Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Hakikat Power Otot Tungkai
a. Pengertian power otot tungkai
Daya ledak tungkai adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan
dengan kecepatan kontraksi yang sangat tinggi. Daya ledak otot merupakan gabungan
dari beberapa unsur fisik yaitu kekuatan dan unsur kecepatan.
Selanjutnya menurut Wafan dalam Santosa, (2015 :3) Power adalah salah satu
unsur kondisi fisik yang dibutuhkan untuk hampir semua cabang olahraga termasuk
didalamnya permainan futsal. Hal ini dapat dipahami karena daya ledak (power) tersebut
mengandung unsur gerak eksplosif, sedangkan gerakan ini dibutuhkan dalam aktivitas
olahraga berprestasi.
Menurut irawadi ( 2011 : 96 ) power merupakan gabungan beberapa unsur fisik
yaitu unsur kekuatan dan unsur kecepatan, artinya kemampuan otot dapat dilihat dari
hasil suatu untuk kerja yang di lakukan dengan menggunakan kekuatan dan kecepatan.
Menurut harsono dalam Mylsidayu power adalah hasil dari kekuatan dan
kecepatan. Individu yang mempunyai power adalah orang yang memeiliki derajat
kekuatan otot yang tinggi, derajat kecepatan yang tinggi, dan derajat yang tinggi dalam
keterampilan menghubungkan kecepatan dan kekuatan.
Menurut Sukadiyanto ( 2005 : 117 ) power adalah hasil kali antara kekuatan dan
kecepatan. Menurut The Juliantine, dkk. ( 2007 : 3.21 ) power adalah kemampuan otot
untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Menurut Atnajo
( 2010 : 59 ) power adalah kemampuan mengerahkan kekuatan dengan maksimum dalam
jangka waktu yang minim.
Menurut Widiastuti ( 2015 : 107 ) power atau juga sering di sebut dengan daya
eksflosif adalah suatu kemampuan gerak yang sangat penting untuk menunjang aktivitas
pada setiap cabang olahraga. Kemudian menurut Harsono ( 2001: 27 ) power adalah
produk

6
7

dari dua kemampuan, yaitu kekuatan otot dan kecepatan ( speed ) jadi,
kemamouan untuk menggerakan force maksimal dalam waktu yang amat cepat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa. Power merupakan dua
kemampuan gerakan yang terdiri dari kekuatan dan kecepatan yang mengaruh pada force
maksimal dalam waktu yang sangat cepat.

b. Batasan Otot Tungkai


Otot tungkai adalah otot gerak bagian bawah yang terdiri sebagian otot serat
lintang atau otot rangka. Menurut Setiadi (2007:272) menyatakan bahwa: Otot tungkai
adalah otot yang terdapat pada kedua tungkai antara lain otot tungkai bagian bawah: Otot
tabialis anterior, extendon digitarium longus, porenius longus, gastrokneumius, soleus,
sedangkan otot tungkai atas adalah: tensor fasiolata, abduktor sartorius, rectus femoris,
vastus leteralis dan vastus medialis.
Otot tungkai terbagi menjadi 2 bagian secara garis besar yaitu otot tungkai atas
dan otot tungkai bawah, Setiadi ( 2007 : 272 ) menjelaskan otot tungkai atas mempunyai
atas selaput pembungkus yang sangat kuat dan di sebut fasialata yang terbagi dua
golongan yaitu otot abductor, muskulus eksentor atau berkepala empat yaitu :
1. Otot abductor terdiri dari : a). Muskulus abductor maldanus sebelah dalam, b).
Muskulus abductor brevis sebelah tengah, c). Muskulus abductorvlongus sebelah luar.
Ketoiga otot ini salah satu yang di sebut muskulus abductor femoralis yang berfungsi
menyelenggarakan gerskan abdukasi dari femur.
2. Muskulus ektensor atau otot berkepala lima, yang terdiri dari : a). Muskulus rektus
fermoralis, b). Muskulus vastus leteralis eksternal, c). Muskulus rektusfemoralis
internal, d). Muskulus vastus lateralis eksternal, e). otot fleksot femoris.
8

Gambar stuktur otot tungkai bagian atas yang diterangkan sebagai berikut yaitu :

Gambar 2.1 Otot Tungkiai Bagian Atas

Tungkai bawah adalah tungkai pada betis. Otot-otot yang terletak didaerah
tungkai bawah menurut Setiadi (2007:273,274) terdiri dari: (1) Otot tabialis enterior, (2)
Otot proneus longua (3) Otot ektensor digitorum longus (4) Otot gastroknemius (5) Otot
soleus (6) Otot moleolus medialis (7) Otot retinakula bawah (8) Otot tendon
akhiles.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.

