Anda di halaman 1dari 14

LATIHAN UJIAN NASIONAL 2009-2010

PAKET 6
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mata Pelajaran : Sastra Indonesia
Kelas : XII Bahasa
Waktu : 90 menit
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 1 s.d. 3
Sudah beberapa hari Tanaka Tua berada di rumahku dalam kebisuan. Yang membuatku sedikit bisa
bersabar karena ia mau makan dan minum sehingga kesehatannya tidak terlalu terganggu. Aku tak tahu
apakah ia tidur atau tidak, sebab ketika aku berangkat tidur di kamarku ia masih duduk membisu di ruang
tengah. Dan ketika aku terbangun, ia sudah duduk lagi dalam keadaan seperti semula. Jika ia tidur juga,
tentunya ia mempunyai perasaan yang kuat sekali untuk bangun beberapa detik sebelum aku terbangun.
Mungkinkah ia tak tidur? Lalu aku jadi benar-benar penasaran permasalahan apa yang dipikirkannya
sehingga membuatnya berbuat aneh seperti itu? Duduk berhari-hari dalam kebisuan sementara aku
selalu mencoba mengusiknya setiap sebelum pergi kerja dan sepnjang waktu setelah pulang kerja
sampai sebelum tidur, tetapi tak juga berhasil.(Tanaka Tua, Herlino Soleman)

1. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
a. orang pertama
b. orang kedua
c. orang ketiga
d. orang pertama tunggal
e. orang ketiga jamak

2. Nilai sosial yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah ….


a. si aku yang bersabar dalam menghadapi sikap orang tua
b. sikap tidak mau mencampuri urusan orang lain
c. kepedulian si aku terhadap permasalahan orang lain
d. usaha keras si aku untuk menyelesaikan masalah Tanaka Tua
e. sikap diam dalam menyelesaikan masalah pribadi

3. Pembuktian bahwa latar peristiwa tersebut berlangsung di rumah ditunjukkan oleh kata ….
a. kamarku, ruang tengah, pulang kerja
b. makan, minum, tidur
c. pergi kerja, sepanjang waktu, kesehatannya
d. membisu, di ruang tengah, bangun
e. beberapa hari, duduk, penasaran

Kutipan berikut untuk soal nomor 4 dan 5


”Mbak... kok.... belum... diisi... semua?”
”Wah nggak tahu ya... saya juga baru sadar ini bungkusan sudah ada di sini seminggu kok...”
’Nggak pernah dibawa masuk?”
’Pernah sekali sama Pak Nono, tapi baru lima menit langsung ditaruh di sini lagi,” jawab resepsionis agak
gugup.
”Pak Nono lagi keluar kota?”
“...mmm”
”Eh... Slamet, mahasiswa gendut yang tadi telpon nyariin gue udah datang belum? Kasih aja
kuesionernya langsung, males gue ngurusin begituan nggak ada dueitnya.” Tiba-tiba terdengar suara dari
dalam kantor.
Ian menatap resepsionis sebentar, yang mendadak menunduk pura-pura sibuk.”Terima kasih ya, Mbak.”
Ian segera membereskan koesionernya dan langsung pergi tanpa bicara lagi, tanpa menengok lagi.
Sebentar pandangan Ian menangkap tulisan visi perusahaan yang terbaca dengan jelas:”Menjadi
perusahaan dunia yang melayani masyarakat dan ikut berperan serta dalam melestarikan ilmu
pengetahuan”
Ingin sekali Ian meludah saat itu (5cm, Donny Dhirgantoro)

4. Kutipan tersebut menggambarkan tokoh Pak Nono yang ...


a. suka membantu
b. tulus hati
c. materialistis
d. profesional
e. munafik
5. Watak tokoh Pak Nono dalam kutipan tersebut dideskripsikan melalui ...
a. deskripsi langsung oleh pengarang
b. penjelasan tokoh lain
c. kata-kata yang diucapkannya
d. percakapan tokoh lain
e. kata-kata yang diucapkan tokoh lain

Kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 6 dan 7


”Bagaimana ini Uda,” kata Khadijah pula,” perempuan seperti Hayati itu sudah sepantasnya untuk kita.
Rupa tak ada tolok bandingannya, peribahasanya amat tinggi, maklumlah orang kampung, adat kota
tidak pula kalah. Misalnya kalau jadi, bukan main keberuntungan kita.”
”Sebetulnya di dalam pergaulan seminggu itu, banyak benar perangainya yang menarik hati saya. Kalau
dapat kita minta, alangkah baiknya,” kata ibunya pula.
”Gadis kampung salahnya terlalu kaku kalau dibawa ke kota,” kata Aziz dengan suara lunak.
”Itu mudah diperbaiki. Kalau kita palut badannya dengan mas, diberi kesenangan yang memuaskan,
tentu dia akan berubah menjadi orang kota yang modern kelas,” kata Khadijah.
”Barangkali telah ada tunangannya!”
”Ah, tunangan, dia belum ada tunangan. Semasa di kampung dia bercinta-cintaan dengan orang
Mengkasar.’Anak mengaji’ yang tak tentu hilir mudiknya itu, kabarnya anak orang terbuang, mana boleh
jadi jodohnya.”
”Zainuddin tempo hari?”
”Itulah!”
(Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, HAMKA)

6. Konflik yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah ..


a. Aziz yang tidak menyukai gadis kampung.
b. Khadijah yang memaksakan kehendak pada Aziz
c. Gadis yang dibicarakan Aziz dan Khadijah sudah bertunangan.
d. Zainuddin yang tukang mengaji
e. Aziz yang ragu-ragu atas tawaran Khadijah.

7. Penyebab konflik tersebut adalah ....


a. Khadijah meminta kepastian tentang Hayati.
b. Ibunda Aziz menyetujui permintaan Khadijah.
c. Aziz tidak menyukai Hayati.
d. Aziz tidak menyukai gadis kampung.
e. Aziz masih ingin tahu banyak tentang Hayati

Kutipan hikayat berikut untuk soal nomor 8 dan 9!


Maka segala orang banyak bercakap-cakap di kedai itupun meninggalkan kedainya, lari masuk ke
dalam kampung. Maka gemparlah negeri Bintan itu, terlalu banyak huru-hara: orang pun lari tiada
berketahuan. Maka kata orang lari itu :’”Hai Hang Tuah, hendak matikah engkau tiada lari masuk ke
kampung?”
Maka kata Hang Tuah sambil membelah kayu, katanya :”Apakah dikatakan orang mengamuk sekian
ini, bukan negeri tiada berhulubalang dan penggawa akan mengembari, di sana ia juga mati dibunuh
orang.”
Di dalam berkata-kata itu, maka dilihat oleh ibu Hang Tuah, orang mengamuk itu datanglah berlari
dengan terhunus kerisnya menuju Hang Tuah. Maka ibunyapun berteriak di atas kedai, katanya :”Hai
anakku, segeralah naik ke atas kedai dulu.”
Apabila Hang Tuah mendengar kata ibunya demikian itu, maka Hang Tuah pun berbangkit berdiri,
serta memegang hulu kapaknya menantikan amukan orang itu. Maka orang mengamuk itupun datanglah
ke hadapan Hang Tuah serta ditikamnya dada Hang Tuah, dipertubi-tubikannya. Maka Hang Tuah pun
melompat menyalahkan tikaman orang itu. Maka diparangnya oleh Hang Tuah kepala orang itu dengan
kapaknya, kena kepalanya, bela dua lalu mati. Maka segala orang banyak itu pun semuanya heran,
melihat laku Hang Tuah itu membunuh orang mengamuk itu dengan kapak. Maka kata seorang budak
:”Inilah akan menjadi Hulubalang yang besar pada Tanah Melayu ini.”

