Anda di halaman 1dari 14

Karya Tulis Ilmiah

Melestarikan Permainan
Tradisional
KARYA TULIS ILMIAH

LUNTURNYA PERMAINAN ULAR NAGA PANJANG

Disusun oleh

TIM PERPUSTAKAAN LONTARA RUMBIA


SMK NEGERI 2 JENEPONTO
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia kaya akan budaya, tradisi, bahkan berbagai macam permainan tradisional
anak-anak. Dibeberapa daerah, bahkan ada jenis permainan yang sama, meskipun namanya
berbeda. Permainan tradisional adalah warisan kekayaan yang perlu dilestarikan.Terlebih lagi aneka
permainan tradisional mengandung nilai-nilai positive bagi kehidupan anak.
Berbagai macam permainan tradisional berkembang di provinsi Sulawesi Selatan, khususnya
daerah Jeneponto. Seperti petak umpet, lompat tali, ular naga panjang, balap karung, , gobag sodor
dan masih banyak lagi bermacam-macam permainan tradisional lainya.Seiring dengan
perkembangan teknologi, sebagian besar anak-anak di jaman sekarang jarang, bahkan tidak lagi
mengenal permainan tradisional tersebut, karena mereka lebih cenderung bermain game
menggunakan alat-alat elektronik, misalnya Handphone, Ipad, Laptop, Komputer, Tablet, selain itu
mereka juga lebih menyukai untuk bermain PlayStation hingga berjam-jam.Perkembangan teknologi
dewasa ini mampu menghasilkan permainan modern seperti Point Blank, Heroes of 3 Kingdom, War
2, Angry Bird dan permainan modern lainnya yang menyebabkan anak-anak Indonesia terutama
anak-anak yang hidup di kota-kota besar mulai melupakan permainan tradisional warisan Indonesia.
Banyak pihak yang cenderung berargumen bahwa permainan tradisional sudah ketinggalan
jaman. Padahal permainan tradisional terdapat banyak manfaat di dalamnya. Salah satu contoh
adalah permainan “Ular Naga Panjang” , adalah salah satu permainan tradisional yang mulai di
tinggalkan, padahal permainan ini termasuk permainan yang mudah dan murah (permainan yang
tidak perlu mengeluarkan uang)
Berdasarkan persoalan di atas maka muncul masalah dimana permainan ular naga panjang
mulai menghilang. Dan anak bangsa indonesia lebih menggemari permainan modern dengan
menyebut dirinya sebagai anak gaul, sedangkan permainan tradisional dianggap permainan yang
jadul.
Penulis tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana cara menghidupkan kembali permainan
ular naga panjang dan membuktikan bahwa permainan ular naga panjang bukan permainan yang
usang dan ketinggalan jaman.

B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan
karya tulis ini yaitu “bagaimana cara menghidupkan kembali permainan ular naga panjang?”
C. Manfaat penulisan
Permainan ular naga panjang dapat bermanfaat bagi anak-anak :
1. Meningkatkan sosialisasi dan interaksi dengan teman sebaya, sehingga memudahkan dalam
penyesuaian sosial.
2. Melatih kelincahan dan ketangkasan anak.
3. Menumbuhkan sikap percaya diri dan tanggung jawab.
4. Mengajarkan rasa nasionalisme, cinta tanah air, keterampilan dan strategi, interaksi sosial,
sportifitas dan kejujuran.

