Anda di halaman 1dari 19

SMK Negeri 2 Jakarta

Hizkia Michelle PENCAK SILAT


[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of
the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of
the contents of the document.]
Pencak Silat

Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri


tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini
secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan
Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai
dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara. Berkat
peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah
memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi
pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi
pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang
dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.Ada
pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap
daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat
terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di
Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak
silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam
SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti
di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.

Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah
satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi
identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di
Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini
menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada
didalamnya.
Emitologi

Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia istilah
yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan
berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia. Nama "pencak"
digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan
Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni
dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam
pertarungan.
Sejarah

Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan
untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam.
Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam
sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di
nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam
berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti
dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti
Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu
bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri
dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela
diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha)
serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan
dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat
adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan
spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin
(2005)[5] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat.
Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang
dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.

Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam
berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama
alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di
Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah
"silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari
Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.

Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari
guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat
dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda
Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari
Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan
dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita
rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang
mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya
memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh
pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih
Majapahit[butuh rujukan] dan Si Pitung dari Betawi.

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak


dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak
silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi
bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat
merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang
tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan
acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang
pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini
biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan
pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara
(pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita.
Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan
pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal
pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan
penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan
Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol,
serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.

Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai
kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di
Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan
beladiri ini.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya
organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak
silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat


Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie
M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat
ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh
perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei
Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia,
ditetapkan sebagai pendiri Persilat.

Beberapa organisasi silat nasional antara lain


adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di
Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
(PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat
Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di
Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam
pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
Istilah dalam Pencak Silat

 Kuda-kuda :

adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan
kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-
kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik tolak serangan
(tendangan atau pukulan).

 Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-
gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya
berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah
menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan
lawan dengan suatu serangan yang cepat.

 Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam
permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya
langkah tiga dan langkah empat.
 Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil
memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan
musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat
mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat
menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan
adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan
keindahan gerakan.

 Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang.
Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa
menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik
umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan,
mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

 Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk
tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai
penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara
tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan
penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh
tubuh.

 Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh
dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit
(menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.

 Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat
bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar,
tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher,
dagu, atau bahu musuh.
Latihan Langkah Kuda-kuda Silat Menggunakan 8 Arah Mata
Angin
Gerakkan pertama sampai gerakkan ke empat dengan menggunkan kuda-kuda samping,
yaitu kaki kiri di depan kaki kanan di belakang posisi badan dalam keadaan lurus, kaki kiri di
depan kaki kanan di belakang posisi dalam keadaan serong kekiri dan begitu juga sebaliknya.

Gerakkan ke lima sampai gerakkan ke delapan menggunakan kaki dapan di depan dan
kaki kiri di belakang keadaan dalam posisi kaki kiri di luruskan dan kaki kanan ditekukkan posisi
badan sedikit condong ke depan dan begitu juga sebaliknya
Pola Langkah Dalam Pencak Silat

1. Pola langkah lurus


Merupakan gerak langkah yang membentuk garis lurus ,baik langkah maju maupin
langkah mundur, yang mana pelaksanaanya dimulai dari salah satu kuda-kuda (kuda-
kuda tengah).

2. Pola langkah zikzak


Merupakan gerak langkah yang membentuk mata gergaji atau pola zig-zag,yang
mana pelaksanaanya dimulai dari sikap pasang dengan pola langkah serong

3. Pola langkah ladam atau huruf U


Pelaksanaanya dimulai dari sikap awal tegak ,gerakkan kaki kesamping kanan,di ikuti
kaki kiri menutup (merapat),kemudian kaki kiri maju,kaki di tarik kembali dan
merapat kemudian di gerakan samping kiri.kaki kanan ditarik dirapatkan ,kemudian
dilangkahkan kedepan,dan kaki kanan ditarik kembali merapat seperti sikap awal.

4. Pola langkah segi tiga


Pelaksanaanya berdiri di titik 0,geser kaki kanan ke titik 1, ikuti kaki kiri ke titik 2,
lanjutkan ke titik 4, lanjutkan juga ke titik 4 dan 5 (berat badan di titik 5) tarik kaki
kanan ke titik 6,kaki kanan ketitik 7 dengan kuda-kuda depan, tarik kaki kanan
keposisi awal.

5. Pola langkah huruf S


Berdiri dengan posisi titik menghadap sesui dengan arah yang di tunjukan, geser kaki
kanan ke arah berat badan ke di kaki kanan,ikkuti kaki kiri, kaki kiri ke titik 3 berat
badan di kaki kiri selanjutnya cabut kaki kanan lewati kaki kiri sampai di titik 4, kaki
kanan yang di titik 4di titik 5 putar di tempat, sementara kaki kiri yang ada di titik 3
injit, gugus kaki kiri lewat tanda panah dengan jalur titik 6 sampai di titik.

6. Pola langkah segi 4


Pelaksanakannya bisa memakai kombinasi kuda-kuda tengah, samping, dan
belakang.

Aspek dan Bentuk

Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan


karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu
seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk
mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek
yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian
pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai
ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilahsilat, cenderung menekankan pada aspek
kemampuan teknis bela diri pencak silat.
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat
mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini.
Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik
untuk tunggal, ganda atau regu.

Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai
dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan
atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran
tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun
pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah
yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat
terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena
itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari
pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat,
sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.

Senjata

Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata.
antara lain:

 Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang
yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam
asam.
 Kujang: pisau khas Sunda
 Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang
digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
 Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
 Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi.
Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi
cindai.
 Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
 Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
 Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa
diselipkan di rambut perempuan.
 Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen
tanaman.
 Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
 Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
 Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah
berarti "penghancur lada".
 Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
 Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki
bulu yang menempel di dekat pisau.
 Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti
memotong saat menyisir hutan.
 Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
 Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang".

Tingkat Kemahiran

Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran,
yaitu:

1. Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan,
tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar
perguruan dan jurus standar IPSI
2. Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar,
pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan
disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
3. Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula,
dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, dimana mereka
akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan
kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral,
karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam
melumpuhkan lawan / sangat mematikan .
4. Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka
akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.
Tata Tertib

Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia, terdapat beberapa peraturan
yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan seksama ketika berlatih pencak silat, di
antaranya sebagai berikut.

 Upacara pembukaan latihan yang terdiri atas:


 Menyiapkan barisan;
 Berdoa dipimpin oleh pelatih;
 Pembacaan "prasetya pesilat Indonesia"
 Penghormatan kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
 Pemanasan
 Latihan inti
 Pendinginan
 Upacara penutupan latihan diakhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan

Nilai Positif

Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah: [2]
1. Kesehatan dan kebugaran;
2. Membangkitkan rasa percaya diri;
3. Melatih ketahanan mental;
4. Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi;
5. Membina sportifitas dan jiwa ksatria;
6. Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.

Pencak Silat di Dunia

Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga
kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara
Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh
Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi
olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga
internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi
internasional.

Kini, beberapa federasi pencak silat


nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan
Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak
Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.

Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan


dipertandingan dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA
Games) ke-14 tahun 1987 di Jakarta. Hingga kini cabang olahraga
pencak silat rutin dipertandingkan dalam SEA Games. Pada
tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program
pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia
terakhir ialah pada 2010 mengambil tempat di Jakarta, Indonesia pada Desember 2010.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga,
masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama
Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan
perguruan.

Padepokan Pencak Silat

Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal
cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan
tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar Pencak Silat dinamakan
Padepokan Pencak Silat. Di Minangkabau, Sumatera Barat, tempat belajar silat
dinamakan sasaran silek yang biasanya hampir dimiliki oleh setiap nagari pada masa dahulunya.

Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI). adalah padepokan berskala nasional dan


internasional yang berlokasi diatas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektare di kompleks Taman
Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-
selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 20 April 1997.

Padepokan Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :

1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian


dan promosi berbagai hal yang menyangkut
Pencak Silat.
2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan upaya pelestarian,
pengembangan, penyebaran dan peningkatan
citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.
3. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat
Indonesia.
4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan di antara masyarakat Pencak Silat di
berbagai negara.
5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni :
Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

Aliran dan Peguruan di Indonesia

Terdapat beraneka ragam aliran pencak silat yang berkembang di Indonesia selama
berabad-abad, dan tiap aliran ini bercabang-cabang lagi menjadi banyak perguruan. Beberapa
tradisi atau aliran utama yang tertua dan termahsyur antara lain Silek Tuo Minangkabau dari
Sumatera Barat, Maenpo Cimande dan Cikalong dari Jawa Barat, serta beberapa aliran pencak
silat tua di Jawa Tengah dan Bali. Perguruan dan padepokan pencak silat yang berkembang
kemudian mungkin saja dipengaruhi beberapa aliran tradisi pencak silat tua ini, serta
memadukannya dengan disiplin dan teknik laga beladiri lain. Berikut ini adalah beberapa aliran
dan perguruan pencak silat:

