Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

“BELA DIRI PENCAK SILAT“

Disusun oleh:
Nama: Ety Rusydiyati (12)

Kelas: XII MIPA 2

SMA NEGERI 1 PANGKALAN BUN


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkahan nikmat dan rahmat-Nya lah saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan tentang
“Bela Diri Pencak Silat” dengan tepat waktu. Kemudian, kepada Bapak Nurtun selaku guru
mata pelajaran Penjaskes yang telah memberikan tugas ini dan kepada kedua orang tua serta
saudara saya, saya ucapkan terima kasih atas segala dukungan dan bimbingannya. Saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang pencak silat bagi pembaca.
Mungkin makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun saya harapkan kritik dan saran dari
semuanya agar menjadi pelajaran bagi saya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan selamat
membaca.

Pangkalan Bun, 6 November 2020

Penulis

ETY RUSYDIYATI 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
A. PENDAHULUAN....................................................................................................................4
B. SEJARAH................................................................................................................................5
C. TEKNIK PENCAK SILAT......................................................................................................8
D. ASPEK DAN BENTUK........................................................................................................10
E. SENJATA...............................................................................................................................11
F. TATA TERTIB PENCAK SILAT.........................................................................................13
G. STRATEGI DAN TAKTIK PENYERANGAN....................................................................14
H. STRATEGI DAN TAKTIK PERTAHANAN.......................................................................15
I. KESIMPULAN......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20

ETY RUSYDIYATI 3
A. PENDAHULUAN
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan
Nusantara (Indonesia). Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei,
dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku
bangsa Nusantara (Indonesia).

Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada
pengaruh budaya Tionghoa, agama Hindu, Buddha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya
setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa
Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati
Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri

Pencak silat adalah bela diri yang kaya dan cukup lengkap. Tidak hanya mengandalkan bela
diri tangan kosong, pencak silat juga memungkinkan pesilat menggunakan berbagai jenis senjata.
Kebanyakan senjata dalam pencak silat adalah senjata yang secara tradisional telah digunakan
dan berkembang dalam kebudayaan berbagai suku bangsa di Nusantara. Senjata yang istimewa
antara lain kerambit dari Minangkabau, badik dari Bugis-Makassar, kujang Sunda, serta keris
dari Jawa.

Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat
yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara
adalah Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Seperti olahraga lainnya, pencak silat juga diadakan pertandingan. Setiap empat tahun di
Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional (PON).
Pencak silat juga dipertandingkan dalam ajang Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games)
sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia,
Belanda, Jerman, dan Amerika.

Pada 13 Desember 2019, Pencak Silat ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya


Tak Benda Dunia (Intangible Cultural World Heritage). Hal ini adalah salah satu upaya
pemerintah dalam memajukan pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia. Manfaat Pencak
Silat yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia adalah mendapat pengakuan dunia
internasional, memiliki peluang dipertandingkan dalam cabang olahraga di Olimpiade dan
menggali nilai budaya yang terkandung dalam silat.

ETY RUSYDIYATI 4
Figure 1Cabang Olahraga Pencak Silat, ( Foto: Ist).

B.
SEJARAH
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri untuk melindungi dan
mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan
bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitar, seperti gerakan kera,
harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga
berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia berburu dan berperang dengan GGN
parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20
relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

Silat diperkirakan menyebar di Kepulauan Nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi


asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar,
seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai
ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri
dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri
bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta
pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di
candi Prambanan dan Borobudur.  Sheikh Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh
ilmu bela diri dari Tiongkok dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu

ETY RUSYDIYATI 5
telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
India, Tiongkok, dan mancanegara lainnya.

Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai
nama. Di Semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya
yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina
selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling
banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatra ke berbagai
kawasan di rantau Asia Tenggara.

Tradisi silat diturunkan secara lisan dan


menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan
dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis
mengenai asal mula silat sulit ditemukan.
Sejarah silat dikisahkan melalui legenda
yang beragam dari satu daerah ke daerah
lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa
Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk
Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di
kaki Gunung Marapi pada abad ke-11.
Kemudian silek dibawa dan dikembangkan
oleh para perantau Minang ke seluruh Asia
Tenggara. Demikian pula cerita rakyat
mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang
mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki
tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak
silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit dan Si
Pitung dari Betawi.

