Anda di halaman 1dari 77

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DENGAN


PELAKSANAAN DETEKSIDINI TUMOR KANDUNGAN DI RSUD AGATS
KABUPATEN ASMAT PROVINSI PAPUA TAHUN 2022

OLEH

FATMAWATI
20.03.446

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
TAHUN 2022
PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DENGAN


PELAKSANAAN DETEKSIDINI TUMOR KANDUNGAN DI RSUD AGATS
KABUPATEN ASMAT PROVINSI PAPUA TAHUN 2022

FATMAWATI
20.03.446
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada tanggal 16 Agustus 2022

Tim Penguji

Pembimbing: Ratnasari Iskandar, S.Kep., NS., M.Kes ( ...................... )

Penguji: Dr. Zaenal, S.Kep., NS., M.Kep (...........................)

Skripsi ini dinyatakan memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi D4 Kebidanan
Fakultas KesehatanUniversitas Mega Buana Palopo

Palopo, 16 Agustus 2022

Dekan Fakultas Kesehatan

Yuniar Dwi Yanti, S.ST., M.Keb


NIP.

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fatmawati

Nomor Induk Mahasiswa : B.20.03.446

Program Studi : D4 Kebidanan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar – benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran

orang lain.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebahagian

atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Palopo, Agustus 2022

Yang menyatakan,

Fatmawati

iii
ABSTRAK

Fatmawati “Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Dengan


Pelaksanaan Deteksi Dini Tumor Kandungan di Di Rsud Agats Kabupaten
Asmat Provinsi Papua Tahun 2021”

IV BAB + 55 Halaman + 8 Tabel + 8 Lampiran


Salah satu hal yang penting untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
adalah dengan memperhatikan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi
karena hal tersebut dampaknya luas dan menyangkut berbagai aspek kehidupan.
Kesehatan reproduksi wanita memberikan pengaruh yang besar dan berperan penting
terhadap kelanjutan generasi penerus bagi suatu negara. Masalah kesehatan
reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu yang bersagkutan,
karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi
parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat. Dengan demikian kesehatan alat reproduksi sangat erat
hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan wanita
usia subur dengan deteksi dini tumor kandungan. Metode penelitian yang digunakan
adalah cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang datang di RSUD
Agats Kabupaten Asmat. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dan jumlah sampel yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 45 orang.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengambilan data primer menggunakan
kuesioner dan dilakukan pengolahan data menggunakan program SPSS dengan uji
statistik chi square dengan menggunakan α=0,05.
Hasil uji statistik chi square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan WUS dengan deteksi dini tumor kandungan
dengan nilai p=0,000. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan WUS dengan deteksi dini tumor
kandungan di RSUD Agats Kabupaten Asmat tahun 2021.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Tumor Kandungan


Daftar Pustaka : 16 (2003-2021)

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahir Rahmanirrahim

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah - nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Kelas Ibu

Hamil Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Persiapan Persalinan di RSUD

Agats Tahun 2022”.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW sebagai teladan dan pelopor ilmu pengetahuan. skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan DIV Bidan Pendidik di Univ

Mega Buana.

Pada kesempatan ini perkenangkanlah peneliti untuk menyampaikan rasa

terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak H. Rahim Munir, SP., MM, selaku Pembina Yayasan Pendidikan

Universitas Mega Buana Palopo.

2. Ibu Dr. Hj. Nilawati Uly,, S.Si, Apt., M.Kes, selaku Rektor Universitas Mega

Buana Palopo

3. Bapak Indra Amanah An, S.KM., M.Ph, selaku Wakil Rektor I Universitas Mega

Buana Palopo

4. Ibu Evawati Uly, S.Farm., Apt, selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan

Universitas Mega Buana Palopo

5. Bapak Suwandi, S.KM., M.Ph selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan,

Alumni dan Kerjasama Universitas Mega Buana Palopo

v
6. Ibu Yuniar Dwi Yanti, S.ST., M.Keb selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan

Ketua Prodi D4 Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo

7. Ibu Ratnasari Iskandar, S.Kep., NS., M.Kes, selaku pembimbing yang begitu

banyak memberikan pengarahan dan masukkann serta meluangkan waktunya

untuk membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Bapak Dr. Zaenal, S.Kep., NS., M.Kep, selaku penguji yang begitu banyak

memerikan kritik dan saran hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

9. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Universitas Mega Buana Palopo yang

telah memberikan bimbingan kepada Peneliti selama menjadi mahasiswi.

10. Ibu drg. Yenny Yokung Yong, MDSc.Sp.Perio, selaku Direktur DSUD Agats

yang telah memberikan izin kepada peneliti untu melakukan penelitian ini

11. Terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua yang selama ini

memberikan dukungan dan doa

12. Teruntuk suami tercinta Zaenal Abidin serta anakku yang selalu memberikan

support dukungan doa serta morilmaupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan kepada Peneliti,

senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.

Palopo. Agustus 2022

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

Judul : Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian............................................................................................5

D. Manfaat Penelitian..........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7

A. Tinjauan Umum Tentang Premenopause dan Menopause.............................7

B. Tinjauan Umum Tentang Tumor Kandungan...............................................31

C. Tinjauan Umum Tentang Deteksi Dini Tumor Kandungan.........................46

D. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan .......................................................49

E. Kerangka Konsep Variabel Yang Diteliti ....................................................58

F. Defenisi Operasional Dan Kriteria Operasional ..........................................59

G. Hipotesis Penelitian......................................................................................59

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................60

A. Jenis Penelitian.............................................................................................60

vii
B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................60

C. Populasi Dan Sampel....................................................................................60

D. Teknik Pengambilan Sampel........................................................................52

E. Instrumen penelitian.....................................................................................60

F. Cara pengambilan Data.................................................................................61

G. Pengolahan dan Penyajian Data....................................................................62

H. Analisis Data.................................................................................................63

I. Etika Penelitian.............................................................................................64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................45

A. Gambaran Lokasi Penelitian.........................................................................45

B. Hasil Penelitian.............................................................................................45

C. Pembahasan..................................................................................................50

BAB V PENUTUP................................................................................................52

A. Kesimpulan...................................................................................................52

B. Saran.............................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di RSUD


Asmat Tahun 2021.....................................................................................46

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama di RSUD


Asmat Tahun 2021.....................................................................................46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di RSUD


Asmat Tahun 2021.....................................................................................47

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSUD


Asmat Tahun 2021.....................................................................................47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di RSUD


Labuang Baji Makassar Tahun 2017..........................................................48

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


Wanita Usia Subur di RSUD Asmat Tahun 2021.....................................48

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Deteksi Dini Tumor


Kandungan di RSUD Asmat Tahun 2021.................................................48

Tabel 4.8 Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Dengan


Pelaksanaan Deteksi Dini Tumor Kandungan di RSUD Asmat................49

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Informed Consent

Lampiran II : Kuesioner

Lampiran III : Permohonan Judul Skripsi

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu hal yang penting untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

adalah dengan memperhatikan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduki

karena hal tersebut dampaknya luas dan menyangkut berbagai aspek kehidupan.

Kesehatan reproduksi wanita memberikan pengaruh yang besar dan berperan penting

terhadap kelanjutan generasi penerus bagi suatu negara. Kesehatan reproduksi wanita

juga merupakan parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat.

Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan hanya

individu yang bersagkutan, karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek

kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan tterhadap masyarakat. Dengan demikian kesehatan alat

reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) (Manuaba,

1999).

Menurut laporan World Health Organization tahun 2016 angka kematian ibu

(AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian

ibu di negara-negara Asia Tenggara tahun 2016 yaitu Indonesia 214 per 100.000

kelahiran hidup. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI, 2014), angka nasional untuk Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah

228/100.000 kelahiran hidup (Hasnidar, 2015). Sementara target AKI di tahun 2015

adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

7
8

Studi yang dilakukan oleh Ekine dkk (2015) menyebutkan bahwa angka

kejadian gangguan reproduksi di negara berkembang mencapai 36% dari total beban

sakit yang diderita selama masa produktif. Menurut Center of Disease Prevention

and Control (CDC) Tahun 2013 yang dikutip dariRawal Medical Journal

menyebutkan bahwa tindakan histerektomi dilakukan pada sekitar 5 per 1000 wanita

Amerika setiap tahun (Bhati, 2013).

Tumor uterus merupakan tumor yang paling sering ditemukan dalam rongga

panggul, yakni 20 – 40% dalam masa reproduksi. Di Amerika Serikat, ada sekitar

600.000 kasus histerektomi per tahun yang diakibatkan oleh tumor uterus.

Diperkirakan insiden tumor uterus sekitar 20 – 30% dari seluruh wanita. Di

Indonesia tumor uterus ditemukan pada 2, 39 – 11, 7% pada semua penderita

ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 –

45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita dibawah 20 tahun dan wanita

post menopause dan setelah menopause banyak tumor menjadi lisut, hanya 10% saja

yang masih dapat tumbuh lebih lanjut. Tumor uterus lebih sering dijumpai pada

wanita nullipara atau yang kurang subur (Nasaruddin, AM, 2011).

