Menegakkan diagnose
Tahap Preinteraksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Daerah kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alcohol, tunggu sampai kering, lalu tusuk
dengan lanset darah dengan posisi tegak dan dalam
2. Darah yang keluar pertama kali dihapus dengan kapas kering, kemudian tetes darah berikutnya
dimasukkan kedalam micro pipet dengan cara micro pipet agak dimiringkan.
3. Micro pipet tidak boleh diisi penuh
4. Setelah selesai, bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol, kemudian diberi plester
5. Beri etiket yang jelas, (tanggal pengambilan, nama pasien, ruang rawat, nama pemeriksaan).
1.
2.
3.
4.
5.
Tahap Terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil tindakan
Lakukan kontak untuk kegiatan selanjutnya
Akhiri kontak dengan merapikan pasien dan peralatan dibersihkan, kembali ketempat semula
Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak.
Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Posted by Warsono Saja at 1:54 AM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja
1. Pasang kain pengalas didaerah yang akan ditusuk
2. Arteri diraba, bila sudah teraba jelas, lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan tunggu sampai
kering
3. Udara dalam spuit dikeluarkan, jarum ditusukkan dengan posisi tegak lurus
4. Tegangkan kulit diatas arteri tersebut dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri
5. Bila denyut arteri telah terasa pada ujung jarum, jarum cepat ditusukkan
6. Bila ditusukkan tepat, maka pengisap dalam spuit akan terdorong keatas oleh tekanan dari darah
arteri, dan pengisap tidak boleh ditarik
7. Setelah jumlah darah cukup, kapas alcohol ditekan disamping jarum sambil jarum dicabut
8. Bekas tusuka ditekan dengan kapas alcohol lima menit, terus ditutup dengan plester
9. Udara didalam spuit yang telah berisi darah dikeluarkan kemudian ujung jarum ditutup dengan gabus
steril yang ditusukkan
10. Spuit yang berisi darah diberi etiket dan bersama formulir pemeriksaan yang telah diisi lengkap,
segera dikirim kelaboratorium
1.
2.
3.
4.
5.
Tahap Terminasi
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil tindakan
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak.
Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Posted by Warsono Saja at 1:45 AM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Thursday, February 20, 2014
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tahap Kerja
Pakaian bayi dibuka, kalau bayi BAB bersihkan pantat bayi, selimuti bayi dengan handuk
Bersihkan mata dengan kapas mata dari dalam keluar, (dari medial ke lateral)
Bersihkan mulut dengan kapas mulut (kelingking kanan dibungkus dengan kapas mulut tangan
kiri memegang bayi sedemikian rupa)
Bersihkan badan bayi mulai dari muka badan depan terus kaki dan punggung terakhir tangan
Usapkan minyak telon pada perut dengan usapan searah jarum jam, rawat tali pusat (prinsip dari
bagian muka)
Timbang BB dan catat pada kurva timbangan
Berikan pakaian bayi, sisir rambut, tidurkan bayi di Box bayi
Tahap Terminasi
1. Simpulkan hasil tindakan
2. Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
3. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan
Anak. Denpasar: Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Posted by Warsono Saja at 6:45 PM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Siapkan alat-alat
3.
Cuci tangan
Tahap Orientasi
1.
Berikan salam, panggil; klien dengan namanya
2.
Tahap Kerja
1.
etiket :
2.
ke bank darah RS
3.
Jika darah sudah ada, periksa apakah suhu darah dalam botol sesuai dengan suhu tubuh normal,
dengan cara meraba bagian luar botolnya, bila suhu belum sesuai maka darah ditempatkan diluar lemari es
30 menit, cairan darah harus merata (homogen)
4.
5.
Bila slang infus sudah lancar, slang infus dipindahkan kebotol darah
6.
7.
Setelah transfuse selesai, jarum dicabut, bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol, kemudian
Tahap Terminasi
Evaluasi perasaan klien
2.
3.
4.
5.
Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar:
Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
3.
Cuci tangan
Tahap Orientasi
1.
Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.
Tahap Kerja
1.
2.
3.
4.
Mulut bayi dibersihkan dengan cara ambil satu buah kapas mulut dan peras kemudian lingkarkan
di kelingking kanan, tangan kiri memegang dagu bayi dan kelingking kanan dimasukkan kemulut bayi dan
bersihkan secara perlahan
5.