8. Isi kutipan hikayat tersebut adalah ....


a. Hang Tuah yang sedang membelah kayu tiba-tiba diserang orang gila.
b. Hang Tuah berhasil membunuh orang yang sedang mengamuk.
c. Rakyat ketakutan karena hulubalang tidak ada yang bisa mencegah amukan orang.
d. Hang Tuah mengejek para hulubalang raja yang tidak menjaga rakyatnya.
e. Seorang tak dikenal sedang mengamuk di jalanan.

9. Nilai sosial yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut adalah ...
a. Hulubalang bertugas menyelamatkan rakyat.
b. Orang harus berani melawan kejahatan.
c. Mendahulukan keselamatan orang banyak.
d. Seorang ibu sudah sewajarnya mengkhawatirkan anaknya
e. Kampung sebagai tempat untuk menyelamatkan diri.

Kutipan drama berikut untuk menjawab soal nomor 10 s.d. 12


54. Juragan : Bu Nur, Bu ...
55. Bu Nur : Iya… e…. Juragan. Mari silakan duduk.
56. Juragan : Nggak perlu, aku cuma sebentar. Mana janjimu? Ini sudah lewat waktu? Bayar utangmu
atau kusita gubug reyotmu ini!
57. Bu Nur : Sabar, sabar dulu Gan. Saya bisa menjelaskan.
58. Juragan : Aku nggak butuh penjelasanmu, tapi utang harus dibayar. Paham?
59. Bu Nur : Tolong, Juragan, pahamilah keadaan daangan saya yang lagi seret. Boro-boro bayar
utang, buat makan saja susah> Casi saya kelonggaran waktu barang satu minggu.
60. Juragan : Enak saja ngomongnya, nggak ada seminggu. Pokoknya dala tiga hari kala sampeyan
tidak bayar utang, Bu Nur harus mengosongkan tempat ini. Mengerti!

10. Watak tokoh Juragan dalam kutipan drama tersebut adalah ...
a. penyabar
b. suka menolong
c. suka memaksa
d. tegas
e. pemarah

11. Dialog yang menunjukkan bahwa suasana penuh dengan kemarahan adalah nomor ...
a. 56
b. 57
c. 58
d. 59
e. 60

12. Masalah yang diungkapkan dalam kutipan tersebut adalah ....


a. perjanjian jual beli
b. angsuran pinjaman
c. penyitaan rumah
d. masalah ekonomi
e. hutang piutang

Kutipan puisi berikut untuk soal nomor 13 s.d. 15


BERDIRI AKU

Berdiri aku di senja senyap


Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Merjulang datang ubur terkembang

Angin pulang menyejuk bumi


Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-alun di atas alas

Benang raja mencelup ujung


Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak

Dalam rupa mahasempurna


Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju
(Amir Hamzah, Buah Rindu)

13. Puisi tersebut mengungkapkan ...


a. kerinduan
b. kesedihan
c. kesepian
d. kesunyian
e. kekaguman

14. Larik yang melambangkan sesuatu yang bersifat mistik/religius adalah ...
a. berdiri aku di senja senyap
b. dalam rupa mahasempurna
c. angin pulang menyejuk bumi
d. elang leka sayap tergulung
e. lari ke gunung memuncak sunyi

15. Larik pertama bait kedua puisi di atas menggunakan majas yang sama dengan kalimat ...
a. Pengemis itu berpakaian seperti layaknya seorang pangeran.
b. Angin berteriak-teriak memanggil burung-burung di udara
c. Bunga-bunga bermekaran di taman bunya.
d. Kalahkan saja rayuan kupu-kupu malam itu.
e. Tubuhnya menawan bagai seekor burung merak.

16. Cermatilah pantun berikut!


Naik andong keliling Tamansari
Janganlah lupa membeli meja
...
...
Larik yang tepat berupa isi untuk melengkapi pantun tersebut adalah ...
a. Jangan bohong pada diri sendiri
Kalau cinta katakan saja
b. Ingat-ingat nasehat bibi
Kalau jalan lewat sebelah kiri
c. Jika lupa membeli meja
Berbeloklah ke taman pintar
d. Di tamansari banyak turis
Pastilah mereka orang-orang kaya
e. Negeri indah penuh dengan dewi
Tempat mandi para bidadari