Di Indonesia, penelitian terakhir mendapatkan prevalensi kanker

endometrium di RSCM Jakarta mencapai 7,2 kasus per tahun. Usia penderita yang

cenderung lebih muda pada penelitian tersebut jika dibandingkan dengan penderita di

negara-negara Barat dan Eropa (berusia > 50 tahun sebanyak 63,9% dan berusia

muda < 40 tahun sebanyak 12,5%), kemungkinan disebabkan di Indonesia

penggunaan TSH masih sangat jarang. Pemakaian TSH menyebabkan tingginya


9

jumlah penderita kanker ini di negara Barat dan Eropa di era tahun 70-an (Aziz. Dkk,

2010).

Angka kematian ibu di Provinsi Papua sampai saat ini masih banyak yaitu

sebanyak 138 orang (93,20%) /100.000 kelahiran hidup. Kematian tersebut dibagi

dalam beberapa kelompok umur yaitu<20 tahun 14 orang, 20 – 34 tahun 87 orang

dan> 35 tahun sebanyak 37 orang.Hal ini dapat dilihat bahwa meningkatnya umur

dapat menimbulkan beberapa penyakit yang dapat menyebabkan angka kematian ibu

meningkat (Provil Kesehatan Provinsi Papua, 2017).

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti tumor uterus dan diduga

merupakan penyakit multofaktorial. Tumor uterus merupakan sebuah tumot

monoklonal yanng dihasilkan dri mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal.

Tumbuh mulai dari benih multiple yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium

sangat lambat tetapi progresif. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom,

khususnya pada kromosom lengan.

RSUD Agats mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan

subspesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari

rumah sakit kabupaten. Masalah kesehatan dalam rumah sakit ini bervariasi salah

satunya yaitu masalah gangguan sistem reproduksi. RSUD Agats merupakan salah

satu tempat rujukan untuk penyakit gangguan system reproduksi, seperti dalam

penelitian ini membahas tentang kanker. Angka kejadian kanker gangguan sistem

reproduksi di rumah sakit ini cukup tinggi, ini di peroleh dari survey awal peneliti.

Kasus kanker pada gangguan sistem reproduksi di rumah sakit ini yaitu kanker

serviks, kanker payudara, kanker ovariumdan kanker rahim.


10

Dari hasil pengambilan data awal pada tempat penelitian di RSUD Agats,

tercatat jumlah penderita kanker gangguan sistem reproduksi pada tahun 2015

sebanyak 80 kasus diantaranya kasus tumor kandungan sebanyak 24 (30%) kasus

diantaranya neoplasma ganas korpus uteri 3 orang, neoplasma ganas ovarium 16

orang dan neoplasma uterus 5 orang. Tahun 2016 sebanyak 110 kasus dimana kasus

tumor kandungan sebanyak 24 (21,8%) kasus diantaranya neoplasma ganas ovarium

5 orang, endometriosis 1 orang dan leiomioma uterus 18 orang. Sedangkan pada

tahun 2017 sebanyak 102 kasus dimana kasus tumor kandungan sebanyak 29

(28,4%) kasus diantaranya neoplasma ganas korpus uteri 1 orang, neoplasma ganas

ovarium 6 orang, endometriosis 1 orang dan leiomioma uterus 21 orang. Hal ini

menunjukkan dari tiga tahun terakhir di peroleh semakin tingginya angka kejadian

tumor kandungan. Masalah ini memerlukan perhatian yang tinggi karena bisa saja

tahun yang akan datang jumlah tumor kandungan kembali meningkat terlebih lagi

bila ada tumor, kandungan tidak ditangani dengan segera atau penanganan tidak tepat

dapat menyebabkan kematian di RSUD Agats (RSUD Agats, 2019).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

(WUS) dengan Pelaksanaan Deteksi Dini Tumor Kandungan di RSUD AgatsTahun

2022”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi rumusan

masalah penelitian adalah “Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan wanita usia

subur (WUS) dengan pelaksanaan deteksi dini tumor kandungan di RSUD Agats”
11

C. Tujuan pnelitian

Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS)

dengan pelaksanaan deteksi dini tumor kandungan di RSUD Agats.

D. Manfaat

1. Manfaat bagi peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang

deteksi dini tumor kandungan serta memberikan kesempatan pada peneliti

untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pembelajaran dan pengalaman

bagi penulis dalam melakukan sebuah penelitian, dapat memberikan masukan

mengenai hal-hal apa saja yang akan diteliti.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini secara tertulis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiiran dalam memperkaya wawasan pada konsep obstetri dan

ginekologi terutama tentang gangguan sistem reproduksi pada wanita.

3. Manfaat ilmiah

a. Sebagai bahan bagi institusi pendidikan dalam penerapan penulisan skripsi

selanjutnya

b. Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas dan

menambah wawasan dalam komplikasi dalam kebidanan.


12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Wanita Usia Subur (WUS)

1. pengertian Wanita Usia Subur

Menurut suparyanto (2011) yang dimaksud dengan wanita usia

subur adalah wanita Yng keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan

baik antara umur 20-45 tahun. Puncak kesuburan ada pada rentang usia

20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk

hamil. Wanita usia subur menurut Depkes RI (2011) adalah semua

wanita yang telah memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa

memperhitungkan status perkawinannya.

Di Indonesia 10-15% WUS dinyatakan tidak infertil/tidak subur.

Beberapa indikasi kesuburan wanita diantaranya :

a. Siklus haid tidak teratur

b. Wanita yang subur, biasanya pada saat menstruasi terjadi kenaikan

suhu tubuh sebesar 0,2 derajat celsius

c. Pemeriksaan kadar hormon dalam darah juga dapat dilakukan untuk

menguji tingkat kesuburan wanita

Wanita usia subur rentang mengalami gangguan pada organ

reproduksi yang berujung pada infertilitas. Beberapa gaya hidup dapat


13

mempengaruhi tingkat kesuburan wanita. Alkohol, narkoba dan rokok

juga dapat mengurangi kesuburan.

2. Tanda-tanda wanita usia subur (WUS)

a. siklus haid

1) wanita yang mempunyai siklus haid teatur setiap bulan biasanya

subur

2) putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari

sebelum datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28

hingga 30 hari.

3) siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai

seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi

oleh hormon seks perempuan yaitu estrogen dan progesteron.

4) hormon estrogen dan progesteron menyebabkan perubahan

fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui

beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh,

perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada

serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan

indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan

payudara.

b. Alat pencatat kesuburan

1) Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat

dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang

wanita
14

2) Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu badan saat

wanita mengeluarkan benih atau sel telur

3) Bila benih keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan

suhu sebanyak 0,2 derajat celsius selama 10 hari

c. Tes darah

1) Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid

tiga bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur

2) Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu dilakukan

untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid

3) Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon yang

berperan pada kesuburan seorang wanita

d. Pemeriksaan fisik

1) Untuk mengetahui seorang wanita subur organ tubuh, seperti buah

dada, kelenjar tiroid pada leher dan organ reproduksi

2) Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin berlebihan

akan mengganggu proses pelepasan sel telur

3) Pemeriksaan buah dada dutujukan untuk mengetaui hormon

prolaktin di mana kandungan hormon prolaktin yang tinggi akan

mengganggu proses pengeluaran sel telur. Selain itu, pemeriksaan

sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk mengetahui sistem

reproduksinya normal atau tidak

e. Track record
15

1) Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja

ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi

akan tinggi

2) Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan penyumbatan

saluran reproduksi

B. Tinjauan Umum Tentang Tumor Kandungan

1. Pengertian Tumor uterus

a. Secara umum, uterus mempunyai tiga lapisan jaringan yaitu lapisan

terluar perimetrium, lapisan tengah miometrium dan yang paling

dalam adalah endometrium (Tortora dan Derrickson, 2006).

Miometrium adalah yang paling tebal dan mrupakan otot polos

berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam

sikuler, yang antara kedua lapisan ini beranyaman. Miometrium

dalam keseluuhannya dapat berkontraksi dan berelaksasi

(Prawirohardjo, 2007).Tumor jiak yang berasal dar sel otot polos dari

myometrium dipanggil leiomioma. Tetapi karena tumor ini terbatas

tegas maka hanya sering dipanggil sebagai fibroid. (kumar, Abbas,

Fausto dan mitchell, 2007).

b. Tumor uterus adalah tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak

yang terdapat pada ektoserviks maupun endoserviks-endomtrium atau

suatu tumor jinak yang berbatas tegas, tidak berkapsul yang berasal

dari otot polos dan jaringaan ikat fibrous. (Winkjosastro. H, 2009).


16

c. Tumor uterus adalah tumor jinak miometrium dengan ciri tersendiri,

bulat, keras, berwarna putih hingga merah muda pucat, sebagian besar

terdiri atas otot polos dengan bberapa jaringan ikat. (Benson C, 2009).

d. Tumor uterus tumor jiinak otot rahim yang berdasarkan besar lokasiya

dapat membrikan gejala klinis (Manuaba, 2010).

e. Tumor uterus adalah tumor jinak pada otot rahim disertai jarringan

ikat sehingga dalam bentuk padat, karena jaringan ikat dan otot

rahimnya yang dominan. (Manuaba. IBG, 2009).

f. Tumor uterus merupakan neoplasma jinak dari otot uterus dan

jaringan ikat. (Nugroho Taufan, 2012).

2. Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti tumor uterus dan

diduga merupakan penyakit multofaktorial. Tumor uterus merupakan

sebuah tumot monoklonal yanng dihasilkan dri mutasi somatik dari

sebuah sel neoplastik tunggal. Tumbuh mulai dari benih multiple yang

sangat kecil dan tersebar pada miometrium sangat lambat tetapi

progresif. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya

pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

tumor, di samping faktor predisposisi genetik adalah estrogen,

progesteron dan human growth hormone (Setiati E, 2009).

a. Estrogen

Tumor uterus dijumpai setelah menarche. Seringkali terdapat

pertumbuhn tumor yang cepat selama kehamilan danterapi estrogen


17

eksogen. Tumor aka mengecil pada saat menopause dan

pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan

dengan anovulasi ovrium dan wanita dengan sterilisasi. Selamaa fase

sekretorik, siklus menstruasi dan kehamilan, jumlah reseptor

estrogen di miomtrium normal berkurang. Pada mioma reseptor

estrogen dapat ditemukan sepanjang siklus menstruasi, tetapi

ekskresi reseptor tersebut tertekan selama kehamilan.

b. Progesteron

Esptor progesteron terdapat dimometriu dan tumor sepanjang siklus

mentruasi dan kehamilan. Progesteron menghambat pertumbuhan

dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17-Beta hidroxydesidrpgenase

dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor uterus

c. Hormon pertumbuhan

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamila tetapi hormon

yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik srupa, terlihat pada

peiode ini memberi kesan bhwa pertumbuhan yang cepat dari tumor

selama kehamilan mungin merupakan hasil dari aksi sinergistik

antara hormon pertumbuhan dan estrogen (Djuwantono, 2005).

3. Patofisiologi

Patofisiologi tumor uterus mulsi tumbuh sebagai bibit yang kecil di

dalam uterus dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu

miometrium terdesak menyusun semacam pseudekapsula atau sampai

semua yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapartr satu


18

mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang

tumbuh intramural dalam korpus uteri makakorpus ini tampak bundar dan

konstipasi padat.bila terletat pada dinding depan uterus, uterus mioma

dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung

kemih ke atas sehingga sering menimulkan keluhan miksi. Tetapi

masalaha akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada

mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan

rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi

perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi

anemia. Anemia ini bisa mengakibatka kelemahan fisik, kondisi tubuh

lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain

itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang

mengalami kekrangan volume cairan.

4. Jenis tumor uterus

a. Ektoserviks terbagi atas :

Kista jarinan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus yang

letaknya superfisial. Folikel atau kista nabothi yaitu kista retensi

kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara,

sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang mendapat ukuran besar

berwarna putih mengkilat bersih cairan mucus. Kalau kista ini

membesar akan menyebabkan nyeri.

Papiloma dapat tunggal maupun multiple seperti kandiloma akuminata.

Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma
19

bedah maupun persalinan. Hemangioma ini jarang terjadi biasanya

terletak pada ssuperficial yang dapat membesar pada waktu kehamilan

yang dapat menyebabkan metroragi.

b. Endoserviks

Adalah suatu edonema maupu adenofobroma yag berasal dari selaut

lender endoserviks. Yang tangkainya dapat panjang keluar dari vulva.

Epitel yang melapisi adalah epitel endoserviks yang dapat juga

menggalami metaplasi menjadi lebh semakin kompleks. Bagian polip

ini biasa mejadi nekrosis dan mengalami perdarahan. Polip ini

berkembang krena pengaruh radang maupun virus.

c. Endometrium

Polip endometrium sering didapati terutama dengan pemeriksaan

histeroskopi. Polip berasal dari antra lain dari adenoma,

adenofibroma, mioma, submukusum, placenta. Insiden tidak diketahui

paling sering pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari

sepertiga memperlihatkan endometrium fungsional. Bisa

memperlihatkan hyperplasia kistik. Bisa menonjol melalui serviks

adenoma-adenufibroma yangg biasanya terdiri dari epitel endometium

deengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya

merupakan penampilan hyperplasia endometrium, ngan konsistensi

lunak ddan berwarna kemerah-merahan. Gangguan yang sering

ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilitas. Pula

mempunyai kecenderungan kambuh kembali. Mioma submukosum :


20

sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi

mioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih

polip plasenta: berasal dari plasenta yng tertinggal setelah partus

maupun abortus. Polip plasenta menyebabkan uterus mengalami sub-

involusi yang menimbulkan perdarahan.

d. Miometrium

Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilaah

fibromioma, leiomioma ataupun pibroid. Berdasarkan otopsi novk

menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang

mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak.

Mioma uteri belum pernah terjadi sebelum menarche. Setelah

menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh

(wiknjosastro. H, 2009).

5. Faktor resiko

Ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor resiko terjadinya

tumor uterus yaitu :

a. Umur

Tumor uterus jarang pada usia kurang dari 20 tahun, ditemkan sekitar

10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering

memberikan gejala klinis antara 35 – 45 tahun atau usia reproduksi

akhir dan sekitar usia premenopause (Nugroho, taufan, 2012).


21

b. Paritas

Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil,

tetapi sampai sekarang belum diketahui apakah infertilitas

menyebabkan tumor uterus atau sebaliknya tumor uterus yang

menyebabkan infertililitas atau apakah kedua keadaan ini saling

mempengaruhi.

c. Faktor ras dan genetik

Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian

tumor uterus lebih tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini

tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita tumor

uterus. Wanita denan garis keturunan tingkat pertama dengan

penderita tumor uterus mempunyai peningkatan 2,5 kali kemungkinan

resio untuk menderita tumor uterus dibanding dengan wanita tanpa

garis keturunan penderita tumor uterus. Penderita tumor yang

mempunyai riwayat keluarga penderita tumor uterus mempunyai dua

kali lipat kekuatan ekspresi dari VEGF-α (a myoma-related growth

factor) dibandingkan dengan penderita tumor yang tidak mempunyai

riwayat keluarga penderita tumor uterus (Parker, 2007).

d. Fungsi ovarium

Diperkirakan ada korelai antara hormon estrogen dengan pertumbuhan

tumor, dimana tumor uterus muncul setelah menarche, berkembang

setelah menarche, berkembang setelah kehamilan dan mengalami

regresi setelah menopause (Setiati E, 2009).


22

Untuk mencegah timbulnya tumor pada organ reproduksi sebaiknya

dihindari makanan yang diawetkan, makanan setengah matang, KB

suntik, KB pil serta melkukan cek kesehatan secara teratur dan

berkala.

e. Obesitas

Satu stadi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko

menderita tumor uterus adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10

kg berat badan dan dengan penigkatan indeks massa tubuh. Temuan

yang sama juga turut dilaporkan untuk wanita dengan 30% kelebihan

lemak tubuh. Ini terjadi karena obesitas menyebabkan peningkatan

onversi androgen adrenal kepada estrone dan menurunkan hormon

sex-binding globulin. Hasilnya menyebabkan peningkatan estrogen

secara biologikal yang bisa menerangkan mengapa terjadi

peningkatan prevalensi mioma uteri dan pertumbuhannya (Parker,

2007).

6. Gejala klinik

Adapun gejala klinik tumor uterus adalah :

a. Perdarahan uterus abnormal

Perdarahan uterus dijumpai pada kira-kira 30% pasien dengan leiomioma

uteri. Menoragi merupakan pola perdarahan uterus abnormal yang

paling umum dan meskipun pola apa saja mungkin terjadi, paling

sering berupa perdarahan terus menerus setelah menstruasi yang lebih

banyak (Benson, 2008).


23

b. Penekanan rahim yang membesar

Gejala ginekologi akibat tekanan desakan tumor uterus bervariasi tetapi

yang paling umum adalah pertaambahan lingkar perut, rasa penuh

ataau berat pada pelvis, gangguan frekuensi mksi ( akibat

terdorongnya kandung kemih ) dan sumbatan ureter (Benson, 2008).

c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan

Kehamilan disertai dengan tumor uterus menimbulkan proses salingg

mempengaruhi : kehamilan dapat mengalami keguguran, persalinan

prematur, gangguan pada proses persalinan, tertutupnya saluran

indung telur menimbulkan infertilitas dan kala ketiga terjadi gangguan

pelepasan plasenta dan perdarahan (Manuaba IBG, 2009).

7. Patogenesis

Etiologi yang pasti terjadinya tumor uterus sampai saat ini belum

diketahui. Stimulasi estrogen diduga sangat berperan untuk terjadinya

tumor uterus. Sebagian tumor uterus ditemkan pada masa reproduksi,

karena adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian tumor uterus tidak

dijumpai sebelum datang haid (menarche) dan akan mengalami

pengecilan setelah mati haid (menopause). Bila pada masa menopause

tumor yang berasal dari uterus masih tetap besar atau bertambah besar,

kemungkinan degenerasi ganas menjadi sarcoma uteri.

