No. : 05
Kelas : VIII A
IDENTITAS KARYA
Kategori : Film
ORIENTASI
Hmmm, "Terlalu Tampan" judulnya sangat menarik sekali. Ya, film ini adalah sebuah film yang
diadaptasi dari cerita fiksi Webtoon yang kala itu ceritanya sangat Booming dikalangan anak
muda. Cerita ini dibintangi oleh beberapa artis pendatang baru dan senior misalnya saja Ari
Irham (sebagai Mas Kulin), Nikkita Willy (sebagai Amanda), Calvin Jeremi (sebagai Kibo),
Rachel Amanda (sebagai Rere), Iis Dahlia (sebagai Bu Suk), dan masih banyak lagi. Mas Kulin
ini adalah anak yang memiliki ketampanan yang tidak tertandingi, sampai sampai semua
perempuan akan pingsan jika melihat Mas Kulin ini. Sedangkan Amanda (Nikita Willy) adalah
perempuan kalangan elite di sekolahnya yang memang menyukai Mas Kulin dari awal. Amanda
ini juga dikenal sebagai Ratu Sekolah sekaligus model terkenal di kotanya itu.
Awal ceritanya, terakhirlah anak dari Ibu Suk dan Pak Archewe yang sangat tampan tak
tertandingi. Karena ketampanannya itu, lalu mereka berdua akhirnya menamainya dengan nama
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino yang artinya "Cinta tumbuh karena sudah terbiasa". Nah,
karena namanya terlalu panjang, maka mereka berdua memanggilnya dengan Mas Kulin. Karena
ketampanannya itu, Mas Kulin sampai tidak berani keluar rumah. Bu Suk dan Pak Archewe pun
khawatir dengan keadaan Mas Kulin, sehingga mereka pun memutuskan untuk
menyekolahkannya di SMA Horridson (SMA khusus laki-laki). Namun, di SMA ia menjadi
bahan bulian oleh Dimas Danang (berperan sebagai Sidi) dan kawan-kawan se-gengnya.
Suatu saat, ia diperintahkan oleh Sidi untuk menyusup ke SMA khusus wanita (SMA BBM) dan
ditemani oleh Kibo. Tak disangka, ketampanannya terpublikasikan dan akhirnya banyak
perempuan SMA BBM yang pingsan karena ketampanan Mas Kulin itu, salah satunya adalah
Amanda. Namun, saat Mas Kulin dan Kibo kabur, mereka bertemu dengan kawan Kibo yaitu
Rere, yang membuat Mas Kulin tahu apa arti cinta yang sebenarnya. Tetapi, ibarat pepatah
"ekspektasi tak sesuai dengan realita", di akhir cerita, jodoh Mas Kulin tak lain adalah Amanda.
EVALUASI
Secara keseluruhan film ini memiliki daya tarik yang tinggi dengan kisahnya yang imajinatif
tapi tidak terlalu fiktif. Film ini juga memiliki ciri khas tersendiri yang dapat membedakannya
dengan genre film sejenisnya. Apalagi perihal hal yang konyol yaitu tentang "Gejala Terlalu
Tampan". Pemilihan tokohnya juga sangat tepat, karena Ari Irham memang bisa dibilang terlalu
tampan dan Nikita Willy yang pribadinya cantik bak ratu. Namun, cerita ini lebih membawa
penonton dalam konteks "terhibur" saja. Pada konteks penempatan moralnya masih sangat
minim. But, over all very good
PENILAIAN
Dengan semua keunikan dan kekonyolan temanya, tentu film ini sangat cocok untuk ditonton
oleh para remaja yang sedang dalam masa "berbunga-bunga". Film ini dapat menginspirasi para
pemuda untuk lebih PD terhadap keadaan fisiknya, tidak peduli apa kata orang, kita tetap
cantik/tampan bagi orang yang tepat untuk kita.
Nama : THERESIA SELVI P
No. : 26
Kelas : VIII A
IDENTITAS KARYA
Judul : Mariposa
ORIENTASI
Mariposa adalah sebuah Novel sekaligus Film yang baru-baru ini menjadi tranding dan bahan
perbincangan banyak penggemar film. Film ini dibintangi oleh Angga Yunanda (sebagai Iqbal)
dan Adhisty Zara JKT48 (sebagai Acha). Selain itu film ini dibintangi juga oleh beberapa aktris
dan aktor terkenal seperti Junior Roberts, Syakir Daulay (Presiden Ijo Tomat), Dania Salsabila,
Ariyo Wahab, dan juga Abun Sungkar. Secara umum, film ini bercerita tentang perjuangan Acha
untuk mendapatkan hati Iqbal (Si Batu). Iqbal ini berkarakter pendiam, jutek, dan juga datar
sehingga Acha harus memakai kekuatan ekstra agar bisa mendapatkan Iqbal. Sampai-sampai,
Acha rela berpindah sekolah, ke sekolahnya Iqbal agar bisa bertemu dengan Iqbal, sang pujaan
hati. “Dari awal Acha pindah ke sekolah ini, lihat Iqbal satu detik di perpustakaan aja langsung
suka sama Iqbal," katanya Acha saat pindah ke sekolah Iqbal.
TAFSIRAN
Jujur saja, film ini sangat membawa aura ketenangan dan keceriaan bagi penonton yang melihat
film ini. Alur yang dibuat pun sangat konkret dan mudah di cerna. Yang paling disukai penonton
adalah penggunaan dialog yang inspiratif dan menggemaskan pada setiap adegannya. Misalnya
saja saat Acha mulai geram dengan kelakuan Iqbal yang seperti batu yaitu ". "Susah ternyata
kalau suka duluan sama orang. Selain sabar, harus siap sakit hati juga". Kalimatnya mudah
dipahami dan sangat familiar dengan jiwa-jiwa anak muda.
EVALUASI
Dalam beberapa dialognya, terdapat kata-kata yang merujuk ke kajian ilmu pengetahuan karena
diketahui bahwa mereka berdua (Iqbal dan Acha) adalah anak sekolah yang termasuk cerdas.
Namun, terkadang dialog tersebut dibarengi dengan candaan sehingga penonton akan terfokus
ke candaannya. Itu saja kekurangan dari film ini, pada aspek lain semuanya "The Best".
RANGKUMAN
Sebagai penutup, saya ingin mengatakan kalau film ini cocok ditonton oleh anak muda ataupun
orangtua. Anak kecilpun boleh menonton, hanya harus didampingi orang tua mereka. Banyak
pelajaran dan pengajaran yang bisa kita ambil dari film ini.
Nama : ANITA NUR P
No. : 05
Kelas : VIII A
IDENTITAS KARYA
ORIENTASI
Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting dikuasai. Apa lagi di masa
revolusi industri 4.0 literasi merupakan salah satu kuncian sukses atau tidaknya seseorang.
Membaca adalah alat utama untuk menguasai berbagai literasi yang dibutuhkan dalam
menghadapi era distruptif ini.
Buku ini ditulis oleh Prof. DR. Henry Guntur Tarigan yang berasal dari Linggajulu, Kabanjahe,
Tanah Karo, Sumatra Utara. Beliau pernah menjadi pengajar tetap pada FPBS-IKIP Bandung
dan dosen luar biasa dalam mata kuliah “Kemahiran Berbahasa Indonesia” pada Fakultas Sastra
Universitas Leiden, Belanda.
Salah satu karyanya yang hingga kini masih terus digunakan sebagai rujukan dari pembelajaran
Bahasa Indonesia adalah “Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa” yang akan diulas
pada ulasan ini.
SINOPSIS
Pada bab pertama buku, dijabarkan mengenai pembelajaran berbahasa yang mencakup:
menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Di sini juga dijelaskan mengenai pentingnya dan
keterhubungan antara berbagai keterampilan berbahasa tersebut bagi peserta didik atau
masyarakat umum.
Bab dua spesifik membahas mengenai membaca nyaring. Membaca nyaring adalah kegiatan
untuk menangkap informasi bersamaan dengan orang lain untuk memahami pemikiran yang
terdapat di teks bacaan. Hingga bab ini, penjelasan di dalamnya terhitung ditulis dengan singkat
dan mudah untuk dipahami.
Kemudian bab tiga berfokus pada membaca dalam hati yang merupakan cara individu untuk
benar-benar memahami apa yang disampaikan dalam teks bacaan. Selanjutnya pada bab
selanjutnya dilanjutkan oleh telaah isi dan dan diakhiri oleh telaah bahasa dalam membaca.
Pembaca akan dimanjakan oleh bagaimana buku ini mengungkapkan materi keterampilan
membaca dengan singkat namun tetap padat dan jelas. Buku membahas secara keseluruhan
mengenai keterampilan membaca dengan seksama.
EVALUASI
Kelebihan Buku
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan memiliki ciri khas dengan membuat buku seputar bahasa sesuai
dengan bidan ilmu yang dipelajarinya. Buku yang berjudul “Membaca Sebagai suatu
keterampilan berbahasa” karangan Prof. DR.Hendry Guntur Tarigan, memiliki bentuk yang
simple dan warna cover yang menarik penggunaan.
Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan memiliki ciri khas yang membuat buku pembelajaran bahasa
sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam mempelajari ilmu ini. Buku ini menggunakan bahasa
yang jelas dan tegas dan tidak segan-segan untuk mengulang beberapa penjelasan untuk
memastikan pembacanya benar-benar paham.
Kekurangan Buku
Sayangnya beberapa pemilihan kata atau diksi terasa masih terlalu berat untuk dipahami. Kita
harus sering membuka glosarium untuk memahami suatu istilah kebahasaan yang menggunakan
bahasa akademik atau istilah khusus keilmuan.
Padahal jika menggunakan istilah dan kata-kata yang sederhana, semua kalangan dapat
memahaminya dengan lebih mudah tanpa melihat glosarium. Namun hal ini bisa jadi kelemahan
atau justru kelebihan bagi kalangan tertentu, terutama untuk peserta didik yang sedang
menempuh pendidikan tinggi.
KESIMPULAN
Buku ini membahas keterampilan membaca secara komprehensif dan mendalam. Namun, tetap
menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Meskipun begitu, beberapa pemilihan kata agak sedikit menyulitkan terutama untuk pembaca
yang awam dalam ilmu kebahasaan. Namun hal tersebut tidak dapat disebut sebagai suatu
kekurangan, karena pada akhirnya buku ini adalah buku keilmuan yang membahas secara rinci
ilmu kebahasaan.