Konflik yang berkepanjangan menimbulkan dampak mental berupa
trauma bagi korban dan masyarakat disekitar lokasi konflik. Salah satu dampaknya adalah timbulnya rasa ketakutan yang menyrbabkan trauma psikis atau stress sehinggamengganggu kesehatan mental Trauma Psikis
Trauma psikis ditandai dengan beberapa gejala seperti rasa
gelisah berlebihan, tegang dan cemas serta sakit kepala, emosional. Untuk melakukan pemulihan biasanya pemerintah dan LSM serta aktivis kemanusiaan melakukan pemulihan trauma melalui trauma healing Trauma Healing Dampak Sosial
Dampak social konflik dan kekerasan sebagai berikut
1. Terjadinya perubahan social dalam masyarakat 2. Disintegrasi masyarakat atau renggangnya hubungan antar kelompok 3. Menghidupkan kembali norma norma lama dan menciptakan norma norma baru 4. Munculnya sikap etnosentrisme 5. Bertambah kuat rasa solidaritas antaranggota kelompok Terjadinya Perubahan Sosial Dalam Masyarakat
Perubahan social merupakan konsekuensi dari konflik, karena
menjadi bagian dari proses social. Konflik social dapat menciptakan perubahan social baik positif maupun negative. Konflik dapat mendorong anggota masyarakat untuk saling Bersatu dalam melawan musuh, sebaliknya konflik juga dapat menyebabkan masyarakat terpecah belah, sehingga perubahan social ini dapat mengakibatkan masyarakat menjadi lebih Bersatu atau terpecah belah Disintegrasi Masyarakat atau Renggangnya Hubungan Antarkelompok
Konflik dan kekerasan dapat memicu terjadinya disintegrasi social.
Disintegrasi social merupakan pemicu terjadinya perpecahan dan solidaritas dalam kelompok. Disintegrasi terjadi karena unsur unsur social dalam masyarakat lebih mengutamakan perbedaan daripada persamaan.. Oleh karena itu penting untuk menjaga hubungan antarkelompok yang hamonis agar tidak terjadi konflik Menghidupkan Kembali Norma Lama dan Menciptakan Norma Baru
Konflik dapat muncul akibat sebagian masyarakat mencoba mempertahankan
norma norma lama dan masyarakat lain ingin menciptakan norma baru. Contoh masyarakat adat menjaga dan menjunjung tinggi tradisi dan adat istiadat dalam kehidupan, akan tetapi karena kemajuan zaman menyebabkan masyarakat adat meninggalkan tradisi dan adat istiadat sehingga memicu konflik antarkelompok. Disatu sisi terdapat keinginan untuk menghidupkan norma lama dan disisi lain terdapat keinginan untuk mengadopsi norma baru. Apabila norma lama lebih unggul akan menciptakan kesepakatan antaranggota masyarakat untuk menghidupkan norma tersebut, sebaliknya apabila norma baru lebih unggul maka norma baru akan menggantikan norma lama Munculnya Sikap Etnosentrisme
Konflik dan kekerasan antaretnik dapat mengakibatkan munculnya
sikap etnosentrisme. Sikap ini dapat memicu terjadinya disintegrasi antarkelompok masyarakat, dimana masyarakat lebih mengutamakan kelompok sendiri dan merendahkan kelompok lain. Sikap etnosentrisme ini juga dapat menciptakan sikap steriotip negatif Bertambah Kuat Rasa Solidaritas Antaranggota Kelompok
Konflik dalam masyarakat juga dapat meningkatkan integrasi
dalam kelompok. Dukungan dari tiap anggota menyebabkan kelompok memiliki kekuatan untuk melawan pihak lain. Contoh demo buruh menuntut kenaikan UMP. Keikutsertaan para buruh dalam demonstrasi tersebut mendorong semakin kuatnya rasa solidaritas antaranggota kelompok Akar Penyebab Konflik
Berbagai studi tentang konflik, menyimpulkan bahwa konflik cenderung
berakar pada tiga dimensi berikut 1. Dimensi psikologis mencakup egoism, ekskluvisme, prasangka negative pada orang lain dan emosi 2. Dimensi pengetahuan mencakup wawasan yang sempit dan dangkal tentang sesuatu perkara 3. Dimensi sosiologis mencakup kesenjangan social, polarisasi social, kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi, identitas yang terancam, ketidakadilan social dan kesalahpahaman budaya