Gambar struktuk otot tungkai bagian bawah :

Gambar 2.2 Otot Tungkai Bagian Bawah


9

c. Cara- Cara Melatih Power Otot Tungkai


Menurut ( Santoso, 2015 ) Melatih daya ledak ( power ) otot tungkai yang
terdapat beberapa cara, salah satunya yaitu dengan cara pelatihan plyometrik dengan
menggunakan pelatihan squat jump, squat jump adalah, bentuk olahraga dengan cara dua
tangan dikaitkan di belakang kepala, kemudian meloncat jongkok berdiri.
Gerakan eksplosif berjongkok hingga posisi squat, tekan ujung kaki dan dorong
tubuh keudara setinggi mungkin, dan saat turun, segera tekuk lutut, turun kembali ke
posisi squat, dan melompat lagi. Gerakan ini sangat membutuhkan kekuatan yang
maksimal dan kecepatan yang maksimal pula. Adapun bentuk-bentuk latihan otot tungkai
sebagai berikut:
1. Lompat katak
a. Sasaran : power tungkai
b. Prosedur : (1). Posisi awal kedua kaki rapat, lutut ditekukkan dengan sudut kira-kira
110, badan condong kedepan, kedua lengan disamping badan, (2). Menolak tungkai
kedepan atas bersama dengan ayunkan kedua lengan didepan atas sejauh-jauhnya,
(3). Saat mendarat lutut sedikit ditekuk sepeti pemulaan sebagai awalan untuk
melakukan lompatan yang sama, (4). Lompatan dilakukan dengan jarak yang telah
ditentukan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.3 Lompat Katak


10

2. Slide To side
a. Sasaran : power otot tungkai dengan otot terpengaruh hamstring, kuadrisep,
gastrocnemius, otot tibialis anteriror, abdominal.
b. Prosedur : (1). Atlet dapat menggunakan satu baris, (2). Berdiri dengan kaki selebar
pinggul dan lutut sedikit di tekuk, (3). Mulailah melompat dengan kaki kesamping
kanan, kini, kanan,kiri, dan seterusnya dengan menggunakan kedua kaki. Latihan ini
dapat dilakukan dengan menggunakan satu kaki atau dua kaki, untuk lebih jelas dapat
dilhat pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Slide To Side

3. Luging Drills
a. Sasaran : power tungkai dengan otot yang terpengaruh hamstring, kuandrisip,
gastrocnemius, otot tibiali anterior, dan otot punggung.
b. Prosedur : (1). Berjalan dengan menekuk lutut dengan tangan diletakkan dibelakang
kepala, (2). Lakukan secara bergantian.
11

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.5. Luging Drills

4. Melompat dengan satu kaki


a. Sasaran : power tungkai dengan otot yang terpengaruh hamstring, kuadrisep,
gastrocnemius, otot tibialis anterior.
b. Prosedur : (1). Sikap awal, berdiri dengan satu kaki kanan didepan ( kaki kiri
dibelakang ), Kedua lengang rileks di samping badan, (2). Ayunkan ( lemparkan
tungkai ) kaki kiri di kedepan atas hingga mendekati dada agar dapat meloncat sejauh
dan setinggi mungkin sebelum mendarat, dan (3). Mendarat dengan kaki kiri,
diteruskan dengan ayunkan kaki kanan. Demikian seterusnya bergantian kaki tumpu
dan melakukannya sejauh jarak yang telah ditentukan. Latihan ini sebaiknya
dilakukan di tempat yang datar dan lapangan berumput atau berpasir agar lunak
untuk pendaratan. Hal ini dilakukan untuk menghindari cedera baik pada angkle
maupun lutut atlet.

5. Squat jump
a. Sasaran : power tungkai dengan ototyang berpengaruh hamstring, kuadrisep,
gastrocnemis, otot tibialis anterior, abdominal.
b. Prosedur : squat jum harus di lakukan dengan benar agar atlet terhindar dari cedera
lutut. Caranya adalah dalam menekuk lutut saat awalan maupun mendarat, sudut lutut
harus lebih besar dari 90 derajat atau kurang lebih 100 derajat.
12

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.6. Squat Jump

2. Hakikat Otot Perut


a. Pengertian otot perut
Setiap melakukan aktifitas suatu cabang olahraga pada dasarnya adalah membuat
unsur fisik terlibat langsung dalam aktifitas tersebut. Dalam cabang olahraga pencak silat
khususnya tendangan T dikenal sebagai olahraga yang membutuhkan kekuatan dalam
setiap gerakan yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam usaha meningkatkan kemampuan
fisik maka prioritas utama dalam program latihan adalah pengembangan dan peningkatan
daya kerja fisik khususnya kekuatan otot. Disisi lain, untuk mengembangkan kemampuan
fisik haruslah direncanakan secara sistematis dan terarah dengan tujuan agar kesegaran
jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh meningkat, sehingga dalam
melakukan gerakan tendangan T dapat dilakukan dengan baik, efektif, dan efisien.
Bagian otot perut terdapat dua otot parallel yang dipisahkan oleh sebuah garis
tengah dari jaringan ikat yang disebut linea alba (garis putih). Rektus dilintasi tiga garis
fibrosa yang dihubungkan oleh persimpangan tendon. Sedangkan menurut Wingered
dalam Syaifudin (2002: 151) menyatakan bahwa, “otot yang terdapat pada perut adalah
muskulus tranverus abdominus, muskulus tendinous interseksi, muskulus rektus
abdominus, muskulus obliges ekternus, muskulus obliges internus, dan muskulus
aponerosisi eksternal”.
13

Untuk lebih jelas bias dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.7 Otot Perut

Kekuatan (strenght) merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang


diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Untuk dapat mencapai penampilan prestasi
yang optimal, maka kekuatan harus ditingkatkan sebagai landasan yang mendasari dalam
pembentukan komponen biomotor lainnya (Sukadiyanto & Dangsina, 2011: 90). Menurut
ASCA (2011:1) Kekuatan adalah kemampuan untuk mengontrol dan mentstabilkan otot-
otot dan sendi selama gerakan (dan membatasi gerakan tidak beralasan). Dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah komponen dasar biomotor yang berada
dibagian otot perut yang mampu mengontrol dan menstabilkan otot-otot dan sendi selama
gerakan dan membatasi gerakan tidak beralasan. Seperti halnya dalam melakukan
tendangan T dibutuhkan kekuatan otot perut yang kuat guna menghasilkan kemampuan
tendangan T yang baik. Melalui kekuatan otot yang baik, maka beberapa komponen
biomotor yang lain juga akan terpengaruh dan meningkat, diantaranya adalah kecepatan,
ketahanan otot, koordinasi, power yang eksplosif, kelentukan dan ketangkasan.
Berikut contoh-contoh latihan kekuatan otot perut sebagai berikut :
1. Sit up
Sit up merupakan salah satu olahraga yang dikenal efektif dalam melatih kekuatan
otot perut. Tak hanya itu, jenis latihan ini juga bisa meningkatkan massa otot dan
memperbaiki keseimbangan tubuh. Untuk melakukan sit up dengan benar, berikut
adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
14

 Mulailah dalam posisi berbaring telentang, kemudian tekuk lutut dengan posisi
kaki menapak di lantai.
 Posisikan telapak tangan di belakang telinga, tetapi pastikan kedua telapak tangan
tidak bersentuhan.
 Letakkan dagu menempel di dada dan angkat badan ke atas, ke arah lutut, sambil
menghembuskan napas.
 Turunkan badan perlahan-lahan ke posisi berbaring sambil menarik napas.
2. Plank
Meski terkesan mudah dilakukan, banyak orang merasa berat ketika melakukan
plank, terutama bagi Anda yang baru pertama kali mencobanya. Selain dapat
menguatkan otot perut dan otot inti tubuh, gerakan ini juga dapat melatih
keseimbangan tubuh.
Berikut adalah beberapa langkah melakukan plank dengan benar:
 Mulailah dengan posisi tengkurap di lantai, lalu letakkan pergelangan tangan di
depan tubuh hingga bahu sejajar dengan siku.
 Angkat tubuh ke atas hingga posisi tubuh membentuk garis lurus dari kepala
hingga ujung kaki.
 Kencangkan otot perut dengan menarik pusar Anda ke belakang, lalu tahan posisi
tersebut selama 10–30 detik dan ulangi 3–5 kali.