Kutipan novel berikut untuk soal nomor 17 s.d. 19


Asnah menentang mata Asri tenang-tenang. Maka nyata kepadana, bahwa apa yang diucapkannya itu
tiada luput daripada desakan perasaan sesal, kesal, dan marah. Kasihan … gadis yang budiman itu pun
berkata dengan ramah dan manis,”Kalau pendirian kakanda sudah setegas dan setetap itu, apa juapun
takkan dapat menggelisahkan hati dan meragukan pikiran kakanda. Saya percaya, bahwa kak aniah
lama kelamaan tentu akan menurut segala kehendak kakanda dengan cintakasihnya. Asal kakanda
sabar… Nah, sekarang mari kita naik ke rumah pula. Tadi makcik tengah memasak makanan, yang
menerbitkan air selera kakanda selama ini. Ibu menanti-nantikan kakanda akan makan bersama-sama,
duduk sehamparan. Itu pun jira kakanda ingin menéela-nyela cara santap berdulang di istana pengantin
dengan kebiasaan kita itu.’
“Ha, ha, ha, sungguh pandai engkau menggembirakan hti rusuh, Adikku,” ujar Asri, seraya bangkit dari
kedudukannya.
(Salah Pilih, N.St. Iskandar)

17. Kutipan di atas yang menggambarkan watak Asnah ádalah …


a. Maka nyata kepadana, bahwa apa yang diucapkannya itu tiada luput daripada desakan perasaan
sesal, kesal, dan marah
b. Kalau pendirian kakanda sudah setegas dan setetap itu, apa juapun takkan dapat
menggelisahkan hati dan meragukan pikiran kakanda.
c. Saya percaya, bahwa kak aniah lama kelamaan tentu akan menurut segala kehendak kakanda
dengan cintakasihnya
d. “Ha, ha, ha, sungguh pandai engkau menggembirakan hti rusuh, Adikku,” ujar Asri, seraya
bangkit dari kedudukannya.
e. Kasihan … gadis yang budiman itu pun berkata dengan ramah dan manis

18. Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan informasi dari kutipan di atas ádalah …
a. Asnah adalah kakak dari Asri
b. Asri mempunyai istri bernama Aniah
c. Asnah sedang bermasalah dengan Aniah
d. Asri adalah gadis yang budiman.
e. Ibu tengah memasak makanan.

19. Dalam kutipan di atas terkandung nilai-nilai ....


a. Sosial
b. moral
c. budaya
d. religius
e. pendidikan

Perhatikan kutipan cerpen berikut ini!


Dia mengangkat muka. Matanya sembab.
“Saya minta maaf, Pak! Saya tidak tahu harus ngomong sama siapa lagi. Saya takut sekali.”
“Ada apa?”
Dia diam. Pelan sekali ucapannya keluar sebelum pecah tangisnya.”Saya hamil, Pak!”
“Apa?”
“Saya hamil!”
Aku diam. Dadaku bergemuruh. Di sekolah dia dikenal sebagai anak kesayanganku. Di sekolah aku
selalu membelanya. Kini dia hamil. Gila!!
“Kenapa kaulakukan ini?”
“.... Ibu saya yang selalu marah-marah tanpa tahu masalah saya. Ayah tiri saya yang diam-diam selalu
mengejar-ngejar saya, memaksa saya. Saya harus segera pergi dari rumah.”
“Lalu?”
“Tak ada jalan lain. Saya sudah sepakat dengan Doni. Satu-satunya jalan adalah saya harus hamil!”

20. Kalimat yang tepat untuk mengisi bagian rumpang pada kutipan di atas adalah ...
a. Saya tidak sengaja melakukannya.
b. Saya tak tahan lagi di rumah
c. Doni memaksa saya.
d. Saya tidak tahu
e. Saya sangat mencintai Doni

Teks berikut untuk menjawab soal nomor 21 s.d. 24


Perhatikan puisi berikut ini!
BALADA TERBUNUHNYA ATMO KARPO
(WS Rendra)

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi


Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan itu


Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri

Satu demi satu yang maju terhadap darahnya


Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.

---Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!


Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa.

Anak panah empat arah dan musuh tiga silang


Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.

---Joko Pandan! Di mana ia!


Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Bedah perutnya tapi masih setan ia


Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala

Joko Pandan! Di manakah ia!


Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan


Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.

Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka


Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah

Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang


Ia telah membunuh bapanya.

21. Makna yang tidak sesuai dengan kata-kata kias yang tercetak miring pada puisi di atas adalah ....
a. Si aku mengganggap bahwa orang yang mengepungnya tidak berguna.
b. Si aku menunjukkan rasa tidak takut pada musuhnya
c. Si aku menganggap enteng musuh-musuhnya
d. Si aku menyepelekan senjata yang dibawah musuhnya.
e. Si aku kehilangan akal sehat

22. Isi puisi di atas adalah ...


a. Seorang perampok bernama Atmo Karpo berperang melawan penduduk desa karena ketahuan
merampok.
b. Pertarungan antara seorang ayah bernama Atmo Karpo dengan anaknya yang bernama Joko
Pandan.
c. Atmo Karpo ingin membalaskan dendamnya pada Joko Pandan.
d. Atmo Karpo merupakan seorang perampok yang tangguh
e. Terbunuhnya perampok sadis oleh penduduk desa

23. Amanat dalam puisi tersebut adalah ....


a. Janganlah ragu-ragu dalam menegakkan kebenaran.
b. Lawanlah siapa saja yang menjadi musuh Anda tanpa pandang bulu.
c. Hormatilah orang tuamu walaupun ia berbuat salah.
d. Ampunilah kesalahan orang lain yang meminta ampun
e. Janganlah membunuh orang-orang tidak bersalah.

24. Nilai yang paling dominan tercermin dari puisi di atas adalah...
a. sosial
b. moral
c. agama
d. pendidikan
e. kekeluargaan

Teks berikut untuk soal nomor 25 dan 26


Perhatikan penggalan cerpen berikut!
Menurut berita, guru ngaji kami Kang Mashudi adalah pengantin pertama. Kami yakin sesaji yang akan
dibawa ke punden lebih banyak dan mewah. Kang Mashudi anak tunggal dan orang tuanya termasuk
orang kaya. Begitu juga dengan Mbak Sholikhatun calon istrinya. Kami telah bersepakat merayakan hari
jadi guru ngaji kami di punden. Bahkan ketika tinggal satu minggu lagi, setiap berkumpul kami hanya
membicarakan hari perkawinan guru ngaji kami.
Suatu hari berita yang mengecewakan datang pada kami.
”Wah, kita tidak jadi pesta besar!” kata Sutarjan pada suatu siang di punden.
Sutarjan adalah teman kami yang paling besar.”Kabarnya Kang Mashudi mau jadi pengantin asal tidak
diarak dan dipertemukan di punden!” lanjutnya tampak sedih.
”Lho, memangnya kenapa Jan?” sambung kami setengah terkejut mendengar berita sedih itu.
”Kata Kang Mashudi, itu perbuatan musrik, karena menduakan Tuhan! Sebagai orang Islam kita tidak
boleh percaya dengan dayang!”
”Apa tidak marah Mbah Dayang nanti, kalau Kang mashudi begitu?” tanyaku, yang selama ini paling
banyak tahu tentang dayang desa.
”Aku tidak tahu. Kata Mbah Muslik, kalau Kang Mashudi tidak diarak keliling punden, setelah itu akan
terjadi pagebluk, atau waba penyakit yang membawa kematian,” sambung Sutarjan. (Robohnya Punden
Desa Kami, Dra. Varuni Dian Wijayanti)

25. Nilai budaya dalam kutipan tersebut yang masih dianut masyarakat setempat adalah ....
a. Mempercayai adanya dayang adalah perbuatan musrik.
b. Seorang pengantin di desa harus dipertemukan di punden dan diarak keliling punden.
c. Kebiasaan merayakan pesta dengan sesaji yang banyak dan mewah.
d. Wabah penyakit atau pagebluk merupakan kutukan dari Tuhan.
e. Kebiasaan membicarakan orang yang mau menikah.

26. Amanat yang sesuai dengan isi kutipan tersebut adalah ...
a. Menghargai sesuatu yang telah dikeramatkan oleh masyakarat membuat orang terhindar dari
mara bahaya.
b. Setia pada keyakinan agama harus senantiasa dipegang teguh.
c. Mempercayai tradisi ada baiknya juga.
d. Untuk mecegah pagebluk sebaiknya kita taat dengan tradisi masyarakat.
e. Sebagai orang Islam kita tidak boleh percaya pada dayang.

Perhatikan resensi novel berikut!


Jika kita cermati perjalanan hidup Lantip dan pemahamannya tentang makna kepriyayiannya,
tampaknya Umar Kayam memang mau membenturkan konsep kepriyayian yang ditawarkannya dengan
fenomena yang hidup dalam masyarakat priyayi konservatif dewasa ini. Masyarakat priyayi konservatif
dewasa ini sering mengedepankan simbol kepriyayiannya dalam sikap dan kata-kata setengah arogan.
Akibatnya, justru para priyayi konservatif ini memiliki jarak dengan masyarakat sekitarnya, atau mungkin
memang priyayi konservatif sengaja mengambil jarak dengan masyarakat untuk menunjukkan bahwa
dirinya adalah kalangan priyayi.

27. Unsur yang dibahas dalam resensi novel di atas adalah ...
a. tokoh
b. penokohan
c. alur
d. latar
e. tema

Kutipan berikut untuk soal nomor 28 dan 29.


Perhatikan kutipan naskah drama berikut!
Ibu : O... iya adik ini siapa, Run? Ibu malah belum dikenalkan....(Bapak kembali siuman)
Bapak : Run...Run....
Jirun : Bapak sudah siuman, bangun ya, Pak!
Bapak : (Masih gemetaran dan bekeringat dingin). Sudah dapat kerja kamu Nak? (belum sempat
menjawab sudah dipotong ibu)
Ibu ; Mestinya sudah to, Pak! Ya kan, Run?
Jirun : (tidak segera menjawab( Saya lanjutkan yang tadi, ini Ridwan, anak Bandung (Ridwan menyalami
kedu orang itu).
Bapak : Temanmu to, Nak?
Ibu : Mestinya iya to! Gimana sih, Bapak!
Jirun : Bukan, Pak, Bu!
Ibu : Lha terus dia ini siapa? Babu kamu? Karyawan kamu? Atau ajudan kamu?
Jirun : Bukan! Dia pasanganku!
Bapak : Ha!!!! Sisihanmu cah lanang?
Jirun : Iya Pak, Bu! Benar, kami sudah menikah dua bulan yang lalu. Maaf kalau saya mengecewakan
Bapak dan Ibu.
Bapak : Oalah bu, aku sudah di-PHK, anakku kok malah kayak gini. Kita ini .... (pingsan)

28. Peribahasa yang tepat untuk melengkapi dialog terakhir kut5ipan drama di atas adalah ...
a. besar pasak daripada tiang
b. bagai pungguk merindukan bulan
c. sudah jatuh tertimpa tangga
d. air beriak tanda tak dalam
e. seperti katak dalam tempurung

29. Judul yang sesuai dengan isi kutipan drama di atas adalah ...
a. Anak Durhaka
b. PHK
c. Tragedi Jirun dan Ridwan
d. Anakku oh Anakku
e. Perkawinan

Perhatikan kutipan berikut!


