-pasien seperti ini karena resiko ekstubasi
dengan keadaan balon ETT masih mengembang sangat beresiko terhadap rupture trakhea.
D. Komunikasi
Komunikasi pasien dilakukan dengan membuat catatan-catatan yang sederhana dan pasien dipantau
terhadap kemungkinan pemakaian energi yang terlalu berlebih sehingga berdampak peningkatan
komsumsi
oksigen (VO2) dan hemodinamik yang merugikan. Penyampaian komunikasi dilakukan pasien dengan
menulis sendiri dan perawat membantu membimbing tentang apa yang ingin disampaikan pasien.
E. Perubahan Posisi Tidur
Merubah posisi tidur miring ke kiri-kanan, terlentang dan atau tengkurap (jika tidak terdapat kontra
indikasi) secara periodik setiap 2 jam selain memiliki keuntungan terhadap penurunan resiko dekubitus
juga akan membantu memperbaiki komplain paru dan sirkulasi kapiler pulmonal terhadap efek gravitasi
(west zone) terutama posisi semi rekumben.
F. Humidifier
Humudifer atau pelembab udara inspirasi dari ventilator menuju pasien harus diisi air akuades dengan
ukuran yang sesuai dengan anjuran pabrik. Keuntungan lain dari humudifer adalah untuk mematikan
bakteri yang masuk ke dalam paru melalui tubing inspirasi. Kelebihan mengisi air akan mengakibatkan
naiknya air dari humudifer ke dalam paru. Dan jika air yang masuk paru dalam jumlah berlebihan akan
mengakibatkan pneumotoraks. beberapa merk ventilator, suhu humudifer perlu dipantau juga
keakuraratannya dengan meraba tubing inspirasi karena beberapa masalah bisa terjadi seperti suhu yang
tertera dihumudifer tidak sesuai dengan suhu yang sebenarnya (bisa saja lebih panas dari nilai yang
tertera) sehinga akan menyebabkan luka baker disekitar jalur trakheo-bronkhial.
G. Water trapping
Water trapping adalah penampung air diantara dua pipa (tubing). Keuntungannya adalah untuk
mencegah masuknya air ke dalam paru-paru pasien. Water trapping yang penuh harus segerah dibuang
sebelum air naik ke bagian tubing dan masuk kedalam paru. Akumulasi air akuades tubing inspirasi akan
mengakibatkan hambatan udara inspirasi dari ventilator ke dalam paru pasien sehingga akan
mengakibatkan Tidal Volume (TV) menurun.
H. Mechanical Malfunction
Yakinkan alarm setting aktif, mesin ventilator bisa saja tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik, olehnya itu
siapkan resusitation bag disetiap pasien yang terventilator. Segera lepas ventilator dari pasien dan
lakukan manual resuscitation, kemudian cari penyebab kerusakan bila perlu ganti ventilator
I. Observasi
Observasi yang dilakukan selama penggunaan ventilator adalah :
a. Penurunan tekanan darah
b. Penurunan central Venus Pressure
c. Penurunan Pulmonary Artery Pressure
d. Penurunan tingkat kesadaran
e. Penurunan urine output
f. Pulsasi peripheral melemah
g. Capilari refill lambat
h. Gelisah
i. Pasien tampak lemah
j. Nyeri dada.
Intervensi keperawatan secara umum pada klien dengan ventilasi mekanik:
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Persiapkan untuk kegawat daruratan, ambubag tersambung dengan sumber O2
3. Kaji ventilator setiap 1-2 jam, mengenai jenis, pola, tidal volume, frekuensi nafas, Fi02, dan airway
pressure.
4. Evaluasi sistem alarm, temperatur, dan sistem humidifikasi.
5. Monitor seiang dari lepas, tertekuk, bocor, atau tersumbat.
6. Lakukan oral higiene, inspeksi mulut dan membran mukosa sekitar ETT.
7. Bantu mengatasi kecemasan, jika perlu dengan medikasi
8. Pemberian neuromuskular bloker, guakan seclasi
9. Cegah ekstubasi akibat kecelakaan
10. Berikan alat komunikasi dengan klien
11. Pertahankan nutrisi yang adekuat, cegah aspirasi
12. Monitor kemungkinan komplikasi.
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian Klien:
Dalam mengkaji klien yang menggunakan ventilator, perawat mengevaluasi hal-hal berikut:
1. Tanda-tanda vital
2. Bukti adanya hipoksia (gelisah, ansietas, takikardi, peningkatan frekuensi pernafasan, dan sianosis)
3. Frekuensi dan pola nafas
4. Bunyi nafas
5. Status neurologic
6. Volume tidal, minnute volume, kapasitas vital kuat.
7. Kebutuhan pengisapan/suctoning
8. Upaya ventilasi spontan klien
9. Status nutrisi
10. Status psikologis
Pengkajian Peralatan
1. Jenis ventilator
2. Mode ventilator
3. Pengesetan volume tidal dan frekuensi
4. Pengesetan Fi02
5. Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6. Adanya air dalam selang, terlepasnya sambungan, atau terlipatnya selang
7. Humidifikasi
8. Alarm (fungsi yang sesuai)
9. PEEP
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1. Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi spontan berhubungan dengan kelelahan otot-otot
pernafasan, faktor metabolik.