 Silek Harimau Minangkabau — adalah aliran silek (silat Minangkabau), seni beladiri yang


dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia yang diwariskan secara
turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki budaya
merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka
harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di
perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Disamping sebagai bekal
untuk merantau, silek penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar.
 Silat Cimande — adalah aliran maenpo (pencak silat Sunda) di daerah Tari Kolot,
Cimande, Bogor, Jawa Barat. Cimande adalah sebuah aliran pencak silat yang tergolong tua,
besar, terkenal dan memiliki pengaruh pada aliran lainnya di pulau Jawa. Cimande memiliki
lima aspek yaitu aspek olahraga, seni budaya/tradisi, beladiri, spiritual dan pengobatan.
Aspek terakhir yaitu pengobatan termasuk pijat/ atau urut gaya Cimande dan pengobatan
patah tulang.
 Merpati Putih — merupakan pencak silat yang berkembang dari tradisi Jawa sejak tahun
1550. Sang Guru Merpati Putih adalah Bapak Saring Hadi Poernomo, sedangkan pendiri
Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu adalah Purwoto Hadi Purnomo (Mas
Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) sebagai Guru Besar terakhir yaitu
generasi ke sebelas. Didirikan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, mempunyai kurang
lebih 85 cabang dalam negeri dan 4 cabang luar negeri dengan jumlah kelompok latihan
sebanyak 415 buah (1993) yang tersebar di seluruh Nusantara dan saat ini mempunyai
anggota sebanyak kurang lebih dua setengah juta orang lulusan serta yang masih aktif
sekitar 100 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Pencak silat Merpati Putih dikenal
dengan Beladiri Tangan Kosong (Betako).
 Bakti Negara — adalah aliran dan perguruan pencak silat Bali yang berpedoman pada
ajaran Hindu Dharma masyarakat Bali Tri Hita Karana. Bakti Negara dibentuk pada 31
Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali oleh empat pendekar mantan pejuang
kemerdekaan Indonesia: pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak
Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka Dewangkara.
 Perguruan Silat Nasional Asad (Persinas ASAD) — berdiri pada tanggal 30 April 1993
berpusat di Jakarta, telah berkembang pesat dan banyak menjuarai perlombaan baik
provinsi, nasional, bahkan internasional. Prestasi Dunia Persinas Asad yang mewakili
Indonesia meraih prestasi membanggakan di Festival Beladiri Dunia Chungju World Martial
Arts Festival di Chungju Korea Selatan.
 Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia (HASDI) — didirikan oleh Bapak RS.
Hasdijatmiko pada tahun 1961, yang berpusat di Jember Jawa Timur, merupakan perguruan
silat yang mengembangkan tekhnik gerak silat cepat dan lugas.
 Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)[15] — didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di
Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Madiun pada tahun 1922, merupakan perguruan
silat yang mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari sendiri yang bersandarkan pada Tuhan
Yang Maha Esa. Perguruan ini mengutamakan persaudaraan dan berbentuk sebuah
organisasi.
 Silat Perisai Diri— teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Pak Dirdjo (mendapat
penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah mempelajari lebih
dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari aliran kungfu siauw liem sie (shaolin)
selama 13 tahun. Teknik praktis dan efektif berdasar pada elakan yang sulit ditangkap dan
serangan perlawanan kekuatan maksimum. Saat ini merupakan silat yang paling dikenal dan
banyak anggotanya di Australia, Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.
 Silat Riksa Budi Kiwari — Perguruan ini didirikan oleh Pak Ujang Jayadiman pada tahun
1982 di Bandung. Meskipun usia perguruan ini tergolong masih muda,namun telah
mencetak banyak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat Nasional maupun Internasional.
 Silat Tunggal Hati Seminari- Tunggal Hati Maria —organisasi pencak silat bernafaskan
agama Katolik, didirikan oleh 7 dewan pendiri, termasuk Rm. Hadi,Pr. dan Rm. Sandharma
Akbar,Pr.
 Pencak Silat Siwah — aliran silat asli yang berasal dari daerah Aceh yang memadukan
empat aliran asli Aceh yaitu dari Peureulak dan Aceh Besar (Keudee Bing - Lhok Nga)
 Pencak Silat Bajing Kiring - Perguruan ini didirikan oleh Pak H. Cece pada tahun 1980-an
di Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Sekarang dilestarikan
oleh penerusnya Pak Encep.
 Pencak Silat Tadjimalela - Perguruan ini didirikan oleh Raden Djajat Koesoemah Dinata
pada tanggal 4 agustus 1974. PS Tadjimalela memfokuskan pada tiga potensi untuk
dikembangkan, yaitu olah pikir, olah gerak, dan olah rasa dalam rangka memaknai
kehidupan sehingga terciptanya hubungan yang harmonis sesama makhluk hidup, alam,
dan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai