Anda di halaman 1dari 3

SOP

Perawatan Pasien Dengan Perdarahan Antepartum

No.
:
Dokumen
:
No. Revisi B/IV/SOP.KIA/001/311.38/2018.GM
SOP S.01
TanggalT
: 11 Januari 2018
erbit
Halaman : 1/3
UPT. Ttd Plt. Kepala Dr. Erlina Hadi
Puskesmas Puskesmas
Gumukmas Gumukmas NIP. 19641201
200312 2 001

Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari jalan lahir yang terjadi pada
1. Pengertian
usia kehamilan 28 minggu atau lebih.
Untuk mencari penyebab perdarahan antepartum serta merencanakan
2. Tujuan Tindakan selanjutnya agar morbiditas dan mortilitas ibu dan janin dapat
diturunkan.
Berdasarkan SK Kepala UPT. Puskesmas Gumukmas Nomor:
3. Kebijakan 440/096/311.38/2020/GMS.02 tentang Penerapan Manajemen Resiko Klinis
Kepala UPT. Puskesmas Gumukmas Kabupaten Jember
4. Referensi Sinopsis Obstetri 2002
1. Setiap pasien dengan perdarahan antepartum harus dirawat di rumah sakit
untuk dicari penyebabnya dan direncanakan tindakan persalinannya.
2. Pantau keadaan umum ,tanda-tanda vital , perdarahan
3. Mintalah bantuan ,siapkan fasilitas tindakan gawaat janin
4. Perhatikan pencegahan infeksi (teknik aseptik dan antiseptik)
5. Segera memulai penanganan syok (meskipun tanda-tanda syok belum
terlihat)
6. Tegakkan diagnosa penyebab perdarahan
7. Segera konfirmasi dengan dokterobgin setelah menegakkan diagnosa
perdarahan
5. Prosedur 
8. Pemeriksan laboratoriumuntuk mengetahui anemia
9. Petugas yang melaksanakan bidan jaga
Persiapan alat : 1. Tensimeter
2. Doppler
3. Cairan infus
4. Tabung O2 lengkap
Persiapan Pasien : 1. Beri penjelasan pada pasien / kelluarga dari tindakan
yang akan dilakukan
2. Istirahatkan pasien dengan tirah baring

6. Langkah- 1. Lakukan anamnesis lengkap meliputi paritas , HPHT, riwayat penyakit


langkah yang pernah diderita serta riwayat obstetri yang lalu
2. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi KU ibu, TFU, keadaan dan
letak janin serta pemeriksaan dengan spekulum untuk melihat adanya
perdrahan yang keluar dari ostium uteri
3. Lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk memastikan umur
kehamilan , keadaan dan letak janin serta kemungkinan adanya plasenta
previa atau solousio plasenta yang menjadi penyebab perdarahan
4. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat adanya keadaan
anemia
5. Jelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai keadaan kehamilannya
serta kemungkinan penyulit yang dapat timbul dan beritahu bahwa pasien
harus dirawat dirumah sakit
6. Pasang infus
7. Sediakan darah untuk kemungkinan keperluan transfusi
8. Setelah diagnosa penyebab perdarahan ditegakkan rencanakan tindakan
selanjutnya
9. Bila perdarahan disebabkan oleh plasenta previa pada kehamilan belum
aterm dengan keadaan ibu dan janin baik dilakukan perawatan dengan
harapan sampai kehamilan aterm
10. Lakukan pemantauan ketat terhadap keadaan ibu dan janin selama
perawatan
11. Bila selama perawatan keadaan ibu dan atau janin menjadi buruk atau
timbul perdarahan dengan volume >500 cc, segera lakukan seksio
sesaria untuk melahirkan jalan.Pada kehamilan aterm dengan plasenta
previa totalis , Lakukan SC untuk melahirkan janin. Bila plasenta hanya
menutupi sebagian ostiu uteri dan laetak plasenta pada SBR bagian
depan , dapat dicoba induksi persalinan dengan amniotomi dan oksitosin
drip
12. Pada kehamilan aterm dengan plasenta previa totalis , lakukan SC untuk
melahirkan janin. Bila plasenta hanya menutupi sebagian ostium uteri
dan letak plasenta pada SBR bagian depan , dapat dicoba induksi
persalinan dengan amniotomi dan oksitosin drip
13. Bila penyebab perdarahan adlah solosio plasenta dengan janin hidup,
lakukan SC untuk melahirkan janin segera
14. Pada pasien solosio plasenta dengan kematian janin dalam rahim . Bila
bayi tidak lahirsetelah 6 jam , lakukan SC atas indikasi ibu
- dokter spesialis obgyn dan gynekologi
-dokter spesialis anak
-dokter spesialis anastesi
-ruang bersalin
-perawat kamar operasi
-perawat ruang rawat nifas

Poned
8. Unit terkait

8. Rekaman historia perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan


No.
3 No. 440/002/414.03/2016 11 Januari 2018
440/096/311.38/2018.GMS.01

Anda mungkin juga menyukai