• Hasil yang diharapkan:
Mempertahankan AGD dalam batas normal.
- Mempertahankan airway, mobilisasi sekret, tetap bebas dari dyspnea dan gelisah.
• Intervensi keperawatan dan rasional:
- Monitor perubahan oksigenasi dan ventilasi, perubahan AGD, pulse oxymetri, dan end tidaICO2-
R : menjaga oksigenasi adekuat dan keseimbangan asam bass.
- Pertahankan ETT atau trakheostomy; amankan tube dengan plester atau perlengkapan lain.
R: mempertahankan jalan nafas yang adekuat untuk memfasilitasi ventilasi mekanik.
- Lakukan suctioning sesuai kebutuhan.
R: mengeluarkan sekret dan menjaga jalan nafas tetap terbuka.
- Kolaborasi dengan dokter untuk meningkatkan sedasi jika agitasi mengganggu ventilasi.
R: menunjang efektivitas ventilasi mekanik.
- Cegah ekstubasi tak terencana.
R: Menjaga jalan nafas dan keamanan klien.
- Reposisi F- I I dari sisi satu ke sisi yang lain setiap 4 jam, kaji dan dokumentasikan kondisi kulit.
Catatan: tempatkan tube pada batas garis di bibir, lakukan prosedur oleh 2 prang staff, lakukan suction di
atas cuff ETT sebelum mereposisi ETT.
R: mencegah kerusakan kulit, mengurangi aspirasi dari sekret oral dan pneumonia akibat pemasangan
ventilator, menjaga tube dalam posisi yang benar setelah manipulasi.
Lakukan auskultasi dada setelah mereposisi tube.
R: memastikan posisi tube tidak berubah.
Kaji status respirasi setiap 4 jam; segera merespon adanya perubahan: suara nafas di anterior, posterior,
chest excursion, kemampuan klien untuk melakukan nafas spontan, tanda dan gejala hipoxemia.
R: mengisyaratkan kondisi membaik atau memuruk, mungkin mengindikasikan kebutuhan untuk
suctioning.
Monitor RR dan bantuan nafas dan inisiatif klien untuk bernafas. R: Mengkaji efektivitas ventilasi
mekanik.
- Kaji toleransi terhadap bantuan nafas dan monitor adanya pergerakan nafas yang asinkron, melaporkan
adanya sesak nafas, atau pressure alarm yang tinggi. Jika simptomatik, lepaskan klien dari ventilator dan
berikan ventilasi manual dan siapkan untuk pemasangan chest tube.
R: mengkaji efektivitas ventilasi mekanik dan berjaga-jaga terhadap komplikasi; volutrauma, untuk
secepatnya merespon dan menangani volutrauma.
- Sediakan ambu bag dan perlengkapan suction yang siap digunakan. R: menjaga jalan nafas dan ventilasi
klien apabila terjadi keadaan emergency.
Pertahankan integritas sirkuit ventilator; monitor seting ventilator, responsif terhadap alarm ventilator,
jags tubing bebas dari uap lembab/embun dan gunakan perlengkapan seperti water trap untuk
memfasilitasi pembuangan uap lembab.
R: memaksimalkan efektivitas ventilasi mekanik dan menjaga keamanan klien.
- Monitor cuff pressure dari ETT atau trakheostomy tube: Penggembungan cuff dengan jumlah minimal
udara diperlukan untuk mencegah kebocoran udara sekitar cuff dan menjaga tidal volume. Laporkan ke
dokter jika cuff pressure melebihi 30 cmH20 atau jika cuff tidak bisa menjaga tekanan yang adekuat.
R: memaksimalkan ventilasi dan mencegah aspirasi dari sekresi oral.
• Intervensi keperawatan:
- Pertahankan posisi kepala tempat tidur 30°.
R: mencegah aspirasi dari sekresi gastrik
- Monitor temperatur setiap 4 jam. Monitor jumlah, warns, konsistensi, dan bau lendir. Lapor dokter jika
terjadi peru ba han lendir.
R: mengidentifikasi tanda-tanda infeksi.
- Gunakan teknik mencuci tangan yang balk, gunakan gloves untuk prosedur, gunakan teknik aseptik
untuk suctioning.
R: Mencegah transmisi bakteri ke pasien.
- Suction rongga oral paling sedikit setiap 4 jam. Lakukan perawatan mulut dan pertahankan integritas
cuff ETT.
R: mengeluarkan bakteri dari orofaring dan mencegah aspirasi dari bakteri yang dapat menyebabkan
pneumonia karena penggunaan ventilator.
6. Ansietas berhubungan dengan kebutuhan akan ventilasi mekanik, ketidakmampuan untuk
mengkomunikasikan kebutuhan, ketergatungan secara psikologis terhadap ventilator.
7. Penurunan cardiac output berhubungan dengan positif pressure ventilation.
8. Perubahan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk makan per oral, meningkatnya
kebutuhan nutrisi, kerusakan fungsi gastrointestinal.
9. Kelebihan volume cairan, resiko, berhubungan dengan hidrasi, mekanisme stimulasi RAA.
10.Resiko terjadi injury, perdarahan gastrointestinal berhubungan dengan positif pressure ventilation,
stress yang disebabkan keaclaan sakit kritis.
11.Disfungsi respon penyapihan ventilator berhubungan dengan inefektif bersihan jalan nafas, gangguan
pola tidur, nutrisi inadekuat, nyeri, faktor psikologis.
Masalah Kola boratif/ kompi ikasi potensial:
• Melawan kerja ventilator.
• Masalah-masalah ventilator, peningkatan dalam tekanan jalan nafas puncak, penurunan tekanan,
kehilangan volume.
• Gangguan kardiovaskuler.
• Barotrauma dan pneumothorax.
• Infeksi paru.
Evaluasi
• Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri, tekanan arteri pulmonal dan tanda-tanda vital
yang adekuat.
• Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal.
• Bebas dari ceders atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel darah putih yang
normal.
• Berkomunikasi secara efektif melalui pecan tertulis dan gerak tubuh, atau slat komunikasi lainnya.
• Terbebas dari rasa takut.
Klien dapat diweaning dari ventilator dengan AGD yang adekuat, bebas dari dyspnea dan sesak nafas,
jalan nafas efektif.[--)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn (1999). Nursing Care Plans, Guidelines for Planning and Documenting Patient Care. (3
1h ed). (Kariasa, dkk, Penerjemah). Philadelphia: F.A. Davis Company. (Sumber asli diterbitkan 1993)
Smeltzer, Suzanne (2001). Brunner & Suddarths textbook of medical surgical nursing. (8th ed). (Waluyo,
dkk, Penerjemah). Philadelphia: Lippincott. (Sumber asli diterbitkan 1996)
Sole. Klein. Moseley (2005). Introduction to Critical Care Nursing. (4th ed). St. Louis: Elsevier Saunders
SOP CUCI TANGAN (BIASA DAN ASEPTIK)
UPT PuskesmasDawan ICUCI TANGAN (BIASA DAN ASEPTIK)No
Dokumen:02/DW.1/SK/2012Nomor Revisi: Halaman: 1/0STANDAROPERASIONALPROSEDURTanggal
berlaku :02 Januari 2012Ditetapkan di SemarapuraKepala UPT Puskesmas Dawan Idr. I Nyoman Adiputra
NIP. 196212041988031013PENGERTIANMenggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptic dan
dibilasdengan air mengalirTUJUAN1.
A.
Tahap Kerja
1.
Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan bajusampai siku2.
Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel (jikatangan menyentuh wastafel cuci tangan
diulang)4.
Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun batang,pegang dan gosok sampai berbusa7.
Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan tangan,cuci kran dengan sabun terlebih dahulu
sebelum membilas tangan)13.
Petugas pelaksana
…………………………
Posted by Warsono Archink at 5:50 AM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: cara menggunakan wingneedle, keuntungan dan kerugian mengembil darah dengan
wingneedle
…………………………
…………………………
..
……………
……………
Posted by Warsono Archink at 11:51 AM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Thursday, October 2, 2014
Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan tekanan darah. Tekanan darah merupakan indikator untuk
menilai sistem kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi.
Tujuan :
Mengetahui nilai tekanan darah.
Kebijakan :
Prosedur :
CARA PALPASI
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5. Lengan baju dibuka.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis dan kempeskan balon
udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar skrup
pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Catat hasil.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
CARA AUSKULTASI
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5. Lengan baju dibuka.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis dan dengarkan.
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan
dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali
denyut.
13. Catat tinggi air raksa manometer
Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara
auskultasi.
Suara Korotkoff IV/V : menunjukkan besarnya tekanan diastolik
secara auskultasi.
1. Catat hasilnya pada catatan pasien.
2. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Posted by Warsono Archink at 10:44 AM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: cara melakukan pemeriksaan tekanan darah, lokasi pengukuran tekanan darah yang
dianjurkan
Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan pernapasan. Pernapasan merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui sistem pernapasan.
Tujuan :
1. Mengetahui irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan.
2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
Kebijakan :
Prosedur :
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5. Catat hasil.
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Posted by Warsono Archink at 10:39 AM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: cara mengukur pola nafas
Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan denyut nadi. Denyut nadi merupakan indikator untuk menilai
sistem kardiovaskuler.
Tujuan :
1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler.
Kebijakan :
1. Pengukuran suhu
2. Pemeriksaan denyut
3. Pemeriksaan pernafasan
4. Pemeriksaan tekanan darah
5. Menyiapkan tempat tidur terbuka dan tertutup
6. Merawat kulit pada daerah tertekan
7. Merawat rambut
8. Merawat gigi dan mulut
9. Merawat kuku
10. Melakukan higiene vulva
11. Memandikan pasien
12. Melakukan pemberian oksigen
1. kateter nasal
2. kanul nasal
3. masker oksigen
13. Melakukan fisiotherapi dada
1. drainage postural
2. clapping dan vibrasi
14. Melakukan penghisapan lendir
15. Melakukan pemberian nutrisi melalui oral
16. Melakukan pemberian nutrisi melalui pipa lambung
17. Melakukan pemberian nutrisi parenteral
18. Melakukan pemberian cairan melalui infus
19. Melakukan tranfusi darah
20. Menghitung balans cairan
21. Memenuhi kebutuhan defekasi menggunakan pispot
22. Memberikan huknah rendah
23. Memberikan huknah tinggi
24. Melakukan pemberian gliserin per rektal
25. Mengevakuasi feses secara manual
26. Memenuhi kebutuhan berkemih menggunakan urinal
27. Melakukan kateterisasi perkemihan
1. Pemasangan kateter perkemihan pria
2. Pemasangan kateter perkemihan wanita
28. Memasang kondom kateter
29. Membantu pasien duduk ditempat tidur
30. Mengatur posisi ditempat tidur
1. posisi sim
2. posisi trendelenberg
3. posisi dorsal recumbent
4. posisi genu pectoral (knee chest)
31. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda
32. Memindahkan pasien oleh dua/tiga perawat
33. Membantu pasien berjalan
34. Membantu pasien melakukan mobilisasi (latihan rentang gerak)
1. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
2. Fleksi dan ekstensi siku
3. Pronasi dan supinasi lengan bawah
4. Abduksi dan adduksi bahu
5. Rotasi bahu
6. Fleksi dan ekstensi jari-jari
7. Infersi dan effersi kaki
8. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
9. Fleksi dan ekstensi lutut
10. Rotasi pangkal paha
11. Abduksi dan adduksi pangkal paha
35. Melakukan teknis masase
36. Melakukan kompres panas basah
37. Melakukan kompres dingin basah
38. Melakukan rendam secara benar
1. Rendam tangan dan kaki
2. Rendam gluteal
3. Rendam seluruh bagian tubuh
39. Mencuci tangan dengan benar
1. Mencuci tangan biasa
2. Mencuci tangan dengan desinfektas
3. Mencuci tangan steril
40. Menggunakan sarung tangan
41. Menggunakan masker
42. Perawatan luka
43. Perawatan luka dekubitus
44. Pembalutan
45. Pemberian obat:
1. Pemberian obat melalui oral
2. Pemberian obat melalui intracutan
3. Pemberian obat melalui subcutan
4. Pemberian obat melalui intra vena langsung
5. Pemberian obat melalui wadah cairan intra vena
6. Pemberian obat melalui intramuskular
7. Pemberian obat melalui anus/rektum
8. Pemberian obat melalui vagina
9. Pemberian obat topikal: pada kulit
10. Pemberian obat topikal: pada mata
11. Pemberian obat topikal: pada telinga
12. Pemberian obat topikal: pada hidung
46. Prosedur dan pemeriksaan khusus:
1. Pengambilan sampel darah vena untuk pemeriksaan
2. Pengambilan sampel darah arteri untuk pemeriksaan
3. Pemeriksaan hemoglobin cara sahli
4. Pemeriksaan golongan darah dengan kacva obyek
Posted by Warsono Archink at 5:38 PM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
…………