8. Penatalaksanaan

Penanganan tumor uterus terbagi atas :

a. Penanganan konservatif, yaitu dengan cara :


24

1. Observasi dengan pemeriksaan pelvik secara peiodik, setiap 3 – 6

bulan atau observasi bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran

uterus kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyulit.

2. Eksterpasi, biasanya untuk tumor submuksa bertangkai atau

mioma geburt umumnya dilanjutkan dengan tindakan D/K

(Dilaasi dan Kuretasi)

3. Bila anemia (HB< 8 gr%) transfusi PRC (Paced Red Cell)

4. Pemberian zat besi

5. Terapi progestin

Diberikan untuk mengurangi kadar estrogen dan untuk mengurangi

perdarahan. Gonadotropin-releasing hormon (GnRH) agonists

mendatangkan menopause tiruan dengan menghentikan rangsngan

gonadotropin terhadap ovarium. Ini menurunkan produksi

estrogen dan rangsangan pertumbuhan tumor. Tumor akan

megecil apabila rangsangan estrogen dikurangi. Agonis GnRH

selalu dipakai sebelum operai untuk mengecilkan tumor. Obat ini

dapat digunakan pada kasus terpilih untuk mengendalikan tumor

yang menyebabkan kemandulan. Bila mana agonist GnRH

dihentikan, tumor mulai tumbuh kembali.

b. Penaganan operatif intervensi operasi atau pembedahan pad pendrit

tumor uterus adalah :

1. Perdarahan uterus abnrmal yang menyebabkan penderit anemia

2. Nyeri pelvis yang hebat


25

3. Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa

4. Gangguan buang air kecil (retensi uterine)

5. Pertumbuhan tumor uterus setelah menopause

6. Infertilitas

7. Meningkatnya pertumbuhan tumor uterus

c. Jenis operasi yang dilakukan pada tumor uterus dapat berupa :

1. Miomektomi

Miomektoi adalah pengangkatan tumor saja dengan tetap

memelihara rahim. Biasanya dilakukan dengan rencana untuk

memelihara kesuburan. Resiko rekurensi dari tumor sebesar 40%

dan resiko infertilitas sehabis miomektomi adalah sebesar 40%.

Miomektomi juga dilakukan pada kasus tumor yang mengganggu

pros persalinan. Miomektomi sering dilakukan melalui laparatomi

tetapi dapat dilaksanakan juga melalui laparoskopi pada pasien

terpilih. Tumor submukosum melalui sembarang jalan dapat

menyembuhkan gejala dan memelihara kesuburan, tetapi pasien

harus dikonsultasikan bahwa gejala dpart berulang dan infertilirtas

dapat terjadi.

Miomektomi dilakukan bila :

a. Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12 -14 inggu

b. Pertumbuhan tumor cepat

c. Jenis tumor subserosa bertangkai dan torsi

d. Bila dapat terjadi penyulit pada kehamilan berikutny


26

e. Hipemenorhea pada tumor submukosa

f. Penekanan pada organ sekitarnya

Miomektomi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemunginan

terjadi carsinoma endometrium atau sarcoma uterus, jga dihiindri

pada masa kehamilan.

2. Histerektomi

Adalah tindakan yang bisa dilakukan bila kesuburan tidak lagi

dipertahankan. Histerektomi diindikasikan bila gejala-gejalanya

cukup berat untuk membenarkan resiko operasi. Histerektomi

selalu dikerjakan untuk mendeteksi masa adneksa pada kehadira

uterus yang besar dan karena pertumbuhan selanjutnya mungkin

mengakibatkan tekanan pada struktur – struktur saluran kencing.

Terapi pembedahan dilakukan engan indikassi :

a. Pperdarahan pervaginam abnormal yang memberat

b. Ukuran tumor yang besar

c. Ada kecurigaan perubahan kearah keganasan terutama jika

pertambahan ukuran tumorsetellah menopause

d. Retensio urine. Tumor yang menghaangi proses persalinan

(Ganong, 2008)

3. Radioterapi

Radioterapi bertujuan agar ovariun tidak berfungsi lagi

sehingga penderita mengalami menopause. Radioterapi ini

umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontra indikasi untuk


27

tindakan operatif. Akhir-akhir ini kontra indikasi tersebut makin

berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak

ada keganasan pada uterus (Winkjasastro H, 2007).

C. Tinjauan Umum Tentang Deteksi Dini Tumor Kandungan

Dalam hal pemeriksaan, diagnosa tumor uterus diberikan berdasarkan hal-

hal berikut :

1. Anamnesis

a. Timbul benjolan diperut bagian bawah dalam waktu relatif lama

b. Kadang-kadang disertai gangguan haid.

c. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir tumor bertangkai atau pecah.

2. Pemriksaan fisik

Pada pemeriksaan abdomen dpat dijumpai teraba tumor padat pada

abdomen bagian bawah dan pergrakan tumor terbatas.

3. Pemeriksaan ginekologi

Dengan emeriksaan bimanual, tumor trsebut didapatkan menyatu

dengan rahim atau mengisi kavum douglase. Konsistensinya padat, kenyal,

bergerak dan permmukaan tumot umumnya rata.

4. Pemeriksaan penunjang

Dapat dilakukan dengan USG (ultrasonografi) untuk menentukan

jenis tumor, lokasi, ketebalan endometrium dan keadaan adneksa dalam

rongga pelviks. Tumor uterus juga dapat dideteksi dengan CT Scan atau

MRI (Magnetic resonance imaging) tetapi kedua pemeriksaan itu lebih

mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG.


28

5. Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes

fungsi hati, ureum dan kreatinin darah.

6. Pemriksaan tes kehamilan

Perhatikan beberapa gejala yang dapat muncul sebagai tanda

komplikasi yang mungkin terjadi :

a. Terjadi pedarahan sampai terjadi anemia

b. Terdapat torsi tungkai tumor dari tumor uterus subserosa dan

submukosa

c. Terjadi infeksi

d. Terjadi pengaruh timbal balik tumor uterus dan kehamilan

(Setiati E, 2009).

Menstruasi yang lama, banyak dan disertai rasa nyeri, serta adanya

benjolan di perut yang bila ditekan tidak terasa nyeri, ditambah lagi belum

memiliki anak. Maka kemungkinan itu adalah tumor jinak otot rahim atau

myoma uteri. Tumor ini biasanya berbentuk bulat, terdapat di dalam rahim

keluar ke mulut rahim diator rahimnya simetri atau di laur menempel di

dinding rahim.

Deteksi ini akan lebih baik dari pada deteksi belakangan kala sudah

mulai parah. Komplikasi tumor dapat menutupi malignasi ginekologi lain,

misalnya sarcoma uterus, kanker ovary, degenerasi fibroid menyebabkan

nyeri.
29

Setidaknya 90% pasien dengan kanker endometirum datang dengan

gejala. Di bawah ini adalah gejala-gejala yang paling sering dijumpai:

1. Perdarahan vagina yang abnormal, termasuk perdarahan pascamenopause

apa pun (selain perdarahan withdrawal reguler pada siklus terapi

pengganti hormon) atau pola perdarahan abnormal apa pun pada pasien

premenopause yang beresiko.

2. Discharge/duh vagina yang abnormal

3. Rasa berat, kram, nyeri panggul

4. Hasil tes Pap yang abnormal. Sel-sel glandular atau sel-sel endometrium

pada pemeriksaan sitologi serviks harus mendorong pemeriksaan lebih

lanjut apakah terdapat atipe sitologi, apakah pasca pasien menopause

atau sel-selnya terlepas di luar siklus.

Ketika pasien datang dengan menunjukkan gejala terdapat beberapa

pilihan diagnostik.

1. Biopsi endometrium (menggunakan alat pipelle atau curvette) telah

menunjukkan sensivitas dan spesifitas yang tinggi dalam mendeteksi

kanker endometrium dan umunya dapat ditolerasi dengan baik sebagai

produser di tempat praktek. Angka negatif palsu kurang dari 10%.

2. USG Endovagina merupakan alat evaluasi yang berguna bagi pasien-

pasien yang tidak memungkinkan dilakukannya biopsi endometrium atau

menolak biopsi endometrium. Penelitian menunjukkan bahwa tidak

terdapat kasus neoplasma endometrium pada wanita-wanita

pascamenopause dengan lapisan endometrium kurang dari 5 mm;


30

sebaliknya , lapisan lapisan (stripe) endometrium lebih dari 10 mm

dikaitkan dengan insidens hiperplasi endometrium atau malignasi sebesar

10-20%. Oleh karena itu, pasien-pasien denga strip endometrium yang

lebih besar dari 5 mm harus menjalani sampling.

3. Histeroskopi memungkinkan inspeksi langsung terhadap kavum uterus

dan lapisannya (lining). Data terbaru, bagaimanapun juga, telah

menunjukkan bahwa prosedur histeroskopi menyebabkan peningkatan

insidens sel-sel maligna pada spesimen sitologi peritoneum saat

penentuan stadium lewat operasi. Dampak hubungan ini terhadap

prognosis pasien belum dijelaskan

4. Dilasi dan kuretase memberikan skrining yang paling lengkap terhadap

neoplasma endometrium. Ketika gejala menetap atau terdapat

ketidakpastian diagnosis setelah biopsi atau USG endometrium, penilaian

harus dilakukan dengan dilasi dan kuretase (Rasjidi, 2009).

Apabila terdiagnosis positif mengidap tumor tertentu, dokter akan

membantu anda dalam menentukan langkah pengobatan yang sesuai. Metode

pengobatan tumor yang akan anda jalani tergantung pada jenis, lokasi

tumbuhnya tumor dan tingkat keganasan tumor.

Makin dini tumor terdeteksi, kemungkinan pasien untuk sembuh juga

makin tinggi. Karena itu, semua tumor segera didiagnosis dan ditangani

karena berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan apabila

dibiarkan.
31

D. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam

menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari,

sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang

mendukung tindakan seseorang.

1. Pengertian pengetahuan

Notoatmodjo dalam Hasrina (2013) mengatakan bahwa Pengetahuan

adalah hasil “tahu”dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indra

manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa

alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan diperoleh dari

suatu proses belajar terhadap suatu informasi yang diperoleh seseorang.

Pengetahuan dapat juga diperoleh dari pengalaman yang secara langsung

maupun dari pengalaman orang lain. Pengetahuan juga dapat diperoleh

dari proses pendidikan atau edukasi.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai

enam tingkat, yakni:

a. Tahu (Know)
32

Tahu diartikan sebagai kemampuan menghafal, mengingat, mengulang

informasi, yang pernah diberikan sebelumnya, termasuk dalam (recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.Tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan

atau mengulang informasi dengan bahasa sendiri secara benar tentang

objek yang diketahui.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan informasi, teori,

situasi, dan mengenai bagian-bagian serta hubungan dengan kondisi

sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisa diartikan sebagai kemampuan menjabarkan materi yang

didalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi

tersebut dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat

dilihat berdasarkan penggunaan kata kerja seperti dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan mengumpulkan komponen guna

membentuk suatu pola pemikiran baru.


33

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan membuat pemikiran

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau norma yang

berlaku di masyarakat. Misalnya seorang ibu dapat menilai dan

menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak (Nurjanatun,

2012: 27-29).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya (Budiman dan Riyanto, 2013).

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan

penerimaan informasi mengenai gizi dan kesehatan anak. Semakin

tinggi pendidikan maka seseorang akan lebih mudah menerima

informasi gizi. Dalam mengasuh anak, ibu yang berpendidikan tinggi


34

bersifat lebih terbuka terhadap hal-hal baru karena lebih sering

mengikuti artikel-artikel, pemberitaan-pemberitaan melalui surat

kabar, majalah maupun televisi mengenai anak sehingga mereka lebih

mengerti perkembangan anak.

Jenjang pendidikan formal terdiri atas (Depdiknas, 2005):

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia

tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti

pendidikan dasar.  Pemerintah  dan  pemerintah  daerah  menjamin  

terselengg-aranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang

berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa

memungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk: Sekolah Dasar (SD)

dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah

(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang

terdiri atas: pendidikan menengah umum, dan pendidikan

menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk: Sekolah

Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan

(MAK) atau bentuk lain yang sederajat.


35

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,

magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan

tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk: akademi, politeknik,

sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi

berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat

menyelenggarakan program akademik, profesi atau vokasi.

Keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah juga sering

kali tidak dapat, tidak mau atau tidak meyakini pentingnya

penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang

pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Supartini, 2004).

Hidayat (2006) mengemukakan keluarga dengan tingkat

pendidikan rendah biasanya sulit menerima arahan dalam

pemenuhan gizi dan sulit diyakinkan mengenai pentingnya

pemenuhan kebutuhan gizi.

2. Umur

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin bertambah pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. (Budiman dan Riyanto, 2013). Umur adalah lama waktu hidup

atau ada sejak dilahirkan atau diadakan. Umur juga berpengaruh terhadap
36

psikis seseorang dimana usia muda sering menimbulkan ketegangan,

kebingungan, rasa cemas dan rasa takut sehingga dapat berpengaruh

terhadap tingkah lakunya. Biasanya semakin dewasa maka cenderung

semakin menyadari dan mengetahui tentang permasalahan yang

sebenarnya. Semakin bertambah umur maka semakin banyak pengalaman

yang diperoleh, sehingga seseorang dapat meningkatkan kematangan

mental dan intelektual sehingga dapat membuat keputusan yang lebih

bijaksana dalam bertindak (Hurlock, 2005).

Menurut teori perkembangan psikososial tahap perkembangan

manusia menurut umur (dewasa) dibagi menjadi 3 tahap yaitu (Hurlock,

2005):

a. Early adulthood (21 sampai 35 tahun). Pada masa dewasa awal ini,

hubungan sosial utama seseorang sudah terfokus pada partner dalam

hubungan teman dan seks (perkawinan).

b. Young and middle adulthood (36 sampai 45 tahun). Pada masa dewasa

pertengahan ini, hubungan sosial seseorang terfokus pada pembagian

tugas antara bekerja dengan rumah tangga dan pada masa ini emosi

sudah mulai stabil.

c. Later adulthood (diatas 45 tahun). Pada masa dewasa akhir ini,

hubungan kemasyarakatan dalam kelompoknya. Pada masa ini emosi

seseorang cenderung relatif stabil dengan motivasi untuk hidup dan

berkarier serta membantu sesama dengan baik.

3. Pekerjaan
37

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari. Artinya semakin cocok jenis pekerjaan yang diemban, makin

tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. Pendidikan adalah suatu

proses yang unsur-unsurya terdiri dari masukan (input), yaitu sasaran

pendidikan dan keluaran (output) yaitu suatu bentuk perilaku baru atau

kemampuan baru dari sasaran pendidikan. Proses tersebut dipengaruhi

oleh perangkat lunak (soft ware) yang terdiri dari kurikulum, pendidik,

metode dan sebagainya serta perangkat keras (hardware) yang terdiri dari

ruang, perpustakaan (buku-buku) dan alat-alat bantu pendidikan lain. Jalur

pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar

pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis

serta pengembangan kepribadian (Zuriyani, 2010).

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan ibu juga

diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan, pengetahuan responden

yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan responden yang tidak

bekerja. Semua disebabkan karena ibu yang bekerja diluar rumah (sektor

formal) memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi

(Husada dalam Zuriyani 2010).

Ibu yang bekerja mempunyai lingkungan luas sehingga informasi

yang didapat pun lebih banyak termasuk informasi tentang gizi, sedangkan

bagi ibu yang tidak bekerja apabila informasi dari lingkungannya kurang

maka pengetahuannya pun kurang, apalagi bila ibu tersebut tidak aktif
38

dalam mengikuti berbagai kegiatan kesehatan maka informasi yang

diterimanya akan lebih sedikit. Ibu yang tidak bekerja kurang

mendapatkan pertukaran informasi dan pengalaman, baik dari lingkungan

kerja maupun dari luar sehingga pengetahuan tentang gizi pun kurang

didapatkan (Purwati dalam Zuriyani, 2010).

E. Kerangka konsep

1. Dasar pemikiran variabel yang diteliti

Tumor uterus dapat dilakukan dengan USG untuk menentukan jenis

tumor, lokasi, ketebalan endometrium dan keadaan adneksa dalam rongga

pelviks. Tumor uterus juga dapat di deteksi dengan CT Scan atau MRI

tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak menvisualisasi uterus

sebaik USG.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai

dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan

perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang.


39

2. Kerangka konsep variabel yang diteliti

Berdasarkan teori yang disajikan sebelumnya maka disusunlah

kerangka konsep variabel yang akan diteliti seebagai berikut :

Variabel independen Variabel dependen

Tingkat Pengetahuan Deteksi dini


wanita Usia Subur tumor kandungan

Keterangan :

: variabel independen

: variabel dependen

: variabel yang diteliti

F. Defenisi operasional dan kriteria objektif

1. Tumor uterus dapat dilakukan dengan USG untuk menentukan jenis

tumor, lokasi, ketebalan endometrium dan keadaan adneksa dalam rongga

pelviks.

Kriteria objektif

a. Ya : Jika telah melakukan pemeriksaan USG, CT-Scant dan

MRI

b. Tidak : Jika tidak pernah melakukan pemeriksaan USG, CT-

Scant dan MRI

2. Pengetahuan Wanita Usia Subur

Pengetahuan yang dimaksud pada penelitian ini adalah pengetahuan

responden mengenai pentingnya wanita memeriksakan dirinya terutama


40

masalah kesehatan reproduksiyang diketahui melalui jawaban yang

dikemukakan oleh responden dengan cara pengisian kuesioner.

Pengetahuan responden diukur melalui 20 pertanyaan. Responden yang

menjawab benar diberi skor 1, sedangkan yang menjawab salah diberi 0.

Skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 20.

Kriteria Objektif

1 = Baik, jika total skor jawaban ≥ 50%

0 = Kurang, jika total skor jawaban ≤ 50% (Notoatmodjo, 2007).

G. Hipotesis penelitian

1. Hipotesis nol (H0)

Tidak ada hubungan pengetahuan wanita usia subur dengan pelaksanaan

deteksi dini tumor uterus

2. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada hubungan pengetahuan wanita usia subur dengan pelaksanaan deteksi

dini tumor uterus


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitic dengan

menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian analitik merupakan penelitian

untuk menerangkan hubungan antara pengetahuan dengan deteksi dini tumor

kandungan (Sastroasmoro, 2002).Cross sectional yaitu suatu penelitian dimana

variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk

efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2003). Pada

penelitian ini akan dinalisis ada tidaknya hubungan pengetahuan wanita usia subur

(WUS) dengan pelaksanaan deteksi dini tumor kandungan di RSUD Agats tahun

2022..

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Agats.

2. Waktu

Penelitian ini direncanakan pada bulan September 2022.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita yang datang

memeriksakan diri di ruang Gangguaan Sistem Reproduksi (GSR) di

RSUD Agats periode MEI- JULI tahun 2022 yang berjumlah 83 orang.

36
37

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 45 orang.

D. Teknik pengambilan sampel

Adapun tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai

penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial

yang diteliti dengan memenuhi kriteria berikut :

1. Kriteria inklusi

a. Wanita Usia Subur (20-45 tahun)

b. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

a. Bukan wanita usia subur (20-45 tahun)

b. Tidak bersedia menjadi responden

(Sugiyono, 2013).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

lembar quesioner.
38

F. Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang

diperoleh dari hasil jawaban responden di RSUD Agats periode Mei-Juli tahun

2022.

G. Pengolahan dan penyajian data

1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual yang selanjutnya

diolah menggunakan bantuan computer. Data yang diperoleh nantinya

diolah secara SPSS versi 16.0 serta disajikan dalam bentuk table.

Kemudian data tersebut dianalisa. Adapun proses pengelolaan dilakukan

dalam beberapa tahap, yaitu :

a. Seleksi data (editing)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau data terkumpul.

b. Pemberian kode (coding)

Merupakan kegiatan pemberian kode numeric terhadap data.

Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analis data

menggunakan computer. Dalam satu buku (code book) untuk

memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu

variabel.
39

c. Memasukkan data (entry)

Data yang sudah dikode kemudian dimasukkan dalam program

computer untuk diolah.

d. Pengecekan (cleaning data)

Yaitu kegiatan mengecek kembali data- data yang sudah dientry

apakah ada kesalahan atau tidak.

e. Pengelompokkan data (tabulationg)

Yaitu kegiatan dengan mengelompokkan data ke dalam suatu table

menurut sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Penyajian data

Penyajian data dibuat dengan menggunakan table distribusi

frekuensi dan tabel kontigensi 2 × 2 yang disertai dengan penjelasan.

H. Analisis data

Data yang telah diolah menggunakan program computer yaitu SPSS versi

16.0 kemudian dianalisis sebagai berikut :

1. Analisis univariat

Analisis untuk memperoleh gambaran umum dengan cara

mendeskripsikan setiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu

dengan melihat gambaran distribusi frekuensinya

f
p= ×K
n

Keterangan :

P = presentase

F = frekuensi
40

n = jumlah sampel

k = konstanta (100%)

2. Analisis bivariat

Analisis yang dilakukan terhadap setiap variabel dependen dan

independen yang di duga berhubungan atau berkorelasi. Analisa ini

dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen yaitu

tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan variabel independen

yaitu deteksi dini tumor kandungan dengan menggunakan uji statistic

chi-square (X ¿ ¿2)¿ dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 menggunakan

tabel 2×2 berdasarkan rumus yates’s corection (stang, 2015) sebagai

berikut :

Variabel Variabel Dependen Jumlah


Independen
Ya Tidak

Resiko Tinggi A B a+b


Resiko Rendah C D c+d
Jumlah a+c b+d N

2
x =n ¿ ¿

Keterangan :
2
x = Nilai chis-square

n = Jumlah sampel penelitian

ad = Jumlah sampel yang mengalami perubahan

bd = Jumlah subjek yang tidak mengalami perubahan tetap


41

selanjutnya, hasil tersebut akan diolah untuk menentukan adanya hubungan

antara kedua variabel independen dan variabel dependen yang

dihubungkan dengan menggunakan uji chi-square dengan interpretasi :

1) Ada hubungan jika x 2 hitung > x 2 tabel ( jika p > α =0,05) atau Ha

diterima dan H0 ditolak.

2) Tidak ada hubungan jika x 2 hitung < x 2 tabel ( jika p ≥ α = 0,05)

atau Ha ditolak dan H0 diterima ( Stang dan Sumarni, 2015).

I. Etika Penelitian

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut.

Hormati memberikan informasi atau tidak memberikan informasi. Sebagai

ungkapan, peneliti menghormati harkat dan martabat subjek penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk

tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu,

peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan

identitas subjek.

3. Keadilan dan keterbukaan

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbkaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan


42

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua

subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa

membedakan jender, agama, etnis dan sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres, maupun

kematian subjek penelitian (Notoatmodjo, 2012).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Agats dari bulan April-Juni

tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitic dengan

menggunakan desain studi cross sectional. Pengumpulan data menggunakan data

primer yang didapat melalui pembagian angket kuesioner yang berisi pertanyaan

terkait dengan variabel yang diteliti kepada responden. Data yang diperoleh

kemudian dilakukan pegolahan melalui analisa univariat dan bivariat untuk

mendapatkan hasil penelitian yang diuraikan dalam bentuk tabel dan penjelasan

sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

a. Umur

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
di RSUD AGATS PAPUA Tahun 2022
Umur Frekuensi (n) Presentase (%)
20-25 Tahun 15 33.3
26-30 Tahun 15 33.3
31-35 Tahun 8 17.8
36-40 Tahun 6 13.3
41-45 Tahun 1 2.2
Total 45 100
Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa responden yang memiliki usia

20-25 tahun berjumlah 15 orang (33,3%), yang memiliki usia 26-30 tahun

berjumlah 15 orang (33,3%), yang memiliki usia 31-35 tahun berjumlah 8

41
42

orang (17,8%), yang memiliki usia 36-40 tahun 6 orang (13,3%) dan

responden yang memiliki usia 41-45 tahun 1 orang (2,2%).

b. Agama

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama
di RSUD AGATS PAPUA Tahun 2022
Agama Frekuensi (n) Presentase (%)
Islam 39 86.7
Katolik 2 4.4
Protestan 4 8.9
Total 45 100
Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden beragama

islam dengan jumlah 39 orang (86,7%), yang beragama katolik 2 orang

(4,4%) dan yang beragama protestan 4 orang (8,9%).

c. Pendidikan

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di RSUD AGATS PAPUA Tahun 2022
Pendidikan Frekuensi (n) Presentase (%)
SD 7 15.6
SMP 6 13.3
SMA 20 44.4
Perguruan Tinggi 12 26.7
Total 45 100
Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.3 menunjukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD


berjumlah 7 orang (15,6%) SMP 6 orang (13,3%), SMA 20 orang (44,4%) dan
responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi berjumlah 12 orang
(26,7%)
43

d. Pekerjaan

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di RSUD AGATS PAPUA Tahun 2022
Pekerjaan Frekuensi (n) Presentase (%)
IRT 27 60
Pedagang 6 13.3
Pegawai Swasta 5 11.1
PNS 7 15.6
Total 45 100
Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.4 menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki pekerjaan

sebagai IRT yang berjumlah 27 (60%) responden, pedagang 6 13,3%) responden,

pegawai swasta 5 (11,1%) responden dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 7 (15,6%)

responden.

e. Paritas
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas
di RSUD AGATS PAPUA Tahun 2022
Paritas Frekuensi (n) Presentase (%)
≥ 3 kali 7 15.6
< 3 kali 38 84.4
Total 45 100
Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.5 menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki paritas

kurang dari 3 kali dengan jumlah responden 38 orang (84,4%) dan responden

dengan jumlah paritas ≥ 3 kali adalah 7 orang (15,6%).


44

f. Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Wanita Usia Subur (WUS) di RSUD AGATS PAPUA Tahun 2022

Tingkat Pengetahuan WUS Frekuensi (n) Presentase (%)

Baik 27 60
Kurang Baik 18 40
Total 45 100
Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.6 menunjukan bahwa sebagian besar wanita usia subur memiliki

tingkat pengetahuan baik dengan jumlah 27 (60%) responden dan yang memiliki

tingkat pengetahuan kurang baik 18 (40%) responden.

g. Deteksi Dini Tumor Kandungan


Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Deteksi Dini Tumor
Kandungan di RSUD AGATS PAPUA Tahun 2022

Deteksi Dini Tumor Frekuensi (n) Presentase (%)

Ya 25 55.6
Tidak 20 44.4
Total 45 100
Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.7 menunjukan bahwa responden yang melakukan deteksi tumor

kandungan berjumlah 25 (55,6%) responden dan yang tidak melakukan deteksi

dini tumor kandungan berjumlah 20 (44,4%) responden.