Penulis berharap setelah membaca karya tulis ini juga pembaca dapat mengetahui dan
mengembangkan permainan gobag sodor sebagai permainan tradisional yang patut ditumbuhkan
kembali karena mengandung proses pembelajaran yang bermanfaat bagi perkembangan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Permainan Tradisional Ular Naga Panjang

Permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun
tidak menggunakan alat.Sedangkan yang di maksud tradisional ialah segala apa yang diturunkan
atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. (Atik Soepandi, dkk : 1985-
1986)
Jadi permainan tradisional dapat diartikan segala perbuatan baik yang menggunakan alat atau tidak,
yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang sebagai sarana hiburan atau
menyenangkan hati.
Permainan Tradisional merupakan kekayaan budaya bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur
untuk dapat diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus. Permainan anak tradisional
merupakan permainan yang mengandung wisdom (Suseno, 1999), memberikan manfaat untuk
perkembangan anak (Iswinarti, 2005), merupakan kekayaan budaya bangsa (Sedyawati, 1999), dan
refleksi budaya dan tumbuh kembang anak (Krisdyatmiko, 1999). Hasil kajian yang dilakukan oleh
peneliti (Iswinarti, Simposium Nasional, 2005) bahwa permainan anak tradisional mempunyai
hubungan yang erat dengan perkembangan intelektual, sosial, emosi, dan kepribadian anak.
Permainan tradisional ular naga panjang telah lahir sejak ribuan tahun yang lalu, hasil dari
proses kebudayaan manusia zaman dahulu yang masih kental dengan nilai-nilai kearifan lokal.
Meskipun sudah sangat tua, ternyata permainan tradisional ular naga panjang memiliki peran
edukasi yang sangat manusiawi bagi proses belajar seorang individu, terutama anak-anak.
Dikatakan demikian, karena secara alamiah permainan tradisional ular naga panjang mampu
menstimulasi berbagai aspek-aspek perkembangan anak yaitu: motorik, kognitif, emosi, bahasa,
sosial, spiritual, ekologis, dan nilai- nilai/moral (Misbach, 2006). Dengan kata lain, permainan
tradisional ular naga panjang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Satu lagi langkah untuk memperkenalkan permainan tradisional adalah dengan memasukkan
permainan tradisional sebagai satu aktifitas kurikulum di peringkat sekolah atau institusi pengajian
tinggi. Kelak permainan tradisional hendaknya ditumbuhkan dan kelak permainan tradisional yang
digemari oleh mereka. Tambahan pula, pertandingan permainan tradisional antara sekolah-sekolah
akan menyemarakkan lagi semangat murid untuk memahirkan diri dengan permainan-permainan
tradisional tertentu. Langkah ini sudah tentu dapat menghidupkan kembali kegemilangan permainan
tradisional dalam kalangan generasi muda di negara kita
Kesimpulannya, permainan tradisional memang wajar dikembalikan kegemilangannya dalam
kalangan generasi muda. Semua pihak hendaklah berganding bahu untuk mempopularkan kembali
warisan bangsa yang tidak ternilai harganya ini. Bak kata pepatah, bulat air kerana pembetung, bulat
manusia kerana muafakat. Jika tidak permainan tradisional warisan berzaman ini hanya tinggal nama
sahaja pada suatu masa nanti. Kerjasama dan iltizam semua pihak akan dapat mempopularkan
kembali warisan bangsa kita sampai bila-bila. (Dr. Ghazali Lateh:2010)
Peran Permainan Tradisional(Anonim : 2013)
Permainan tradisional yang ada di berbagai Nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek
perkembangan anak, seperti :

Aspek Motorik Melatih daya tahan, daya lentur,


Sensorimotorik, motorik kasar, motorik
halus.
Aspek Kognitif Mengembangkan emaginasi, kreativitas,
stategi, antisipatif, pemahaman
konstektual.
Aspek Emosi Katarsis emosional, mengasah empati,
pengenalan diri.
Aspek bahasa Pemahaman konsep-konsep nilai.
Aspek sosial Menjalin relasi, kerjasama, melatih
kematangan sosial, dengan teman
sebaya danmeletakkan pondasi
untukmelatihketerampilansosialisasi.
Aspek spiritual Menyadari keterhubungan dengan
sesuatu
yang bersifat Agung (transcendental)
Aspek ekologis Memahami pemanfaatan elemen-elemen
alam sekitar secara bijaksana.
Aspek Menghayati nilai-nilai moral yang
nilai-nilai/moral diwariskan dari generasi terdahulu
kepada generasi selanjutnya.

Bermain tidak lepas dari gerak sehingga gerak adalah kehidupan dan apabila gerak tersebut berhenti
maka kehidupannya pun akan berakhir. Dijelaskan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004:6)
sebagai berikut:
1) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan
demokratis melalui akivitas jasmani.
2) Mengembangkan kemampuan gerak dan ketrampilan berbagai macam permainan dan olahraga.
3) Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya mengembangkan dan pemeliharaan

Bab III
Metodologi Penelitian
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini deskriptif kualitatif yaitu memberikan
penjelasan atau diskripsi tentang permainan gobag sodor.
Gambar permainan gobag sodor
1) Cara Bermain
Cara memainkan ular naga adalah anak-anak berjumlah 5-10 orang berkumpul menjadi satu
barisan, diantara barisan tersebut dipilih tiga anak yang bertubuh besar. Dua dari mereka akan
menjadi gerbang dengan saling berpegangan tangan ke atas seperti membuat terowongan, dan
satunya akan menjadi induk bagi barisan anak-anak lainnya. Yang menarik dari permainan ular naga
adalah ketika anak-anak berbaris melewati gerbang, mereka menyanyikan lagu:
Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itu yang dicari
Kini dianya yang terbelakang
Setiap lagu selesai akan ada satu anak yang tertangkap, tidak harus yang paling belakang
barisan, asalkan lagu selesai di bagian anak yang tepat di bawah gerbang. Setelah tertangkap, kedua
penjaga gerbang akan menanyakan kepada anak yang tertangkap. Jika dia menjawab salah maka
sudah diputuskan dia harus berdiri di belakang gerbang yang kanan atau kiri. Begitu seterusnya
sampai sang induk kehabisan barisan dan permainan selesai.
Dalam permainan ular naga selain terdapat kegembiraan bersama, permainan ini juga
mengajarkan untuk bersosialisasi dan kekompakan, saling membantu agar tidak terlepas gerak
meliuk sang ular naga. Saat berbaris menyerupai naga, anak-anak diajarkan untuk disiplin dalam
antrian. Tidak perlu berdesakkan karena mereka akan mendapat
C. Analisis data

Permainan ular naga adalah salah satu permainan tradisional yang ada di Indonesia, yang tidak
memerlukan alat dan bahan untuk memainkannya.

Permainan ini diberi nama ular naga karena permainan ini harus melibatkan banyak pemain yang
akan membentuk barisan yang memanjang mirip dengan tubuh naga yang panjang.
Namun, permainan ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah Nusantara. Pada dasarnya
cara bermainnya sama, tapi ada pula menggunakan nyanyian yang berbeda.

Seperti Slepdur (Sulawesi Utara), Wak Wak Kung (Betawi), Ancak-ancak Alis (Jawa Tengah), Sledor
(Jawa Timur), Curik-Curik (Bali), dor-Sledor (Madura), Toko-Toko Dian(Sulawesi Selatan), Oray-
Orayan (Sunda) dan masih banyak lagi.

1) Beberapa manfaat yang terkandung dalam permainan ular naga panjang


Permainan tradisional mengandung manfaat positif dan pemahaman moral jika dibanding dengan
permainan modern saat ini, Berikut ini adalah manfaat yang terkandung dalam permainan uar naga
panjang :
a) Mengembangkan keterampilan gerak dasar berlari dan reaksi
b) Permainan Naga Panjang merupakan salah satu permainan tradisional yang banyak melibatkan
motorik kasar disaat memainkannya seperti melangkahkan kaki, berjalan dan berlari serta menjaga
keseimbangan agar tidak terjatuh c) Dapat melatih kecermatan anak dalam menyelesaikan suatu
masalah.
d) Mengasah otak
e) Membantu proses perkembangan fisik dan psikis anak
f) Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak
Bab IV

Hasil Penelitian dan pembahasan


Permainan tradisional adalah permainan yang sangat murah dan mudah. Perbedaan yang
sangat mencolok antara permainan tradisional dengan permainan modern adalah aksi interaksi, di
saat anak-anak sekarang tergila-gila dengan dunia maya untuk mengekspresikan diri mereka dan
menjalin pertemanan melalui situs jejaring sosial seperti facebook atau twitter, anak-anak di jaman
dulu mengekspresikan diri dan karakter dengan alam, minat, dan teman sebaya secara langsung.
Berlari-larian, mandi hujan, perosotan di lumpur, mandi di kolam ikan yang keruh, dan memanjat
pohon jambu tetangga. Dari hal-hal yang masuk akal sampai yang melampaui batas imaginasi pun
dijalani dan tidak akan terlupakan.
Pada permainan modern seorang anak terbatas kemampuannya dalam hal melatih
ketangkasan dan ketrampilan tangan saja. Di samping itu pada permainan modern lebih mendidik
anak untuk bersikap malas dan tidak mau belajar berkreasi atau bahkan tidak memiliki semangat
kreatif karena permainan tersebut hanya bersifat instan. Sedangkan pada permainan tradisional ular
naga panjang dimainkan di ruang terbuka sehingga anak-anak terlibat secara langsung. Oleh karena
itu spontanitas, sportifitas dan kreatifitas anak lebih kelihatan.
Selain itu, permainan anak modern relatif mahal dan mengharuskan orang tua merogoh
kocek lebih dalam. Sangat berbeda dengan permainan ular naga panjang yang murah dan
kebanyakan memanfaatkan alat-alat dan bahan alam di sekitar. Sendal jepit yang di tumpuk-tumpuk
dan dilempar dengan batu saja sudah bisa menjadi sebuah permainan yang menarik. Dua batang
kayu bisa dipakai menjadi sebuah permainan yang dikenal sebagai permaianan pantak lele. Bahkan
permainan satu ini yaitu ular naga panjang lebih praktis dilakukan karena tidak memerlukan alat apa
pun. Kita hanya perlu teman bermain dalam jumlah agak banyak yang berbaris rapi sambil
memegang bahu, baju, atau pinggang teman mereka
Secara langsung dan tidak langsung, permainan ular naga panjang menjadi sebuah dunia
yang luar biasa yang tidak terlupakan dan mengandung nilai positif yang patut dikembangkan, seperti
berlaku adil, tidak curang, bersosialisasi dengan teman sebaya, menghargai teman sebaya, menjadi
kreatif, memanfaaatkan dan menjaga alam, bertanggung jawab, menghargai waktu, dan masih
banyak lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter yang terkandung dalam permainan
tradisional ular naga panjang meliputi: (1) Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri.

No Nilai Implementasi Dalam Permainan


1 Jujur Jika berada dalam kelompok yang mentas
mengakui jika tersentuh lawan atau melewati
batas mati. Dan jika berada dalam kelompok jaga
barisan, tidak berbuat curang dengan keluar dari
garis barisan.
2 Bertanggung Hal ini bisa dilihat saat penjaga gerbang yang
jawab bertanggung jawab melindungi pengikutnya dari
tangkapan penjaga gerbang lainnya
3 Sikap demokratis Hal ini bisa dilihat pada saat kedua penjaga
gerbang bertanya kepada anak yang mereka
tangkap untuk memilih siapa penjaga yang akan
dipilih anak tersebut.
4 Disiplin Anak-anak mematuhi ketentuan dan peraturan
dalam permainan ular naga panjang.
5 Kerja keras Anak-anak berusaha keras dalam penjagaan
gerbang saling memperebutkan anak-anak yang
berbaris di belakang mereka. Permainan akan
berakhir saat salah satu penjaga gerbang berhasil
memperebutkan semua pengikut dari penjaga
gerbang lainnya.
6 Percaya diri Ketika mulai bermain anak-anak tidak pernah
berpikir untuk kalah duluan, mereka yakin
terhadap kemampuannya untuk menang dan
dengan berani menghadapi lawan dalam
permainan.
(2) Nilai yang berhubungan dengan sesama.