“Pak Agus, bisa ke kantor saya sebentar!” sapa Bu Ning.
“Sekarang, Bu?”
“Ya!”
Tanpa prasangka aku masuk ruang kepala sekolah.
Sejenak Bu Ning diam. Aku juga diam.
“Begini, Pak! Saya dilapori oleh seorang guru, katanya Bapak punya hubungan khusus dengan Rini!”
kata Bu Ning penuh selidik. “Apakah benar?”
“Maksudnya?”
Bu Ning diam sejenak.
“Apakah benar anak yang ada di rahim Rini adalah hasil hubungan dengan Bapak?”
Merah padam. Gila, permainan apa lagi ini. Nafasku sesak. Mataku menyala.
“Apa-apaan ini, Bu?” kataku dengan nada meninggi. “Permainan apa lagi yang dilakukan oleh
sekolah ini!”
“Sabar, Pak! Saya cuma mengkonfirmasi sebelum diadakan rapat dewan guru!” kata Bu Ning agak
pelan. “Bapak bisa menjelaskannya di depan dewan guru!”
“Tapi ini gila, Bu. Ini keterlaluan! Fitnah!”
“Sudahlah, Pak! Saya paham kok masalah Anda. Semua lelaki sama saja.”

30. Dialog yang tepat untuk memperbaiki bagian yang sumbang (yang dicetak miring) pada kutipan
drama terebut adalah ...
a. Sudahlah, Pak! Kalau memang hal itu benar, sangat bijaksana kalau Bapak segera membuat
surat penguduran diri.
b. Sudahlah, Pak! Jika memang informasi itu salah, Bapak tidak usah khawatir. Saya yakin dewan
guru sangat bijaksana dan menjunjung tinggi kebenaran!
c. Saya kira tidak ada yang memfitnah Bapak. Bukti-bukti sudah jelas.
d. Rini kan dekat dengan Bapak. Jadi wajar jika guru-guru mencurigai Bapak.
e. Sudahlah, Pak! Jika memang informasi itu salah, Bapak tidak usah khawatir. Saya yakin dewan
guru juga memiliki bukti-bukti yang kuat tentang Bapak.

Perhatikan kutipan teks berikut!


Lalu untuk apa Chairil mengabdikan hidupnya? Dari sajaknya Hukum, ini tidak jelas, juga dari sajak yang
sebelumnya, Semangat. Hanya dikatakan di sana, bahwa dia tak mau hidupnya dicampuri oleh orang
lain, bahwa kemerdekaannya sebagai individu adalah mutlak, meskipun untuk itu dia harus membayar
dengan penderitaan. Barangkali, kalau pertanyaan tadi mau dijawab juga, dapat dikatakan bahwa bagi
Chairil, kemerdekaan adalah lebih tinggi dari pada kehidupan itu sendiri.

31. Hal yang diungkapkan dalam kutipan esai di atas adalah ....
a. Chairil berpandangan bahwa kemerdekaan sebagai individu adalah mutlak.
b. Chairil tidak mengabdikan hidupnya pada siapa-siapa.
c. Dalam sajak Hukum dan sajak Semangat terlihat jelas sikap hidup Chairil.
d. Bagi Chairil kemerdekaan lebih tinggi daripada kehidupan.
e. Kemerdekaan Chairil harus dibayar dengan penderitaan

Perhatikan ilustrasi berikut ini!


Pak Sukar adalah seorang karyawan swasta. Gajinya tidak terlalu besar. Dia memiliki tiga anak
perempuan yang suka berdandan. Istrinya juga suka berbelanja di mall. Untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, Pak Sukar selalu membawa barang dagangan berupa kelapa dan beras setiap kali
berangkat kerja. Barang dagangan tersebut disetor ke beberapa warung sepanjang jalan menuju tempat
kerjanya. Ketika pulang, ia juga membeli beberapa baran dagangan dari kota untuk dijualnya kembali di
desa. Dengan cara itu, walaupun gajinya sedikit, ia masih tetap mampu memenuhi kebutuhan
keluarganya.

32. Ilustrasi tersebut sesuai dengan peribahasa ...


a. Besar pasak daripada tiang
b. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
c. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.
d. Alah bisa karena biasa
e. Air beriak tanda tak dalam

Perhatikan puisi berikut!


SELAMAT MALAM BUKU
selamat malam saman,
izinkan aku tidur sekarang,
soalnya besok pagi ada ulangan,
aku harus mengingat-ingat seluruh kata guruku,
dan itu hanya bisa kulakukan dalam mimpi.

buku yang bernama saman itu


.................................
“Khan percakapan kita baru setengahnya.
tapi apa boleh buat.
demi masa depanmu”
Lalu buku itu melompat ke rak,
bercanda dengan supernova, tanya khabarnya diva.
“Kabarnya tuanmu sudah kawin, ya!”
“Dia khan terserang virus lajang, masak kawin!”
Lampu mati. Pelajaran dimulai.

33. Larik yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang sehingga terbentuk majas personifikasi adalah ...
a. mengangguk-anggukkan kepala
b. Jatuh di lantai dengan keras
c. Seperti menari-nari kegirangan
d. Berisi sejuta cerita indah tentang cinta
e. Dengan sampul usang dan berdebu
Perhatikan penggalan cerpen berikut ini!
Entah kapan persisnya Nayla mulai tidak bersahabat dengan waktu. Waktu bagaikan seorang pembunuh
yang selalu membuntuti dan mengintai dalam kegelapan. Siuap menghunuskan pisau ke dadanya yang
berdebar. Debaran yang sudah pernah ia lupakan rasanya. Debaran yang satu tahun lalu menyapanya
dan mengulurkan persahabatan abadi, hampir abadi, sampai ketika sang pembunuh tiba-tiba muncul
dengan sebilah belati. (Waktu Nayla, Djenar Maesa Ayu)

34. Gaya penceritaan yang tercermin dalam penggalan cerpen tersebut adalah …
a. diaan terbatas
b. diaan serba tahu
c. akuan sertaan
d. akuan taksertaan
e. sudut pandang mental

Perhatikan beberapa bait puisi berikut!


(1)Barang siapa tidak memegang agama
Sekali-kali tiada bioleh dibilangkan nama
(2) Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan teganya tiada menyalah
(3)Barang siapa mengenal dunia
Tahulah dia barang terpedaya
(4)Beri aku segelas air putih
Sekedar pelepas dahaga ketika sedih
(5)Barang siapa yang mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudarat

35. Puisi yang bukan gurindam adalah ....


a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)

Perhatikan penggalan cerita berikut!


Pada suatu hari hujan turun di pegunungan. Tetapi di lembah hanya mendung sehingga aku berjalan
tanpa payung ke sekolah melalui jalan sawah. Sekali ini aku tidak bisa berjalan menyeberangi banjir. Aku
harus berenang. Jika berjalan dalam air, pakaian dan sepatu bisa kupegang sehingga tidak turut basah.
Tetapi jika berenang, sukarlah membawanya melewati arus yang sangat deras. Untung sungai itu tidak
begitu lebar. Aku mendapat pikiran untuk melempar lebih dahulu sepatuku, kemudian pakaian-pakaianku,
kecuali pakaian dalam (Gerson Poyk).

36. Unsur intrinsik yang paling dominan dalam penggalan cerpen di atas adalah..
a. tokoh
b. penokohan
c. alur
d. latar
e. amanat

37.
Kata di atas jika ditulis dalam aksara Latin berbunyi ...
a. cerdas
b. kisah
c. kekasih
d. pisang
e. tangkas

38.
Kata di atas jika ditulis dalam aksara Latin berbunyi ...
a. pantai
b. santai
c. lantai
d. tupai
e. gulai

39.
Kata di atas jika ditulis dalam aksara Latin berbunyi ...
a. Mahir
b. Kafir
c. Fakir
d. Mandir
e. Mikir

40.
Kata di atas jika ditulis dalam aksara Latin adalah ....
a. pisau
b. permata
c. jika
d. jiwa
e. perahu

KUNCI JAWAB

1. A
2. D
3. A
4. C
5. C
6. E
7. A
8. B
9. C
10. D
11. C
12. E
13. C
14. B
15. B
16. A
17. E
18. B
19. A
20. B
21. E
22. B
23. A
24. B
25. B
26. E
27. E
28. C
29. D
30. B
31. A
32. C
33. A
34. B
35. D
36. D
37. E
38. C
39. A
40. D
14

Anda mungkin juga menyukai