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi
oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan
bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan
spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak
terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah
gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat
Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu", yaitu
peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar
sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria
dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung
setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah

ETY RUSYDIYATI 6
pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar
pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.

ETY RUSYDIYATI 7
Pencak Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan
melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan
Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teungku Chik di Tiro, Teuku Umar, Tuanku
Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut
Nyak Meutia.

Silat saat ini telah diakui sebagai budaya Suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
para penduduk pulau Sumatra dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya
yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali,
Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan bela diri ini.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya
organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak
silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa
Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri
oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu
termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.

Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di
Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat
Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di
Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa.
Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan internasional,
khususnya dipertandingkan dalam ajang SEA Games.

ETY RUSYDIYATI 8
C. TEKNIK PENCAK SILAT
1. Sikap Pasang dan Kembang

Tarung pencak silat dimulai dengan sikap pasang. Sikap ini meruakan
posisi siap tempur, kadang dengan tangan terkembang, memancing lawan
dengan penuh konsentrasi. Gerakan sikap pasang dan kembang sangat
artistic dan indah karena terkait dengan seni olah tubuh yang mirip tarian
tradisional nusantara.

2. Kuda-kuda

kuda-kuda adalah sikap kaki penopang tubuh agar mantap. Ada berbagai
macam kuda-kuda, ada yang sangat rendah mendekati permukaan tanah,
mengangkang cukup rendah, serta ada pula yang tinggi, bebas, dan lentur.

3. Pukulan

Serangan tangan antara lain pukulan tinju


dengan kepalan, tamparan, tebasan, totokan,
atau juga kepretan. Metode serangan tangan
pencak silat cukup kaya sesuai gaya masing-
masing aliran.

4. Tendangan

Jenis twndangan pada pencak silat antara lain


tendangan lurus, tendangan sabit (melingkar),
tendangan T, tendangn jejak, tendangan
samping, dan tendangan belakang.

5. Melumpuhkan Senjata Lawan

Dalam pertarungan bela diri mungkin seorang


pesilat berhadapan dengan lawan yang bersenjata.
Kecematan dan kehati-hatian harus prima agar
dapat mengelak dan menghindari serangan senjata
lawan tersebut.

6. Guntingan

Guntingan adalah Teknik menjatuhkan lawan dengan cara menjepitkan kedua


kaki dibagian tubuh lawan. Pesilat melompat kea rah kaki lawan, dengan datu
kaki disebelah dalam dan kaki lain disebelah luar sedemikian rupa sehingga
lawan kehilangan keseimbangan. Jepitan kaki ini menyerupai gunting.

ETY RUSYDIYATI 9
7. Bantingan

Pencak silat pertarungan jarak dekat dilakukan dengan


serangan kontak langsung. Gerakan menabrak, memegang,
meringkus, dan membanting, digunakan untuk
menghilangkan keseimbangan tubuh lawan dan kemudian
meumpuhkannya.

8. Kuncian

Pencak silat dengan ketangkasan dan kecepatan gerakanya sering menerakan Teknik menangkap,
meringkus, dan mengunci lawa. Tujuannya adalah untuk melumpuhkan dengan cara menyakiti,
tanpa melukai lawan.

9. Langkah

Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat
yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan
langkah empat.

10. Buah

Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara
tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan,
siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan,
pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan
lain-lain.

1
ETY RUSYDIYATI
0
D. ASPEK DAN BENTUK
1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat
membangun dan mengembangkan kepribadian
dan karakter mulia seseorang. Para pendekar
dan maha guru pencak silat zaman dahulu
sering kali harus melewati tahapan semadi,
tapa, atau aspek kebatinan lain untuk
mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.

2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan


"seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang
sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya
menggambarkan bentuk seni tarian pencak
silat, dengan musik dan busana tradisional.

3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai
ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek
kemampuan teknis bela diri pencak silat.

4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat
mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini.
Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk
tunggal, ganda atau regu.

Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai
dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan
atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran
tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olahraga, baik fisik maupun
pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah
yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.

Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan,
atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olahraga. Oleh karena itu, sebagian
praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan
tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi
pengatur pencak silat sedunia.

