MAKALAH
Surya andika
XII IPA 2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan paling dasar manusia ialah keamanan dan kesejahteraan. Agar dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana, diantaranya
ciptaan manusia yang menyangkut tentang kebutuhan keamanan, yakni cara dan sarana fisik untuk
menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG), salah
satunya adalah jurus dan senjata. Jurus adalah teknik gerak fisik berpola yang efektif untuk membela diri
maupun menyerang tanpa ataupun dengan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan
tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia yang kemudian terus
dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia, sama halnya dengan senjata yang
digunakan.
Agar mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara
dan sarana, diantaranya dengan mengembangkan jurus menjadi bentuk seni dan olahraga yang dapat
memberikan kesejahteraan bagi hidup mereka. Salah satu bentuk pengembangan seni jurus tersebut
ialah pencak silat.
Ada pula hal yang harus menjadi dasar sebuah penjak silat jika badan tidak bugar bagaimana kita bisa
menerapkan seni dan manfaat dari pencak silat oleh karna itu pencak silat harus didasari dari kebugaras
jasmani juga.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pencak silat baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang
merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asia tenggara. Pada
jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu, kemudian Budha dan terakhir Islam, pencak silat
dikembangkan dan menyebar luas. Pencak silat diperkirakan menyebar di kepulauan Nusantara
semenjak abad ke-7 masehi, namun asal mulanya belum dapat dipastikan. Kendati demikian, pencak
silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu (penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan
Semenanjung Malaka) dalam pengertian yang luas. Berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi,
dan lainnya juga mengembangkan bentuk pencak silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa
Minangkabau, silat itu sama dengan silek.
sheikh Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India
dalam pencak silat. Hal tersebut cenderung benar karena memang kebudayaan Melayu (termasuk
pencak silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah
beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India,
Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi
dengan kebudayaan penduduk asli sehingga pencak silat lahir bersamaan dengan munculnya
kebudayaan Melayu sehingga setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan.
Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini bahwa Hang Tuah dari
abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal serupa juga yang terjadi di Jawa, yang
membanggakan Gajah Mada
Perkembangan dan penyebaran pencak silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya
banyak dipengaruhi oleh kaum ulama seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di
Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang
pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu, pencak silat telah diajarkan bersama-
sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Pencak silat lalu berkembang dari sekedar ilmu bela
diri dan seni tari rakyat menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Di
samping itu, pencak silat juga menjadi bagian dari latihan spiritual.
Pencak silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan memiliki
akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. Setelah zaman
kemerdekaan, pencak silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional
dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan
Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan
Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di
Amerika Serikat dan Eropa. Pencak silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam
pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan
sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis, serta
perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, pencak silat dikenal dengan wujud dan
corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak silat merupakan
unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun.
Hingga kini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia
yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi
pengembangan yang lebih teratur, dimana hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau
kelompok, latar belakang dan sejarah pembelaan diri dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena
dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita
yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.
B. Ketentuan Umum
Pertandingan pencak silat dilakukan oleh dua orang pesilat yang saling berhadapan utuk mencapai
prestasi dengan cara melakukan pembelaan (hindaran, elakan dan tangkisan), melakukan serangan
pada sasaran (serangan tangan dan kaki), menjatuhkan lawan, atau mengunci lawan. Pertandingan
dilakukan dalam 3 babak, dengan masing-masing babak selama 2 menit dan istirahat antarbabak
selama 1 menit. Pertandingan pencak silat dipimpin oleh satu orang wasit dan lima orang juri.
Ketentuan pertandingan adalah sebagai berikut.
Setiap pembelaan dan serangan harus berpola dari sikap awal, pasangan langkah, serta adanya
koordinasi dalam melakukan serangan atau pembelaan.
Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara ke arah
sasaran, sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan.
Mematuhi ketentuan mengenai sasaran, larangan-larangan, dan kaidah pencak silat dan ketentuan-
ketentuan perwasitan pada umumnya.
C. Ketentuan Kemenangan
Kemenangan dianggap sah apabila memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut.
Menang angka, jika pertandingan selesai 3 babak dan juri memenangkan salah satu pesilat dengan
jumlah angka lebih banyak dari pada lawannya.
Menang teknik, jika lawannya tidak bisa melanjutkan pertandingan karena menyatakan diri tidak
dapat melanjutkan pertandingan atau kondisinya tidak memungkinkan untuk melanjutkan
pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.
permintaan pelatih.
Menang mutlak, jika lawannya jatuh karena serangan yang sah dan tidak sadar sampai hitungan
wasit ke-10 dalam waktu 10 detik.
Menang diskualifikasi jika lawan mendapat peringatan ke-3 setelah peringatan ke-2, atau lawan
melakukan pelanggaran berat sehingga diberikan hukuman langsung diskualifikasi, atau melakukan
pelanggaran tingkat pertama sehingga lawan cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas
keputusan dokter pertandingan.
Menang karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.
