Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ada beberapa versi makna dari olahraga ini. Pencak silat memiliki arti dari dua
kata yang menyusunnya. Pencak berarti gerak dasar bela diri yang memiliki peraturan.
Sedangkan silat memiliki arti gerakan bela diri yang paripurna dan bersumber dari
rohani.
Versi kedua, menurut Thomas A. Green dalam bukunya yang berjudul Martial
Arts of the World: An Encyclopedia of History and Innovation Martial Arts of the World:
An Encyclopedia of History and Innovation, pencak lebih sering digunakan di Pulau
Jawa bagian tengah dan timur. Sementara kata silat digunakan di Sumatera, Semenanjung
Malaya, dan Kalimantan.
Menurut Green, pencak digunakan untuk mengunggulkan unsur seni dan
keindahan gerakan. Dan silat merupakan inti ajaran bela diri dalam sebuah pertarungan.
Pada dasarnya pencak dan silat berasal dari budaya masyarakat rumpun melayu
yang hidup dan berkembang di Indonesia, Malaysia, Singapur, dan Brunai Darussalam.
Pada tanggal 18 Mei 1948, beberapa tokoh beladiri mendirikan ikatan pencak silat
( IPSI ) di surakarta. Katan pencak dan silat digabungkan menjadi satu kata majemuk,
yaitupencak silat. Sedangkat tokoh-tokoh di jawa barat baru menggunakan secara resmi
istilah pencak silat ini pada tanggal 17 Agustus 1957 dengan berdirinya persatuan pencak
silat Indonesia ( PPSI ).
Olahraga pencak silat merupakan seni bela diri tradisional asli produk Kepulauan
Nusantara. Olahraga ini juga tersebar dan dikenal luas di Asia Tenggara, seperti
Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina Selatan, dan Thailand Selatan.
Dari sisi sejarah, olahraga pencak silat hampir mirip dengan olahraga renang. Ia
ada lebih dulu sebelum dikonsep menjadi sebuah olahraga. Mengapa demikian? Karena
pencak silat dan renang merupakan satu aktivitas yang diperlukan untuk bertahan hidup
dan menghadapi tantangan alam. Keduanya ada karena mengikuti insting manusia.
Adapun

1
2

pencak silat yang saat ini kita kenal merupakan pengembangan dari bela diri
alami dari nenek moyang kita.
Begitupun nenek moyang Indonesia. Untuk keperluannya dalam menghadapi
kondisi alam dan bertahan hidup, mereka mengambil inspirasi bela diri dari gerakan
binatang yang ada di dekat mereka. Sebut saja gerakan kera, harimau, burung elang, dan
ular. Namun, tidak menutup kemungkinan juga inspirasi tersebut didapatkan untuk
keperluan berburu dan berperang.
Seorang ilmuwan sekaligus ahli beladiri asal Jepang, Donald Frederick “Donn”
Draeger, menyebutkan bahwa bukti seni bela diri sudah ada sejak jaman Hindu-Budha di
Kepulauan Nusantara dapat ditemukan pada artefak-artefak senjata.
Tidak hanya itu, ditemukan pahatan relief-relief di Candi Prambanan dan Candi
Borobudur yang menggambarkan posisi kuda-kuda silat. Dalam bukunya yang
berjudul Weapons and fighting arts of Indonesia, Draeger menyebutkan, bagi nenek
moyang Indonesia, bela diri silat dan senjata memiliki kaitan yang sangat erat. Pasalnya,
selain untuk keperluan olah tubuh, keduanya memiliki arti spiritual yang tertanam dalam
kebudayaan Indonesia.
Menurut referensi lainnya, pencak silat juga mendapatkan pengaruh dari bela diri
China dan India. dan beberapa negara lainnya. Hal ini bisa dimaklumi juga karena
Indonesia merupakan tempat yang strategis sebab sering menjadi tujuan dari saudagar-
saudagar internasional.
Atas dasar kebutuhan yang telah kita sebutkan di atas, tradisi pencak silat tersebar
dari mulut ke mulut. Terlebih setiap daerah memiliki pendekar-pendekar kebanggan,
seperti Datuk Suri Diraja dari Sumatera Barat, Prabu Siliwangi di tanah Sunda, Hang
Tuah yang menjadi Panglima Malaka, Gajah Mada yang merupakan mahapatih Kerajaan
Majapahit, Si Pitung di Betawi.
Tidak hanya itu, tersebarnya cerita-cerita heroik para pahlawan kemerdekaan
yang mengangkat senjata melawan penjajah seperti Tuanku Imam Bonjol, Pangeran
DIponegoro, Sultan Agung Hanyokrokusumo, Cut Nyak Dhien, Cut Meuthia, dan lainnya
turut andil dalam mendorong rakyat Indonesia untuk mencari tahu tentang pencak silat.
Hal ini mendorong pencak silat masuk ke dalam kurikulum pendidikan bela negara yang
diajarkan ke rakyat Indonesia secara luas untuk melawan penjajah
3