1
ETY RUSYDIYATI
1
E. SENJATA
Pencak silat adalah bela diri yang kaya dan cukup lengkap. Tidak hanya mengandalkan bela
diri tangan kosong, pencak silat juga memungkinkan pesilat menggunakan berbagai jenis senjata.
Kebanyakan senjata dalam pencak silat adalah senjata yang secara tradisional telah digunakan
dan berkembang dalam kebudayaan berbagai suku bangsa di Nusantara. Senjata yang istimewa
antara lain kerambit dari Minangkabau, badik dari Bugis-Makassar, kujang Sunda, serta keris

1
ETY RUSYDIYATI
2
dari Jawa.

1
ETY RUSYDIYATI
3
a) Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang yang
dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.
b) Kujang: pisau khas Sunda
c) Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang digunakan
dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
d) Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
e) Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi.
Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi
cindai.
f) Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
g) Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
h) Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan
di rambut perempuan.
i) Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.
j) Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
k) Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
l) Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah
berarti "penghancur lada".
m) Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
n) Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki
bulu yang menempel di dekat pisau.
o) Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti
memotong saat menyisir hutan.
p) Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
q) Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang".

1
ETY RUSYDIYATI
4
F. TATA TERTIB PENCAK SILAT
I. Peraturan Umum
1. Untuk golongan remaja, peserta harus berusia sekitar 14 hingga 17 tahun
2. Untuk golongan dewasa, peserta harus berusia sekitar 17 hingga 35 tahun
3. Umur peserta harus sesuai dengan penggolongan umur pada hari pertama pertandingan
4. Pertandingan berdasarkan berat badan atlet
5. Bagian tubuh yang boleh diserang adala dada, perut, punggung, pinggang kiri dan kanan,
serta tungkai dan tangan
6. Peringatan diberikan sebanyak dua kali dan ketiga kalinya menjadi keputusan
diskualifikasi
II. Peraturan Tanding
1. Kedua atlet silat harus memenuhi pembelaan (hindaran, elakan, dan tangkisan), serangan
pada sasaran (tangan dan kaki), menjatuhkan lawan, dan mengunci lawan
2. Dilakukan dalam 3 babak, tiap babak memiliki durasi 2 menit dan diselingi 1 menit
istirahat
3. Setiap atlet diwajibkan melakukan serangan berpola mulai dari sikap awal, pasangan,
hingga koordinasi gerakan dan kembali ke sikap awal.
III. Peraturan Nilai
o Nilai 1 jika elakan atau tangkisan berhasil dan disusul dengan pukulan yang berhasil
masuk ke dalam area tubuh lawan atau teknik jatuhan berhasil dilakukan
o Nilai 2 jika serangan kaki berhasil mengenai lawan
o Nilai 3 jika berhasil membuat lawan jatuh
o Nilai 4 jika berhasil membuat lawan terkunci
IV. Peraturan Menang
1. Atlet disebut menang angka jika wasit mengangkat tangan atlet dan memilih atlet tersebut
sebagai pemenangnya karena skornya lebih tinggi
2. Atlet disebut menang teknik jika lawan tidak bisa melakukan pertandingan lagi akibat
keputusan dokter, keputusan pelatih, atau bahkan lawan menyatakan dirinya sendiri tidak
mampu
3. Atlet disebut menang mutlak jika lawan mendapatkan serangan yang sah dan tidak dapat
bangkit kembali setelah wasit menghitung sampai 10.
4. Atlet disebut menang diskualifikasi jika lawan mendapatkan peringatan ketiga, lawan
melakukan pelanggaran berat, lawan melakukan pelanggaran kemudian cedera sehingga
dokter memutuskan ia tidak bisa melanjutkan
5. Atlet dapat menang karena pertandingan tidak seimbang
6. Atlet dapat menang karena lawan tidak hadir atau mengundurkan diri sebelum
pertandingan berlangsung

