Anda di halaman 1dari 13

M

A
K
A
L
A
H

P
E
N
C
A
K

S
I
L
A
T

OLEH : Yardan Ahmad Taufiq


Kelas : XI IPA 1
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Sejarah Pencak Silat 3
2.2 Istilah Dalam Pencak Silat 3
2.3 Aspek dalam Pencak Silat 3
2.4 Teknik Dasar dalam Silat 3
BAB III PENUTUP 3
3.1 Kesimpulan 3
BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan
Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan
Singapura,Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku
bangsa Nusantara.
Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat
yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara
adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.[1] Ada pengaruh
budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat.[1] Biasanya setiap daerah
di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal
dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa
Timur ada aliran Perisai Diri.
Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan
Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987.
Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda,
Jerman, dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah satu
alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas
bangsa. Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia
banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini menunjukkan
kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada di dalamnya.

1.2 Tujuan
• Mengetahui sejarah perkembangan pencak silat di Indonesia.
• Mengetahui istilah-istilah dalam pencak silat.
• Mengetahui berbagai aspek penting dalam pencak silat.
BAB 2: PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pencak Silat.

Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk
melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam.
Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam
sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di
nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia
dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya
seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi
asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya
dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri
dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat
diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri
bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha)
serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi
Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni
beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada
hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh
Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India
dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari
kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara
lainnya.

Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai
nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya
yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat,
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi
oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat
diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi
bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat
merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai
yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai
perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat
tradisi “palang pintu”, yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara
kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang
menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin
wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh
hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara
jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu
saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.dan di Filipina selatan dikenal dengan
nama pesilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah “silat” paling banyak menyebar
luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di
rantau Asia Tenggara.

Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke
murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat
dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda
Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari
Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan
dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita
rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang
mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya
memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai
tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah Panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih
Majapahit dan Si Pitung dari Betawi.

Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan
bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah
Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati,
Sultan Agung,Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro,Teuku Umar, Imam Bonjol, serta
para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.

Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para
penduduk daerah pesisir pulau Sumatera Dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok
etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa,
Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri
ini.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya
organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak
silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa
Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga
dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia,Singapura, dan Brunei Darussalam.Keempat negara
itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di
Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan
Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB)
di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan
Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan
internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

2.2 Istilah dalam Pencak Silat

1. Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-kuda
yang kuat dan kukuh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah
dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik tolak
serangan (tendangan atau pukulan).

2. Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik
(pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya
berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan
kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu
serangan yang cepat.

3. Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam
permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya
langkah tiga dan langkah empat.

4. Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil
memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan
musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat
mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat
menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing(berjoget). Kembangan
adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan
keindahan gerakan.

5. Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang.
Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan
tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk
tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang
sendi, dan lain-lain.

6. Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh
bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan
teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau
berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan
pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.

7. Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan
menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit
(menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.

8. Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat
bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar,
tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu,
atau bahu musuh.

2.3 Aspek dalam Pencak Silat

1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan
karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali
harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat
tertinggi keilmuannya.

2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan “seni” pencak silat adalah salah satu aspek
yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian
pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.

3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan keyakinan diri adalah sangat penting dalam menguasai
ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek
kemampuan teknis bela diri pencak silat.

4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat
mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi adalah bagian aspek ini.
Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk
tunggal, ganda atau regu.

Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai
dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari
pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet adalah contoh dari
aliran-aliran tersebut. Ada Pula yang berpendapat bahwa aspek beladiri dan olahraga, baik
fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek Olahraga dan aspek
bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
2.4 Teknik Dasar dalam Silat

1) Kuda – Kuda

Teknik kuda-kuda pada pencak silat terdiri dari enam posisi kaki: kuda-kuda
Depan,kuda-kuda Belakang, kuda-kuda Tengah,kuda-kuda Samping, kuda-kuda Silang
Depan, dan kuda-kuda Silang Belakang.

1. Kuda-Kuda Belakang – Untuk kuda-kuda belakang, dapat dibentuk dengan tumpuan berat
badan pada kaki belakang. Tumit yang dipakai sebagai tumpuan tegak dengan panggul, badan
agak condong ke depan, kaki depan di jinjit dan menapak dengan tumit atau ujung kaki.

2. Kuda-Kuda Tengah – Dibentuk dengan kedua kaki ditekuk dengan titik berat badan berada
di tengah.

3. Kuda-kuda samping – Melakukan Kuda-kuda samping dengan cara satu kaki ditekuk dan
kaki yang lain lurus ke samping, berat badan pada kaki yang ditekuk, bahu sejajar atau
segaris dengan kaki.

4. Kuda-Kuda Silang Depan – Kuda-kuda silang depan dibentuk dengan menginjakkan satu
kaki ke depan atau kebelakang kaki yang lain, berat badan ditumpukan pada satu kaki,
sedangkan kaki yang lain disentuhkan pada lantai dengan ibu jari kaki atau ujung jari kaki.

5. Kuda-Kuda Silang Belakang – Kuda-kuda silang belakang yaitu kuda-kuda dengan salah
satu kaki berada di belakang dengan keadaan menyilang dan kaki di tumpukan ke belakang,
badan tetap lurus agar tidak jatuh saat melakukan gerakan tersebut.

2). Sikap Pasang

Terdapat empat sikap pasang yang ada dalam pencak silat: yakni Pasang satu,Pasang dua,
Pasang tiga, dan Pasang empat. Berikut ini penjelasannya.

• Pasang satu – Pasang satu adalah sikap dengan posisi badan tegak dengan kedua tangan
disamping dalam keadaan siap silat dan kedua kaki dibuka selebar bahu.

• Pasang dua – Pasang dua dibentuk dengan badan tetap pada posisi tegak, kaki dibuka
selebar bahu, kedua tangan mengepal dan sejajar pinggang.

• Pasang tiga – Sikap badan sama seperti pasang dua dengan posisi tegak lurus, kaki dibuka
selebar bahu, tangan diangkat sejajar mata dengan kepalan tangan terbuka.
• Pasang empat – Sikap badan, dan mata sama seperti sikap pasang tiga, yang membedakan
adalah tangan diangkat sejajar mata dengan posisis silang. Awalnya kepalan tangan terbuka
kemudian tangan sudah terkepal.

Latihan Langkah Kuda-kuda Silat Menggunakan 8 Arah Mata Angin

Terdapat delapan gerakan yang dilakukan dalam Latihan Langkah Kuda-kuda Silat
Menggunakan 8 Arah Mata Angin, berikut ini penjelasan lengkapnya.

• Pada gerakan awal yaitu dimulai dengan gerakan pertama sampai gerakkan ke empat
menggunakan kuda-kuda samping, yaitu kaki kiri di depan kaki kanan di belakang posisi
badan dalam keadaan lurus, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang posisi dalam keadaan
serong kekiri dan begitu juga sebaliknya.

• Kemudian dilanjutkan dengan gerakan tambahan yaitu gerakkan ke lima sampai gerakkan
ke delapan dengan menggunakan kaki depan di depan dan kaki kiri di belakang keadaan
dalam posisi kaki kiri diluruskan dan kaki kanan ditekukkan posisi badan sedikit condong ke
depan dan begitu juga sebaliknya

Pola Langkah

Ada enam pola langkah dalam teknik pencak silat yaitu: Pola langkah lurus, Pola langkah
zikzak, Pola langkah ladam atau huruf U, Pola langkah segi tiga, Pola langkah huruf S, dan
Pola langkah segi 4. Berikut ini penjelasannya.

• Pola langkah lurus – Merupakan gerak langkah yang membentuk garis lurus ,baik langkah
maju maupun langkah mundur. Pelaksanaanya dimulai dari salah satu kuda-kuda (kuda-kuda
tengah).

• Pola langkah zikzak – Merupakan gerak langkah yang membentuk mata gergaji atau pola
zig-zag. Pelaksanaanya dimulai dari sikap pasang dengan pola langkah serong.