No Nilai Implementasi dalam permainan


1 Sadar akan hak Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa
dan kewajiban yang menjadi hak diri sendiri dan orang lain serta
diri dan orang tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain dalam
lain permainan.
2 Patuh pada Sikap menurut dan taat pada aturan-aturan
aturan-aturan permainan serta keputusan bersama yang telah
sosial disepakati bersama dalam bermain.
3 Menghargai Menerima kekalahan dan menghargai
karya dan kemenangan tim lawan.
prestasi orang
lain
4 Demokratis Anak-anak berunding menentukan permainan
yang akan dimainkan, membagi anggota kelompok
dengan hompimpah dan menetukan kelompok
pertama yang mentas dengan suit antara ketua
kelompok.

2) Beberapa faktor yang mempengaruhi hilangnya permainan tradisional ular naga panjang
dikalangan anak-anak
Tidak ada yang bisa membendung kuat dan derasnya arus globalisasi dan
modernisasi.Kehadirannya tanpa pandang bulu bisa melibas semua hal. Permainan lawaspun berada
dititik liminal antara ada dan tiada di era ini.Banyak bermunculan permainan alat-alat elektronik
canggih, sehigga membuat para generasi muda untuk memakainya dan lupa akan permainan yang
ada didaerah tempat mereka.

Beberapa faktor yang mempengaruhi hilangnya permainan ular naga panjang :


 Sarana dan tempat bermain tidak ada
Salah satu faktor yang turut membantu percepatan punahnya permainan tradisional adalah
karena semakin hilangnya lahan-lahan terbuka (lapangan) yang biasa dijadikan tempat bermain dan
berkreasi bagi anak-anak. Lahan terbuka, selain sebagai area resapan air hujan yang baik juga
merupakan faktor kunci lestarinya permainan-permainan yang menurut sebagian orang sudah usang,
disamping itu pula adanya lapangan sebagai ruang publik mampu mendorong dan menciptakan
kreativitas yang ada dalam lingkungan tersebut. Dari miskinnya lahan bermain yang tersedia maka
akhirnya mereka mencari pilihan permainan yang lain, tentu saja dalam hal ini adalah rentalan
perangkat game yang modern.
 Adanya penyempitan waktu
Semakin kompleksnya tuntutan zaman terhadap anak yang semakin membebani menyebabkan
mereka sibuk dengan tuntutan disekolahnya. Dengan banyaknya tugas-tugas sekolah dan tuntutan
kurikulum yang semakin tinggi mengakibatkan waktu mereka tersita. Sehingga mereka lebih memilih
permainan instan yang tidak mengeluarkan banyak tenaga dan bisa dilakukan di rumah. Sekarang ini
banyak anak yang memiliki PS di rumah masing-masing.
 Permainan tradisional terdesak oleh permainan modern dari luar negeri dimana tidak memakan
tempat, tak terkendala waktu baik itu siang hari, pagi, sore ataupun malam bisa dilakukan, serta tidak
perlu menunggu orang lain untuk bermain.
 Terputusnya pewarisan budaya yang dilakukan oleh generasi sebelumnya dimana mereka tidak
sempat mencatat, mendata, dan mensosialisasikan sebagai produk budaya masyarakatnya kepada
generasi di bawahnya. Budaya instan yang sudah merasuk pada setiap anggota masyarakat
sekarang juga memberikan sumbangan hilangnya permainan tradisional. Kita selalu terlena oleh
budaya cepat saji, yang penting sudah tersedia dan siap “dimakan “ tanpa harus melalui proses.

3) Mengapa permainan tradisional (ular naga panjang) perlu dilestarikan?