Dalam pencak silat ada beberapa jenis tendangan di antaranya, tendangan sabit,
tendangan lurus, tendangan melingkar, tendangan jejag, tengan T, dan tendangan
belakang.
Tendangan T adalah tendangan yang serangannya menggunakan sebelah kaki dan
tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar
telapak kaki dengan posisi lurus. Tendangan ini biasanya di gunakan untuk serangan
samping dengan sasaran seluruh tubuh.
Tendangan T sangat efektif untuk melumpuhkan lawan. Keefektifitasan tersebut
tercipta karena gerakan yang di perlukan oleh tubuh sewaktu melakukan teknik hanya
sedikit. Dengan demikian, efisiensi gerak menjadi maksimal. Sasaran dari pada
tendangan T ini ialah sisi tubuh, pinggang dan leher lawan. Jika tendangan ini digunakan
untuk menyerayang bagian-bagian tubuh lawan yang berada di luar jangkauan postur
tubuh, misalnya untuk menyerang kepala, biasanya menjadi tidak efektif karena akan
kehilangan kekuatan. Oleh karena itu, keterampilan tendanggan T ini patut di miliki oleh
seorang pesilat sebagai teknik pendukung dalam menyempurnakan keterampilan gerak,
pencak silat secara totalitas. Tendangan T di dukung penuh oleh kondisi fisik seperti daya
ledak atau power, otot perut, keseimbangan, koordisasi, serta kelentukan. Kondisi fisik
ini mutlak harus dimiliki oleh atlet pencak silat terlebih saat melakukan gerakan
tendangan T.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada atlet putra kusumah terlihat
bahwa masih banyak atlet yang kurang bagus saat melakukan tendangan T, gerakan
tendangan T masih kaku, belum memahami teknik tendangan T yang baik dan benar,
serta otot perut yang kurang baik saat melakukan tendangan T, belum maksimal
melakukan teknik tendangan T. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai : “ pengaruh kemampuan otot tungkai dan otot perut terhadap
kemampuan tendangan T pada atlet putra kusumah “

B. Pembatasan masalah
Setelah latar belakang diatas, maka masalah ini harus di batasi agar tidak
melenceng dari tujuan yang ingin dicapai. Adapun pembatasan masalah ini sebagai
berikut:
4

1. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan otot tungkai terhadap kemampuan


tendangan T pada atlet sanggar putra kusumah.
2. Untuk mengetahu pengaruh kemampun otot perut terhadap kemampuan tendangan T
pada atlet sanggar putra kusumah.
3. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan otot tungkai dan otot perut terhadap
kemampuan tendangan T pada sanggar atlet putra kusumah.

C. Rumusan masalah
1. Apakah terdapat pengaruh kemampuan otot tungkai dan otot perut terhadap
kemampuan tendangan T pada atlet sanggar putra kusumah.
2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan otot perut terhadap kemampuan tendangan T
pada atlet sanggar putra kusumah.
3. Apakah terdapat pengaruh kemampuan otot tungkai dan otot perut terhadap
kemampuan tendangan T pada atlet sanggar putra kusumah.

D. Tujuan penelitian
Dilihat dari rumusan masalah maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui kemampuan otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada
atlet sanggar putra kusumah.
2. Untuk mengetahui kemampuan otot perut terhadap kemampuan tendangan T pada
atlet sanggar putra kusumah.
3. Untuk mengetahui kemampuan otot tungkai dan otot perut terhadap kemampuan
tendangan T pada atlet sanggar putra kusumah secara bersama-sama.

E. Manfat penelitian
Melalui peneliti ini diharapkan memperoleh manfaat antara lain :
a. Manfaat teoritis
1. Dapat meningkatkan kemampuan power otot tungkai dan otot perut terhadap
tendangan T.
5

b. Manfaat praktis
1. Bagi atlet, untuk menambah serta meningkatkan kualitas pengetahuan dan
kemampuan serta semangat atlet unntuk lebih termotivasi dalam meningkatkan
prestasi dalam olahraga pencak silat.
2. Bagi pelatih, dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran untuk dapat lebih mudah
dalam mengajarkan teknik tendangan T dalam olahraga pencak silat.
3. Bagi peneliti, untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan
diSekolah Tinggi Ilmu Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mutiara Mutiara Banten.

Anda mungkin juga menyukai