1
ETY RUSYDIYATI
5
1
ETY RUSYDIYATI
6
G. STRATEGI DAN TAKTIK PENYERANGAN
Taktik penyerangan merupakan suatu siasat yang dilancarkan kepada lawan, dengan tujuan
mematahkan pertahanan lawan untuk mencari kemenangan dalam bertanding secara sportif.
Serangan dapat dibagi jenisnya berdasarkan bagian tubuh yang digunakan untuk melakukan
serangan, yaitu serangan lengan atau tangan yang lazim disebut pukulan, dan serangan tungkai
atau kaki yang lazim disebut tendangan. Seorang pesilat harus dapat membaca taktik lawannya,
sehingga pesilat dapat dengan mudah menemukan titik kelemahan dari lawan. Olahraga beladiri
pencak silat tidak selalu harus menggunakan tenaga yang besar. Namun dengan taktik yang
cerdik dan dapat membaca gerak gerik lawan, berbagai kemungkinan bisa diantisipasi lebih
awal.

Taktik menyerang adalah upaya mengalahkan lawan selama dalam pertandingan yang
dilakukan dengan cara menyerang lawan terlebih dahulu. Taktik menyerang pada pencak silat
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu taktik serangan langsung, dan serangan tidak langsung.

a. Serangan Langsung

Taktik serangan langsung adalah upaya untuk mengalahkan lawan yang dilakukan dengan
cara langsung menyerang pada sasaran yang diinginkan. Taktik serangan langsung dapat
dilakukan dengan menggunakan pukulan, tendangan, dan jatuhan

b. Serangan Tidak Langsung

Taktik serangan tidak langsung adalah serangan yang dilakukan secara tidak langsung pada
sasaran yang diinginkan. Artinya, sebelum melakukan serangan pada sasaran, pesilat melakukan

1
ETY RUSYDIYATI
7
gerakan-gerakan awalan untuk mengecoh lawan sehingga posisi lawan berubah dan selanjutnya
melakukan serangan pada sasaran.

1
ETY RUSYDIYATI
8
H. STRATEGI DAN TAKTIK PERTAHANAN
Taktik pertahanan merupakan suatu siasat yang dilakukan kepada lawan, dengan tujuan
menahan atau menghindari serangan lawan (pembelaan) supaya tidak mengalami kekalahan
dalam pertandingan. Pembelaan sangat penting dalam pencak silat. Oleh karena itu, setiap pesilat
harus menguasai teknik dasar pembelaan dan menerapkannya dalam pertandingan. Taktik
pertahanan dalam pencak silat, meliputi teknik hindaran/elakan dan tangkisan. Prinsip pembelaan
harus dipupuk menjadi sikap pembelaan diri secara mental, jiwa, dan teknik.Taktik pembelaan
pun mempunyai beberapa tingkatan. Tingkatan pembelaan terdiri atas pembelaan dasar,
pembelaan lanjutan, dan pembelaan teknik. Pembelaan harus disesuaikan dengan bentuk
serangan yang dilakukan lawan.

Bertahan adalah usaha menghindari atau mementahkan serangan lawan yang dilakukan
diantaranya dengan elakan, hindaran, tangkisan, dan tangkapan. Berdasarkan cara melakukan,
belaan dapat di bedakan menjadi beberapa macam.

a. Elakan

Elakan adalah usaha pembelaan yang dilakukan dengan sikap kaki yang tidak berpindah tempat
atau kembali ke tempat semula elakan terdiri atas berikut.

1) Elakan atas

a). Mengelakkan diri dari serangan pada bagian bawah.

b). Mengangkat kedua kaki dengan sikap tungkai di tekuk.

c). Disertai dengan sikap tubuh dan tangan waspada.

d). Mendarat dengan kaki berurutan atau kedua kaki.

2) Elakan bawah

a). Mengelakan diri dari serangan pada bagian atas.

b). Merendahkan diri dengan sikap tungkai di tekuk tanpa memindahkan letak telapak kaki.

c). Disertai dengan sikap tubuh dan tangan waspada.

3) Elakan belakang

a). Mengelakan diri dari serangan lurus depan dan samping.

b). Dari sikap kuda-kuda depan, memindahkan berat badan ke belakang.

1
ETY RUSYDIYATI
9
c). Disertai dengan sikap tubuh dan tangan waspada.

4) Elakan samping

a). Mengelakan diri dari serangan lurus depan dan atas.

b). Dari sikap kangkang, memindahkan badan ke samping dengan merubah sikap
tungkai/kuda-kuda.

c). Disertai dengan sikap tubuh dan tangan waspada.

b. Hindaran

Hindaran adalah usaha pembelaan dengan cara memindahkan sasaran dari arah serangan,
dengan melangkah atau memindahkan kaki. Unsur-unsur hindaran meliputi: sikap pasang, sikap
tubuh, dan sikap tangan.

