Anda di halaman 1dari 6

Pem Ditetapkan : UPTD

PERAWATAN IBU NIFAS


Puskesmas Sipayung

No. Dokumen : … …/SOP/BPM./I/2022 Kepala

No.Revisi : 000
SOP Tanggal Terbit : 10/012022
MUHAMMAD ZUHDI, SKM
UPTD PUSKESMAS Halaman : 1/6 NIP: 19870319 200604 1 002
SIPAYUNG

Periode post partum ( puerperium ) atau juga sering disebut masa nifas
1. Pengertian adalah masa sejak ibu melahirkan bayi ( bayi lahir ) sampai 6 minggu
( 42 hari ) kemudian.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam perawatan ibu
nifas.
3. Kebijakan Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan
PMK No. 28 Tahun 2017 Tentang izin dan penyelenggaraan praktik
4. Referensi
Bidan
5. Prosedur a. Persiapan alat :
1) UPI Set ( Handscoon )
2) Kassa Steril
3) Warlap
4) Baskom
5) Baby Oil
6) Kapas
b. Perencanaan Pelayanan Masa Nifas
1) Kunjungan I : 0 – 3 hari
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b) Mendetaksi dan merawat penyebab lain perdarahan, Rujuk bila
perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal
e) Membina hubungan antara ibu dan bayinya.
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
2) Kunjungan II : 10 - 14 hari post partum
a) Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus
berkontraksi, fundus di bawah pusat, tak ada perdarahan
abnormal, tak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan cukup
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
3) Kunjungan III : 28 – 36 hari post partum
a) Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus
berkontraksi, fundus di bawah pusat, tak ada perdarahan
abnormal, tak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan cukup
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
f) Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang
dialami pada ibu maupun pada bayinya.
g) Memberikan konseling untuk KB
c. Tindakan Pada Ibu Nifas Normal
1) Kebersihan diri
a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Menganjurkan ibu tentang
bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air.
b) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya 2 kali dalam sehari.
c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
d) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan
kepada ibu menghindari menyentuh daerah luka.
2) Istirahat
a) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan
berlebihan

2/6
b) Sarankan untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristirahat saat
bayinya tidur
c) Apabila kurang istirahat dapat mempengaruhi: Jumlah
produksi ASI, memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya.
3) Latihan
a) Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit setiap
hari akan sangat membantu. Dengan tidur terlentang lengan di
samping, menarik otot perut selagi menarik napas, tahan napas
ke dalam dan angkat dagu ke dada tahan satu hitungan sampai
5, rileks dan ulangi sampai 10 kali.
b) Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel.
c) Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot
pantat dan pinggul tahan sampai hitungan 5, kendurkan dan
ulangi latihan sebanyak 5 kali.
4) Gizi
a) Ibu menyusui harus:
b) Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari
c) Diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vit
yang cukup.
d) Minum sedikitnya 3 liter/ hari
e) Tablet zat besi setidaknya selama 40 hari post partum
f) Kapsul vitamin A (200.000 Ui) agar bisa memberikan vitamin
A kepada bayinya melalui ASI.
5) Perawatan Payudara
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b) Memakai BH yang benar-benar menyokong buah dada, tidak
boleh terlalu ketat atau kendor.
c) Apabila putting susu lecet oleskan colostrom atau ASI yang
keluar pada sekitar putting susu setiap kali menyusui.
d) Apabila lecet lebih parah dapat diistirahatkan selama 24 jam.
ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan memakai sendok.
e) Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1 tablet
setiap 4 – 6 jam.
f) Apabila payudara bengkak lakukan:
i. Kompres payudara dengan kain basah dan hangat kira-kira

3/6
5 menit
ii. Urut payudara ( seperti Breast Care).
iii. Keluarkan ASI sebagian di bagian depan payudara.
iv. Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali
v. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
vi. Payudara dikeringkan.
6) Hubungan perkawinan atau Rumah Tangga
a) Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat menilai dengan
memasukkan 1 – 2 jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
b) Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh
melakukan hubungan seksual setelah 40 hari.
7) Keluarga Berencana
KB dilakukan sebelum haid pertama setelah persalinan.
Penjelasan tentang KB adalah sebagai berikut:
a) Bagaimana metode KB dapat mencegah kehamilan dan
efektifitasnya.
b) Kelebihan dan keuntungan KB.
c) Efek samping.
d) Bagaimana memakai metode yang benar.
e) Kapan metode itu dapat dimulai dipakai untuk wanita post
partum.
d. Persiapan Pelayanan Masa Nifas
1) Menyapa klien dengan ramah
2) Memposisikan pasien dengan baik
3) Menutup ruangan/ menjaga privasi klien.
4) Mencuci tangan secara efektif dan memakai handscoon.
5) Melakukan infrome consent
6) Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan pernafasan)
7) Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/
tidak, sclera ikterus/ tidak, muka udema/ tidak.
e. Pelaksanaan Pelayanan Masa Nifas
Melakukan pemeriksaan payudara:
1) Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala,
kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke
ketiak, raba adanya masa, benjolan yang membesar,
pembengkakkan ata abses.
2) Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan

4/6
hingga ketiak.
3) Melakukan pemeriksaan abdomen:
4) Periksa bekas luka jika operasi baru.
5) Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis
(involusi uteri).
6) Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan
(konsistensi uterus)
7) Memeriksa kaki untuk:
a) Varises vena.
b) Kemerahan pada betis.
c) Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka
perhatikan tingkat edema, pitting jika ada.
8) Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human
positif/ tanda-tanda tromboflebitis).
9) Mengenakan handscoon.
10) Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan
perineum (dengan menggunakan handscoon dan memasang
perlak:
a) Memposisikan pasien litotomi.
b) Melakukan vulva hygine.
c) Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi).
d) Perhatikan perineum (bekas jahitan).
f. Evaluasi Pelayanan Ibu Nifas
1) Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
2) Pasien dirapikan dan membereskan alat.
3) Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkan dengan
handuk yang bersih.
4) Mendokumentasikan hasil tindakan.
5) Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
6) Menanyakan ada tidaknya keluhan atau hambatan
7) Memberikan penjelasan cara mengatasi hambatan dan keluhan
8) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
9) Memberikan jawaban sesuai teori yang ada
10) Pasien mengetahui keadaannya.
6. Diagram alir
7. Unit terkait
8. Dokumen terkait

5/6
9. Rekaman histori perubahan

Tgl mulai
No Isi perubahan
diberlakukan

6/6

Anda mungkin juga menyukai