KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Hakikat Power Otot Tungkai
a. Pengertian power otot tungkai
Daya ledak tungkai adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan
dengan kecepatan kontraksi yang sangat tinggi. Daya ledak otot merupakan gabungan
dari beberapa unsur fisik yaitu kekuatan dan unsur kecepatan.
Selanjutnya menurut Wafan dalam Santosa, (2015 :3) Power adalah salah satu
unsur kondisi fisik yang dibutuhkan untuk hampir semua cabang olahraga termasuk
didalamnya permainan futsal. Hal ini dapat dipahami karena daya ledak (power) tersebut
mengandung unsur gerak eksplosif, sedangkan gerakan ini dibutuhkan dalam aktivitas
olahraga berprestasi.
Menurut irawadi ( 2011 : 96 ) power merupakan gabungan beberapa unsur fisik
yaitu unsur kekuatan dan unsur kecepatan, artinya kemampuan otot dapat dilihat dari
hasil suatu untuk kerja yang di lakukan dengan menggunakan kekuatan dan kecepatan.
Menurut harsono dalam Mylsidayu power adalah hasil dari kekuatan dan
kecepatan. Individu yang mempunyai power adalah orang yang memeiliki derajat
kekuatan otot yang tinggi, derajat kecepatan yang tinggi, dan derajat yang tinggi dalam
keterampilan menghubungkan kecepatan dan kekuatan.
Menurut Sukadiyanto ( 2005 : 117 ) power adalah hasil kali antara kekuatan dan
kecepatan. Menurut The Juliantine, dkk. ( 2007 : 3.21 ) power adalah kemampuan otot
untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Menurut Atnajo
( 2010 : 59 ) power adalah kemampuan mengerahkan kekuatan dengan maksimum dalam
jangka waktu yang minim.
Menurut Widiastuti ( 2015 : 107 ) power atau juga sering di sebut dengan daya
eksflosif adalah suatu kemampuan gerak yang sangat penting untuk menunjang aktivitas
pada setiap cabang olahraga. Kemudian menurut Harsono ( 2001: 27 ) power adalah
produk
6
7
dari dua kemampuan, yaitu kekuatan otot dan kecepatan ( speed ) jadi,
kemamouan untuk menggerakan force maksimal dalam waktu yang amat cepat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa. Power merupakan dua
kemampuan gerakan yang terdiri dari kekuatan dan kecepatan yang mengaruh pada force
maksimal dalam waktu yang sangat cepat.
Gambar stuktur otot tungkai bagian atas yang diterangkan sebagai berikut yaitu :
Tungkai bawah adalah tungkai pada betis. Otot-otot yang terletak didaerah
tungkai bawah menurut Setiadi (2007:273,274) terdiri dari: (1) Otot tabialis enterior, (2)
Otot proneus longua (3) Otot ektensor digitorum longus (4) Otot gastroknemius (5) Otot
soleus (6) Otot moleolus medialis (7) Otot retinakula bawah (8) Otot tendon
akhiles.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
2. Slide To side
a. Sasaran : power otot tungkai dengan otot terpengaruh hamstring, kuadrisep,
gastrocnemius, otot tibialis anteriror, abdominal.
b. Prosedur : (1). Atlet dapat menggunakan satu baris, (2). Berdiri dengan kaki selebar
pinggul dan lutut sedikit di tekuk, (3). Mulailah melompat dengan kaki kesamping
kanan, kini, kanan,kiri, dan seterusnya dengan menggunakan kedua kaki. Latihan ini
dapat dilakukan dengan menggunakan satu kaki atau dua kaki, untuk lebih jelas dapat
dilhat pada gambar berikut ini.
3. Luging Drills
a. Sasaran : power tungkai dengan otot yang terpengaruh hamstring, kuandrisip,
gastrocnemius, otot tibiali anterior, dan otot punggung.
b. Prosedur : (1). Berjalan dengan menekuk lutut dengan tangan diletakkan dibelakang
kepala, (2). Lakukan secara bergantian.
11
5. Squat jump
a. Sasaran : power tungkai dengan ototyang berpengaruh hamstring, kuadrisep,
gastrocnemis, otot tibialis anterior, abdominal.
b. Prosedur : squat jum harus di lakukan dengan benar agar atlet terhindar dari cedera
lutut. Caranya adalah dalam menekuk lutut saat awalan maupun mendarat, sudut lutut
harus lebih besar dari 90 derajat atau kurang lebih 100 derajat.
12
Mulailah dalam posisi berbaring telentang, kemudian tekuk lutut dengan posisi
kaki menapak di lantai.
Posisikan telapak tangan di belakang telinga, tetapi pastikan kedua telapak tangan
tidak bersentuhan.
Letakkan dagu menempel di dada dan angkat badan ke atas, ke arah lutut, sambil
menghembuskan napas.
Turunkan badan perlahan-lahan ke posisi berbaring sambil menarik napas.
2. Plank
Meski terkesan mudah dilakukan, banyak orang merasa berat ketika melakukan
plank, terutama bagi Anda yang baru pertama kali mencobanya. Selain dapat
menguatkan otot perut dan otot inti tubuh, gerakan ini juga dapat melatih
keseimbangan tubuh.
Berikut adalah beberapa langkah melakukan plank dengan benar:
Mulailah dengan posisi tengkurap di lantai, lalu letakkan pergelangan tangan di
depan tubuh hingga bahu sejajar dengan siku.
Angkat tubuh ke atas hingga posisi tubuh membentuk garis lurus dari kepala
hingga ujung kaki.
Kencangkan otot perut dengan menarik pusar Anda ke belakang, lalu tahan posisi
tersebut selama 10–30 detik dan ulangi 3–5 kali.
3. Hakikat Tendangan T
a. Pengertian Tendangan T
Menurut Johansya Lubis (2004: 28) tendangan T adalah serangan yang
mengunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada
tumit, telapak kaki dan sisih luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk
serangan samping, dengan sasaran seluruk bagian tubuh.
Tendangan merupakan teknik yang digunakan ketika berhadapan dengan lawan
dengan situasi jarak. Tendangan T adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan
tungkai, lintasannya lurus kedepan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisih luar
telapak kaki, posisi lurus, biasanya di gunakan untuk serangan samping dengan sasaran
seluruh bagian tubuh. Tendangan T atau bisa di sebut dengan tendangan samping karena
15
arah gerakan tendangan kearah samping. Terdapat berbagai macam pariais tendangan
samping itu. Semua variasi khususnya untuk permainan dalam pertandingan pada awalan
boleh berbeda tetapi bentuk akhirannya sama yaitu bentuk seperti huruf T. pada dasarnya
tendangan samping memakai tumit sebagai alat serang atau menggunakan sisi luar
telapak kaki atau ada yang menyebut sebagai pisau kaki. Tendangan samping mempunyai
mbeberapa kelebihan dan kekurangan dalam tendangan T mempunyai skor atau nilah
tinggi dalam peraturan permainan pencak sila. Dalam seni bela diri tradisional, jika
pesilat berhasil melakukan teknik tendangan maka ia akan memperoleh dua poin.
Menurut Pratiwi et al ( 2013 ) tendangan T merupakan salah satu bentuk
tendangan dalam olahraga beladiri pencak silat, tendangan T adalah tendangan kea rah
samping mengendalikan pinggul dengan menggunakan bantalan telapak kaki. Untuk
melakukan tendangan T di perlukan kecepatan, kekuatan dan keseimbangan yang stabil.
Sedangkan menurut Arif et al ( 2021 ) tengan T merupakan bentuk gerakan tendangan
yang mengangkat satu kaki dan mengarahkan lurus kesamping mengenai sasaran dengan
menggunakn alat penyasra sisi luar dari telapak kaki.
Menurut Budiman ( 2021 ) tendangan T adalah gerakan dengan posisi tubuh
mneghadap ke samping dengan lintasan tendangan T lurus kesamping ( bentuk huruf
“T”), perkenaan tendangan T yaitu, sisi bagia luar. Sedangkan menurut Maulana et al
( 2018 ) tendangan T juga sering disebut dengan tendangan yang ada dalam pencak silat.
Dalam sebuah pertandingan para pesilat sering menggunakan tendangan T untuk
menyerang lawan maupun melakukan teknik bertahan ketika di serang lawan. Sedangkan
menrut Pratama & Candra ( 2021 ) tendangan T umumnya di pakai ketika melakukan
teknik serang samping yang dapat ditujukan kepada pada seluruh tubuh lawan.
Tendangan dilakasanakan dengan memposisikan badan menyamping dengan sesejar
lintasab tendangan yang harus ke samping ( menciptakan huruf T ) .
Menurut Simbolon et al ( 2020 ) tendangan T adalah tendangan kearah samping
mengandalkan pinggul dengan menggunakan bantuan telapak kaki. Untuk melakukan
teknik tendangan T di perlukan kecepatan, kekuatan dan terutama keseimbangan yang
stabil. Sedangkan menurut L.R.D.Dewi et al ( 2016 ) tendangan T merupakan tendangan
yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus kedepan dan kenaanya
16
pada tumit, telapak dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk
serangan samping dengan sasaran aeluruh bagian tubuh.
B. Kerangka pemikiran
Berdasarkan landasan teori dapat dikemukakan diatas dapat disimpulkan kerangka
pemikiran sebagai berikut :
1. Pengaruh kemampuan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T
Power merupakan gabungan beberapa unsur fisik yaitu unsur kekuatan dan unsur
kecepatan, artinya kemampuan otot dapat dilihat dari hasil suatu untuk kerja yang di
lakukan dengan menggunakan kekuatan dan kecepatan.
Power otot tungkai merupakan kemampuan sekelompok otot dalam gerak yang
sangat penting dalam menunjang aktivitas fisik yang bersifat eksplosif.
Dalammelakukan tendangan T, power otot tungkai merupakan salah satu komponen
fisik yang sangat dominan peranannya dalam setiap gerakan-gerakan eksplosif tubuh,
sehingga sangat dibutuhkan pada saat melakukan gerakan menendang, agar
tendangan tersebut mempunyai kecepatan yang tinggi dan menghasilkan hasil yang
tendangan yang maksimal maka membutuhkan power yang besar , karena semakin
besar power yang digunakan maka semakin cepat tendangan yang dapat dilakukan.
2. Pengaruh otot perut terhadap kemampuan tendangan T
Kekuatan adalah komponen dasar biomotor yang berada dibagian otot perut yang
mampu mengonntrol dan menstabilkan otot-otot dan sendi selama melakukan gerakan
dan membatasi gerakan tidak beralasan. Seperti halnya dalam melakukan gerakan
tendangan T, dibutuhkan kekuatan otot perut yang kuat, guna menghasilkan
kemampuan tendangan T dengan baik. Melalui kekuatan otot perut yang baik, maka
beberapa komponen biomotor yang lain dapat berpengaruh dan meningkat,
diantaranya adalah kecepatan, kekuatan otot, koordinasi, power yang eksplosif,
kelentukan dan ketangkasan dalam melakukan tendangan T.
C. Hipotesis penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori di atas, hipotesis penelitian
ini meliputi :
1. Terdapat pengaruh kemampuan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada
atlit sanggar putra kusumah.
18
2. Sigit Infantoro. 2019. Hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot
punggung dengan kemampuan tendangan sabit (Survey pada atlet pencak silat
PPLOP Jawa Tengah) . Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang. Drs.Wahadi,M.Pd Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)
Hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan tendangan sabit, (2)
Hubungan antara kekuatan otot punggung dengan kemampuan tendangan sabit, dan
(3) Hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot punggung secara
bersama-sama dengan kemampuan tendangan sabit. Penelitian ini menggunakan
metode survey. Subyek penelitian adalah atlet pencak silat PPLOP Jawa Tengahyang
berjumlah 12 atlet.Teknik yang digunakan untuk mengukur kadar hubungan antara
variable-variabel bebas, yaitu;kekuatan otot tungkai (X1) dan kekuatan otot punggung
(X2), sedangkan variable terikatnya adalah kemampuan tendangan sabit (Y). Hasil
penelitian menunjukkan (1) kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang signifikan
dengan kemampuan tendangan sabit, diperoleh nilai korelasi r sebesar 0,692 dengan
tingkat probabilitas 0,013 < 0,05, (2) kekuatan otot punggung memiliki hubungan
yang signifikan dengan kemampuan tendangan sabit, diperoleh nilai korelasi (r)
sebesar 0,612 dengan tingkat probabilitas 0,034 < 0,05, dan (3) kekuatan otot
tungkai dan kekuatan otot punggung secara bersama-sama memiliki hubungan yang
signifikan dengan kemampuan tendangan sabit diperoleh nilai korelasi (r) sebesar
0,710 dengan tingkat probabilitas 0,043 < 0,05. Simpulan dalam penelitian tentang
hubungan kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot punggung dengan kemampuan
tendangan sabit pada atlet pencak silat PPLOP Jawa Tengah hasilnya setiap variabel
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kemampuan
tendangan sabit.
3. Reza Puji Riyanto. 2020. Hubungan Kekuatan Otot Perut Dan Daya Ledak Tungkai
Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pesilat Putra Remaja IPSI Kota Tegal. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Universitas Negeri Semarang. Agus Widodo Suripto S.Pd., M.Pd. Tujuan penelitian
ini untuk menemukan jawaban secara akurat dan ilmiah tentang ada tidaknya
hubungan kekuatan otot perut dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan tendangan
sabit. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan metode survei tes.
20