Dari beragam definisi yang telah dikemukakan, maka pada tahun 1975 Pengurus Besar
Persatuan pencak Silat Indonesia (IPSI) mendefinisikan Pencak Silat sebagai Berikut Pencak silat adalah
hasil-hasil budaya manusia Indonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi dan integritas terhadap
lingkungan hidup, alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pencak silat menitik beratkan pada teknik penguncian, berjalan atau mengayun, menjatuhkan, pukulan
dan tendangan dari sudut dan arah yang tidak terduga-duga. Teknik-teknik tersebut di tujukan pada titiktitik lemah.
Sedangkan dalam permainan senjata, silat juga memegang peranan penting dalam pertarungan dan latihan
silat. Senjata-senjata yang sering digunakan misalnya; golok, tombak, tongkat, sarung dan lain-lain.
Keberadaan Pencak Silat baru tercatat dalam buku sastra pada abad XI. Dikatakan bahwa Datuk Suri
Diraja dari Kerajaan Pahariyangan di kaki gunung Merapi, telah mengembangkan
silat Minangkabau disamping bentuk kesenian lainnya. Silat Minangkabau ini kemudian menyebar ke
daerah lain seiring dengan migrasi para perantau. Seni beladiri Melayu ini mencapai puncak kejayaannya
pada jaman kerajaan Majapahit di abad XVI. Kerajaan Majapahit memanfaatkan pencak silat sebagai
ilmu perang untuk memperluas wilayah teritorialnya
Dikawasan melayu dapat ditemukan beladiri pencak silat dengan mengunakan istilah bermacammacam, seperti di semananjung malaysia dan singapura di gunakan istilah bersilat, gayong, cekak. Di
Thailand, di provinsi pattani, satun dan Narathiwat digunakan istilah bersilat juga. Sementara di Filipina
selatan digunakan istilah pasilat. Ini membuktikan bahwa beladiri ini bersumber dari Indonesia, karena
bila di urutkan perkembangnnya mereka meyakini pernah berguru dengan orang Indonesia.
Pada masa kelahirannya, pencak silat lebih berfungsi pada upaya mempertahankan diri dari
ancaman, khususnya yang datang dari sesama manusia. Dengan demikian tekanan utamanya adalah
pembelaan diri. Seiring perkembangan peradaban masyarakat rumpun melayu fungsi pencak silatpun
semakin meluas bukan hanya lagi berfungsi sebagai alat beladiri, namun juga sebagai sarana olahraga,
sebagai alat pendidikan jasmani, rohani, dan sosial. Pencak silat bukan lagi hanya berfungsi sebagai alat
beladiri (Teknis), namun juga sebagai sarana olahraga (Atletika), sarana mencurahkan kecintaan pada rasa
keindahan (estetika) dan sebagai alat pendidikan mental dan rohani (etika).
Sebagai suatu cabang olahraga beladiri, pencak silat memiliki gerakan-gerakan unik yang
melibatkan semua komponen tubuh manusia. Gerakan-gerakan tersebut dalam suatu sistematika gerak
yang disebut dengan jurus. Jurus merupakan rangkaian teknik-teknik dasar dalam bentuk tangkisan,
pukulan, tendangan, tangkapan, jatuhan dan bantingan. Kemahiran dalam penggunaan teknik-teknik
pencak silat yang di bagi menjadi teknik belaan dan serangan, haruslah di awali dengan penguasaan dasar
secara baik dan benar.
Pencak silat dalam gerakannya berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Untuk daerah
pegunungan, pada umumnya di tandai dengan sikap kuda-kuda yang kokoh dan gerak lengan yang lincah.
Sedangkan untuk daerah-daerah datar ditandai dengan sikap kuda-kuda yang ringan dan olah gerak kaki
yang lincah. Perbedaan tersebut disebabkan kondisi daerah dan bentuk ancamannya, termasuk jenis
senjata yang digunakannya. Jurus-jurus yang digunakan untuk membela diri banyak di ilhami dari olah
gerak binatang-binatang, seperti macan, monyet, lar, bangau dan lain-lainnya.
Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami
oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal
dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama
Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif
Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta
pada. tahun 1980.
Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia
seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan
semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain
Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat
penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik
dan busana tradisional.
Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri
dalam pencak silat. Istilahsilat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak
silat.
Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba
menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh.. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi
bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat
dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan.
Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atassikap (posisi) dan gerakgerik (pergerakan).
Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam
permainan silat yang baik dan benar.
Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil memperhatikan,
mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh.
Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang.
Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh
bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik
lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan.
Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan
menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki
musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.
Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau
untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang
biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
c) Sikap tegak 3: berdiri tegak, kaki rapat, kedua tangan mengepal di dada.
d) Sikap tegak 4: berdiri tegak, kaki rapat, kedua tangan silang di dada.
e) Salam/menghormat: berdiri tegak, kaki rapat, kedua telapak tangan dikaitkan di depan dada
(seperti gerakan menyembah).
f) Sikap bersyukur/berdoa/memusatkan diri: berdiri tegak, kaki rapat, kedua tangan
ditengadahkan ke atas, kemudian telapak tangan dirapatkan menyerupai gerakan menghormat.
g) Sikap istirahat: berdiri dari sikap tegak, kaki dibuka selebar bahu dengan kedua tangan
bersedekap di depan perut.
2) Sikap berdiri kangkang
Sikap berdiri kangkang adalah sikap dasar untuk langkah dan kuda-kuda, titik pertemuan garis
kedelapan arah menunjukkan titik berat badan agar kedua kaki simetris.
3) Sikap berdiri kuda-kuda
Sikap berdiri kuda-kuda adalah sikap dasar dengan posisi kaki tertentu sebagai dasar tumpuan
untuk melakukan sikap dan gerakan bela-serang. Latihan ini dilakukan dengan sikap tegak dan dua
kepalan tangan di pinggang. Sikap ini terdiri atas berikut ini.
a) Kuda-kuda depan yaitu dari posisi berdiri kuda-kuda salah satu kaki ditarik ke depan dengan
lutut tetap ditekuk, sedangkan kaki lainnya di belakang dan berat badan bertumpu di kaki depan.
b) Kuda-kuda belakang yaitu dari posisi berdiri kuda-kuda salah satu kaki berada di depan,
sedangkan kaki lainnya berada di belakang dan berat badan bertumpu di kaki belakang.
c) Kuda-kuda tengah yaitu sikap kedua kaki melebar sejajar dengan bahu dan berat badan
ditopang secara merata oleh kedua kaki, dapat juga dilakukan dengan posisi serong.
d) Kuda-kuda samping yaitu kudakuda dengan posisi kedua kaki melebar sejajar dengan tubuh
dan berat badan bertumpu di salah satu kaki yang menekuk ke kiri dan ke kanan.
e) Kuda-kuda silang depan dan silang belakang yaitu dari posisi sikap berdiri kuda-kuda tarik
salah satu kaki secara serong ke depan kanan, atau kiri, atau ke arah belakang kanan atau kiri.
b. Sikap jongkok
Pada sikap jongkok ada dua macam yaitu sikap jongkok dan jengkeng. Sikap jongkok dengan
posisi mencangkung yaitu pantat duduk pada ujung kedua tumit, pinggang, punggung, leher, dan
kepala tegak lurus, pandangan mata ke depan, keseimbangan tetap dijaga dengan baik.
f. Sikap pasang
Sikap pasang adalah suatu sikap siaga untuk melakukan pembelaan atau serangan yang
berpola dan dilakukan pada awal serta akhir rangkaian gerakan. Sikap pasang mempunyai unsurunsur sebagai berikut.
1) Sikap kuda-kuda
2) Sikap tubuh
3) Sikap tangan
Sikap pasang merupakan hal yang penting dalam permainan dan pertandingan pencak silat.
Sikap pasang terdiri atas berikut ini.
1) Sikap pasang atas
2) Sikap pasang tengah
3) Sikap pasang bawah
alam pertandingan pencak silat, ada beberapa ketentuan. Dalam hal ini syarat yang harus
terpenuhi.
Peraturan Pertandingan Pencak Silat
Gelanggang dapat di lantai atau dipanggung dan dilapisi matras dengan tebal maksimum 5 cm,
permukaan rata dan tidak memantul serta ditutup dengan alas yang tidak licin, berukuran 10 x
10 meter.
Gelanggang terdiri dari :
Bidang Gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 10 x 10 m.
Bidang Laga berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang
Batas Gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar ke arah luar 5 cm dan
berwarna kontras dengan permukaan gelanggang. Pada tengah-tengah bidang laga dibuat
lingkaran dengan garis tengah 2 m selebar 5 cm sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai
pertandingan.