D. Ketentuan Penilaian
Penilaian dalam olahraga pencak silat akan diberikan kepada pesilat dengan ketentuan sebagai
berikut.
Nilai 1 (satu) untuk elakan atau tangkisan yang berhasil yang langsung disusul oleh serangan yang
masuk pada sasaran, atau teknik jatuhan yang berhasil dan serangan tangan yang masuk.
Sasaran yang boleh diserang adalah bagian tubuh, kecuali leher. Dada, perut, pinggang kiri dan
kanan, punggung, tungkai, dan lengan dapat dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci
lawan, namun tidak mempunyai nilai sebagai serangan perkenaan.
Dalam permainan pencak silat, dibutuhkan penguasaan akan teknik-teknik yang ada guna mencapai
hasil yang maksimal atau hasil yang diharapkan. Berikut ini adalah teknik-teknik dalam permainan
pencak silat.
Serangan
Serangan adalah usaha menjatuhkan lawan dengan menggunakan lengan, tangan, ataupun siku
untuk mengenai sasaran tertentu pada anggota badan lawan. Serangan tangan merupakan serangan
yang paling umum dilakukan, umumnya berupa pukulan. Berbagai macam bentuk serangan adalah
sebagai berikut.
Pukulan depan, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal. Arah
lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas, tengah, dan bawah.
Pukulan samping, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal. Lintasannya
ke arah samping badan dengan posisi tangan mengepal.
Pukulan sangkol, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal. Lintasannya
dari bawah ke atas dengan kepalan tangan terbalik dan diarahkan ke sasaran kemaluan.
Pukulan lingkar, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal. Lintasannya
melingkar dari luar ke dalam, dengan titik sasaran rahang dan rusuk. Posisi tangan mengepal
menghadap ke bawah dan perkenaannya seluruh buku-buku jari.
Tebasan, yaitu serangan yang dilakukan dengan menggunakan satu atau dua telapak tangan yang
terbuka dengan perkenaan sisi telapak tangan luar. Arah lintasannya dari luar ke dalam atau dari atas
ke bawah, dengan sasaran muka, leher, bahu, atau pinggang.
Tebangan, yaitu serangan yang menggunakan satu atau dua telapak tangan terbuka dengan
perkenaan sisi telapak tangan dalam. Lintasannya dari dalam ke luar atau dari luar ke dalam, dengan
arah sasaran leher.
Sangga, yaitu serangan dengan satu atau dua telapak tangan terbuka. Bagian perkenaannya adalah
pangkal telapak tangan dalam. Lintasannya dari bawah ke atas, dengan sasaran dagu dan hidung.
Tamparan, dilakukan dengan telapak tangan dalam yang kelima jari tangannya merapat satu dengan
lainnya. Lintasannya dari luar ke dalam, dengan sasaran telinga.
Kepret, yaitu serangan dengan telapak tangan luar yang kelima jari tangannya merapat satu dengan
lainnya. Lintasan dari dalam ke luar atau bawah ke atas, dengan sasaran muka atau kemaluan.
Tusukan, yaitu serangan dengan menggunakan jari tangan, dengan posisi jari merapat. Arahnya lurus
ke depan, dengan sasaran mata dan tenggorokan.
Totokan, yakni serangan dengan menggunakan tangan setengah meng-genggam yang perkenaannya
ruas kedua dari buku jari-jari. Arahnya lurus ke depan dengan sasaran mata dan tenggorokan.
Patukan, yaitu serangan dengan menggunakan lima jari tangan yang menguncup dan sedikit ditarik
ke belakang. Sasarannya adalah mata.
Cengkeraman, yakni serangan yang menggunakan kelima jari tangan mencengkeram. Lintasannya
dari arah luar ke dalam atau ke segala arah, dengan sasaran muka.
Gentusan, yakni serangan yang menggunakan sisi tangan bagian dalam. Posisi telapak tangan
mengepal. Sasarannya, yaitu leher dan pelipis.
Dobrakan, yakni serangan yang menggunakan kedua telapak tangan terbuka dengan sasaran dada.
Sikuan, yakni serangan yang menggunakan siku tangan dengan arah lintasan ke atas, bawah, depan,
samping, dan belakang. Ada beberapa jenis sikuan, antara lain sikuan atas, sikuan tusuk, sikuan
samping, dan sikuan belakang.
Belaan
Belaan adalah suatu usaha mempertahankan diri yang dapat dilakukan baik melalui tangan maupun
kaki pada saat menerima serangan. Macam-macam belaan antara lain adalah sebagai berikut.
Pembuangan, yaitu teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa dengan jalan membuang
tenaga serangan lawan.
Pelepasan kuncian, yaitu usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan dilakukan dengan cara
menggunakan satu atau dua tangan.
Elakan atau hindaran adalah suatu kondisi untuk menghindari dan mengelak dari berbagai serangan
lawan. Elakan mempunyai unsur kuda-kuda, sikap tubuh, dan sikap tangan. Jenis-jenis elakan antara
lain sebagai berikut.
Elakan, yakni cara menghindari serangan lawan dengan memindah-kan salah satu kaki ke belakang
atau ke samping sehingga posisi tubuh berubah (miring).
Egosan, yakni cara menghindari serangan lawan dengan memindah-kan kedua kaki sampai posisi
tubuh berubah (merunduk).
Kelitan, yakni cara menghindari serangan lawan tanpa memindahkan posisi kaki. Kelitan dilakukan
hanya menjauhkan serangan dari anggota badan yang terancam serangan tersebut.
Tangkisan
Tangkisan adalah suatu teknik belaan untuk mengagalkan serangan lawan dengan cara mengadakan
kontak langsung dengan serangan. Kontak langsung bertujuan membendung atau menahan
serangan dan mengalihkan serangan dari lintasannya. Jenis-jenis tangkisan antara lain sebagai
berikut.
Tangkisan tepis, yakni menggunakan satu atau kedua telapak tangan terbuka dengan kenaan telapak
tangan dalam. Arah gerakannya dari dalam ke luar dan dari atas ke bawah.
Tangkisan gedik, yakni menggunakan satu lengan dengan tangan mengepal. Perkenaannya yaitu
lengan bawah dalam dengan lintasan dari atas ke bawah.
Tangkisan kelit, yakni menggunakan satu lengan dengan telapak tangan terbuka dengan perkenaan
telapak tangan luar. Arah gerakannya dari dalam ke luar atau sebaliknya.
Tangkisan siku, yakni menggunakan siku dengan lintasan dari luar ke dalam.
Tangkisan jepit atas, yakni menggunakan kedua lengan yang menyilang dengan kenaannya sudut
persilangan lengan. Arahnya dari atas ke bawah dan sebaliknya.
Tangkisan jepit bawah, yakni hampir sama dengan tangkisan jepit atas, hanya saja posisi tangan
mengepal dan diarahkan ke bawah
Tangkisan potong, yakni menggunakan satu tangan dan lengan di-gerakkan ke samping bawah
seperti gerakan memotong. Perkenaan-nya adalah lengan bawah luar, dengan posisi tangan terbuka.
Tangkisan sangga, yakni menggunakan satu lengan yang membentuk siku-siku. Perkenaannya yaitu
lengan bawah luar dengan gerakan dari bawah ke atas dan posisi tangan mengepal.
Tangkisan galang, yakni tangkisan yang menggunakan lengan bawah dalam yang tegak lurus. Tangan
mengepal sambil digerakkan ke samping dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar.
Tangkisan kepruk, yakni menggunakan kedua tangan mengepal dan lengan berbentuk siku-siku yang
digerakkan ke bawah. Perkenaannya adalah punggung kepalan tangan.
Tangkisan kibas, yakni menggunakan kaki dan tungkai yang dikibas-kan ke atau dari samping dengan
perkenaannya telapak kaki.
Tangkisan lutut menggunakan gerakan lutut setinggi pinggang dengan lintasan dari dalam ke luar.
A. Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani yaitu kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau
aktifitas, mempertinggi daya kerja tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan.
Kebugaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang terhadap perubahan
tubuh yg disesuaikan oleh aktifitas tertentu dan menggambarkan derajat seseorang untuk
berbagi tingkat kegiatan fisik. Dengan demikian, di dalam kebugaran jasmani terdapat 3 unsur
pokok yaitu unsur yang sesuai bagi tubuh, unsur kerja, dan unsur sehat. Upaya untuk
mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani salah satu caranya adalah dg melakukan
berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani secara teratur.
Berikut ini manfaat yg diperoleh dari kebugaran tubuh.
1. Meningkatkan sirkulasi darah dan sistem kerja jantung
2. Meningkatkan stamina dan kakuatan tubuh sehingga tubuh menjadi lebih energik.
3. Memiliki kemampuan pemulihan organ-organ tubuh secara tepat setelah latihan.
4. Memiliki respon tubuh yg cepat
latihan sit-up
Latihan sit-up bertujuan untuk menguatkan otot perut.berikut ini cara melakukan sit-up.
posisi tubuh tidur terlentang,dengan kedua lutut ditekuk,dan kedua tangan berada dibelakang
utara.
selanjutnya badan diangkat ke atas hingga siku menyentuh lutut atau paha.jika kalian masih
merasa kesulitan,kalian dapat meminta bantuan teman untuk memegang kaki agar tidak
bergerak.
setelah badan terangkat dalam posisi duduk,kembalikan tubuh pada posisi semula dengan kedua
tangan tetap berada di belakang kepala.
gerakan ini dilakukan berulang-ulang selama 10-20 detik.
Latihan kecepatan
Salah satu cara untuk meningkatkan kebugaran jasmani adalah berolahraga secara teratur dan kontinu.
Dengan berolahraga peredaran darah menjadi lancar dan asupan oksigen ke dalam tubuh meningkat
sehingga tubuh menjadi segar dan sehat. Olahraga teratur juga dapat memberikan sensasi semangat
dalam tubuh kita sehingga membuat kita giat bekerja.