Dalam kajian sosial budaya, permainan tradisional merupakan salah satu warisan budaya.
Dan warisan budaya memiliki keperluan untuk dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya. Unsur
inimerupakan sebuah sarana sosialisasi yang efektif dari nilai-nilai yang dipandang penting oleh suatu
masyarakat. Nilai–nilai ini kemudian dapat menjadi pedoman hidup, pedoman berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Permainan ular naga panjang sebenarnya mengandung banyak nilai fisolfisnya, yaitu yang
terwujud dalam fungsinya sebagai suatu media untuk menurunkan pesan-pesan budaya pada
generasi berikutnya. Selain itu permainan tradisional perlu tetap dilestarikan karena mempunyai
subtansi pembelajaran biologis, kogntif, dan sosioemosional pada anak. Ini sangat membantu proses
pengembangan fisik dan psikis anak.
4) Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kembali permainan ular naga
panjang :
 Dengan cara memperkenalkan kembali kepada anak, melalui kegiatan-kegiatan lomba baik
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan tempat tinggal.
 Membangun komunitas, kita bisa membangun komunitas di lingkungan masyarakat, hal ini membantu
untuk turut meletarikan permaianan gobag sodor maupun permainan tradisional lainnya.
 Mengadakan workshop permainan tradisional.
Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan penulisan karya tulis ini, maka dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional
ular naga panjang merupakan salah satu permainan daerah yang sangat mudah dan tidak perlu
mengeluarkan biaya, selain itu terdapat beberapa manfaat dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak, namun permainan ular naga
panjang ini telah di kalahkan oleh permaian modern.Faktor utama yang menyebabkan hilangnya
permainan tradisional adalah derasnya arus globalisasi dan modernisasi.Permainan tradisional
merupakan suatu media untuk menurunkan pesan-pesan budaya kepada generasi berikutnya oleh
karenanya perlu dilestarikan keberadaannya.Saatnya memandang permainan tradisional bukan
melulu sebagai permainan usang, akan tetapi proses pembelajaran yang terkandung di dalamnya
perlu kita renungi bersama.
B.Saran
Kita sebagai penerus bangsa harus tetap mencintai berbagai macam permainan tradisional
walaupun kita hidup di jaman yang modern tetapi kita tidak boleh meninggalkan permainan tradisional
yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita, selain itu kita harus menumbuhkan kembali
permainanan tradisional yang sekarang telah hilang di kalangan anak-anak.
Daftar pustaka
1. Sedyawati, E. (1999). Permainan Anak-anak sebagai Aspek Budaya. Editor: Krisdyatmiko. Dolanan
anak: Refleksi budaya dan wahana tumbuhkembang anak. Yogyakarta: Plan International Indonesia-
Yogyakarta dan LPM Sosiatri Fisipol UGM.
2. Krisdyatmiko, (1999). Dolanan anak: Refleksi budaya dan wahana tumbuhkembanganak. Yogyakarta:
Plan International Indonesia-Yogyakarta dan LPM Sosiatri Fisipol UGM
3. Iswinarti. (2005). Identifikasi permainan tradisional Indonesia. Laporan hasil survey. Malang: Fakultas
Psikologi UMM
4. Misbach, Ifa. 2006. Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan EdukatifDalamMenyumbang
Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.
5. http://judiamansaragih.blogspot.com/2012/10/permainan-gobak sodormargusinhadang.html
6. http://karanganspm.com/2010/11/21/langkah-melestarikan-permainan-tradisional/
7. http://pcillopmom.blogspot.com/2013/05/permainan-tradisional-bukan-permainan.html
8. blankblakaniipinfo.blogspot.com
9. http://pcillopmom.blogspot.com/2013/05/permainan-tradisional-bukan-permainan.html
10. http://www.umm.ac.id/id/seni-dan-budaya/28-budaya/umm-2411-pentingnya-melestarikan-kembali-
permainan-tradisional.html
11. http://dianfeunp.blogspot.com/2012/04/permainan-tradisional-gobak-sador.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai