Disusun Oleh :
No Revisi:
Halaman :1 – 5
SOP Dwi Supraptiningsih, S.ST M.Kes
2. TUJUAN
1. Sebagai acuan meluangkan pemeriksaan ante natal care sehingga
dapat menyelesaikan dengan baik, melahirkan bayi yang sehat
dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta
dapat menyusui dengan baik dan benar.
3. KEBIJAKAN 1. Pelayanan ante natal dapat dilakukan oleh seluruh bidan yang
berhak praktek mandiri dan bidan delima
4. RUANG LINGKUP Pemeriksaan ibu hamil di unit pelayanan KIA dan KB.
5. ALAT DAN BAHAN Alat pelindung diri
1.Sarung tangan luar
2.masker
Bahan :
1. Sarung tangan
2. Kapas steril
3. Kassa steril
4. Alkohol swab
5. Jelly
6. Sabun antiseptic/ hand sanitizer
7. Wastafel dengan air mengalir
6. PROSEDUR / 1. Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) yang mudah dijangkau
LANGKAH- 2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama ANC
LANGKAH 3. Mempersiapkan bumil mengosongkan kandung kemih
4. Menyediakan akses sarana cuci tangan berupa air mengalir dan
sabun atau hand sanitizer
Anamnesis
1. Riwayat perkawinan
2. Riwayat penyakit ibu dan keluarga
3. Status riwayat haid, HPHT
4. Riwayat imunisasi ibu saat ini
5. Kebiasaan ibu
6. Riwayat persalinan terdahulu
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
2. Keadaan bumil
3. Ukur TB, BB, LILA
4. Tanda vital : tensi, nadi, RR, HR
5. Pemeriksaan fisik menyeluruh (dari kepala sampai ekstremitas)
6. Mata : konjungtiva, ikterus, gigi
7. Kaki : oedema kaki
8. Pemeriksaan khusus
9. Umur kehamilan <20 minggu
10. Inspeksi
11. Tinggi fundus
12. Hiperpigmentasi(pada areola mammae)
13. Strie
14. Palpasi
15. Tinggi fundus uteri
16. Keadaan perut
17. Auskultasi
18. Umur kehamilan >20 minggu
19. Inspeksi
20. Tinggi fundus uteri
21. Hiperpigmentasi dan strie
22. Keadaan dinding perut
23. Palpasi
Lakukan pemeriksaan leopold dan intruksi kerjanya sbb:
pemeriksa berada disebelah kanan ibu, menghadap bagian
lateral kanan. Leopold 1
Letakan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus uteri. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibujari dan
telunjuktangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri,
setinggi tepis sisi simfisis.
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari – jari yang
mengfiksasiuterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa
sehingga menghadap kebagian kepala ibu .
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian bayi yanga ada pada bagian
tersebut dengan jalan menekansecara lembut dan menggeser
telapak tangan kiri dan kanansecara bergantian.
Leopold 2
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral
kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser
kebawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memanjang (punggung) atau bagian yang kecil
(ekstremitas)
Leopold 3
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap
kebagian kaki ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri
bawah , telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan
bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau
bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian
keras, bulat, dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan
tonjolan yang yang lunak dan kurang simetris adalah
bokong).
Leopold 4
Letakkan ujung telpak tangan kiri dan kanan pada dinding
lateral kiri dan kanan uterus kebawah, ujung-ujung jari
tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
Akhir pemeriksaan
1. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
2. Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan
.
.
Marwani,Str.keb
Halaman 1 – 11
1. PENGERTIAN Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara
spontal dengan presentasi blakang kepala dan tanpa komplikasi.
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dari potensi
bahaya/risiko dalam rangka pencegahan terjadinya
transmisi/penularan COVID-19
2. TUJUAN Sebagai pedoman bidan dalam mengupayakan kelangsungan hidup
dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan kualitas pelayanan
dapat terjaga pada tingkat optimal dan Pencegahan terjadinya
transmisi/penularan COVID-19
3. ALAMAT DAN Persiapan alat:
BAHAN 1. Persiapan alat perlindungan diri
a. Apron
b. Spatu boot
c. Masker N95
d. Kaca mata google
e. Penutup kepala
f. Face shield
g. Sarung tangan
h. Termometer
2. Persiapan ibu dan bayi
a. Handuk 2 buah
b. Alas bokong
c. Selimut untuk mengganti
d. Pembalut dan celana dalam
e. Pakaian ibu
f. Kain sarung yang bersih dan kering (5 buah)
g. Pakaian bayi, topinya
h. Waslap 2 buah
3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah ember yang berisi air dan detergen
b. 3 buah tempat sampah tertutup, untuk sampah kering,
sampah basah, dan sampah medis
c. 1 wadah larutan DTT, untuk membersihkan ibu setelah
persalinan selesai
d. 2 wadah larutan klorin 0,5%, untuk membersihkan tempat
ibu bersalin dari dan untuk mencelupkan tangan saat
melakukan dekontaminasi pada sarung tangan yang sudah
digunakan, dan satunya untuk merendam alat selama 10
menit.
4. 2 buah instrumen:
a. Partus set:
1. 2 pasang hanscoen
2. 1 kateter nelaton
3. 2 buah klem koher
4. 1 buah ½ koher
5. 1 gunting episiotomi
6. 1 buah gunting tali pusat
7. Kain kasa secukupnya
8. Pengikat tali pusat/ umbilikal
b. Heating set
1. 1 pasang hanscoen
2. 1 buah dook
3. 1 pinset sirugik
4. 1 gunting benang
5. Nailpoeder dengan jarumnya (jarum otot dan jarum
kulit
6. Kain has secukupnya
5. 1 kom kapas DTT, 1 kom larutan DTT
6. Spuit 3cc, 1 spuit 1cc, 1 spuit 5/ 10cc
7. Leanec, korentang, bengkok
8. Alat pemeriksaan TTV : tensi meter, stetoskop, thermometer,
jam
9. Set infus : cairan RL/D5 0,9%, selang infus, abochet 16/18cm,
plester
10. Obat – obatan :
a. Lidocain
b. Oxytosin
c. Ergometrin
d. Vit K
e. Tetes mata
f. Hepatitis B
g. Benang untuk menjahit
h. Bethadine dan Alkohol swab
11. Tempat plasenta
12. Alat resusitas
a. Meja yang bersih, datar dan keras
b. 1 buah kain untuk mengalasi meja
c. 1 kain untuk mengganjal bahu bayi
d. 1 buah kain digelar diatas perut ibu
e. Lampu sorot 60 watt
f. Alat penghisap lendir (bola – bola karet/ delee
g. Balon dengan sungkupnya
h. Jam dinding
Persiapan lingkungan
1. Tutup sketsel, jendela untuk menjaga privasi pasien
2. Beri penerangan yang cukup untuk memudahkan bidan dalam
melakukan tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan tempat tidur pasien, yang memudahkan bidan
memberikan pertolongan pada persalinan normal
Persiapan pasien
1. Berikan penjelasan tentang prosedur, tujuan dan manfaat
2. Membertahu ibu,bahwa bidan akan melakukan pertolongan
persalinan, agar bayi lahir dan ibu melewati proses persalinan
dengan normal agar terhindar dari komplikasi
3. Informed consent
Memberitahu ibu untuk menandatangani surat pernyataan
bahwa ibu bersedia dilakukan pertolongan yang akan dilakukan
Bantu klien dalam posisi yang nyaman dianjurkan ibu pada
posisi setengah duduk tidak dianjurkan ibu untuk terlentang
Persiapan petugas
Mencuci tangan dengan 7 langkah
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan
memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
perlahan
7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan
cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh
bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan
memakai handuk atau tisu.
Jika uterus tidak segera kontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting payudara ibu
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari
– jari tangan atau klem ovum DTT/ steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
Menilai perdarahan
39. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan selaputnya lengkap
dan utuh. Masukkan plasenta kedalam kantung plastik atau
tempat kusus
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbilkan perdarahan
setelah didekontaminasi.
49. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
yang sesuai
50. Bersihkan badan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh
dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah diranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman atau makanan
yang diinginkan
52. Dekontaminasikan tempat bersalin dengan mengelap memakai
larutan klorin0,5%
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%
balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan lorin
0,5% selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih/ DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi
56. Dalam 1 jam beri salep mata/ tetes mata profiliksis infeksi,
vitamin K 1mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir pernafasan bayi (normal 40 – 60x/ menit) dan
temperatur tubuh (normal 36,5 – 37,5◦C setiap 15 menit
57. Setelah 1 jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan
bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu – waktu bisa di susui
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PROSEDUR
5.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
6.CATATAN MUTU
7.REFERENSI
PEMERIKSAAN POST NATAL CARE
DI MASA PANDEMI COVID 19
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN No. Dokumen : ...../.................../....../2021
SOP Tanggal Terbit : Disetujui Oleh:
09 April 2021 Ketua IBI Cabang Lampung Selatan
No Revisi:
1. PENGERTIAN Asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran, sampai 6
minggu setelah kelahiran. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dari potensi bahaya/risiko dalam rangka pencegahan
terjadinya transmisi/penularan COVID-19
2. TUJUAN 1. Mencegah, deteksi dini, penangan komplikasi
2. Merujuk ibu nifas dengan komplikasi
3. Mendukung dan meningkatkan kepercayaan diri dalam
pelaksanaan peran ibu
4. Mendorong ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
5. Pencegahan terjadinya transmisi/penularan COVID-19
Bahan :
Kapas DTT
4. PERSIAPAN 1. Petugas siap melaksanakan asuhan ibu nifas, cuci tangan,
sebelum dan sesudah bekerja dengan menggunakan APD
lengkap sesuai protokol kesehatan pencegahan covid 19
2. Mempersiapkan klien pada posisi yang nyaman
3. Mempersiapkan alat didekatkan pada petugas
5. PELAKSANAAN 1. Petugas menyapa ibu dengan ramah
2. Menjelaskan prosedur protokol kesehatan pencegahan covid 19
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
4. Meminta persetujuan ibu untuk diperiksa
5. Melakukan anamnesa lengkap
6. Memberikan asuhan sayang ibu
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan perorangan
8. Melakukan pemeriksaan
a. mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien
b. menggunakan sarung tangan
c. memeriksa
d. mengkaji tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi, memantau
ibu dengan kesiapan kegawat daruratan
e. memeriksa keadaan bayi
f. tidak memperbolehkan ibu pulang sebelum 24 jam post
partum
g. mengambil tindakan rujukan jika terdapat indikasi
h. menjelaskan semua temuan yang diperoleh kepada ibu dan
mendiskusikan rencana asuhan dengannya
i. mendokumentasikan hasil pemeriksaan, perawatan yang
dilakukan, mencatat terapi yang diberikan bidan.
6. PELEPASAN ALAT 1. Lepaskan apron
PELINDUNG DIRI 2. Lepaskan penutup kepala dan leher
(APD) 3. Lepaskan sarung tangan luar
4. Lepaskan face shield
5. Lepaskan masker
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PERSIAPAN
5.PELAKSANAAN
6.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
7.CATATAN MUTU
8.EVALUASI
9.REFERENSI
PELAYANAN BAYI BARU LAHIR
DI MASA PANDEMI COVID 19
No Revisi:
1. PENGERTIAN Neonatal adalah masa bayi selama 28 hari pertama setelah bayi lahir
(usia 0-28 hari)
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada saat bayi
tersebut selama 1 jam pertama setelah kelahiran
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dari potensi
bahaya/risiko dalam rangka pencegahan terjadinya transmisi/
penularan COVID-19
2. TUJUAN 1. Memberikan penanganan yang tepat pada bayi baru lahir sehingga
dapat mengurangi resiko dan komplikasi yang ditimbulkan serta
memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien
2. Menilai kondisi bayi baru lahir
3. Membantu terlaksananya nafas spontan
4. Mencegah hypotermi
5. Inisiasi menyusui dini
6. Pencegahan terjadinya transmisi/penularan COVID-19
3. KEBIJAKAN Standar pelayanan kebidanan tahun 2000
Semua bayi baru lahir spontan maupun yang tidak
Mematuhi protokol kesehatan pencegahan covid 19
Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil keluarga pasien
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada keluarga
3. Berikan kesempatan keluarga untik bertanya sebelum kegiatan
dimulai
Tahap Kerja
1. Melakukan observasi keseluruh tubuh bayi, postur, ekstermitas,
termasuk kondisi kulit, warna kulit, adanya kelainanpada kulit,
pergerakan bayi, tanda lahir, verniks
2. Mengukur tanda-tanda vital: pernafasan, suhu, nadi
3. Kaji kepala: bentuk, adanya benjolan, mengukur lingkar kepala
dengan pita ukur
4. Kaji muka: simetris/ proposional wajah
5. Kaji telinga: bentuk, lokasi, pengeluaran
6. Kaji mata: simetris, kebersihan kelopak mata, pupil reflek
terhadap cahaya (kornea pupil), mata boneka
7. Kaji hidung: simetris, lubang hidung, keadaan cuping hidung,
adanya milia, reflek (glabella, bersin)
8. Kaji mulut: kebersihan pergerakan lidah, adanya kelainan pada
bibir/ palatum (labiopalatoskizis), reflek (rooting, isap, swaling)
9. Kaji leher dan dada: clavicula, lingkar dada, gerakan dada,
kesimetrisan puting susu, pengeluaran puting susu, bunyi nafas,
bunyi jantung, (apeks jantung), refleks tonik neck
10. Kaji abdomen: peristaltik usus, kondisi tali pusat, gerakan
pernafasan abnormal, perdarahan tali pusat
11. Kaji genitalia: perempuan: labia mayora, labia minora, klitoris.
Pengeluaran laki-laki: turunnys testis, jumlah testis, kondisi penis,
scrotum, anus, suhu tubuh, adanya atresia ani (kelainan)
12. Kaji ekstermitas atas dan bawah: pergerakan normal, simetris/
tidak, jumlah jari, reflek babinsky (genggam), walsking
(melangkah)
13. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Tahap terminasi
1. Simpulkan hasil kegiatan
2. Langkah kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan
4. Mencuci tangan
5. Dokumentasi catat hasil tindakan dalam pencatatan keperawatan
hal-hal yang perlu diperhatikan
5. UNIT TERKAIT Ruang Bersalin/ Ruang Bayi
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
3.KEBIJAKAN
4.PROSEDUR
5.UNIT TERKAIT
6.MANEJEMEN BAYI
BARU LAHIR
NORMAL
7.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
8.CATATAN MUTU
9.REFERENSI
PELAYANAN KB
(PEMBERIAN SUNTIK)
DI MASA PANDEMI COVID 19
No. Dokumen :...../............../...../2021
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN
No Revisi :
Halaman :1 – 4
Dwi Supraptiningsih, S.ST M.Kes
4. RUANG LINGKUP Pemeriksaan ibu hamil di unit pelayanan KIA dan KB.
5. ALAT DAN PASIEN Alat :
1. Alat pelindung diri (handscoen)
2. Apron
3. Face shield
4. Masker N95
5. Penutup kepala dan leher
6. Sepatu boot
7. Obat amergency (anafhilatik syok)
8. Obat-obatan (depo medroksi progesteron asetat dan suntikan
kombinasi misalkan cyclofem
9. Spuit 3cc/ 5cc
10. Bak instrumen
11. Bengkok
12. Kapas alkohol
13. Tensi meter
14. Safety bo
Pasien
a. Pastikan klien benar – benar memilih metode kontrasepsi Suntik
sebagai pilihannya (infromed consent)
b. Masker N95
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
3.INDIKASI
4.RUANG LINGKUP
6.PELAKSANAAN
7.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
8.CATATAN MUTU
9.REFERENSI
PELAYANAN KB
(PEMASANGAN AKDR)
DI MASA PANDEMI COVID 19
No Revisi:
Halaman :1 – 5
Dwi Supraptiningsih, S.ST M.Kes
Pasien
a. Pastikan klien benar – benar memilih metode kontrasepsi
AKDR sebagai pilihannya (infromed consent)
b. Masker N95
4. PROSEDUR 1. Konseling Awal
a. Siapkan klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan
tanyakan tujuan kedatangannya
b. Berikan informasi umum tentang KB
c. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia
dan keuntungan, keterbatasan dan jenis – jenis kontrasepsi
Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut
digunakan
Jelaskan bagaimana cara kerja alkon tersebut
Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah
kesehatan lain yang mungkin akan dialami
Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami
oleh klien
d. Lakukan anamnese klien secara lengkap dan cermat
termasuk riwayat kesehatan reproduksinya untuk
memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk
menggunakan AKDR
e. Pemeriksaan panggul
Pastikan klien sudah mengosongkan kandung
kemihnya dan mencuci area genetalia dengan
menggunakan sabun dan air
Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun,
keringkan dengan air bersih
Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
Palpasi daerah perut apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya di daerah supra publik
Kenakan kain penutup klien untuk
pemeriksaanpanggul
Atur arah sumber cahaya untuk melihat servik
Pakai sarung tangan DTT
Atur penempatan peralatan dan bahan – bahan yang
akan digunakan dalam wadah steril/ DTT
Lakukan inspeksi pada genetalia eksternal
Palpasi kelenjar skiene dan bartholini, amat adanya
nyeri atau duh (discharge) vagina
Masukkan spekulum vagina
Lakukan pemeriksaan inspekulo
1) Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
2) Inspeksi servik
Keluarkan spekulum dengan hati – hati dan letakkan
kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh
peralatan yang belum digunakan Lakukan
pemeriksaan bimanual
1) Pastikan gerakan servik bebas
2) Tentukan besar dan posisi uterus
3) Pastikan tidak ada kehamilan
4) Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
Lakukan pemeriksaan rektovaginal (adanya tumor
pada cavum douglas)
Celupkan proses dan bersihkan sarung tangan dan
larutan klorin 0,5%, kemudian buka secara terbalik
dan rendam dalam klorin
2. Tindakan Pra Pemasangan
a. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan
klien rasakan pada saat proses pemasangan dan persilahkan
klien untuk mengajukan pertanyaan
b. Masukkan lengan AKDR Cu T380 A didalam kemasan
steril
Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda tidak steril
Letakkan kemasan pada tempat yang datar
Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR
Pegang kedua ujung AKDR dan dorong tabung inserter,
tarik tabung inserter sampai kepangkal lengan sehingga
akan melipat
Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung tarik
tabung inserter dari bawah lipatan lengan
Angkat sedikit inserter, dorong dan putar untuk
memasukkam AKDR yang sudah terlipat tersebut
kedalam tabung inserter
3. Prosedur Pemasangan AKDR
a. Pakai sarung tangan steril/ DTT yang baru
b. Pasang spekulum vagina untuk melihat servik
c. Usap vagina dan servik dengan larutan anti septik 2 – 3 kali
d. Jepit servik dengan tenakulumhati – hati
e. Masukkan sonde uterus dengan tehnik tidak menyentuh/
memasukkan sonde kedalam kavum uteri sekali masuk
tanpa menyentuh dinding vagina maupun bibir spekulum
f. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan
sonde
g. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang
masih berada didalam kemasan sterilnya dengan menggeser
leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh
plastik penutup kemasan
h. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh
permukaan yang tidak steril, hati – hati jangan sampai
pendorongannya terdorong
i. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dengan posisi
horizontal (sejajar dengan AKDR), sementara melakukan
tarikan hati – hati pada tenakulum, masukkan tabung
inserter kedalam uterus sampai leher biru menyentuh servik
atau sampai terasa adanya tahanan
j. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan sarung
tangan
k. Lepas lengan AKDR dengan menggunakan tehnik
withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
l. Keluarkan pendorong kemudian tabung inserter didorong
kembali ke servik sampai leher biru menyentuh servik atau
sampai terasa adanya tahanan
m. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang
AKDR kurang lebih 3 – 4 cm
n. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ketempat sampah
terkontaminasi
o. Lepaskan tenakulum dengan hati – hati rendam dalam
5. Lepaskan masker
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PROSEDUR
5.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
6.CATATAN MUTU
7.REFERENSI
PELAYANAN KB
(PENCABUTAN AKBK)
DI MASA PANDEMI COVID 19
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN
SOP Tanggal terbit : Disetujui oleh:
09 April 2021
No Revisi:
Halaman :1 – 4 Ketua IBI Cabang Lampung Selatan
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PROSEDUR
5.CATATAN MUTU
6.REFERENSI
PELAYANAN KB
(PENCABUTAN AKDR)
DI MASA PANDEMI COVID 19
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN
No Revisi:
2. TUJUAN Agar klien bisa kembali hamil atau ingin mengganti metode
kontrasepsi yang lain.
Pencegahan terjadinya transmisi/penularan COVID-19
Bahan
1. Kasa DTT
2. Air DTT
3. Alat PI
4. Penjepit benang IUD
5. Betadine
6. Tempat sampah medis
4. PROSEDUR 1. Konseling pra pencabutan
a. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
b. Tanyakan tujuan kunjungan
c. Tanyakan apa alasan mencabut AKDR tersebut dan jawab
pertanyaannya
d. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) selanjutnya (apakah ingin
mengatur jarak kehamilan atau membatasi jumlah anaknya)
e. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien
rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah pencabutan
2. Tindakan pra pencabutan
a. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemih dan
cuci genitalia dengan menggunakan air bersih dan sabun
b. Bantu klien naik ke meja pemeriksaan
c. Cuci tangan dengan efektif
d. Pakai sarung tangan steril / DTT
e. Atur penempatan peralatan dan bahan – bahan yang akan
dipakai dalam wadah steril/ DTT
3. Prosedur pencabutan
a. Lakukan pemeriksaan bimanual
b. Pasang spekulum vagina untuk melihat servik, atau vagina
dengan air DTT
c. Jepit benang yang dekat servik dengan klem
d. Tarik keluar benang secara mantap tetap hati – hati untuk
mengeluarkan AKDR
e. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien kemudian rendam
dalam larutan klorin 0,5%
f. Keluarkan spekulum dengan hati – hati
4. Tindakan pasca pencabutan
a. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
b. Buang bahan – bahan yang sudah tidak di pakai lagi ke
tempat yang sudah di sediakan
c. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan secara
terbalik dan rendam dalam larutan klorin tersebut
d. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang
5. Konseling pasca pencabutan
a. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami
masalah
b. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang
telah diberikan
c. Jawab semua pertanyaan klien
d. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang
tesedia dan resiko keuntungan dari masing – masing alat
kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak kehamilan
atau ingin membatasi jumlah anaknya
e. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi sementara
sampai klien memustuskan alat kontrasepsi baru yang akan
di pakai
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PROSEDUR
5.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
6.CATATAN MUTU
7.REFERENSI
PELAYANAN KB
(PENBERIAN KONTRASEPSI PIL
KOMBINASI)
DI MASA PANDEMI COVID 19
No. Dokumen : ...../.................../...../2021
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN
Tanggal Terbit : Disetujui oleh:
09 April 2021 Ketua IBI Cabang Lampung Selatan
SOP No Revisi:
Halaman :1 – 3
Dwi Supraptiningsih, S.ST M.Kes
1. PENGERTIAN Alat kontrasepsi yang berbentuk pil yang mengandung hormon aktif
estrogen dan progestan, yang fungsi utamanya menekan ovulasi dan
mengentalkan lendir servik sehingga sulit dilalui oleh sperma
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dari potensi
bahaya/risiko dalam rangka pencegahan terjadinya
transmisi/penularan COVID-19
1. Apron
2. Face shield
3. Masker N95
4. Sarung tangan
5. Penutup kepala dan leher
6. Sepatu boot
7. Tensi
8. Termometer
9. Stetoskop
Bahan
Pil KB kombinasi
5. Lepaskan masker
3. Buku Kohort KB
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PROSEDUR
5.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
6.CATATAN MUTU
7.REFERENSI
No Revisi:
1. PENGERTIAN Penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, protein urine dan oedema
yang timbul karena kehamilan dan terjadi pada triwulan ke 3
kehamilan.
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dari potensi
bahaya/risiko dalam rangka pencegahan terjadinya
transmisi/penularan COVID-19
Persiapan bahan:
1. Larutan MgSO4
2. Aquades
4. PENATALAKSANAAN Tatalaksana umum
Ibu hamildengan preeklamsi harus segera dirujuk ke rumah sakit
seminggu
Oedema bertambah dengan mendadak
Terdapat gejala dan keluhan subjektif
2. Pree eklamsia berat dan ringan Pencegahan
dan tatalaksana kejang
a. Bila terjadi kejang, perhatikan jalan nafas, pernafasan
(oksigen) dan sirkulasi (cairan intra vena)
b. MgSO4 diberikan secara intra vena kepada ibu dengan
eklamsi (sebagai tatalaksana kejang), dan pre eklamsi berat
(sebagai pencegahan kejang)
c. Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat diberikan
seluruhnya, berikan dosis awal, lalu rujuk ibu segera ke
fasilitas kesehatan yang memadai
d. Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera
kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap
dengan fasilitas ventilator tekanan positif
Cara pemberian MgSO4
Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah
kejang atau kejang berulang
Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g
5. PELEPASAN ALAT 1. Lepaskan apron
PELINDUNG DIRI 2. Lepaskan penutup kepala dan leher
(APD) 3. Lepaskan sarung tangan luar
4. Lepaskan face shield
5. Lepaskan masker
6. Lepaskan sepatu boot
7. Lepaskan sarung tangan dalam
8. Terapkan kebersihan tangan/hand hygiene di setiap tahapan
9. Semua tahapan dilaksanakan sesuai dengan prinsip pelepasan
yang benar dan buang ke tempat sampah infeksius
6. CATATAN MUTU 1. Kartu Status Ibu
2. Buku Rekam
Medik
7. REFERENSI Buku saku pelayanan kesehatan ibu difasilitas kesehatan dasar dan
rujukan
Surat Edaran no 2 tahun 2021. Protokol kesehatan perjalanan
internasional dalam masa pandemi corona covid disease 2019
(COVID 19)
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PENATALAKSANAAN
5.CATATAN MUTU
6.REFERENSI
PELAYANAN RUJUKAN DI
MASA PANDEMI COVID 19
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN No. Dokumen :..../ .................../...../2021
Tanggal Terbit : Disetujui Oleh :
SOP 09 April 2021
Ketua IBI Cabang Lampung Selatan
No Revisi :
B (Bidan):
Pastikan/ ibu/ bayi/ klien/ didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke
fasilitas rujukan, menggunakan alat pelindung diri lengkap sesuai
protol kesehatan pencegahan covid 19
A (Alat):
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk asuhan
persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (seperti: Apron, Face
shield, Masker N95, Sarung tangan, Penutup kepala dan leher,
Sepatu boot, spuit, infus set, tensi meter dan stetoskop, alat
resusitasi dll) bersama ibu ke tempat rujukan,perlengkapan dan
bahan – bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan
dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan
K (Keluarga):
Beritahu ibu dan keluarga tentang penggunaan protol kesehatan
dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan memberi tahu ibu
kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa dirujuk. Suami
dan anggota keluarga yang lain diusahakan untuk dapat
menyetujui ibu (klien) ketempat rujukan
S (Surat):
Beri surat ketempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien)
alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat-obat yang
telah diterima ibu (klien), sertakan juga partograf yang dipakai
untuk membuat keputusan klinik.
O (Obat):
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu kefasilitas
rujukan. Obat-obat teraebut mungkin akan diperlukan selama di
perjalanan
K (Kendaraan):
Siapkan kendaraan yang memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi cukup nyaman. Pastikan kendaraan cukup baik untuk
mencapai tujuan tepat waktu.
U (Uang):
Ingatkan pada keluarga untuk membawa uang yang cukup untuk
membeli obat-obat yang diperlukan dan bahan kesehatan lain yang
diperlukan selama ibu atau bayi tinggal difasilitas rujukan
DA (Darah):
Ingatkan keluarga untuk mempersiapkan keluarga yang bisa donor
darah yang mempunyai golongan darah yang sama dengan pasien
untuk persiapan bila diperlukan transfusi darah
4. LANGKAHLANGKAH 1. Bidan menggunakan APD lengkap sesuai protokol kesehatan
pencegahan penularan COVID 19
2. Bidan melakukan kajian terhadap pasien
3. Bidan memastikan pasien yang di rujuk sesuai dengan kriteria
pasein – pasien yang perlu/ harus di rujuk
4. Bidan memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
pasien mengenai alasan pasien dirujuk
5. Bidan mempersilahkan pasien/ keluarga menandatangani
persetujuan rujukan
6. Bidan menyiapkan surat rujukan
7. Bidan melengkapi surat rujukan berupa:
Nama faskes yang dituju serta lokasi faskes tersebut
Identitas pasien berupa, nama, umur, alamat, serta nomor
kartu jaminan
Resume klinis berupa anamnese singkat, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosa kebidanan, dan terapi yang
telah diberikan
8. Bidan memastikan pasien dalam keadaan stabil
9. Bidan memastikan alat – alat kesehatan yang terpasang pada
pasien dalam keadaan baik
10. Bidan menyiapkan alat kesehatan dan obat – obatan yang
diperlukan dalam proses rujukan
11. Bidan menyerahkan surat rujukan kepada pasien atau keluarga
pasien
12. Bidan mendampingi pada saat merujuk pasien
13. Apabila pasien menolak untuk dilakukan rujukan, pasien
wajib
5. Lepaskan masker
7. REFERENSI Buku saku pelayanan kesehatan ibu di faskes dasar dan rujukan
2014
Surat Edaran no 2 tahun 2021. Protokol kesehatan perjalanan
internasional dalam masa pandemi corona covid disease 2019
(COVID 19)
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
3.PROSEDUR
4.LANGKAH –
LANGKAH
5.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
6.CATATAN MUTU
7.REFERENSI
HEMORAGIC ANTE PARTUM
DI MASA PANDEMI COVID 19
Bahan :
Set infus
Cairan RL/D5%
Selang infus
Torniket
Abochet 16/18
Plester
Handsanitizer
7. Melakukan pemeriksaan
Tatalaksana umum
a. PERHATIAN, tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan
dalam sebelum tersedia kesiapan untuk secsio cesaria.
Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati – hati, untuk
menentukan sumber perdarahan
b. Perbaiki kekurangan cairan/ dara dengan infus cairan (Nacl
0,9% atau RL)
c. Lakukan penilaian jumlah darah
d. Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan secsio
cesaria tanpan menghitung usia kehamila
e. Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi
prematur pertimbangan terapi ekspektif
f. Lakukan rujukan
6. PELEPASAN ALAT 1. Lepaskan apron
PELINDUNG DIRI 2. Lepaskan penutup kepala dan leher
(APD) 3. Lepaskan sarung tangan luar
4. Lepaskan face shield
5. Lepaskan masker
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PERSIAPAN
5.PELAKSANAAN
6.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
7.CATATAN MUTU
8.REFERENSI
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN
Tanggal Terbit : Disetujui Oleh:
09 April 2021 Ketua IBI Cabang Lampung Selatan
No Revisi:
Bahan :
1. Set infus
2. Cairan RL/D5%
3. Selang infus
4. Torniket
5. Abochet 16/18
6. Plester
7. Handsanitizer
5. Lepaskan masker
8. REFERENSI Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan
Surat Edaran no 2 tahun 2021. Protokol kesehatan perjalanan
internasional dalam masa pandemi corona covid disease 2019
(COVID 19)
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PERSIAPAN
5.PELAKSANAAN
6.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
7.CATATAN MUTU
8.REFERENSI
PROSEDUR KLINIK
PENANGANAN BAYI ASFIKSIA
DI MASA PANDEMI COVID 19
No Dokumen :...../................../2021
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN
SOP Tanggal Terbit : Disetujui Oleh:
09 April 2021 Ketua IBI Cabang Lampung Selatan
No Revisi:
1. PENGERTIAN Keadaan dimana bayi baru lahir tidak bernafas secara spontan dan
teratur. Sering sekali seorang bayi yang mengalami gawat janin
sebelum persalinan akan mengalami asfiksia sesudah persalinan.
Masalah ini berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat
dan plasenta atau masalah pada bayi selama atau sesuadah
persalinan
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dari potensi
bahaya/risiko dalam rangka pencegahan terjadinya
transmisi/penularan COVID-19
1. Apron
2. Face shield
3. Masker N95
4. Penutup kepala dan leher
5. Sarung tangan
6. Sepatu boot
13. Oksigen
5. PENATALAKSANAAN
Penilaian bayi baru lahir
Langkah awal
Ventilasi
9. Mulai ventilasi
11. Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar penolong dapat
menilai pengembangan dada bayi waktu dilakukan penghisapan
udara
12. Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dan sungkup dengan
jalan meniup pangkal tabung dan menekan balon sambil
menahan corong sungkup
Ventilasi percobaan
14. Tiup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan udara
(20 cm air) ke jalan nafas bayi
Ventilasi definitif
17. Juka bayi blm bernafas spontan atau megap – megap lanjutkan
ventilasi 20 kali dalam 30 detik dan selanjutkan lakukan
penilaian ulang > lihat 16 a – c
b. Melanjutkan resusitasi
d. Mencegah hipotermi
e. Memberikan vitamin K1
f. Mencegah infeksi
7. CATATAN MUTU
Rekam Medik
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
5.PELAKSANAAN
6.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
7.CATATAN MUTU
8.EVALUASI
9.REFERENSI
Bahan :
1. Cairan Nacl 0,9% atau RL
2. Kateter
3. Urine bag
4. PERSIAPAN 1. Petugas siap melaksanakan asuhan ibu nifas, cucitangan, sebelum
dan sesudah bekerja
2. Mempersiapkan klien pada posisi yang nyaman
3. Mempersiapkan alat didekatkan pada petugas
5. PELAKSANAAN 1. Tatalaksanan umum
a. Carilah bantuan tenaga kesehatan lain
b. Pastikan jalan nafas bebas dan berikan oksigen
c. Miringkan ibu kekiri
d. Hangatkan ibu
e. Pasang infus intra vena (2 jalur bila mungkin) dengan
menggunakan jarum terbesar no 16 atau 18
f. Berikan cairan kristaloid (Nacl 0,9% atau Ranger Laktat)
sebanyak 1 liter dengan cepat 15 – 20 menit
g. Pasang kateter urine untuk mengetahui jumlah urin yang
keluar
h. Lanjutkan pemberian cairan sampai 2 liter dalam satu jam
pertama hingga 3 liter dalam 2 sampai 3 jam, pantau
kondisi ibu dan tanda – tanda vital
i. Cari penyebab syok dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang lebih lengkap secara si multan
j. Pantau tanda vital dan kondisi ibu setiap 15 menit
k. Bila ibu sesak dan pipi membengkak, turunkan kecepatan
infus sampai 0,5ml / menit (8 – 9tts/ menit), pantau
keseimbangan cairan
l. Tanda – tanda bahwa kondisi ibu sudah stabil atau ada
