Anda di halaman 1dari 3

Penyimpangan demokrasi dari periode demokrasi parlementer hingga masa reformasi

Demokrasi merupakan bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Secara bahasa demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat,untuk rakyat dan oleh rakyat. Dalam demokrasi kekuasaan politik dibagi menjadi 3 pilar utama (trias politica) dalam menjalankan sistem pemerintahan yang diwujudkan dalam 3 lembaga negara; lembaga eksekutif,legislatif dan yudikatif. Di indonesia terdapat empat macam demokrasi yang pernah dilakukan yaitu demokrasi parlementer,terpimpin,pancasila dan masa reformasi. Sistem pemerintahan demokrasi sebenarnya merupakan bentuk sistem pemerintahan yang hampir ideal karena tidak ada sistem pemerintahan yang sempurna namun dalam pelaksanaannya mengalami beberapa penyimpangan antara lain sebagai berikut. 1. Demokrasi Parlementer Pada masa demokrasi parlementer yang dillaksanakan dari tahun 1945 sampai 1959 dimana pada rentang tahun itu telah berlaku berbagai macam Undang-undang (UUD 45,UUD RIS,UUDS 50) secara sistem konstitusional tidak mengalami banyak mengalami penyimpangan,salah satu dampak negatif pada penerapan demokrasi parlementer yaitu ketidakstabilan pemerintahan (kabinet sering berganti) yang merupakan dampak dari perbedaaan kepentingan anatr parpol di parlemen atau DPR karena memang kekuasaan tertinggi berada di tangan legislatif. Dengan adanya ketidakstabilan pemerintahan timbullah ketidakpuasan rakyat sehingga banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan di tiap-tiap daerah contohnya gerakan separatis DI/TII Kartosoewiryo di Jawa barat, pemberontakan Andi Aziz di makasar, pemberontakan Kahar Muzzakar diSulawesi selatan dan berbagai pemberontakan lain. 2. Demokrasi Terpimpin Demokrasi terpimpin merupakan demokrasi yang lahir sebagai dampak kegagalan demokrasi parlementer sebelumnya,demokrasi ini muncul melalu dekrit presiden yang dikeluarkan oleh soekarno karena untuk menghindari i perpecahan persatuan yang timbul jika diterapkan demokrasi sebelumnya. Walau tujuan dari perubahan menjadi demokrasi terpimpin baik namun dalam pelaksanaannya mengalami penyimpangan,Contoh

penyimpangan mendasar yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh presiden Soekarno. Pada saat proses perubahan sistem demokrasi Soekarno memberikan amanat kepada konstituante tanggal 22 April 1959 tentang pokok-pokok Demokrasi Terpimpin sebagai berikut : a. Demokrasi Terpimpin bukanlah dictator dan Otoritier b. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia. c. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi di segala soal tatanan kenegaraan dan kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi dan sosial. d. Inti daripada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan sesuai dengan Pancasila pada Sila Ke-empat. e. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun diharuskan dalam Demokrasi Terpimpin Dari beberapa pokok-pokok yang telah disebutkan sendiri oleh Soekarno tersebut juga diselewengkan sendiri oleh soekarno. Pada poin yang pertama Demokrasi terpimpin bukanlah dicatator dan otoriter namun kenyataannya tidak sepenuhnya begitu,hal ini bisa dilihat dari pengadaan pemilihan umum yang hanya dilakukan sekali yaitu pada tahun 1955 namun dengan masa jabatan presiden yang tidak terbatas,alasan lain yaitu pada masa demokrasi ini presiden Soekarno dapat membubarkan DPR sehingga bisa dikatakan merupakan hal yang otoriter. Selain itu berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi, kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada Presiden. Poin kedua Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia juga mengalami penyimpangan dasar hidup atau filsafat hidup bangsa indonesia adalah Pancasila Sedangkan pada masa pemerintahan ini kekuasaan tertinggi ditangan presiden dan lemahnya kontrol oleh legislatif sehingga dalam pelaksanaannya terjadi penyelewengan terhadap nilai-nilai pancasila. Untuk poin ketiga tidak terjadi penyimpangan secara sistemnya namun melahirkan permasalahan dikemudian hari. Untuk poin keempat Inti daripada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan sesuai dengan Pancasila pada Sila Ke-empat juga mengalami penyimpangan hal ini dibuktikan dengan kewenangan presiden dalam menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta

pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen. Sedangkan untuk poin yang terakhir tidak mengalami penyimpangan namun karena ketidakpuasan beberapa pihak karena sistem pemerintahan yang dirasa terlalu berpusat pada satu orang saja (presiden) sehingga muncullah usaha perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 yang dikenal sebagai gerakan G30S/PKI yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia walau tujuan sebenarnya dari gerakan tersebut tidak salah juga. 3. Demokrasi Pancasila Demokrasi Pancasila dilakukan pada masa orde baru dimana Soeharto merupakan salah satu presiden yang berkuasa

Anda mungkin juga menyukai