Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS BIOMEKANIKA SMASH

PADA PERMAINAN BOLAVOLI

DISUSUN OLEH :
MARHAN YUDHA SAKTI
21611251083

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang


Biomekanika merupakan suatu wawasan studi gerak tubuh dan olahraga dengan
menggunakan dasar pengetahuan mekanika. Salah satu bidang mekanika yang erat hubungannya
dengan gerak adalah teori Newton mengenai gerak, karena gerak akan selalu terkait dengan
tenaga (force), maka para guru dan pelatih olahraga adalah petugas-petugas atau orang-orang
yang setiap hari akan menghadapi masalah gerak yaitu dari seorang siswa atau seorang atlet
dalam berolahraga atau dalam kehidupannya Sehari-hari.
Dalam peraturan permainan bolavoli, (2005:1) bolavoli adalah olahraga yang dimainkan
oleh dua team dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang
berbeda tentang jumlah pemain, jenis/ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan,
untuk keperluan tertentu. Namun pada hakikatnya permainan bolavoli bermaksud
menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya
Bolavoli adalah olahraga yang sangat digemari dikalangan masyarakat. Permainan
bolavoli pada dasarnya merupakan permainan yang menyenangkan dan sering dijadikan rekreasi
di waktu jenuh setelah melakukan aktivitas. Perkembangan bolavoli sangat cepat seiring dengan
perkembangan olahraga sehingga bolavoli tidak hanya untuk rekreasi dan untuk mengisi waktu
luang tetapi berkembang sebagai suatu profesi dan menuntut prestasi tinggi.
Menurut Sugiono, (1996:42) Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu
yang dimainkan oleh enam orang setiap team. Permainan ini akan berjalan dengan baik apabila
setiap pemain minimal telah menguasai teknik dasar bermain bolavoli.
B.  Rumusan Masalah
1.   Bagaimana pengertian dari biomekanika smash bolavoli?
2.   Bagaimana analisis gerakan  pada smash bolavoli dari awalan sampai akhir ?
3.   Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pada smash bolavoli?
4. Bagaimana tuas, gerak , gaya nya?
5. Bagaimana cara meningkatkan prestasinya ?
C.  Tujuan
1.   Untuk mengetahui pengertian biomekanika smash bolavoli.
2.   Untuk mengetahui analisis gerak  pada smash bolavoli.
3.  Untuk mengetahui gaya internal dan eksternal pada smash bolavoli.
4. Untuk mengetahui tuas, gerak, gaya nya
5. Untuk mengetahui cara meningkatkan prestasi 
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Biomekanika Smash
Smash merupakan teknik yang menjadi andalan untuk menyerang agar mendapatkan
poin. Saat melakukan smash kekuatan dan power otot sangat menentukan keberhasilan
melakukan smash. Oleh karena itu, untuk mendapatkan daya ledak otot dan power otot yang baik
maka diperlukan latihan-latihan khusus yang berkaitan dengan peningkatan otot tersebut.
Beutelstahl (1989: 23) membagi tahapan smash menjadi empat tahap, yaitu:
a. Tahap pertama: Run up (lari menghampiri)
b. Tahap kedua: Take off (lepas landas)
c. Tahap ketiga: Hit (memukul saat melayang diudara)
d. Tahap keempat: Landing(mendarat)
Dari tahap-tahap tersebut dapat diartikan bahwa dalam melakukan smash terdapat beberapa
tahap yaitu awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Menurut Yunus (1992:
112-115) tahap-tahap smash, yaitu:
a. Tahap Awalan Awalan tergantung dari lintasan bola umpan, kira-kira 2,5 sampai4 meter
dari jatuhnya bola. Langkah terakhir paling menentukan pada waktu mulai meloncat
sehingga smasher harus memperhatikan baik-baik posisi kaki yang akan meloncat dan
berada di tanah lebih dahulu, kaki lain menyusul di sebelahnya. Arah yang diambil harus
diatur sedemikian rupa, sehingga atlet akan berada di belakang bola pada saat akan
meloncat. Tubuh saat itu berada pada posisi menghadap net. Kedua lengan yang menjulur
ke depan diayunkan ke belakang dan ke atas sesudah langkah pertama, kemudian
diayunkan ke depan sehingga pada saat meloncat kedua lengan itu tergantung ke bawah
di depan tubuh atlet.

Gambar 1. Tahap Awalan Smash (Yunus, 1992: 111)


b. Pada tahap meloncat sebelumnya ada tahap tolakan, kaki berikutnya dilangkahkan hingga
kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak ke depan sedikit untuk
mengerem gerak ke depan, dan sebagai persiapan meloncat ke aah vertikal. Kedua lengan
diayun ke belakang atas sebatas kemampuan berupa gerak rotasi bahu. Bersamaan
dengan gerakan ini, kaki ditekuk sehingga lutut membentuk sudut kurang lebih 110º
sampai 120º yang merupakan sudut yang efektif untuk menolak karena  dengan  sudut
tarikan otot yang besar akan menghasilkangaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja
pada sendi lutut yang mempunyai sistem katrol anatomik pada sendi lutut yang bersifat
ellipsoidea rangkap (sendi bujur telur). Setelah itu badan siap untuk meloncat dengan
berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang depan. Gerakan ini merupakan gerak
fleksi tungkai bawah  (flexi genu) yang melibatkan otot  hamstring dan gerak dorsoflexi
yang melibatkan otot  tibialis anterio untuk persiapan menolak.
Tahap menolak secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit dan jari kaki
menghentak tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai bawah (ekstensi genu)
yang melibatkan otot  quadricep feimoris dan gerakan  plantarflexi yang melibatkan otot 
gastrocnemius. Sambil meloncat kedua lengan  diayunkan ke depan atas yang merupakan
gerak rotasi bahu ke atas (anteflexi) pada sendi bahu yang bersifat globoidea (sendi
peluru) dengan melibatkan otot  deltoideus, otot  pectoralis major, otot biceps brachii, dan
otot coracobrachialis. Sesaat setelah meloncat ketika tubuh melayang di udara posisi
togok membusur ke belakang, yang merupakan gerak hiperekstensi togok (kayang).
Telapak kaki, pergelangan kaki, panggul, dan togok digerakkan serasi untuk memperoleh
rangkaian gerak yang sempurna agar terwujud gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
Pada tahap tolakan ini, kaki berikutnya dilangkahkan hingga kedua telapak kaki hampir
sejajar dan salah satu kaki agak ke depan sedikit untuk mengerem gerak ke depan, dan
sebagai persiapan meloncat ke aah vertikal. Kedua lengan diayun ke belakang atas
sebatas kemampuan berupa gerak rotasi bahu. Bersamaan dengan gerakan ini, kaki
ditekuk sehingga lutut membentuk sudut kurang lebih 110º sampai 120º yang merupakan
sudut yang efektif untuk menolak karena  dengan  sudut tarikan otot yang besar akan
menghasilkangaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja pada sendi lutut yang
mempunyai sistem katrol anatomik pada sendi lutut yang bersifat ellipsoidea rangkap
(sendi bujur telur). Setelah itu badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih
banyak bertumpu pada kaki yang depan. Gerakan ini merupakan gerak fleksi tungkai
bawah  (flexi genu) yang melibatkan otot  hamstring dan gerak dorsoflexi yang
melibatkan otot  tibialis anterio untuk persiapan menolak.
Tahap menolak secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit dan jari kaki
menghentak tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai bawah (ekstensi genu)
yang melibatkan otot  quadricep feimoris dan gerakan  plantarflexi yang melibatkan otot 
gastrocnemius. Sambil meloncat kedua lengan  diayunkan ke depan atas yang merupakan
gerak rotasi bahu ke atas (anteflexi) pada sendi bahu yang bersifat globoidea (sendi
peluru) dengan melibatkan otot  deltoideus, otot  pectoralis major, otot biceps brachii, dan
otot coracobrachialis. Sesaat setelah meloncat ketika tubuh melayang di udara posisi
togok membusur ke belakang, yang merupakan gerak hiperekstensi togok (kayang).
Telapak kaki, pergelangan kaki, panggul, dan togok digerakkan serasi untuk memperoleh
rangkaian gerak yang sempurna agar terwujud gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
Tahap Meloncat Untuk memukul right hand langkahkan kaki kiri ke depan dengan
langkah biasa kemudian diikuti kaki kanan yang panjang, diikuti dengan segera oleh kaki
kiri yang diletakkan samping kaki kanan (untuk pemukul left hand sebaliknya). Langkah
pada waktu meloncat harus berlangsung dengan lancar tanpa terputus-putus.Pada waktu
meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan keatas. Tubuh diteruskan, kaki yang
digunakan untuk meloncat yangmemberikan kekuatan pada saat meloncat. Lengan yang
dipakai untuk memukul serta sisi badan diputar sedikit sehingga menjauhi bola,
punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap dipertahankan setinggi kepala
yang berguna untuk mengatur keseimbangan secara keseluruhan.

Gambar 2. Tahap Meloncat dalam Smash (Yunus,1992: 112)


c. Tahap saat Memukul Bola Dalam gerakan memukul dapat disesuaikan dengan jenis
smash yang ada. Gerakan memukul hasilnya akan lebih baik apabila menggunakan
lecutan tangan, lengan dan membungkukkan badan.
Pada tahap ini selain lecutan tangan, impact juga dipengaruhi oleh Panjang lengan
merupakan salah satu anggota tubuh yang tergolong dalam pengukuran Antropometrik
yakni salah satu anggota gerak tubuh bagai atas yang terdiri dari : lengan atas, lengan
bawah, tangan, dan jari-jari tangan. Dengan demikian panjang lengan meliputi
pengukuran anggota gerk tubuh bagian atas yang dimulai dari persendian bahu atau
persendian lengan atas sampai pada tangan atau jari tangan yang terpanjang.
Dalam setiap aktivitas manusia khususnya dalam kegiatan olahraga, panjang lengan
merupakan faktor yang penting dalam arti menunjang ketrampilan. Hal tersebut terbukti
bahwa rata-rata atlet yang bertubuh panjang atau tinggi dengan keserasian besar tubuh
dan berat badan yang ideal akan lebih unggul dalam berbagai cabang olahraga.
Dengan demikian ukuran lengan yang panjang akan lebih kuat dari pada lengan yang
pendek. Hal ini disebabkan karena lengan yang panjang akan memiliki otot yang panjang.
Otot yang lebih panjang rata-rata lebih kuat dibanding yang pendek, Oleh sebab itu,
ukuran panjang lengan seseorang akan menunjang kemampuan fisik yang lebih besar
dibandingkan dengan orang yang berlengan pendek serta dengan otot-otot yang kecil
pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa panjang lengan merupakan pra kondisi yang
menunjang dalam berbagai cabang olahraga termasuk pelaksanaan smash dalam
permainan bola voli. Oleh karena dengan lengan yang panjang berarti memiliki lengan
yang kuat dan hal ini sangat efetik mendukung keras dan curam nya pukulan smash
dalam permainan bolavoli yang dilakukan.
Impact merupakan kerja koordinasi mata tangan dalam upaya menepatkan saat yang tepat
dari jangkauan lompatan yang tertinggi dengan keberadaan bola yang jatuh. Dalam fase
ini kerja otot-otot perut dan punggung sangatlan dominan Ketika tubuh melayang di
udara, jarak bola di depan atas sejangkauan lengan pemukul. segera lengan dilecutkan ke
belakang kepala dan dengan cepat lecutkan lengan ke depan sejauh jangkauan atau raihan
legan terpanjang dan tertinggi. Bola dipukul secepat dan setinggi mungkin dengan
perkenaan bola dan telapak tangan tepat pada bagian tengah atas bola. Pergelangan
tangan aktif menghentak ke depan dengan telapak tangan dan jari menutup bola yang
merupakan gerak fleksi pergelangan tangan dengan melibatkan otot flexor carpi radialis
dan otot flexor pollicis longus pada sendi pergelngan tangan yang bersifat ellipsoidea
(sendi bujur telur). Setelah perkenaan dengan bola, lengan pemukul membuat gerakan
lanjutan ke arah garis tengah badan (gerak retrofleksi) yang melibatkan otot deltoideus,
otot pectoralis major, dan otot lactisimus dorsi, dengan diikuti gerak tubuh membungkuk
(gerak fleksi togok) yang melibatkan otot abdominis dan otot pectineus. Gerakan lecutan
lengan, telapak tangan, togok, tangan yang tidak memukul, dan kaki harus harmonis dan
eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada di udara. Pukulan yang benar akan
menghasilkan jalannya bola yang keras dan cepat menurun ke tanah dengan putaran yang
cepat ke arah depan (top spin).
Pukulan menjadi penting juga untuk menunjukkan pukulan yang terkuat. Dengan kuatnya
pukulan memberikan peluang untuk mendapatkan poin. Saat memukul, otot yang terlibat
langsung adalah kelompok bahu seperti deltoid, travezeus dan triceps serta otot lengan
bagian bawah.

Gambar 3. Tahap Memukul Bola dalam Smash (Yunus,1992:113)

d. Tahap Mendarat Cara mendarat dalam setiap smash sama,yaitu pada saat tubuh bagian
atas membungkuk ke depan, kaki diarahkan ke depan untuk mempertahankan
keseimbangan. Atlet mendarat pada kedua kakinya dengan sedikit ditekuk.
Dalam fase pendaratan, otot-otot tungkai menjadi domonan pula dalam menahan berat
badan. Gerakan selanjutnya setelah memukul bola di atas net adalah mendarat dengan
kedua kaki mengeper dengan menekuk lutut (gerak fleksi tungkai bawah) yang lentur
untuk meredam perkenaan kaki dengan tanah. Pendaratan dilakukan dengan jari-jari kaki
(telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong ke depan dengan memperlambat
gerakan. Perlambatan gerakan dilakukan untuk memperkecil momentum hingga menjadi
nol (berhenti bergerak) untuk mencegah cedera dalam bentuk kerusakan sendi.

Gambar 4.Tahap Mendarat dalam Smash (Yunus,1992: 114)

            Secara terperinci mengenai jurnal internasional tentang Biomechanics Of Volleybal


Spike/Smash adalah urutan untuk mengetahui 3 hal penting dalam smash bola voli yaitu: Awalan
sebelum melakukan smash, ayunan lengan dan perkenaan bola serta mendarat (take off). Secara
teknis gerakan tersebut berurutan selama proses smash berlangsung. Secara keseluruhan masalah
yang ada di jurnal tersebut hampir sama dengan apa yang terjadi pada smash bola voli.
Proses gerakan secara umum dalam smash bagi pemukul dengan tangan kanan dari posisi
empat(4).
1.      Sikap permulaan dilakukan dengan posisi tubuh berdiri rileks dan seorang kira- kira 45
derajat dengan net sejauh 3 sampai 4 meter dari net.
2.      Pelaksanaan gerakan melangkah ke depan mendekati net dengan kaki kiri dengan langkah
biasa diikuti dengan langkah kaki kanan yang panjang untuk penyesuaian dengan keadaan bola,
kemudian kaki kiri segera diletakkan disamping kaki kanan( ujung kaki kiri sedikit di depan kaki
kanan) sambil lutut dan kedua lengan di belakang badan, segera melakukan tolak sambil
mengayunkan kedua lengan ke depan atas. Pada saat badan berada pada ketinggian maksimal,
segera memukul bola pada raihan tertinggi dengan tangan terbuka. Dan jaga keseimbangan
badan agar tidak terdorong ke net.
B. Faktor Internal dan Eksternal yang Berpengaruh
1) Faktor internal yang mempengaruhi smash bola voli yaitu :
- Kekuatan yang dihasilkan dari setiap individu ( kekuatan otot lengan, daya ledak otot,
kelentukan punggung ).
- Timing dalam melakukan smash
- Postur atau tinggi badan dari individu
- Berat badan dari setiap individu
- Keterampilan atau skill yang dimiliki dari setiap individu
2) Faktor eksternal yang mempengaruhi smash bola voli yaitu :
- Umpan yang diberikan sebelum melakukan smash
- Medan lapangan yang digunakan sebagai arena permainan
- Sepatu yang digunakan
C. Tuas, Gaya, Beban dalam Gerakan
Gerakan smash bola voli memiliki tahapan yang harus dilakukan agar smash yang
dilakukan bisa berhasil efektif dan efisien. Tahapannya adalah awalan , meloncat, memukul bola,
dan mendarat. Ketika melakukan smash bola voli menurut analisis geraknya adalah yang
menjadi tuas atau pengungkit yaitu pergelangan lengan karena pergelangan lengan berfungsi
sebagai poros yang menggerakan dan menentukan arah lengan serta ancang – ancang untuk
mengumpulkan tenaga.
Gaya terdapat pada panjang lengan yaitu dari ujung pergelangan lengan sampai
pergelangan tangan. Ketika melakukan ayunan tangan , semua gaya ( force ) terkumpul di
lengan. Tujuan melakukan ayunan tangan yaitu agar tenaga yang dihasilkan dalam melakikan
smash menjadi lebih besar sehingga bola yang dismash terpantul dengan keras dan cepat sulit
dikembalikan sehingga menjadi point. Pergelangan tangan melakukan foles untuk menambah
tenaga dan mengarahkan bola supaya masuk ke daerah permainan lawan dan melewati net.
Beban adalah letak dimana berat benda berada yang diusahakan untuk dilawan atau
dipindahkan tempatnya. Beban pada smash bola voli terletak pada bola yang dipukul.Bola voli
merupakan beban yang akan disinggung dengan gaya agar beban tersebut bisa berpinda tempat.
Beban yang semula diam atau mengarah ke arah lajunya setelah dilakukan gaya pada beban
tersebut maka beban tersebut akan berpindah atau berubah arah.
Analisis gerak pada smash bola voli ini bisa diambil kesimpulan bahwa smash bola bola
voli ini masu pada tuas golongan ketiga. Tuas golongan ketiga yaitu titik kuasa atau gaya berada
diantara titik tumpu dan titik beban.
D. Cara meningkatkan Prestasi
Gerakan yang baik untuk meningkatkan prestasi dalam smash bola voli :
-  Melakukan semua tahapan mulai dari awalan , meloncat, memukul sampai mendarat dengan
Baik.
-          Memperkuat otot lengan dan tungkai untuk memperoleh gerakan yang maksimal.
-          Koordinasi dan bekerja sama dengan teman untuk melakukan smash dengan cara meminta
umpan bola yang matang untuk melakukan smash.
-          Menyusun strategi perrmainan agar permainan berjalan dengan baik dan sesuai dengan
Keinginan.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pukulan sangat penting untuk menunjukkan pukulan yang terkuat. Dengan kuatnya
pukulan memberikan peluang untuk mendapatkan poin. Saat memukul, otot yang terlibat
langsung adalah kelompok bahu seperti deltoid, travezeus dan triceps serta otot lengan
bagian bawah. 

B.  Saran
Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui sedikit tentang biomekanika
smash bolavoli. Akan tetapi, karena setiap manusia memiliki keterbatasan dan kekurangan
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah ini serta
dari teman-teman seperjuangan juga. Sebab jalan menuju kesempurnaan adalah dengan
saling mengisi. Seperti halnya dengan makalah ini dengan adanya kritikan serta saran dari
pihak yang terkait maka makalah ini menuju jalan kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA

Dieter Beutelstahl. (1988). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: PT. Pioner
Jaya.

Http:// FadieL.AnalisisBolavoli.htm diakses tanggal 6 juni 2018

http://windra72.blogspot.com/2015/02/makalah-analisis-gerak-biomekanik-pada.html

http://ahbarfatahullah14.blogspot.com/2017/03/biomekanika.html

http://miratulhas.blogspot.com/2014/02/kinesiologi-dan-biomekanika-olahraga.html

Kurnianto Alwi, (2013). Analisis Teknik Smash Atlet Bolavoli Junior Ganevo Yogyakarta.
Skripsi.Yogyakarta: FIK UNY

Mark Man, 2008. Jurnal of Sport Biomechanics/The Biomechanicsof the Volleyball Spike/
Attack, Diakses 10 Juni 2018

Yunus Muhammad. (1992). Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai