Anda di halaman 1dari 3

PENANANGANAN BAYI ASFIKSIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


........../PMB/SOP/............/.......... 1/2

PRAKTIK Tanggal Terbit


MANDIRI BIDAN

PUSPANING PERTIWI
KTA 1805.1800.0485
Tindakan ada bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara
1. Definisi spontan, teratur dan ade kuat pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir
2. Tujuan Melakukan tindakan resusitasi cara cepat dan benar
3. Prosedur 1. Alat-Alat
 Kain dan sarung tangan steril
 Alat penghisap lendir (syringe bulb atau suction)
 Radiant warmer
 2 helai kain kering, hangat dan bersih
 Alat observasi, berupa : stetoskop khusus neonatus, jam
tangan dengan detik dan thermometer
 Alat resusitasi : balon dan sungkup untuk bayi cukup bulan
dan kurang bulan, laringoskop, pipa endotrakeal sesuai
taksiran berat janin, silet, selang oksigen
 T-piece rescusisator
 Pulse – Oxymeter
 Set umbilical yang bersih : 1 gunting pemotong tali pusat. 1
buah kom kecil berisi betadine 10%, 3 helai kasa steril,
klem/tali umbilical dan kateter umbilical
 Pipa nasogastric no. 3, 5 dan 5

2. Langkah-Langkah
 Setelah bayi lahir dan pemotongan tali pusat, bayi diletakkan
dibawah radiant warmer
 Bayi dikeringkan dengan sehelai kain hangat yang baru
 Bayi dengan BB<1500 gram dibungkus dengan plastik
polietilen setinggi leher sebelum mengeringkan bayi. Kepala
bayi diberi topi
 Posisi leher sedikit tengadah (ekstensi), dilakukan
penghisapan lendir di mulai dari mulut kemudian hidung.
Bila bayi masih belum menangis diberikan rangsangan taktil
(menepuk ataumenyentil telapak kaki menggosok punggung,
perut, dada atau alat gerak bayi), kemudian perbaiki posisi
kepala bayi. Langkah tersebut membutuhkan waktu 30 detik.
 Lakukan penilaian pernafasan, denyut jantung dan warna
kulit

3. Ventilasi Tekanan Positif


 Bila bayi apnu atau denyut jantung<100 kali/menit,
diberikan ventilasi tekanan positif (VTP) menggunakan T-
piece rescusi tator atau balon dan sungkup dengan 20-30
kali/dalam 30 detik
 Lakukan penilaian ulang pernafasan, denyut jantung dan
warna kulit
 VTP dihentikan bila bayi bernafas spontan atau denyut
jantung>100 kali/menit dan dilanjutkan dengan perawatan
pasca resusitasi
 Apabila bayi masih tidak bernafas dan denyut jantung<100
kali/menit VTP tetap dilanjutkan
 Apabila bayi bernafas tidak adekuat dan denyut jantung>100
kali/menit maka lanjtukan dengan pemakaian CPAP.

4. Kompresesi Dada
 Bila bayi masih tidak bisa bernafas dan denyut jantung
turun<60/menit, tetap berikan VTP dan dilakukan
kompresesi dada dan 1 kali VTP.
 Setelah 30 detik lakukan penilaian ulang pernafasan, denyut
jantung dan warna kulit. Kompresi dada dihentikan bila bayi
bernafas spontan atau denyut jantung>100/menit

5. Pemberian Cairan dan Obat-Obatan


 Bila bayi masih apnu atau denyut jantung tetap<60/menit,
diberikan adrenalin 1:10.000 sebanyak 0,1-0,3 ml/kg,
diberikan intravena atau melalui pipa endotrakeal. Lakukan
pemasangan pipa endotrakeal selanjutnya di ikuti
pemasangan pipa orogastrik.
 Bila bayi terlihat pucat berikan larutan NaCl 0.9% 10ml/kg
melalui kateter vena umbilikalis.
 Bila dicurigai terjadi asidosis metabolik,diberikan larutan
natriumbikarbonat 2 mEq/kg, melalui kateter vena
umbilikalis.

6. Bayi bernafas spontan dengan distress nafas


 Bila bayi sudah bernafas spontan tapi disertai distress nafas
(retraksi, merintih, takipnu) berikan tekanan positif
berkelanjutan pada jalan nafas dengan CPAP (continunous
positive airway press)

7. Stabilisasi Pasca Resusitasi


 Bayi harus senantiasa dipantau dan dipertahankan dalam
keadaan stabil dengan prinsip STABLE selama dipindahkan
maupun menjalani perawatan.
 Bayi pasca resusitasi diobservasi di ruang perinatology.
4. Sikap - Sopan
- Teliti
- Hati-hati
- Tanggap dan peka terhadap respon pasien
- Cekatan
5. Petugas - Bidan
Pelaksana

6. Hal-hal yang Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien


perlu diperhatikan

Anda mungkin juga menyukai