1) Hindaran hadap, yaitu menghindar dengan memindahkan kaki sehingga posisi tubuh
menghadap lawan.

2) Hindaran sisi, yaitu menghindar dengan memindahkan kaki kesamping sehingga posisi
tubuh menyamping lawan, berat badan di samping.

3) Hindaran angkat kaki, menghindar dengan mengangkat salah satu kaki.

4) Hindaran kaki silang, menghindar dengan memindahkan kaki kanan secara menyilang ke
belakang.

c. Tangkapan

Usaha menggagalkan serangan lawan dengan cara menangkap tendangan kaki lawan.

d. Tangkisan

Tangkisan adalah usaha pembelaan yang dilakukan dengan cara mengadakan kontak
langsung dengan alat serangan yang dilancarkan oleh lawan. Tangkisan langsung bertujuan
mengalihkan serangan dari lintasan dan membendung atau menahan serangan. Tangkisan terdiri
atas berikut.

1) Tangkisan satu tangan

a). Tangkisan luar. Tangkisan luar dilakukan dengan cara menangkis ke sisi luar.

b). Tangkisan dalam. Tangkisan dilakukan dengan cara menangkis ke sisi dalam.

c). Tangkisan atas. Tangkisan atas dilakukan dengan cara menangkis dari bawah ke atas.

2
ETY RUSYDIYATI
0
d). Tangkisan bawah. Tangkisan bawah dilakukan dengan cara menangkis dari atas ke
bawah.

2
ETY RUSYDIYATI
1
e). Tangkisan siku dalam. Tangkisan siku dalam dilakukan dengan cara menangkis dengan
siku ke sisi dalam.

f). Tangkisan siku luar. Tangkisan siku luar dilakukan dengan cara menangkis dengan siku
ke sisi luar.

2) Tangkisan dua lengan

a). Sejajar dua tangan 3/4 lengan atas. Tangkisan dua tangan dilakukan dengan kedua tangan
menangkis 3/4 lengan atas lawan.

b). Belah. Tangkisan belah dilakukan dengan cara mengelak mundur disertai kedua tangan
membelah menangkis serangan lawan

c). Silang (tinggi rendah). Tangkisan silang bawah dilakukan dengan cara menyilangkan
kedua tangan menangkis ke bawah dari serangan lawan.

d). Buang samping. Tangkisan buang samping dilakukan dengan cara mengelak mundur
disertai kedua tangan membuang serangan lawan ke samping.

e. Taktik Bertahan

1) Bertahan Pasif.

Bertahan pasif adalah taktik yang dilakukan dengan cara melakukan hindaran atau tangkisan
terhadap serangan yang dilakukan lawan, selanjutnya melakukan balasan (counter attack) pada
lawan. Taktik ini dapat dilakukan dengan sempurna bila pesilat memiliki kecepatan reaksi dan
kemampuan koordinasi yang baik. Berikut adalah jenis-jenis taktik bertahan pasif.

a). Hindar Sambut (counter-attack). Hindar sambut (counterattack) merupakan salah satu
taktik yang dilakukan pesilat dengan cara menunggu lawan melakukan serangan untuk kemudian
dibalas baik dengan menggunakan pukulan maupun tendangan. Taktik tersebut dilakukan pada
saat lawan melakukan serangan, pesilat melakukan hindaran atau tangkisan untuk kemudian
melakukan serangan balasan. Taktik tersebut tepat digunakan untuk menghadapi lawan yang
memiliki tipe menyerang langsung.

b). Jemputan. Jemputan lebih tepat diterapkan untuk mengatasi lawan yang memiliki tipe
serangan tidak langsung. Taktik jemputan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pukulan,
tendangan, dan jatuhan. Teknik tersebut dilakukan dengan cara menabrak lawan pada saat lawan
akan melakukan gerakan menyerang.

c). Ganjalan. Ganjalan dilakukan dengan menggunakan teknik tendangan T (samping).


Taktik ini dapat dilakukan oleh pesilat yang memiliki kecepatan bergerak yang baik. Taktik
ganjalan dilakukan dengan cara menghentikan gerakan lawan pada saat akan melakukan

2
ETY RUSYDIYATI
2
serangan dengan menggunakan tendangan T (samping). Taktik ini tepat digunakan untuk lawan
yang memiliki tipe serangan langsung.

2) Bertahan Aktif.

Bertahan Aktif. Pada taktik bertahan aktif ada persaman dengan gerakan taktik serangan
tidak langsung. Perbedaan antara bertahan aktif dengan serangan tidak langsung adalah pada
tujuan yang diinginkan. Pada serangan langsung pesilat melakukan pergerakan untuk mengubah
posisi lawan sehingga dapat diserang sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan pada taktik
bertahan aktif, pesilat bergerak untuk memancing lawan agar melakukan serangan. Setelah itu
pesilat segera melakukan counter attack atau teknik jatuhan. Untuk melakukan taktik bertahan
aktif, pesilat harus memiliki kecepatan gerak dan kecepatan reaksi yang bagus. Taktik bertahan
aktif biasanya dilakukan oleh pesilat yang memiliki teknik bantingan yang bagus.

Taktik bertahan aktif digunakan untuk menghadapi lawan yang memiliki tipe hindar sambut
(counter-attack) yang bagus. Taktik pancingan baik dengan menggunakan tangan maupun kaki
perlu dilakukan pada saat pesilat menghadapi lawan yang memiliki tipe bertahan. Pesilat yang
memiliki tipe bertahan memiliki kecenderungan untuk melakukan counter attack pada saat lawan
bergerak. Sedangkan pesilat yang memiliki tipe bertahan aktif memiliki kecenderungan untuk
bergerak atau membuat gerakan dengan tujuan membuat lawan melakukan serangan dan untuk
selanjutnya melakukan teknik balasan ataupun bantingan.

2
ETY RUSYDIYATI
3
I. KESIMPULAN
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan
Nusantara (Indonesia). Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei,
dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku
bangsa Nusantara (Indonesia).Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak
konsentrasi. Ada pengaruh budaya Tionghoa, agama Hindu, Buddha, dan Islam dalam pencak
silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Ada
beberapa Teknik dalam pencak silat yang hampir sama dengan bela diri lainnya. Tidak seperti
olahraga yang lain pencak silat mengandung beberapa aspek, yaitu aspek mental spiritual, seni,
olahraga, dan bela diri. Pencak silat juga merupakan bela diri yang menggunakan alat, seperti
keris, belati, celurit dan lainnya. Dalam pertandingan pencak silat ada beberapa strategi dan
taktik yang digunakan untuk penyerangan maupun pertahanan. Kita dapat mempelajari pencak
silat di beberapa perguruan. Beberapa nilai positif dari pencak silat Kesehatan dan kebugaran,
Membangkitkan rasa percaya diri, Melatih ketahanan mental, Mengembangkan kewaspadaan diri
yang tinggi, Membina sportifitas dan jiwa kesatria, dan Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.

2
ETY RUSYDIYATI
4
DAFTAR PUSTAKA
Kartapranata, Gunawan. 2020. Pencak Silat Bukan Sekedar Ciat-ciat.
https://interaktif.kompas.id/baca/pencak-silat-bukan-sekadar-ciat-ciat/ (diakses 6 November
2020)
OlagragaPedia. 2019. Mengenal Peraturan Pencak Silat Dalam Sebuah Pertandingan.
https://olahragapedia.com/mengenal-peraturan-pencak-silat-dalam-sebuah-pertandingan (diakses
6 November 2020)
Sanhaji, Abdur Rohim. 2017. Pencak Silat, Seni Bela Diri Asli Indonesia Yang Mendunia.
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/29/mengenal-pencak-silat-seni-bela-diri-asli-
indonesia-yang-mendunia (diakses 6 November 2020)
Soemaryoto, dan Soni Nopembri. 2018. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas
XII. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Wikipedia. 2020. Pencak Silat. https://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#Sejarah (diakses 6
November 2020)

2
ETY RUSYDIYATI
5

Anda mungkin juga menyukai