Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN DISTOSIA

BAHU
No. Dokument :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :............
...
UPTD PUSKESMAS Ttd Ka Puskesmas Puji Mulyani, S.Kep.Ns.MM
PULOKULON II NIP. 19800308 199903 2 003

1. Pengertian Distosia bahu adalah suatu keadaan dimana setelah kepala


dilahirkan, bahu
anterior tidak dapat lewat di bawah simfisis pubis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penanganan
distosia bahu
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No....................
tentang....................................
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Permenkes Nomor 1464/X/Menkes/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
284/MENKES/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan
Anak
6. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Rujukan, Kementerian Kesehatan, 2013.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah - 1. Tensimeter
Langkah 2. Stetoskop
3. Thermometer
4. Jam Tangan
5. Pita Ukur
6. Monoaural/ Doppler
7. Sarung tangan
8. Penghisap lendir 1
9. Kom berisi kapas DTT
10. Larutan Klorin 0,5 %
11. Bengkok
12. Kartu Ibu dan Partograf
13. Perlengkapan pelindung diri (masker, kaca mata google,
penutup kepala, celemek, sepatu boot)
14. Partus set steril isi (Klem kocher 2, Klem ½ kocher 1,
Gunting tali pusat 1, gunting episiotomi 1, benang tali
pusat, kassa steri 3 buah,kateter nelaton 1,spuit 3cc )
15. Obat-obatan (oxytosin 8 ampul, lidocain 1% 2 ampul , vit K
1 ampul, ergometrin 2 ampul)
16. Perlengkapan resusitasi BBL (banlon resusitasi, lampu
sorot, tempat resusitasi)
17. Salep mata tetrasiklin 1%
18. Hecting set (Pinsel, knal poeder, benang chromic, jarum
jahit 2 buah)

B. Petugas yang melaksanakan :


1. Bidan
C. Langkah-langkah
1. Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya
distosia bahu pada setiap persalinan, terutama sebagai
antisipasi terhadap taksiran berat janin yang besar dan
persalinan pada ibu dengan Diabetes Mellitus.
Manuver untuk menangani distosia bahu memiliki
syarat – syarat yaitu :
• Kondisi vital ibu cukup memadai, sehingga
dapat bekerja sama untuk menyelesaikan
persalinan
• Masih memiliki kemampuan untuk mengedan
• Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai
untuk akomodasi tubuh bayi.
• Bayi masih hidup atau di harapkan dapat bertahan
hidup.
• Bukan monstrum atau kelainan kongenital yang
menghalangi keluarnya bayi.
2. Jika terjadi kasus distosia bahu pada saat proses
persalinan maka operator segera meminta bantuan
tambahan petugas ( asisten )
3. Lakukan Manuver Mc Roberts
• Baringkan ibu terlentang pada punggung
• Minta ibu untuk melipat kedua pahanya,
sehingga kedua lututnya berada sedekat
mungkin dengan dada. Gunakan keduatangan
untuk membantu fleksi maksimal paha.
• Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala bayi
kearah bawah.
4. Jika belum berhasil dengan manuver Mc Roberts
lakukan tindakan episiotomi.
5. Lakukan manuver untuk melahirkan bahu depan Perasat
massanti
 Lakukan tarikan yang kuat dan terus menerus
kearah bawah pada kepala janin untuk
menggerakkan bahu depan di bawah simfisis
pubis Hindari tarikan yang berlebihan pada
kepala yang dapat mengakibatkan trauma pada
fleksus brakhialis
 Mintalah seorang asisten untuk melakukan
tekanan secara simultan kearah bawah pada
daerah supra pubis untuk membantu pesalinan
bahu.
 Jangan lakukan tekanan fundus. Hal ini dapat
mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat
mengakibatkan rupture uteri.
6. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan lakukan
manuver corkscrew woods
 Masukkan tangan kedalam vagina, lakukan
penekanan pada bahu yang terletak di depan
dengan arah sternum bayi untuk mengecilkan
diameter bahu.
 Jika diperlukan, lakukan penekanan pada bahu
belakang sesuai dengan arah sternum.
7. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan lakukan
manuver Schwartz and Dixon
 Masukan tangan mengikuti lengkung sacrum
sampai jari penolong mecapai fosa antecubiti.
 Dengan tekanan jari tengah lipat kearah dada
untuk
 Setelah terjadi pleksi tangan, keluarkan lengan
dari vagina
( menggunakan jari telunjuk untuk melewati dada
dan kepala bayi atau seperti mengusap muka bayi
), kemudian tarik hingga bahu belakang dan
seluruh lengan belakang dapat di lahirkan.
 Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah
bahu dan lengan belakang dilahirkan.
 Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu
belakang kedepan
( jangan menarik lengan bayi tetapi dorong bahu
posterior ) dan putar bahu depan kebelakang
( mendorong anterior bahu depan dengan jari
telunjuk dan jari tengah operator ) mengikuti arah
punggung bayi sehingga bahu depan dapat di
lahirkan.
8. Jika dengan beberapa prasat bayi sulit dilahirkan pasien
segera di rujuk kerumah sakit PONEK.
9. Dokumentasi tindakan dan asuhan yang diberikan

6. Diagram alir
( Jika
dibutuhkan)
7. Hal-hal yang Hati-hati dalam melakukan setiap prasat untuk mengurangi risiko
perlu cedera pada
diperhatikan janin

8. Unit terkait 1. PENDAFTARAN


2. RUANG BERSALIN
9. Dokumet terkait 1. Lembar partograf
2. Status pasien
3. Buku dan Format rujukan antar poli/rujukan eksternal
4. Buku kunjungan pasen bersalin
5. Buku registrasi persalinan

10. Rekaman No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal mulai


Historis diberlakukan
Perubahan

Sembungharjo,…………………….

Anda mungkin juga menyukai