Badan bayi diberi sabun kemudian punggung, kaki, tangan terakhir, kemudian bersihkan mulai
Bayi diangkat dari air dan dilap dengan handuk sampai kering, lalu rawat tali pusat
7.
Bayi usap dengan minyak telon pada perut bayi, kemudian beri bedak, kemudian pakaian
Tahap Terminasi
1.
Simpulkan hasil tindakan
2.
Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
3.
Cuci tangan
Dokumentasi
1.
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar:
Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
Rumah Sakit Natar Medika merupakan salah satu Rumah Sakit yang berada dibawah naungan Yayasan
Abdi Karya (YADIKA) Grup yang bergerak dibidang kesehatan. Dalam rangka pengembangan dan
perluasan pelayanan, membutuhkan tenaga baru dan profesional untuk bergabung bersama kami
sebagai :
RECEPTIONIST
KUALIFIKASI/PERSYARATAN :
Wanita
Wanita
Pendidikan S1 Keperawatan
3.
Cuci tangan
Tahap Orientasi
1.
Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.
Tahap Kerja
1.
2.
3.
4.
Mulut bayi dibersihkan dengan cara ambil satu buah kapas mulut dan peras kemudian lingkarkan
di kelingking kanan, tangan kiri memegang dagu bayi dan kelingking kanan dimasukkan kemulut bayi dan
bersihkan secara perlahan
5.
Badan bayi diberi sabun kemudian punggung, kaki, tangan terakhir, kemudian bersihkan mulai
Bayi diangkat dari air dan dilap dengan handuk sampai kering, lalu rawat tali pusat
7.
Bayi usap dengan minyak telon pada perut bayi, kemudian beri bedak, kemudian pakaian
Tahap Terminasi
1.
Simpulkan hasil tindakan
2.
Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ketempat semula
3.
Dokumentasi
1.
Cuci tangan
Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Reference :
Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar:
Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar.
1. a.
Alat
Nasal kanul, face mask, sesuai ukuran
Kasa
Plester
Bengkok
Hand scond
1. b.
Prosedur pemasangan oksigen
Kaji kebutuhan terapi oksigen
Sambungkan selang kecentral oksigen, lalu cek apakah oksigan dapat mengalir dan terdapat
gelembung pada humidifier.
-
Letakkan face mask atau nasal kanul pada hidung bayi atau anak.
Mode ini baik digunakan untuk penyapihan sebab dengan penurunan secara bertahap jumlah pernapasan
yang diberikan oleh mesin akan merangsang penderita secara perlahan akan memperbanyak usaha napas
spontannya sehingga ketergantungan ventilator dapat dikurangi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat :
- Harus diobservasi keadaan umum pasien saat penyapihan sebab frekwensi dan tidal volume rendah
yang diberikan akan menyebabkan kerja napas dan frekwensi pernapasan bertambah sehingga dapat
menimbulkan kelelahan.
- Frekwensi dan tidal volume yang dicapai secara spontan oleh penderita harus selalu dipantau monitor
ventilator agar mode dan kebutuhannya selalu disesuaikan.
- Modus ini dapat dikombinasikan dengan mode lain seperti Pressure support ventilation.
4. Pressure Control Ventilation (PCV)
PCV dibatasi oleh tekanan inspirasi tertinggi yang ditentukan sehingga ventilasi semenit akan dapat
berubah sesuai perubahan komplians paru atau tekanan jalan napas. Dapat terjadi volume tidal yang
diberikan rendah. Bisa digunakan untuk penderita dengan Acute Lung injury
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat:
- Observasi ketat keadaan umum pasien terutama pengembangan paru sebab bisa terjadi
hipo/hiperventilasi bila terjadi perubahan komplians paru.
b. SIMV Rate
c. Inspirasi Time
d. Pressure Support
e. FiO2
f. P E E P
VI. Continous Positive Airway Pressure (CPAP)
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 35 cmH2O ), pasien harus
melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi dengan SIMV.
>Parameter :
a. PEEP
b. FiO2
1. Respirasi Rate ( RR )
a. Jumlah napas yang diberikan ke pasien setiap menit
b. Diset diatas dan dibawah nilai normal
c. 30 40 x/menit (bayi), 20 25 x/menit (anak kecil),dan 10 14 x/menit (dewasa)
2. Tidal Volume ( TV )
a. Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator setiap siklus napas Diset 6 8 ml/Kg.BB
b. ARDS, gunakan volume lebih kecil 4 6 ml/Kg.BB untuk meminimalkan tekanan berlebihan didalam
alveoli
3. Inspirasi : Ekspirasi Ratio ( I:E Ratio )
a. 1:2 / 1:1, merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
b. Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama / lebih lama dibanding ekspirasi untuk meningkatkan
PaO2
4. Inspirasi Pressure ( IP )
a. Mengatur/ membatasi jumlah pressure/volume cycled ventilator.
b. Pressure berlebih, dapat menyebabkan Barotrauma. sedangkan
c. Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
d. Jika inspirasi pressure/valume tercapai maka ventilator menghentikan hantarannya dan alarm
berbunyi.
e. Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi, batuk, retensi sputum, ETT tergigit, fighting atau kingking.
f. Tidak melebihi 35 cm H2O.
5. FiO2 ( Fraksi Oksigen )
a. Konsentrasi (%) oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
b. Konsentrasi 21 100 %
c. Awal 100 % tidak boleh terlalu lama
d. Dapat diweaning bertahap
e. Setting 100 % bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian ventilasi, berikan oksigen 100
% selama 15 menit.
6. Flow rate (f)
a. Merupakan jumlah udara inspirasi yang dialirkan dalam 1 menit.
b. Rumus : Flow Rate = (TV x 60) : T.insp
INTERVENSI
A. Suctioning
Suctioning atau penghisapan lendir merupakan prosedur yang rutin dilakukan untuk membebaskan jalan
nafas. Frekuensi yang terlalu sering dapat mengakibatkan produksi lendir menjadi bertambah atau resiko
infeksi menjadi tinggi. Tindakan ini dilakukan jika memang dianggap perlu sekali karena pertimbangan
jalan nafas yang buruk atau jika saturasi oksigen monitor mengalami penurunan atau jika lendir
mengakibatkan penumpukan CO2 dalam darah yang ditunjukkan dengan AGD. Untuk menghindari
hipoksemia saat tindakan, dapat diberikan FiO2 dengan konsentrasi tinggi (100%) dalam 3-5 siklus
pernafasan atau sampai nilai saturasi oksigen diatas 95%. Untuk menghindari atelektasis akibat
penghisapan lendir, perawat harus menggunakan teknik yang tepat misalnya diameter suction tidak
kurang dari 0,5 diameter ETT. Menarik ujung suction 1-2 cm dari karina (setelah ada rangsangan batuk)
dan tekanan suction tidak melebihi 100 cmH2O. untuk menghindari infeksi nosokomial kanula suction
digunakan tipe system tertutup atau prosedur 1 kali pakai buang kanula suction tipe terbuka. Aspirasi
tidak melebihi 10 detik dan berikan FiO2 konsentrasi tinggi selama 5-6 siklus nafas untuk menghindari
hipoksemia paska penghisapan lendir. pasien ARDS, resiko kolaps tidak saja akibat suctioning namun
lepasnya tubing saat akan melakukan tindakan suctioning mengakibatkan PEEP yang sudah diset
menjadi nol dan seketika itu paru-paru menjadi kolaps.
B. Hemodinamik
Pemilihan PEEP dan TV yang terlalu tinggi pasien hipotensi akan mengakibatkan penekanan berlebih
oleh kedua paru terhadap ventrikel sehingga akan menurunkan isi sekuncup (stroke volume) dan
penurunan terhadap curah jantung.
C. Pembatasan Anggota Gerak
pasien-pasien yang terpasang ventilator jangka panjang, disorientasi atau keadaan yang tidak kooperatif
sering dijumpai. Ekstubasi yang dilakukan oleh pasien sendiri bukan suatu hal yang tidak mungkin
terjadi. Pemasangan restrain kedua tangan diperlukan pasien-pasien seperti ini karena resiko ekstubasi
dengan keadaan balon ETT masih mengembang sangat beresiko terhadap rupture trakhea.
D. Komunikasi
Komunikasi pasien dilakukan dengan membuat catatan-catatan yang sederhana dan pasien dipantau
terhadap kemungkinan pemakaian energi yang terlalu berlebih sehingga berdampak peningkatan
komsumsi
oksigen (VO2) dan hemodinamik yang merugikan. Penyampaian komunikasi dilakukan pasien dengan
menulis sendiri dan perawat membantu membimbing tentang apa yang ingin disampaikan pasien.
E. Perubahan Posisi Tidur
Merubah posisi tidur miring ke kiri-kanan, terlentang dan atau tengkurap (jika tidak terdapat kontra
indikasi) secara periodik setiap 2 jam selain memiliki keuntungan terhadap penurunan resiko dekubitus
juga akan membantu memperbaiki komplain paru dan sirkulasi kapiler pulmonal terhadap efek gravitasi
(west zone) terutama posisi semi rekumben.
F. Humidifier
Humudifer atau pelembab udara inspirasi dari ventilator menuju pasien harus diisi air akuades dengan
ukuran yang sesuai dengan anjuran pabrik. Keuntungan lain dari humudifer adalah untuk mematikan
bakteri yang masuk ke dalam paru melalui tubing inspirasi. Kelebihan mengisi air akan mengakibatkan
naiknya air dari humudifer ke dalam paru. Dan jika air yang masuk paru dalam jumlah berlebihan akan
mengakibatkan pneumotoraks. beberapa merk ventilator, suhu humudifer perlu dipantau juga
keakuraratannya dengan meraba tubing inspirasi karena beberapa masalah bisa terjadi seperti suhu yang
tertera dihumudifer tidak sesuai dengan suhu yang sebenarnya (bisa saja lebih panas dari nilai yang
tertera) sehinga akan menyebabkan luka baker disekitar jalur trakheo-bronkhial.
G. Water trapping
Water trapping adalah penampung air diantara dua pipa (tubing). Keuntungannya adalah untuk
mencegah masuknya air ke dalam paru-paru pasien. Water trapping yang penuh harus segerah dibuang
sebelum air naik ke bagian tubing dan masuk kedalam paru. Akumulasi air akuades tubing inspirasi akan
mengakibatkan hambatan udara inspirasi dari ventilator ke dalam paru pasien sehingga akan
mengakibatkan Tidal Volume (TV) menurun.
H. Mechanical Malfunction
Yakinkan alarm setting aktif, mesin ventilator bisa saja tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik, olehnya itu
siapkan resusitation bag disetiap pasien yang terventilator. Segera lepas ventilator dari pasien dan
lakukan manual resuscitation, kemudian cari penyebab kerusakan bila perlu ganti ventilator
I. Observasi
Observasi yang dilakukan selama penggunaan ventilator adalah :
a. Penurunan tekanan darah
b. Penurunan central Venus Pressure
c. Penurunan Pulmonary Artery Pressure
d. Penurunan tingkat kesadaran
e. Penurunan urine output
f. Pulsasi peripheral melemah
g. Capilari refill lambat
h. Gelisah
i. Pasien tampak lemah
j. Nyeri dada.
Intervensi keperawatan secara umum pada klien dengan ventilasi mekanik:
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Persiapkan untuk kegawat daruratan, ambubag tersambung dengan sumber O2
3. Kaji ventilator setiap 1-2 jam, mengenai jenis, pola, tidal volume, frekuensi nafas, Fi02, dan airway
pressure.
4. Evaluasi sistem alarm, temperatur, dan sistem humidifikasi.
R: Terapi mungkin diperlukan untuk memfasilitasi ventilasi mekanik untuk mengoptimalkan ventilasi
dan pertukaran gas.
- Kolaborsi dengan tim kesehatan untuk merawat dan merespon hal-hal yng mendasari gagal pernafasan.
R: Merawat penyebab yang mendasari akan memajukan weaning ventilator.
- Monitor kesiapan klien untuk diweaning dari ventilator.
R: Identifikasi terhadap inclikator klien siap untuk diweaning dari ventilator.
- Support klien dan keluarga untuk terlibat dalam perencanaan perawatan dan pencapaian tujuan.
R: Membantu perkembangan klien.
- Implementasikan rencana perawatan untuk menjaga kenyamanan, mobilitas, nutrisi dan integritas kulit
klien.
R: mencegah kehilangan fungsi karena penggunaan ventilator dan bed rest.
2. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan jalan nafas buatan; penurunan kemampuan untuk
batuk, sekret yang kental.
Hasil yang diharapkan:
3alan nafas klien terjaga tetap terbuka, sekret muclah diambil.
Intervensi keperawatan dan rasional:
- Kaji kebutuhan klien untuk suction pada ETT, adanya pressure alarm ventilator, terdengar suara sekret,
suara nafas yang kasar.
R: mengindikasikan kebutuhan untuk suction.
- Suctoning sesuai dengan protokol rumah sakit.
R: mencegah kmplikasi karena suctionin.
- Kaji bunyi nafas setelah suctioning.
R: membandingkan efektivitas: bunyi nafas seharusnya menunjukkan perbaikan.
- 3ika sekresi trakea kental kaji hidrasi klien dan humidifikasi ventilator, hindari memasukkan normal
saline.
R: Mengencerkan sekret yang kental dan memudahkan untuk clikeluarkan. Pemberian NS tidak
menunjukkan keefektifan dan mengakibatkan hipoksemia.
- Rubah posisi secara periodik.
R: meingkatkan drainase sekret dan ventilasi untuk semua bagian paru sehingga menurunkan resiko
atelektasis
Intervensi keperawatan:
- Pertahankan posisi kepala tempat tidur 30.
R: mencegah aspirasi dari sekresi gastrik
- Monitor temperatur setiap 4 jam. Monitor jumlah, warns, konsistensi, dan bau lendir. Lapor dokter jika
terjadi peru ba han lendir.
R: mengidentifikasi tanda-tanda infeksi.
- Gunakan teknik mencuci tangan yang balk, gunakan gloves untuk prosedur, gunakan teknik aseptik
untuk suctioning.
R: Mencegah transmisi bakteri ke pasien.
- Suction rongga oral paling sedikit setiap 4 jam. Lakukan perawatan mulut dan pertahankan integritas
cuff ETT.
R: mengeluarkan bakteri dari orofaring dan mencegah aspirasi dari bakteri yang dapat menyebabkan
pneumonia karena penggunaan ventilator.
6. Ansietas berhubungan dengan kebutuhan akan ventilasi mekanik, ketidakmampuan untuk
mengkomunikasikan kebutuhan, ketergatungan secara psikologis terhadap ventilator.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn (1999). Nursing Care Plans, Guidelines for Planning and Documenting Patient Care. (3
1h ed). (Kariasa, dkk, Penerjemah). Philadelphia: F.A. Davis Company. (Sumber asli diterbitkan 1993)
Smeltzer, Suzanne (2001). Brunner & Suddarths textbook of medical surgical nursing. (8th ed). (Waluyo,
dkk, Penerjemah). Philadelphia: Lippincott. (Sumber asli diterbitkan 1996)
Sole. Klein. Moseley (2005). Introduction to Critical Care Nursing. (4th ed). St. Louis: Elsevier Saunders
A. Persiapan alat
Baki dan alas, cairan infus yang dibutuhkan, set infus, wingneedle
steril, kapas alkohol dalam tempatnya, betadin, alat cukur (bila
perlu), kain pengalas dan perlak, gunting verban, kasa steril dalam
bak instrumen, korentang dalam tempatnya, plester, nierbeken,
standar infuse, spalk, kasa gulung
B. Tahap pre-interaksi
2. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
3. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
4. Cuci tangan
C. Tahap orientasi
5. Berikan salam, panggil nama klien
6. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
D. Tahap kerja
7. Mendekatkan alat ke dekat pasien
8. Pasien dibedong atau pasang pengikat tangan (bila perlu) dan
tidurkan terlentang
9. Perlak dan kain pengalas di pasang di bawah anggota tubuh yang
akan dipasang infuse
10. Botol cairan digantung, tutup botol di desinfektan dengan kapas
alkohol lalu tusukkan selang udara kemudian selang infuse di
pasang dan di sambung dengan wingneedle
11. Tutup jarum dibuka cairan dialirkan sampai keluar sehingga tidak
ada udara di dalam selang saluran infuse selanjutnya diklem dan
jarum ditutup kembali
12. Daerah permukaan kulit yang akan ditusuk di desinfektan dengan
NILAI
1 2 3 4
13.
14.
15.
16.
17.
14.
15.
16.
17
1.
2.
3.
4.
A. Persiapan alat
Salep mata, kasa/kapas steril, bengkok, kasa dan larutan
desinfektan untuk membersihkan mata
B. Tahap pre-interaksi
Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
Cuci tangan
NILAI
2 3 4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17
C. Tahap orientasi
Berikan salam, panggil nama klien
Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
D. Tahap kerja
Mendekatkan alat ke dekat pasien
Mata dibersihkan
Salep dibuka, kelopak mata bawah dibuka dengan ibu jari tangan
kiri
Salep dioleskan kedalam kelopak mata bawah dari kantung
konjungtiva
Dengan posisi tube membentuk sudut 45 derajat
Pasien diminta menutup mata perlahan-lahan agar salep merata
(jika memungkinkan)
Rapikan alat dan klien
E. Tahap terminasi
Mengobservasi reaksi pasien
Membuat kontrak selanjutnya
Mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan keperawatan
TOTAL NILAI
:
:
NO
NILAI
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17
..
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
:
:
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
1 2 3 4
A. Persiapan alat
Lidi kapas/cotton bud, larutan untuk membersihkan telinga, obat
sesuai indikasi, bengkok, pengalas.
B. Tahap pre-interaksi
Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
Cuci tangan
C. Tahap orientasi
Berikan salam, panggil nama klien
Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
D. Tahap verja
Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Mendekatkan alat ke dekat klien
Pasang pengalas dan bengkok
Daun telinga ditarik supaya lubang telinga menjadi lurus dan
mudah dilihat
Telinga dibersihkan terlebih dahulu dengan lidi kapas yang sudah
diberi larutan desinfektan dan jangan memasukkan lidi kapas
terlalu dalam.
Lidi kapas yang kotor ditaruh dibengkok, diulangi sampai bersih
Salep dioleskan dengan lidi kapas
Rapikan alat dan klien
E. Tahap terminasi
Mengobservasi reaksi pasien
Membuat kontrak selanjutnya
Mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan keperawatan
TOTAL NILAI
Tanjungpinang
Evaluator
2010
Prosedur
:
CARA PALPASI
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5. Lengan baju dibuka.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
Pemeriksaan pernapasan
Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan pernapasan. Pernapasan merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui sistem pernapasan.
Tujuan
:
1. Mengetahui irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan.
2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
Kebijakan :
Alat dan bahan:
1. Arloji (jam) atau stop-watch.
2. Buku catatan.
3. Pena
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
Termometer
Tiga buah botol
Botol pertama berisi larutan sabun
Botol kedua berisi larutan desinfektan
Botol ketiga berisi larutan air bersih
Bengkok
Kertas/tissue
Vaselin/jelly
Buku catatan suhu
Sarung tangan
Prosedur
:
1. Pemeriksaan Suhu Oral
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak bawah lidah.
6. Turunkan suhu termometer dibawah 34 o C 35 o C.
7. Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi.
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 menit.
9. Angkat termaometer dan baca hasilnya.
10. Catat hasil.
11. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
12. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan
keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
1. Pemeriksaan Suhu rektal
1.
Jelaskan prosedur pada klien.
2.
Cuci tangan
3.
Gunakan sarung tangan
4.
Atur posisi pasien.
5.
Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin
jelly
6.
Letakkan telapak tangan pada pada sisi glutea pasien dan
masukkan termometer ke dalam rektal jangan sampai berubah tempatnya
dan ukur suhu.
7.
Setelah 3-5 menit angkat termaometer dan baca hasilnya.
8.
Catat hasil.
9.
Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
10. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan
keringkan.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
1. Pemeriksaan suhu aksila
1.
2.
3.
Gunakan sarung tangan
4.
Atur posisi pasien.
5.
Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan
menggunakan tisu.
6.
Letkkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi
diatas dada.
7.
Setelah 3-10 menit angkat termaometer dan baca hasilnya.
8.
Catat hasil.
9.
Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
10. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan
keringkan.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Posted by Warsono Archink at 5:42 PM No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: cara mengukur suhu, jenis-jenis termometer, lokasi pengukuran suhu tubuh,mengukur
suhu lewat aksila
13.
14.
15.
Pengukuran suhu
Pemeriksaan denyut
Pemeriksaan pernafasan
Pemeriksaan tekanan darah
Menyiapkan tempat tidur terbuka dan tertutup
Merawat kulit pada daerah tertekan
Merawat rambut
Merawat gigi dan mulut
Merawat kuku
Melakukan higiene vulva
Memandikan pasien
Melakukan pemberian oksigen
1.
kateter nasal
2.
kanul nasal
3.
masker oksigen
Melakukan fisiotherapi dada
1.
drainage postural
2.
clapping dan vibrasi
Melakukan penghisapan lendir
Melakukan pemberian nutrisi melalui oral
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
No
Nilai
1
TAHAP PRE-INTERAKSI
1.
2.
Mencuci tangan
3.
6.
7.
8.
9.