Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PRE

EKLAMSIA RINGAN
No.Dokumen :
No. Revisi : Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Lembak
PUSKESMAS SOP Tanggal Terbit :
LEMBAK
Halaman : Sandra E Astuti, SKM, M.Kes
NIP.197803202007012005

1. Pengertian Pre-eklamsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan diatas 20 minggu


yang ditandai dengan adanya difungsi plasenta dan respon maternal
terhadap adanya inflamasi spesifik dengan aktivasi endotel dan koagulasi.
Tanda utama penyakit ini adanya hypertensi dan protein urea. Pre-eklamsia
merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat
kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena pre-
eklamsia berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga
menimbulkan masalah paska persalinan.

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam penatalaksanaan Prosedur Pre


Eklamsi Ringan

SK Kepala Puskesmas Kedungtuban NO.800 / I / 93 / 2019 Tentang


3. Kebijakan
Prosedur Pre Eklamsi Ringan

4. Referensi Permenkes No 5 tahun 2011 tentang panduan praktek klinik dokter

1. Petugas melaksanakan anamnesa dan petugas melakukan


5. Prosedur/ Langkah-
pemeriksaan fisik
langkah A. Tata laksana pre-eklamsi ringan.
1. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan
darah, berat badan, tinggi badan, indeks masa
tubuh, ukuruan uterus, dan gerakan janin.
2. Rawat jalan (ambulatoir)
1. ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring)
2. konsumsi susu dan air buah
obat antihipertensi: indikasi utama pemberian anti hipertensi pada
kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dalam mencegah penyakit
cerebrovaskular. Meskipun
demikian, penurunan tekanan darah dilakukan secara bertahap
tidak lebih dari 25% penurunan dalam waktu 1 jam. Hal ini untuk
mencegah terjadinyan penuruna aliran darah utero plasenter.
Obat antihipertensi yang dapat diberikan :
a. Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-500 mg per oral 2
atau 3 kali sehari, dengan dosis maksimum 3 gram perhari, atau
b. Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang tiap 15-30 menit,
dengan dosis maksimal 30 mg
Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda pre-eklamsia berat
ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis
obstetri dan ginekologi setelah dilakukan tata laksana pada pre-eklamsia
berat.

1
6. Diagram Alir
Petugas melaksanakan anamnesa dan petugas melakukan pemeriksaan fisik

A. Tata laksana pre-eklamsi ringan.


1. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan
darah, berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, ukuruan uterus,
dan gerakan janin.
2. Rawat jalan (ambulatoir)
- ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring)
- konsumsi susu dan air buah
- obat antihipertensi: indikasi utama pemberian anti hipertensi
pada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dalam mencegah
penyakit cerebrovaskular. Meskipun demikian, penurunan tekanan
darah dilakukan secara bertahap tidak lebih dari 25% penurunan
dalam waktu 1 jam. Hal ini untuk mencegah terjadinyan penuruna
aliran darah utero plasenter.
Obat antihipertensi yang dapat diberikan :
a. Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-500 mg per oral 2
atau 3 kali sehari, dengan dosis maksimum 3 gram perhari, atau
Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang tiap 15-30 menit, dengan
dosis maksimal 30 mg

B. Tata laksana pre-eklamsi berat. Pemberian MgSO4 dosis awal


dengan cara: ambil 4 mg MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan
larutkan dalam 10 ml aquades. Berikan secara perlahan IV selama 20
menit. Jika akses IV sulit berikan masing-masing 5 mg MgSO4 (12,5 ml
larutan MgSO4 40%) IM dibokong kiri dan kanan.
3. Rujuk
Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda pre-eklamsia berat
ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter

7. DokumenTerkait  Register persalinan


 Buku KIA
 Status Persalinan
 Rujukan
Register Rujukan

8. Unit terkait  Ruang Nifas


 Ruang Persalinan
 Puskesmas Pembantu
 PKD
Ruang Kesehatan Ibu dan Anak

9. Rekaman Histori
Perubahan

2
3

Anda mungkin juga menyukai