45

2. Analisa Bivariat

Tabel 4.8
Hubungan Tingkat Pengetahaun Wanitas Usia Subur Dengan Pelaksanaan
Deteksi Dini Tumor Kandungan
di RSUD AGATS PAPUA Tahun 2022

Deteksi Dini Tumor Kandungan P Value


Pengetahuan Ya Tidak Total
WUS n % n % N %
Baik 21 46,7 6 13,3 27 60 P=0,000
Kurang 4 8,9 14 31,1 18 40 <α=0,
Total 25 55,6 20 44,4 45 100 05

Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 27 responden yang memiliki tingkat

pengetahuan baik, terdapat 21 (46,7%) responden melakukan deteksi dini tumor

kandungan dan terdapat 6 (13,3%) responden tidak melakukan deteksi dini tumor

kandungan. Sedangkan dari 18 responden yang memiliki tingkat pengetahuan

kurang baik, terdapat 4 (8,9%) responden melakukan deteksi dini tumor

kandungan danterdapat 14 (31,3%) responden tidak melakukan deteksi dini tumor

kandungan.

Hasil uji chi square di dapatkan p value=0,000 lebih kecil dari tingkat

kemaknaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu α=0,05 maka H0 di tolak,

artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS)

dengan deteksi dini tumor kandungan di RSUD AGATS.

B. Pembahasan

Menurut Green, pengetahuan tertentu tentang kesehatan mungkin penting

sebelum suatu tindakan kesehatan pribadi terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang
46

dihaapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali seseorang mendapat isyarat yang

cukup kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar pengetahuan yang

dimilikinya.

Peningkatan pengetahuan tidak akan selalu menyebabkan perubahan

perilaku, namun memperlihatkan hubungan yang positif antara keduanya sehingga

jika pengetahuan tinggi maka perilakunya cenderung baik. Pengetahuan dikatakan

sebagai alat yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi

manusia. Sehingga melalui pengetahuan yang di dapat, orang akan mencari untuk

memecahkan masalahnya dan terkait dengan tumor kandungan, maka orang akan

mencari tahu tentang penyebab, cara penularan, penegahan maupun cara

mendeteksinya sehingga selanjutnya akan melakukan pemeriksaan untuk

memecahkan masalah.

Hasil uji chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan tingkat

pengetahuan wanita usia subur (WUS) dengan deteksi dini tumor kandungan di

RSUD Agats dengan p-value=0,000. Perilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,

dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Hasil penelitian ini sejalan dan di dukung oleh hasil penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Yuliwati (2012), yang menunjukan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku wanitas usia subur (WUS)

dengan dini tumor kandungan di Wilayah Keja Puskesmas Prembun Kabupaten

Kebumen.
47

Kurangnya pengetahuan wanita usia subur akan mempengaruhi ibu untuk

tidak melakukan deteksi dini tumor kandungan, yang dimungkinkan karena

kurang mendapatkan infromasi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan wanita usia

subur (WUS) tentang tumor kandungan dan deteksi dini, maka semakin besar

kemungkinan WUS untuk melakukan deteksi dini tumor kandunga.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dan hasil penelitian terdahulu serta

tinjauan teori yang ada, maka peneliti berasumsi bahwa tingkat pengetahuan erat

kaitannya dengan perilaku seseorang. Hal ini terlihat dalam penelitian ini, dimana

tingkat pengetahuan pengetahuan wanita usia subur (WUS) yang baik diikuti

dengan partisipasi WUS dalam melakukan deteksi dini tumor kandungan. Melalui

pengetahuan yang baik, setiap masalah kesehatan yang dialami oleh wanita usia

subur (WUS) seperti tumor kandungan, akan dicari masalah keluarnya untuk

memecahkan masalah tersebut melalui perilaku partisipasi aktif dalam

pelaksanaan deteksi dini tumor kandungan di sarana pelayanan kesehatan.

Peneliti juga berasusmi bahwa sebagian besar responden di dalam

penelitian ini memiliki partisipasi yang baik dalam melakukan deteksi dini tumor

kandungan hal ini dikarenakan pengetahuan wanita usia subur (WUS) atau

responden yang baik tentang pelaksanaan deteksi dini tumor kandungan.

Sedangkan sebagian kecil responden yang tidak melakukan deteksi dini

merupakan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang

deteksi dini. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang baik tentang

deteksi dini dapat meningkatkan partisipasi responden untuk melakukan deteksi

dini tumor leher rahim.


48

Berdasarkan tabel hubungan kedua variabel peneliti juga berasumsi bahwa

wanita usia subur (WUS) yang memiliki tingkat pengetahuan baik lebih banyak

melakukan deteksi dini tumor kandungan namun ada beberapa yang tidak

melakukan deteksi dini kandungan di RSUD AGATS Makassar, hal ini

dikarenakan rata-rata wanitas usia subur (WUS) merupakan wanita karir dan ada

pula yang memiliki sikap tidak peduli terhadap tindakan deteksi dini tumor

kandungan.

Sebaliknya wanita usia subur (WUS) yang memiliki tingkat pengetahuan

kurang baik, lebih banyak tidak melakukan deteksi dini tumor kandungan namun

terdapat beberapa yang melakukan deteksi dini tumor kandungan. Wanita usia

subur yang memilih untuk melakukan tindakan deteksi dini tumor kandungan ini

dikarenakan mendengar ajakan petugas kesehatan yang berada disekitar tempat

tinggalnya serta ada juga yang merasa penting untuk melakukan deteksi dini

tumor kandungan sebelum terlambat.


BAB V

PENUTUP

A.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara

tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS) dengan deteksi dini tumor

kandungan di RSUD Agats tahun 2022 maka dapat di ambil kesimpulan bahwa,

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan wanita usia subur

(WUS) dengan deteksi dini tumor kandungan di RSUD Agats tahun 2022 dengan

nilai p=0,000 < α=0,05.

B. Saran

1. Bagi Wanita Usia Subur

Meningkatkan partisipasi dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

ataupun konseling tentang deteksi dini tumor kandungan serta turut ambil

bagian dalam kegiatan deteksi dini tumor kandungan yang dilaksanakan di

tingkat puskesmas.

2. Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan

Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini tumor kandungan melalui

tenaga kesehatan kepada wanita usia subur (WUS) melalui kegiatan

mengadakan kelompok percontohan dan menambah tenaga dalam program

deteksi dini tumor kandungan.

48
49

3. Bagi Bidan

Memberikan informasi kesehatan melaui kegiatan-kegiatan promotif

seperti penyuluhan atau konseling kepada wanita usia subur (WUS) tentang

tumor kandungan serta tindakan pencegahan melalui deteksi dini tumor

kandungan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya kiranya meneliti faktor-faktor lain yang berkaitan

dengan perilaku ibu dalam melakukan deteksi dini tumor kandungan serta

memilih sampel dalam jumlah yang lebih banyak dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz. Farid. Dkk, 2010. Onkologi Ginekologi, Edisi I. Cetakan 2, PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Baziad. Ali, 2003. Menopause dan Andropause, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.

Benson. Ralph C, 2009. Buku saku Obstetri dan Ginekologi, Edisi 9. Cetakan 1,
EGC, Jakarta.

Budiman dan Riyanto. Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Salemba
Medika. Jakarta, 2013.

Ganong, William. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 2. EGC, Jakarta.

Gant F. Norman dan Cunningham, Gary, 2011. Dasar-dasar Ginekologi dan Obstetri.
EGC. Jakarta.

Hasrina. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Trimester III di RB Mattiro Baji Kabupaten Gowa. KTI: Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2013.

Notoatmodjo 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Cet: 2. Jakarta

Nurjannatun, Devi. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wisatawan Terhadap


Pemanfaatan “Klinik Wisata”. KTI: Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 2012.

Nugroho. Taufan, 2012, Obgyn Obstetri dan Ginekologi untuk Kebidanan dan
Keperawatan, Nuha Medika, Yogyakarta.

Normez dan schorge. 2007. Obstetrics and Gynecology at a Glance. Edisi 2.


Erlangga. Jakarta.

Provil Kesehatan Provinsi Papua, 2017

Prawirohardjo, S., Winkjosastro, H., Sumapraja, S. Ilmu Kandungan. Edisi 2.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono; 2007.

Rasjidi, Imam, 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita, Cetakan I,
CV Saagung Seto. Jakarta
Sumber Data Rekam Medik RSUD Agats, 2021.

50
51

Zuriyani, 2010. Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu


Hamil Tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di Trimester I di Puskesmas
Nisam Kabupaten Aceh Utara. KTI: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
U’budiyah Bunda Aceh Diploma III Kebidanan.
52

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : (Boleh ditulis / Boleh tidak ditulis)

Alamat:

Bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:

Nama : Fatmawati

Nim :

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian ini, saya mengerti bahwa segala

informasi mengenai penelitian ini akan dirahasiakan untuk kepentingan penelitian.

Maka saya bersedia denga suka rela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun untuk

menjadi responden penelitian ini yang berjudul “hubungan tingkat pengetahuan

wanita usia subur (WUS) dengan pelaksanaan deteksi dini tumor kandungan Di

RSUD Agats Kabupaten Asmat Tahun 2021”.

Makassar, 2021

Responden
53

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS)

DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI TUMOR KANDUNGAN

DI RSUD AGATS

NomorResponden :

Tanggal :

1. Nama :

2. Umur :

3. Paritas :

4. Agama :

5. PendidikanTerakhir

a. Tidaksekolah :

b. SD :

c. SMP / Sederajat :

d. SMA / Sederajat :

e. PerguruanTinggi / Sederajat :

6. Pekerjaan :

7. Alamat :
54

A. Deteksi dini tumor kandungan

1. Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan deteksi tumor kandungan ?

Ya Tidak

2. Jika pernah, berapa kali ibu melakukan pemeriksaan sampai saat ini? ......kali

B. Pengetahuan

Jawablah dengan baik dan benar.

1. Apa yang anda ketahui tentang tumor kandungan?

a. Penyakit ganas yang disebabkan oleh bakteri dan menyerang Rahim

b. Tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak yang terdapat pada

ektoserviks maupun endoserviks

c. Tumor genital yang mematikan

d. Keadaan folikel yang mengalami atresia yang meningkat

2. Menurut anda, apa saja faktor yang dapat mempengaruhi tumor kandungan?

a. Estrogen dan progesteron

b. Merokok

c. Estrogen, progesteron dan hormon pertumbuhan

d. Hormon pertumbuhan dan estrogen

3. Menurut anda, ada berapa jenis tumor uterus yaitu ?

a. Ektoserviks, endoserviks, endometrium dan miometrium

b. Miometrium, uterus, ovarium dan tuba fallopi

c. Endoserviks, endometrium dan serviks

d. Ektoserviks, vagina dan vulva


55

4. Menurut anda, apa saja gejala yang akan muncul pada penderita tumor uterus?

a. Perdarahan abnormal, Rasa nyeri, gejala dan tanda penekanan, berat pada

perut bagian bawah, gangguan haid dan abortus

b. Pusing, mual dan muntah, aborsi, hipertensi dan rasa panas malam hari

c. Kekeringan vagina, sulit tidur, keringat malam hari dan rasa lelah

d. Sering pusing, gangguan motorik dan siklus haid yang teratur

5. Beberapa penanganan yang dilakukan untuk menangani tumor uterus ?

a. Konservatif dan operatif

b. Operasi dan kuretasi

c. Laparatomi dan radioterapi

d. Tubektomi dan vasektomi

6. Menurut anda, pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan untuk mendeteksi

tumor kandungan?

a. USG, CT-Scan atau MRI

b. Operasi dan kuretasi

c. observasi

d. vasektomi, USG dan MRI

7. apakah anda pernah mendengar mengenai pemeriksaan USG? Jika tahu, apa

devinisi USG ?

a. alat yang prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi

tinggi yang tidak dapat didengar oleh telinga kita


56

b. Ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan

percobaan ilmiah, penelitian dan praktek pembelajaran

c. Suatu alat yang digunakan untuk pemeriksaan kesehatan

d. Alat yang digunakan di rumah sakit atau praktek klinik dalam

pemeriksaan kesehatan reproduksi

8. Apa manfaat dilakukannya USG pada tumor uterus ?

a. Menentukan jenis tumor, lokasi, ketebalan endometrium dan keadaan

adneksa dalam rongga pelviks

b. Untuk pengobatan lebih lanjut

c. Mengetahui keadaan tumor

d. Mengontrol kesehatan

9. Dimana sajakah anda dapat memperoleh pemeriksaan USG?

a. Puskesmas, Rumah sakit dan klinik

b. Bidan, dokter dan perawat

c. Laboratorium

d. Rumahsakit

10. Dalam hal pemeriksaan, diagnosa tumor uterus diberikan berdasarkan

beberapa hal yaitu ?

a. Anamnesis, pemeriksaan fisik, ginekologi, penunjang, lab, dan tes

kehamilan

b. Pemeriksaan ginekologi,observasi, kuratif dan labolatorium

c. Pemeriksaan penunjang, objektif, anamnesis dan pemeriksaan ginekologi


57

d. Pemeriksaan fisik, anamnesis, observasi dan pemeriksaan ginekologi

11. Apa saja faktor resiko penyebab tumor uterus ?

a. Umur, paritas, keturunan, Fungsi ovarium, obesitas dan keterpaparan

hormon

b. Keturunan, susah buang air kecil, perdarahan uterus dan haid tidak

teratur

c. Fungsi ovarium, obesitas dan keterpaparan hormon

d. Infertilitas, adanya benjolan di perut dan gangguan haid

12. Terdapat beberapa jenis tumor uterus yaitu ?

a. Ektoserviks, endoserviks, endometrium dan miometrium

b. Estrogen, progesteron dan endokrin

c. Miometrium, endometrium dan progesteron

d. Estrogen, endoserviks dan ektoserviks

13. Beberapa jenis operasi yang dilakukan pada penderita tumor uterus yaitu ?

a. Miomektomi, histerektomi dan radioterapi

b. Kuretase, vasektomi dan miomektomi

c. Histerektomi, kuretase dan tubektomi

d. Radioterapi dan kuretase

14. Pada pemeriksaan anamnesis tumor uterus, terdapat beberapa hal yang

harus diperhatikan, diantaranya ?

a. Timbul benjolan diperut bagian bawah dalam waktu relatif lama

b. Terjadi perdarahan sampai terjadi anemia


58

c. Terdapat tosi tungkai tumor dari tumor uterus subserosa dan

submukoasa

d. Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia

15. Obesitas dapat menjadi penyebab tumor uterus, karena ?

a. Obesitas merupakan kelebihan lemak yang dapat memicu kesehatan

terganggu

b. Obesitas menyebabkan peningkatan onversi androgen adrenal kepada

estron dan menurunkan hormon sex-binding globulin

c. Obesitas menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor uterus

d. Obesitas memicu pertumbuhan tumor

16. Umur berapakah wanita rentang terkena tumor uterus ?

a. 5-20 tahun

b. 40-70 tahun

c. 21-60 tahun

d. 15-49 tahun

17. Pada masa apa tumor uterus akan mengalami pengecilan?

a. Monopause

b. Menarche (Haid)

c. Pada usia subur

d. Akhir masa haid

18. Hal-hal apa yang akan terjadi jika kehamilan disertai dengan tumor?

a. Keguguran
59

b. Persalinan prematur

c. Gangguan pada proses persalinan

d. Tertutupnya saluran indung telur

e. Semuanya benar

19. Untuk mencegah timbulnya tumorpada organ repsoduksi, menurut anda hal

apakah dibawah ini yang perlu dihindari?

a. KB Suntik

b. KB Pil

c. Makanan setengah matang

d. Semunanya benar

20. Manurut anda jika pada saat tumorr terjadi perdarahan yang abnormal apa

yang perlu dilakukan?

a. Membiarkannya begitu saja

b. Melakukan diet makanan

c. Melakukan transfusi darah

d. Semuanya benar
60

Frequencies

Statistics

Deteksi Dini Tumor


Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Paritas Kandungan Pengat

N Valid 45 45 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-25 Tahun 15 33.3 33.3 33.3

26-30 Tahun 15 33.3 33.3 66.7

31-35 Tahun 8 17.8 17.8 84.4

36-40Tahun 6 13.3 13.3 97.8

5 1 2.2 2.2 100.0

Total 45 100.0 100.0


61

Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Islam 39 86.7 86.7 86.7

Katolik 2 4.4 4.4 91.1

Protestan 4 8.9 8.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 7 15.6 15.6 15.6

SMP 6 13.3 13.3 28.9

SMA 20 44.4 44.4 73.3

Perguruan Tinggi 12 26.7 26.7 100.0

Total 45 100.0 100.0


62

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 27 60.0 60.0 60.0

Pedagang 6 13.3 13.3 73.3

Pegawai Swasta 5 11.1 11.1 84.4

PNS 7 15.6 15.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Lebih dari sama dengan 3 kali 7 15.6 15.6 15.6

< 3 kali 38 84.4 84.4 100.0

Total 45 100.0 100.0


63

Deteksi Dini Tumor Kandungan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 25 55.6 55.6 55.6

Tidak 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Pengatahuan WUS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 27 60.0 60.0 60.0

Kurang Baik 18 40.0 40.0 100.0

Total 45 100.0 100.0


64

Crosstab

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengatahuan PUS * Deteksi


45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Dini Tumor Kandungan

Pengatahuan WUS * Deteksi Dini Tumor Kandungan Crosstabulation

Deteksi Dini Tumor Kandungan

Ya Tidak Total

Pengatahuan WUS Baik Count 21 6 27

% of Total 46.7% 13.3% 60.0%

Kurang Baik Count 4 14 18

% of Total 8.9% 31.1% 40.0%

Total Count 25 20 45

% of Total 55.6% 44.4% 100.0%


65

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 13.500a 1 .000

Continuity Correctionb 11.344 1 .001

Likelihood Ratio 14.153 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 13.200 1 .000

N of Valid Casesb 45

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai