Anda di halaman 1dari 15

REINTEGRASI SOSIAL

Handogo, M.Si
PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSES
INTEGRASE SOSIAL

Dalam menuju proses integrasi social setelah konflik diperlukan keterlibatan pihak
pihak tertentu. Pihak pihak yang terlibat pada proses menuju integrasi social disebut
dengan pemangku kepentingan atau stakeholder. Dalam proses integrase social
stakeholder berperan sebagai mediator serta fasilitator dalam upaya pemecahan
konflik dan kekerasan
STAKEHOLDER

Stakeholder dalam proses menuju integrase social dibedakan


menjadi dua yaitu
1. Pihak dari dalam atau internal
2. Pihak dari luar atau eksternal
PIHAK DARI DALAM
(INTERNAL)

Proses integrase social setelah terjadinya konflik dan kekerasan


melibatkan pihak yang berhubungan dan berada di sekitar pelaku konflik.
Pihak internal biasanya berperan sebagai tokoh masyarakat yang memiliki
kedudukan penting dan berpengaruh besar baik secara formal maupun
informal. Tokoh masyarakat yang formal ketua RT, ketua RW dan Kepala
Desa. Adapun tokoh masyarakat informal seperti pemuka agama dan tokoh
adat
PIHAK DARI LUAR (EKSTERNAL)

Pihak dari luar atau eksternal dalam proses menuju integrase social
merupakan pihak pihak yang tidak terlibat dalam konflik dan kekerasan.
Pihak dari luar bersifat netral dan memiliki peran untuk membantu
menemukan penyelesaian konflik agar terwujud integrase social. Oleh
karena itu pihak dari luar ikut terlibat langsung dalam pembentukan
kesempatan antara pihak pihak yang terlibat konflik dan kekerasan
PIHAK EKSTERNAL YANG TELIBAT DALAM
PROSES INTEGRASE SOSIAL

Pihak eksternal atau dari luar yang terlibat cdalam proses menuju
integrase social antara lain
1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau bisa juga Non
Government Organization (NGO)
2. Polri dan militer (TNI)
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
(LSM)

Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM merupakan kelompok social


yang dibentuk oleh masyarakat bukan pemerintah dan bergerak dalam
berbagai bidang sesuai dengan kepentingan anggota anggotanya. LSM
turut andil dalam menangani masalah konflik dan kekerasan yang terjadi
dalam masyarakat untuk mewujudkan ingtegrasi sosial
UPAYA LSM DALAM MEMECAHKAN
KONFLIK DAN KEKERASAN

No. Upaya LSM Dalam Memecahkan Konflik dan Kekerasan


1. Membangun kepercayaan atau trust antar pihak yang terlibat resolusi.
Upaya ini menentukan penerimaan masyarakat agar bersedia dimediasi
oleh LSM
2. Memetakan dan memodifikasi isu konflik. Upaya ini bertujuan untuk
mengidentifikasi berbagai isu yang menjadi sumber konflik. Pemetaan
konflik diawali dengan assmen konflik yaitu menganalisis pandangan pihak
pihak yang berkonflik terhadap terjadinya konflik. Selanjutnya LSM
memeroleh kesimpulan terkait upaya penyelesaian konflik berdasarkan
hasil pemetaan
UPAYA LSM DALAM MEMECAHKAN
KONFLIK DAN KEKERASAN

No. Upaya LSM Dalam Memecahkan Konflik dan Kekerasan


3. Mengupayakan resolusi konflik, upaya ini dilakukan dengan cara
mendorong komunikasi antarpihak melalui dialog pertemuan. Pertemuan
tersebut bertujuan agar setiap pihak yang terlibat konflik dapat
menyampaikan pandangan mereka terkait konflik dan mendengarkan
pandangan pihak lain untuk dapat saling memahami
4. Membentuk perwakilan kelompok, artinya upaya ini bertujuan untuk
memfasilitasi terbentuknya perwakilan kelompok dalam proses mediasi
penyelesaian konflik
POLRI DAN MILITER

Polri merupakan alat negara yang bertugas melindungi, mengayomi, melayani dan
menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat. Denan demikian Polri memiliki
posisi sentral dalam upaya penanganan konflik social dan kekerasan. Berdasarkan
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang penanganan konflik social, Polri
memiliki peran sentral untuk membantu menyelesaikan permasalahan social dalam
masyarakat termasuk penanganan konflik
POLRI DAN MILITER

Polri bukan actor utama dalam penentuan kebijakan dalam penanganan konflik. Pihak
yang memiliki kewenangan dalam penanganan konflik adalah pemerintah pusat, dan
pemerintah daerah. Meskipun demikian pada tahapan penghentian konflik dan
kekerasan fisik, Polri memiliki peran sentral. Bahkan apabila diperlukan Polri dapat
mengambil tindakan represif dengan tetap menghindari tindak pelanggaran Hak
Azasi Manusia (HAM)
POLRI DAN MILITER

Apabila kondisi krisis terus memuncak, Polri dapat meminta tambahan


kekuatan dari militer dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia (TNI)
untuk membantu penghentian terjadinya konflik dan kekerasan dan
mewujudkan terciptanya integrase social dalam masyarakat
PERAN TNI DALAM PENANGANAN
KONFLIK DAN KEKERASAN

No. Peran TNI Dalam Penanganan Konflik dan Kekerasan


1. Menghentikan kekerasan fisik
2. Memberikan perlindungan terhadap kelompok rentan
3. Melakukan penyelamatan, evakuasi serta identifikasi korban konflik dan
kekerasan
4. Melaksanakan pembatasan dan penutupan kawasan konflik dan kekerasan
sementara waktu
5. Melakukan pembatasan terhadap orang di luar rumah atau aktivitas
keluar – masuk kawasan selama konflik dan kekerasan berlangsung
SYARAT KEBERHASILAN INTEGRASI
SOSIAL

Tingkat keberhasilan integrasi social dalam setiap masyarakat berbeda. Tidak


semua masyarakat dapat menciptakan integrase social dalam tahap yang sama.
Kondisi tersebut terjadi karena karakteristik masyarakat dan konflik yang
terjadi antarkelompok berbeda. Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff
ada beberapa syarat keberhasilan integrasi social dapat tercipta di masyarakat
SYARAT KEBERHASILAN INTEGRASI
SOSIAL

No. Syarat Keberhasilan Integrasi Sosial


1. Setiap anggota masyarakat menyadari mereka saling membutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan masing masing. Terpenuhinya kebutuhan
tersebut mendorong setiap anggota masyarakat untuk berudaha
menjaga keterikatan satu sama lain
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan atau consensus mengenai
nilai dan norma social yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam
berinteraksi
3. Nilai dan norma social berlangsung cukup lama dan dijalankan secara
konsisten oleh anggota masyarakat

Anda mungkin juga menyukai