• Pola langkah ladam atau huruf U – Pelaksanaanya dimulai dari sikap awal tegak, gerakkan
kaki ke samping kanan diikuti kaki kiri menutup (merapat), kemudian kaki kiri maju, kaki
ditarik kembali dan merapat kemudian digerakkan ke samping kiri.Kaki kanan ditarik
dirapatkan, kemudian dilangkahkan ke depan. Terakhir kaki kanan ditarik kembali merapat
seperti sikap awal.
• Pola langkah segi tiga – Pelaksanaanya berdiri di titik 0, geser kaki kanan ke titik 1, diikuti
kaki kiri ke titik 2, lanjutkan ke titik 4, lanjutkan juga ke titik 4 dan 5 (berat badan di titik 5).
Tarik kaki kanan ke titik 6, kaki kanan ketitik 7 dengan kuda-kuda depan, tarik kaki kanan ke
posisi awal.

• Pola langkah huruf S – Berdiri dengan posisi titik menghadap sesuai dengan arah yang
ditunjukkan. Geser kaki kanan ke arah berat badan ke di kaki kanan, diikuti kaki kiri, kaki
kiri ke titik 3 berat badan di kaki kiri selanjutnya cabut kaki kanan melewati kaki kiri sampai
di titik 4, kaki kanan yang di titik 4 di titik 5 putar di tempat, sementara kaki kiri yang ada di
titik 3 injit, gugus kaki kiri lewat tanda panah dengan jalur titik 6 sampai di titik.

• Pola langkah segi 4 – Pelaksanaannya bisa memakai kombinasi kuda-kuda tengah


,samping,dan belakang.

3). Pukulan

Terdapat empat pukulan dalam pencak silat ini yaitu Pukulan Lurus, Pukulan Bandul,Pukulan
Tegak, dan Pukulan Melingkar.

• Pukulan Lurus – Pukulan lurus adalah pukulan yang dilakukan dengan salah satu tangan
dengan memukul ke arah depan, sasaran yaitu dada lawan. Dan tangan satunya lagi menutup
arah point, yaitu sasaran perut keatas.

• Pukulan Bandul – Pukulan bandul dapat dilakukan dengan mengayunkan salah satu tangan
yang dikepal ke arah sasaran ulu hati, dan tangan yang satu lagi menutup arah lawan.

• Pukulan Tegak – Pukulan ini sasarannya adalah bahu atau sendi bahu bagian kanan (lawan
yang dengan kita yang saling berhadapan, jadi sama saja dengan bahu sebelah kiri yang
menjadi sasaran)

• Pukulan Melingkar – Sasarannya adalah pinggang lawan.

4). Tendangan

Setidaknya terdapat empat tendangan dalam pencak silat yakni Tendangan lurus kedepan,
Tendangan melingkar,Tendangan berbentuk huruf T, dan Tendangan samping.

• Tendangan lurus ke depan – yaitu tendangan yang dilakukan dengan menghentakan ke


depan telapak kaki sejajar dengan bahu.
• Tendangan melingkar – yaitu dengan hentakan punggung kaki.

• Tendangan samping – yaitu menendang dengan punggung kaki.

• Tendangan berbentuk huruf T – yaitu dengan tendangan samping yang menggunakan


hentakan telapak kaki.

5). Tangkisan

Tangkisan adalah gerakan menahan serangan lawan dengan menggunakan tangan, kaki,
ataupun senjata agar serangan lawan tidak dapat mengenai kita. Terdapat empat teknik
tangkisan yang menggunakan tangan dalam pencak silat yakni:

• Tangkisan dalam – Adalah menahan serangan dengan gerakan tangan dari luar ke dalam
sejajar dengan bahu.

• Tangkisan luar – Adalah menahan serangan dengan gerakan tangan dari dalam ke luar
sejajar dengan bahu.

• Tangkisan atas – Adalah menahan serangan dengan gerakan tangan dari bawah ke atas,
untuk melindungi kepala dari serangan.

• Tangkisan bawah – Adalah menahan serangan dengan gerakan tangan dari atas ke bawah.
BAB 3: PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas:

Pencak silat merupakan seni bela diri yang asli berasal dari Indonesia. pencak silat
merupakan olahraga sekaligus seni yang dikenal di negara-negara luar, terbukti dari
banyaknya organisasi-organisasi yang tumbuh pesat.Berkembangnya pencak silat tidak lepas
dari sejarah bangsa Indonesia, berawal dari nenek moyang yang berusaha mempertahankan
diri dari ancaman dan tantangan alam.

Anda mungkin juga menyukai