Menurut Sajoto (1995:31) dalam wibisono (2012) “latihan juga mengandung unsur
peningkatan atau penambahan beban kerja secara progresif. Peningkatan beban latihan
dilakukan secara periodik segera setelah tiba saat untuk ditambah bebannya”.
Berdasar dari pendapat para ahli sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa latihan
adalah upaya yang dapat dilakukan seseorang dalam upaya peningkatan beban kerja,
keterampilan serta mengembankan ciri kejiwaan yang kuat yang kelak akan
meningkatkan prestasi seseorang.
Ada banyak jenis dari latihan yang dapat dilakukan oleh para karateka, salah
satunya ialah latihan plyometrik. Asal istilah plyometriks berasal dari bahasa
latin yaitu “ plyo+metrics” yang berarti memperbesar ukuran. Latihan plyometriks
berasal dari Negara Eropa Timur, yang dikenal sebagai latihan melompat (jumping
training). Sebagaimana diketahui bahwa Eropa Timur pada tahun 1970- an merupakan
negara yang mempunyai atlet-atlet luar biasa prestasinya dalam cabang atletik,
senam, dan angkat besi.
Ternyata rahasia dibalik keberhasilan tersebut terletak pada metode latihan yang
dilakukan (Chu, 1998). “Pelatih dan atlet memahami bahwa plyometrik adalah latihan-
latihan atau ulangan yang bertujuan menghubungkan kekuatan dan kecepatan untuk
menghasilkan power”
Related
Fungsi dan Prinsip Bimbingan dan Konseling
12 Asas-asas Dalam Bimbingan Konseling
Model-Model Pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill)
(Chu,1998:1). Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan lompat yang
berulang-ulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan reaksi yang eksplosif.
Sejalan dengan pendapat tersebut (Dick dkk, 1978) dalam (Harsono, 1988: 199) power
adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat
cepat.“Latihan plyometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai
kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin” (Chu, 1998: 2).
Kita lihat bahwa pendapat-pendapat di atas menyebut dua unsur penting dalam
plyometrik/ power yaitu (1).Kekuatan otot, dan (2).Kecepatan otot dalam mengarahkan
tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Dengan demikian secara ringkas dapat kita
simpulkan batasan power sebagai berikut: power adalah kemampuan otot untuk
mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Oleh karena itu
latihan power dalam weight training tidak boleh hanya menekankan pada beban, akan
tetapi harus pula pada kecepatan mengangkat, mendorong, atau menarik beban. Oleh
karena harus mengangkat dengan cepat, maka dengan sendirinya berat bebannya tidak
bias seberat beban untuk latihan kekuatan sehingga transfer optimal dari strength
ke power tidak terjadi. Akan tetapi juga tidak boleh terlalu ringan sehingga otot
tidak merasakan rangsangan beban. Jadi bebannya adalah demikian rupa sehingga masih
memungkinkan atlet untuk mengangkat beban dengan cepat. Biasanya dipakai patokan
berat beban yang bisa diangkat dengan rentang repetisi range 12-15 RM, (Harsono,
1988: 200). Beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan plyometrik
adalah metode latihan untuk meningkatkan daya ledak otot dengan bentuk kombinasi
antara kekuatan dan kecepatan. Regangan yang terjadi secara mendadak sebelum otot
berkontraksi kembali atau suatu latihan yang memungkinkan otot-otot untuk mencapai
kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Konsep latihan plyometrik
menggunakan regangan awal pada otot secara cepat sebelum kontraksi eksentrik pada
otot yang sama.
c. Pertimbangan latihan
Pertimbangan paling penting dalam menerapkan dan mengelola program pelatihan
plyometrik adalah: usia, pengalaman, dan kematangan atlet. Semua kriteria tersebut
penting dalam membangun dan memodifikasi latihan plyometrik.(Chu, 1998: 25).
Dari beberapa dasar-dasar latihan plyometrik di atas dapat pula dipahami bahwa
latihan plyometrik dapat disesuaikan setiap cabang olahraga, sehingga membantu
atlet menambah perkembangan mereka. Dengan melakukan gerakan tertentu dalam latihan
plyometrik, atlet dapat melakukan gerakan dengan cepat dan menjadi lebih kuat.
(Chu, 1998: 26).
2) Standing Jump-and-Reach.
Mulailah dengan kaki selebar bahu, tubuh lurus ke atas dan ke bawah. Squat sedikit,
meledak ke atas, mencapai ke arah target atau objek.
8) Barrier Hops
1. Peralatan: tali elastis sekitar satu kaki dari tanah.
2. Aksi: Sementara di satu kaki hop bolak-balik atas tali. Ulangi dengan kaki
lainnya
3) In out shuffle
Pelaksanaan in out shuffle Mulai dengan sikap dua titik, berdiri menyamping dekat
tangga yang berada didepan, melangkah dengan kaki kiri lurus kedepan dalam kotak
pertama, kemudian mengukuti kaki kanan kedalam kotak pertama, melangkah mundur dan
diagonal dengan kaki kiri sampai
badan berada di depan kotak kedua, mengikuti kaki kanan sampai berada didepan dari
kotak kedua,ulangi urutan ini sepanjang tangga, masing-masing kaki menyentuh tiap
kotak.
4) Carioca
Pelaksanaan carioca Mulai dengan sikap dua titik, mulai berdirimenyamping disalah
satu ujung tangga, melangkah meyilang dengan kaki kanan dalam kotak pertama dengan
posisi di depan kaki kiri (tungkai), silangkan kaki kiri ke kotak kedua dengan kaki
kiri seharusnya menyilang dibelakang kaki kanan, silangkan kaki kanan kedalam kotak
ketiga dan kaki kanan seharusnya menyilang dibelakang kaki kiri, kaki kiri
menyeberang ke depan kaki kanan dan mengarah ke kotak selanjutnya, ulangi urutan
ini melalui tangga, menekankan pada perputaran panggul yang cepat dengan penempatan
kaki yang cepat pula.
8) Multiple Box-to-Box Jumps With Single Leg Landing (Chu, 1998: 110)
1. Siapkan ± 3 box dengan ketinggian yang berbeda, kemudian disusun berurut dari
yang terendah sampai yang tertinggi.
2. Anda berdiri di belakang deretan box terendah menghadap ke depan, kemudian
melompat dan mendarat dengan salah satu kaki di atas box ke 1, kemudian melompat
dan mendarat dengan kaki yang sama di tanah/ lantai di belakang box ke 2.
3. Selanjutnya lompat dan mendarat dengan kaki yang sama di atas box ke 2
4. Seterusnya sampai melewati box ke 3.
5. Lakukan hal yang untuk kaki lainnya.