Anda di halaman 1dari 12

SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 1 dari 12
LAMONGAN
Ditetapkan Oleh :

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR
OPERASIONAL 22 DESEMBER 2020
dr. Romy Hari Pujianto, Sp. B
Direktur
Pengertian Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di mana
bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada
fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (didaerah
pintu atas panggul/simfisis)

Tujuan Untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar
Kebijakan 1. Standar Pelayanan Keperawatan RSMKL mengacu dan
berpedoman pada Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang
ditetapkan oleh Dekes RI.
2. Standar Praktik Keperawatan RSMKL berpedoman pada Standar
Praktik Keperawatan yang ditetapkan oleh DPP Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
3. SK. Direktur RSMKL No : 0045/KPR/III.6.AU/A/2021 tentang
Kebijakan Managemen Operasional Pelayanan Keperawatan
RSMKL.
Prosedur Peralatan :
 Partus Set (harus steril)
a. Klem tali pusat (2 buah)
b. Gunting tali pusat (1 buah)
c. Gunting episiotomi (1 buah)
d. Klem ½ Kocher (1 buah)
e. Penjepit tali pusat plastik (1 buah)
f. Kateter
 Hecting Set ;
a. Needle Holder (1 buah)
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 2 dari 12
LAMONGAN
b. Pinset Anatomis (1buah)
c. Pinset Chirurgis (1 buah)
d. Gunting benang (1buah)
e. Gunting jaringan (1 buah)
 Bengkok (1buah)
 Handscoen steril (2 buah)
 Spuit 3 cc (4 buah)
 Foley Catheter no. 16
 Underped
 Kassa Steril (1 bundel)
A. Melihat tanda dan gejala Kala II
 Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
 Ibu merasa adanya tekanan pada anus
 Perineum menonjol
 Vulva-vagina dan anus membuka
B. Menyiapkan peralatan
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik
sekali pakai 3 ml ke dalam wadah partus set.
C. Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan
 Memakai celemek plastik
 Memastikan lengan/ tangan tidak memakai perhiasan, mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir
 Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam
 Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan yang
bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali ke
dalam wadah partus set
 Bila ketuban belum pecah: pinggirkan ½ Kocher pada partus set
 Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 3 dari 12
LAMONGAN
 Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas basah
dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum
dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan
daerah tersebut dari kotoran
 Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
Bila pembukaan belum lengkap, catat hasil pemeriksaan
pada partograf dan nilai kemajuan persalinan
Bila selaput belum pecah, lakukan pemecahan selaput
ketuban:
 Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian
kecil janin atau tali pusat
 Masukkan ½ kocher yang dipegang tangan kiri
dengan bimbingan telunjuk dan jari tengah tangan
kanan hingga menyentuh selaput ketuban
 Saat his berkurang kekuatannya, gerakkan ujung jari
tangan kanan membimbing ujung ½ kocher
menggores selaput ketuban hingga ketuban pecah
 Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan
kiri, masukkan ke dalam ember berisi larutan klorin
0,5%
 Pertahankan jari-jari tangan kanan tetap dalam
vagina sehingga yakin bahwa kepala turun dan tidak
teraba tali pusat setelah selaput ketuban dipecahkan.
 Keluarkan jari-jari tangan kanan dari vagina.

 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tanganke dalam


larutan klorin 0,5% membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
 Memeriksa denyut jantung setelah kontraksi uterus
selesai,pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/ menit)
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 4 dari 12
LAMONGAN
D. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
pimpinan meneran
 Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his bila ia sudah
merasa ingin meneran
 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi meneran.
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ia merasa nyaman). Berikan minuman manis jika tak
ada his.
 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran :
Memimpin ibu untuk meneran pada saat ibu timbul his,
menyesuaikan pimpinan meneran dengan kecepatan lahirnya
kepala.
Mendukung usaha ibu untuk meneran
Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his
(diantara his)
Memberi ibu kesempatan minum saat istirahat
Memeriksa DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Bila ibu belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran,
tunggu hingga ibu mempunyai dorongan kuat untuk
meneran (maksimal 60 menit). Ibu dianjurkan untuk ganti
posisi meneran seperti miring, jongkok, atau merangkak.
Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran 2 jam
Primipara/1 jam-Multipara, segera lakukan rujukan
E. Pesiapan pertolongan kelahiran janin
 Saat bokong janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut
ibu.
 Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkan
dibawah bokong ibu.
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 5 dari 12
LAMONGAN
 Membuka tutup partus set
 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
 Saat bokong sudah krowning dan perineum menipis,
menyuntikkan oksitosin atau sintocinon 5 unit IM dan
dilanjutkan dengan episiotomy.
F. Menolong kelahiran bayi
Lahirnya bokong
 Fase lambat pertama :mulai lahirnya bokong, pusat sampai
ujung scapula depan dibawah sympisis. Sifat penolong adalah
pasif, hanya menolong membuka vulva, saat bokong dan kaki
lahir kedua tangan memegang bokong secara Brach yaitu
kedua ibu jari sejajar sumbu Panjang paha janin sedangkan jari-
jari yang lain memegang pada pangkal paha.
 Fase cepat : lahirnya tali pusat sampai mulut Sampai tali pusat
lahir lalu mengendorkan tali pusat dan menunggu sampai ujung
scapula terlihat dibawah sympisis Ujung scapula anterior
terlihat dibawah sympisis, penolong melakukan gerakan
hiperlordosis yaitu punggung janin di dekatkan ke perut ibu,
bersamaan dengan gerakan hiperlordosis asisten melakukan
kristeller sampai dagu,mulut lahir (memperhatikan posisi
tangan janin).
 Setelah mulut lahir, kristeller berhenti dan hanya menahan
uterus saja, lalu ibu disuruh meneran sedikit untuk melahirkan
kepala. Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat hingga
menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu
berhenti meneran dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem
di dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat diantara 2
klem tersebut
 Saat dagu dan mulut lahir tangan kiri memegang kaki bayi
dengan perasat garpu Tangan kanan menahan perineum lalu
menyanggah kepala saat kepala lahir.Selanjutnya menanganan
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 6 dari 12
LAMONGAN
Bayi baru lahir.
Teknik Melahirkan Bahu Secara Klasik (Deventer)
 Melahirkan lengan belakang dulu karena lengan belakang
berada di ruang yang luas (sacrum), baru melahirkan lengan
depan, tetapi bila lengan depan sulit dilahirkan maka lengan
depan diputar menjadi lengan belakang yaitu punggung diputar
melewati sympisis.
 Kedua kaki janin di pegang dengan tangan penolong pada
pergelangan kaki, ditarik ke atas sejauh mungkin sehingga perut
janin mendekati perut ibu.
 Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong yaitu jari telujuk
dan jari tengah masuk ke jalan lahir menelusuri bahu, vosa
cubiti, lengan dilahirkan seolah-olah mengusap muka janin.
 Untuk melahirkan bahu depan kaki janin di pegang dengan
tangan kanan ditarik curam kebawah ke arah punggung ibu
kemudian dilahirkan.
 Bila lengan depan sulit dilahirkan maka harus diputar menjadi
lengan belakang yaitu lengan yang sudah lahir di sekam dengan
kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga keduaibu jari
penolong terletak di punggung dan sejajar dengan sumbu badan
janin sedang jari yang lain mencengkeram dada, kemudiandi
putar punggung melewati sympisis sehingga lengan depan
menjadi lengan belakang lalu lengan dilahirkan dengan teknik
tersebut di atas
Teknik Melahirkan Bahu Dan Lengan Menjungkit Secara
Lovset
Prinsip : memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-
balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah, sehingga bahu yang
sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir di bawah sympisis
 Badan janin dipegang secara femuropelvik sambil dilakukan
traksi curam ke bawah badan janin di putar setengah lingkaran
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 7 dari 12
LAMONGAN
sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. Kemudian sambil
dilakukan traksi badan janin di putar kembali ke arah yang
berlawanan setengah lingkaran sehingga bahu belakang tampak
di bawah sympisis dan lengan dapat di lahirkan
 Bila lengan janin tidak bisa lahir dengan sendirinya maka
lengan janin dapat di lahirkan dengan kedua jari penolon
Teknik Melahirkan Lengan Menunjuk Secara Biskenbach
 Bila lengan belakang yang menunjuk maka badan janin
dicekam dengan kedua tangan penolong yaitu kedua ibu jari
diletakkan pada punggung janin sejajar sumbu panjang badan,
sedang jari yang lain mencekam badan. Badan janin diputar
searah dengan arah lengan tersebut terletak di depan dada dan
menjadi lengan belakang kemudian dilahirkan secara klasik.
 Bila lengan depan yang menunjuk maka dilahirkan dengancara
yang sama hanya cara memegang badan dibalik ibu jari
diletakkan di dada dan jari yang lain mencekam
punggung.Catatan: Bila sedang melakukan pimpinan persalinan
secara brach kemudian terjadi kemacetan lengan maka harus
dilakukan pemeriksaan dalam apakah kemacetan tersebut
karena kelainan posisi lengan

Teknik Melahirkan Kepala Secara Maureceau


Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin(tangan yang
dekat dengan perut janin) dimasukkan ke dalam jalan lahir yaitu
jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin, jari telunjuk dan jari
manis pada vosa canina, sedangkan jari yang lain mencekam
leher, kemudian badan bayi ditunggangkan pada lengan bawah.
Kedua tangan penolong menarik curam ke bawah sambal seorang
asisten melakukan kristeller ringan. Tenaga tarikan terutama
dilakukan oleh tangan penolong yang mencekam leher janin. Bila
oksiput tampak di bawah sympisis kepala janin dielevasi ke atas
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 8 dari 12
LAMONGAN
dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga lahir berturut-
turut dagu, mulut,hidung,mata, dahi, ubun-ubun besar dan
akhirnya seluruh kepala.

Perasat Wigand M Wingkel


Tunggangkan badan bayi pada lengan penolong yang dekat
dengan perut bayi kemudian lakukan hiperlordosis dan tangan
kiripenolong melakukan kristeller lalu gerakkan ke atas hingga
lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.

Teknik Ekstraksi Kaki Bila Kaki Depan Lahir Lebih Dulu


 Kaki ditarik keluar diusahakan betis menghadap ke atas, hingga
punggung anak juga menghadap ke depan untuk memudahkan
ekstraksi
 Tungkai bawah yang sudah lahir dipegang dengan kedua ibu
jari sejajar pada betis, jari yang lain di sebelah belakang
 Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin
dengan kedua ibu jari sejajar pada sumbu paha dan jari lainnya
di belakang paha, ditarik curam ke bawah sampai rochanter
mayordepan lahir
 Kedua pangkal paha dengan pegangan yang sama ditarik ke
atas sehingga trochanter belakang lahir Setelah lipatan paha
kelihatan lalu dikait dengan jari telunjuk tangan kiri
 Setelah bokong lahir dipegang dengan ibu jari sejajar pada
sacrum, jari-jari lain pada masing-masing paha ditarik curam ke
bawah sampai pusat kelihatan lalu tali pusat dikendorkan. Lalu
ditarik terus curam ke bawah hingga ujung scapula depan di
bawah sympisis.
 Bahu dan lengan dilahirkan secara klasik dan kepala dilahirkan
secara mauriceau
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 9 dari 12
LAMONGAN
Teknik Ekstraksi Kaki Bila Kaki Belakang Lahir Lebih
Dahulu
 Dengan cara yang sama kaki belakang ditarik lebih dulu.
Berhubung kaki belakang lahir lebih dulu, maka bokong depan
tersangkut pada tepi atas symphisis. Untuk menghindari
kesulitan tersebut maka tungkai belakang ditarik lebih curam ke
bawah hingga pusat kelihatan kemudiantali pusat dikendorkan.
Tarikan terus ke bawah sampai ujung scapula depan kelihatan
di bawah symphisis
 Tarik terus ke bawah sampai trochanter mayor depan berada di
bawah symphisis, ditarik lagi curam ke bawah hingga bokong
depan lahir
 Lipatan paha depan dikait dengan satu jari yaitu jari telunjuk
tangan kanan Pegangan beralih, kedua ibu jari sejajar pada
sacrum, jari- jari yang lain masing-masing pada paha, ditarik ke
bawah hingga pusat kelihatan kemudian tali pusat dikendorkan.
Tarik terus ke bawah sampai ujung scapula depan kelihatan di
bawah symphisisb Kedua bahu dan lengan dilahirkan secara
klasik dan kepala dilahirkan secara maureciau.

Penanganan Bayi Baru Lahir


 Setelah seluruh badan lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah
penolong. Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat
terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
 Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian tali pusat.
 Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
umbilikus bayi melakukan urutan pada tali ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 10 dari 12
LAMONGAN
 Memegang tali pusat di antara 2 klem menggunakan tangan kiri
dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat
di antara kedua klem
 Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih
membungkus bayi hingga kepala
 Memberikan bayi kepada ibu untuk disusui bila ibu
menghendaki
Penataksanaaan Aktif Persalinan Kala Tiga
 Menyuntikkan Oksitosin
 Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
 Memberitahu ibu akan disuntik
 Meyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh
darah.
Penegangan Tali Pusat Terkendali
 Memindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
 Meletakkan tangan kiri di atas symphisis menahan bagian
bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat
menggunakan klem atai kain kasa dengan jarak 5-10 cm dari
vulva
 Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke
arah dorsokranial
 Bila uterus tidak segera kontraksi, minta ibu/ keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
 Jika dengan penegangan tali pusat terkendali bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk
meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke
arah bawah kemudian ke atas dengan kurve jalan lahir hingga
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 11 dari 12
LAMONGAN
plasenta tampak pada vulva. Bila tali pusat bertambah Panjang
tetapi plasenta belum lahir, pindahkan kembali klem hingga
berjrak 5-10 cm dari vulv
 Suntik ulang oksitosin IM bila plasenta tidak lahir lebih dari 15
menit
 Periksa kandung kemih lakukan kateterisasi bila penuh
 Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk
 Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah memberikan oksitosin
kedua
 Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan
plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tekanan)
pegangplasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran
searah untukmembantu pengeluaran plasenta dan mencegah
robeknya selaput ketuban.Bila selaput ketuban robek, dapat
digunakan klem untuk menarik robekan selaput ketuban
tersebut keluar atau masukkan jari telunjuk dan jari tengah
tangan kanan ke dalam vagina untuk melepaskan selaput
ketuban dari mulut rahim.
Massase Uterus
 Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase pada fundus
uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan
bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik
(fundus teraba keras )
 Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan Pasca Persalinan
 Periksa bagian maternal dan bagian fetalplasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap dan masukkna ke dalam kantong
plastik yang tersedia.Bila kontraksi uterus tidak baik setelah 15
detik melakukan massase mulai kompresi bimanual interna.
 Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan
perineum yang menimbulkan perdarahan aktifBila ada robekan
SOP Pesalinan Sungsang

RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
KALIKAPAS 00047/KPR/2021 0 12 dari 12
LAMONGAN
yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan
Pasca Tindakan
 Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik
 Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam
larutan klorin 0,5% kemudian bilas tangan yang masih
mengenakan sarung tangan dengan air yang sudah didensifeksi
tingkat tinggi.
Melengkapi partograf
Unit Terkait Unit PONEK
Unit VK

Anda mungkin juga menyukai