perbaikan adalah sebagai berikut:
Tekanan darah sistolik lebih dari 100mmHG
Denyut nadi <90 x/ menit
Status mental membaik (gelisah berkurang)
Produksi urin >30 ml/jam
m. Setelah kehilangan cairan dikoreksi (frekwensi nadi <100
x/ menit dan tekanan darah sitolik >100mmHg)
n. Pemberian infus dipertahankan dengan kecepatan 500ml
tiap 3 – 4 jam (40 – 50 tts/menit)
o. Pertimbangan merujuk ibu ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lain
2. Tatalaksana khusus
Syok hemoragik
a. Jika perdarahan hebat dicurigai sebagai penyebab syok, cari
tau dan atasi sumber perdarahan
Perdarahan sebelum usia kehamilan 22 minggu
Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu dan saat
persalinan
Perdarahan setelah persalinan
b. Transfusi dibutuhkan jika HB<7 gr/dl atau secara klinis
ditemukan anemia berat
Syok anfilatik
a. Hentikan kontak dengan alergen yang dicurigai
b. Koreksi hipotensi dengan resusitasi cairan yang agresif dan
berikan efinefrin/ adrenalin 1:1000 (1gr/ml) dengan dosis
0,2 – 0,5 ml/ IM atau sub cutan
c. Berikan terapi surfotif dengan anti histamin (difenhidramin
25 – 50 IM IV), penghambat reseptor H2 (ranitidine 1mg/
kg BB IV dan kortikosteroid (metilprednisolon 1 – 2 mg/kg
BB / hari diberikan tiap 6 jam)
5. Lepaskan masker
9. REFERENSI Buku saku pelayanan kebidanan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PERSIAPAN
5.PELAKSANAAN
6.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
7.CATATAN MUTU
8.EVALUASI
9.REFERENSI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
DI MASA PANDEMI COVID 19
No Revisi:
Bahan
1. Larutan klirin
2. Sabun
3. Air mengalir
4. PENATALAKSANA 1. Menjaga kebersihan tangan
AN a. Jaga agar kuku jari- jari tangan agar tetap pendek
b. Tutup luka ditangan dengan bahan kedap air
c. Selalu bersikan tangan pada situasi berikut:
Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
Sebelum memegang alat atau atau instrumen infansif,
baik ketika mengenakan sarung tangan atau tidak
Setelah kontak dengan cairan tubuh atau eksresi,
membran mukosa, kulit yang tidak intak, atau kasa
penutup luka
Ketika berpindah dari satu bagian tubuh yang
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
3.PENATALAKSANAAN
4.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI (APD)
5.CATATAN MUTU
6.REFERENSI
PELAYANAN IMUNISASI DI
MASA PANDEMI COVID 19
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN
Tanggal Terbit : Disetujui oleh:
09 April 2021 Ketua IBI Cabang Lampung Selatan
SOP No Revisi:
Halaman :1 – 4
Dwi Supraptiningsih, S.ST M.Kes
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi, balita dan anak
sekolah di pelayanan kesehatan. Pencegahan terjadinya transmisi/
penularan COVID-19
Imunisasi wajib diberikan sesuai jadwal, sedangkan imunisasi rutin
merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus
menerus sesuai jadwal, terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan
3. ALAT DAN PASIEN Alat
1. Apron
2. Face shield
3. Masker N95
4. Sarung tangan
5. Penutup kepala dan leher
6. Sepatu boot
7. Termometer
8. Stetoskop
9. Spet
10. Safety box (kotak pengaman)
11. Pemotong/kikir ampul pelarut
Bahan
1. Alkohol swab
2. Bacillus Calmette Guerin (BCG);
3. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus
Influenza type B (DPT-HB-Hib);
4. Hepatitis B pada bayi baru lahir;
5. Polio; dan 6. Campak.
4. PROSEDUR Prosedur kerja pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
1. Menggunakan APD sesuai protokol kesehatan pencegahan covid
19
2. Penyiapan Pelayanan Imunisasi
3. Persiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
4. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
5. Pemantauan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi
1. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan
gunkan vaksin atau pelarut tersebut.
2. Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM). Jika vaksin sudah
masuk kriteria C dan D jangan dipergunakan.
3. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut
jika tanggal kadaluarsa telah lewat.
4. Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator
ini menunjukkan adanya pembekuan atau anda menduga bahwa
vaksin yang sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT, HepB,
DTP-HepB ) telah membeku, anda sebaiknya melakukan tes
kocok.
5. Lepaskan masker
HISTORY
1.PENGERTIAN
2.TUJUAN
4.PROSEDUR
5.PELEPASAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
6.CATATAN MUTU
7.REFERENSI