3. Hakikat Tendangan T
a. Pengertian Tendangan T
Menurut Johansya Lubis (2004: 28) tendangan T adalah serangan yang
mengunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada
tumit, telapak kaki dan sisih luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk
serangan samping, dengan sasaran seluruk bagian tubuh.
Tendangan merupakan teknik yang digunakan ketika berhadapan dengan lawan
dengan situasi jarak. Tendangan T adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan
tungkai, lintasannya lurus kedepan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisih luar
telapak kaki, posisi lurus, biasanya di gunakan untuk serangan samping dengan sasaran
seluruh bagian tubuh. Tendangan T atau bisa di sebut dengan tendangan samping karena
15

arah gerakan tendangan kearah samping. Terdapat berbagai macam pariais tendangan
samping itu. Semua variasi khususnya untuk permainan dalam pertandingan pada awalan
boleh berbeda tetapi bentuk akhirannya sama yaitu bentuk seperti huruf T. pada dasarnya
tendangan samping memakai tumit sebagai alat serang atau menggunakan sisi luar
telapak kaki atau ada yang menyebut sebagai pisau kaki. Tendangan samping mempunyai
mbeberapa kelebihan dan kekurangan dalam tendangan T mempunyai skor atau nilah
tinggi dalam peraturan permainan pencak sila. Dalam seni bela diri tradisional, jika
pesilat berhasil melakukan teknik tendangan maka ia akan memperoleh dua poin.
Menurut Pratiwi et al ( 2013 ) tendangan T merupakan salah satu bentuk
tendangan dalam olahraga beladiri pencak silat, tendangan T adalah tendangan kea rah
samping mengendalikan pinggul dengan menggunakan bantalan telapak kaki. Untuk
melakukan tendangan T di perlukan kecepatan, kekuatan dan keseimbangan yang stabil.
Sedangkan menurut Arif et al ( 2021 ) tengan T merupakan bentuk gerakan tendangan
yang mengangkat satu kaki dan mengarahkan lurus kesamping mengenai sasaran dengan
menggunakn alat penyasra sisi luar dari telapak kaki.
Menurut Budiman ( 2021 ) tendangan T adalah gerakan dengan posisi tubuh
mneghadap ke samping dengan lintasan tendangan T lurus kesamping ( bentuk huruf
“T”), perkenaan tendangan T yaitu, sisi bagia luar. Sedangkan menurut Maulana et al
( 2018 ) tendangan T juga sering disebut dengan tendangan yang ada dalam pencak silat.
Dalam sebuah pertandingan para pesilat sering menggunakan tendangan T untuk
menyerang lawan maupun melakukan teknik bertahan ketika di serang lawan. Sedangkan
menrut Pratama & Candra ( 2021 ) tendangan T umumnya di pakai ketika melakukan
teknik serang samping yang dapat ditujukan kepada pada seluruh tubuh lawan.
Tendangan dilakasanakan dengan memposisikan badan menyamping dengan sesejar
lintasab tendangan yang harus ke samping ( menciptakan huruf T ) .
Menurut Simbolon et al ( 2020 ) tendangan T adalah tendangan kearah samping
mengandalkan pinggul dengan menggunakan bantuan telapak kaki. Untuk melakukan
teknik tendangan T di perlukan kecepatan, kekuatan dan terutama keseimbangan yang
stabil. Sedangkan menurut L.R.D.Dewi et al ( 2016 ) tendangan T merupakan tendangan
yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus kedepan dan kenaanya
16

pada tumit, telapak dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk
serangan samping dengan sasaran aeluruh bagian tubuh.

b. Faktor Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Melakukan Tendangan T


Tendangan ini biasanya di gunakan untuk serangan samping dengan sasaran
seluruh bagian tubuh. Tendangan ini dilakukan poisis tubuh menyamping dan lintasan
tendangan lurus ke samping atau membentuk hurut “T”.
Melakukan gerakan tendangan T dalam pencak silat memeiliki awaland engan
tumit kaki. Pada dasranya, pencak silat merupakan olahraga yang memebutuhkan fisik
yang kuat karena banyak fisikn dalam setiap pertandingan.
Pencak silat memiliki beberapa macam tendangan serta teknik melakukannya.,
setidaknya ada lima dasar tendangan yang dapat dilakukan dlam olahraga pencak silat.
Salah satunya teknik tendangan T. tendangan ini sangat penting dalam pertandingan
karena tendangan T salah satun poin tertinggi dalam pertandigan pencak silat.

Cara melakukan tendangan T dalam pencak silat:


a) Sikap kuda-kuda kiri yang benar dan tepat.
b) Tendangan kaki kanan dari samping ke depan.
c) Henntakkan telapak kaki dengan perkenaannya sisi bagian tajam telapak kaki,
telapak kaki dan tumit.
d) Posisi kedua tangan berada di depan dada sebagai penyeimbang.

Kesalahan yang sering terjadi saat melakukan tendangan T :

a) Sikap kuda-kuda kiri kurang baik.


b) Tidak ada hentakan punggung kaki.
c) Badan tidak seimbang.

Dari kutipan di atas dapat di pahami bahwa melakukan tendangan T harus


memeiliki fisik yang kuat bagi atlet pencak silat. Karena dengan fisik yang kuat seorang
atlet akan mamapu mendapatkan poin yang sangat baik dalam pertandaningan pencak
silat.
17

B. Kerangka pemikiran
Berdasarkan landasan teori dapat dikemukakan diatas dapat disimpulkan kerangka
pemikiran sebagai berikut :
1. Pengaruh kemampuan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T
Power merupakan gabungan beberapa unsur fisik yaitu unsur kekuatan dan unsur
kecepatan, artinya kemampuan otot dapat dilihat dari hasil suatu untuk kerja yang di
lakukan dengan menggunakan kekuatan dan kecepatan.
Power otot tungkai merupakan kemampuan sekelompok otot dalam gerak yang
sangat penting dalam menunjang aktivitas fisik yang bersifat eksplosif.
Dalammelakukan tendangan T, power otot tungkai merupakan salah satu komponen
fisik yang sangat dominan peranannya dalam setiap gerakan-gerakan eksplosif tubuh,
sehingga sangat dibutuhkan pada saat melakukan gerakan menendang, agar
tendangan tersebut mempunyai kecepatan yang tinggi dan menghasilkan hasil yang
tendangan yang maksimal maka membutuhkan power yang besar , karena semakin
besar power yang digunakan maka semakin cepat tendangan yang dapat dilakukan.
2. Pengaruh otot perut terhadap kemampuan tendangan T
Kekuatan adalah komponen dasar biomotor yang berada dibagian otot perut yang
mampu mengonntrol dan menstabilkan otot-otot dan sendi selama melakukan gerakan
dan membatasi gerakan tidak beralasan. Seperti halnya dalam melakukan gerakan
tendangan T, dibutuhkan kekuatan otot perut yang kuat, guna menghasilkan
kemampuan tendangan T dengan baik. Melalui kekuatan otot perut yang baik, maka
beberapa komponen biomotor yang lain dapat berpengaruh dan meningkat,
diantaranya adalah kecepatan, kekuatan otot, koordinasi, power yang eksplosif,
kelentukan dan ketangkasan dalam melakukan tendangan T.

C. Hipotesis penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori di atas, hipotesis penelitian
ini meliputi :
1. Terdapat pengaruh kemampuan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada
atlit sanggar putra kusumah.
18

2. Terdapat pengaruh kemampuan otot perut terhdapat kemampuan tendangan T pad


atlit sanggar putra kusumah.
3. Terdapat pengaruh kemampuan otot tungkai dan otot perut terhadap kemampuan
tendangan T pada atlit sanggar putra kusumah.

D. Hasil Penelitian Yang Relevan


1. Rahmad Finandra.M, Zikrul Rahmat, dan Irfandi, Hubungan Power Otot Tungkai
Terhadap Kecepatan Tendangan T Pada Atlit Pencak Silat Diklat Binaan Dispora
Aceh Tahun 2018, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Penelitian ini berjudul
“Hubungan power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan T pada atlit pencak
silat diklat binaan dispora aceh tahun 2018”. Yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan yang signifikan pada power otot
tungkai terhadap kecepatan tendangan T pada atlit pencak silat diklat binaan dispora
aceh tahun 2018. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan T pada
atlit pencak Silat diklat binaan dispora aceh tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Dalam penelitian ini populasi yang
digunakan adalah Atlet Pencak Silat Binaan Dispora Aceh yang berjumlah 11 orang.
Tekhnik pengambilan sampel adalah total sampling. Berdasarkan hasil penelitian dan
pengolahan data tes power otot tungkai dengan kecepatan tendangan T, maka dapat
dihasilkan sebagai berikut; korelasi power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan
T pada atlit pencak silat diklat binaan dispora aceh tahun 2018 sebesar 0,041 . dan
dari tabel interfretasi dapat dinyatakan bahwa power otot tungkai (leg dynamometer)
ada hubungannya dengan kecepatan tendangan T sebesar 0,123. Serta pengujian t-
tabel dan thitung didapat 0,123 ≥ 1,79 yaitu t-hitung lebih besar dari pada t-tabel
dengan demikian telah terbukti terdapat hubungan antara power otot tunngkai dengan
kecepatan tendangan T pada atlit pencak silat diklat binaan dispora aceh tahun 2018.
Dalam hal ini power otot tungkai dengan kecepatan tendangan T, khususnya power
otot tungkai yang baik dan kuat merupakan pendukung kecepatan tendangan T
menjadi lebih baik.
19

2. Sigit Infantoro. 2019. Hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot
punggung dengan kemampuan tendangan sabit (Survey pada atlet pencak silat
PPLOP Jawa Tengah) . Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang. Drs.Wahadi,M.Pd Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)
Hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan tendangan sabit, (2)
Hubungan antara kekuatan otot punggung dengan kemampuan tendangan sabit, dan
(3) Hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot punggung secara
bersama-sama dengan kemampuan tendangan sabit. Penelitian ini menggunakan
metode survey. Subyek penelitian adalah atlet pencak silat PPLOP Jawa Tengahyang
berjumlah 12 atlet.Teknik yang digunakan untuk mengukur kadar hubungan antara
variable-variabel bebas, yaitu;kekuatan otot tungkai (X1) dan kekuatan otot punggung
(X2), sedangkan variable terikatnya adalah kemampuan tendangan sabit (Y). Hasil
penelitian menunjukkan (1) kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang signifikan
dengan kemampuan tendangan sabit, diperoleh nilai korelasi r sebesar 0,692 dengan
tingkat probabilitas 0,013 <  0,05, (2) kekuatan otot punggung memiliki hubungan
yang signifikan dengan kemampuan tendangan sabit, diperoleh nilai korelasi (r)
sebesar 0,612 dengan tingkat probabilitas 0,034 <  0,05, dan (3) kekuatan otot
tungkai dan kekuatan otot punggung secara bersama-sama memiliki hubungan yang
signifikan dengan kemampuan tendangan sabit diperoleh nilai korelasi (r) sebesar
0,710 dengan tingkat probabilitas 0,043 <  0,05. Simpulan dalam penelitian tentang
hubungan kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot punggung dengan kemampuan
tendangan sabit pada atlet pencak silat PPLOP Jawa Tengah hasilnya setiap variabel
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kemampuan
tendangan sabit.
3. Reza Puji Riyanto. 2020. Hubungan Kekuatan Otot Perut Dan Daya Ledak Tungkai
Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pesilat Putra Remaja IPSI Kota Tegal. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Universitas Negeri Semarang. Agus Widodo Suripto S.Pd., M.Pd. Tujuan penelitian
ini untuk menemukan jawaban secara akurat dan ilmiah tentang ada tidaknya
hubungan kekuatan otot perut dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan tendangan
sabit. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan metode survei tes.
20

Populasi penelitian sebanyak 18 pesilat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah


tes sit up untuk mengukur kekuatan otot perut, tes vertical jump untuk mengukur daya
ledak tungkai dan tes kecepatan tendangan sabit. Hasil penelitiaan : (1) ada hubungan
yang signifikan antara kekuatan otot perut dengan kecepatan tendangan sabit dengan
hasil koefisien korelasi diperoleh rhitung sebesar 0,594 > rtabel sebesar 0,468. (2) ada
hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai dengan kecepatan tendangan
sabit dengan hasil koefisien korelasi diperoleh rhitung sebesar 0.500 > rtabel sebesar
0,468. (3) ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dan daya ledak
tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dengan hasil koefisien korelasi diperoleh
rhitung sebesar 0,673 > rtabel sebesar 0,468. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa ada
hubungan kekuatan otot perut dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan tendangan
sabit. Saran penulis kepada pelatih untuk dapat meningkatkan kemampuan tendangan
sabit pesilat supaya berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai