Anda di halaman 1dari 4

Kisi-Kisi UH SDA Geografi

Referensi: BAB XI 3.3 Pengelolaan SDA

Kisi-Kisi:

 Pengertian SDA.
 Klasifikasi SDA menurut jenisnya (Biotik dan abiotik).
 Klasifikasi SDA (dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui).
 Penggolongan barang tambang berdasarkan golongan (A, B, dan C).
 Penggolongan barang tambang berdasarkan penggunaannya (mineral, mineral non logam,
dan bukan mineral).
 Klasifikasi hutan.
 Fungsi hutan di Indonesia.
 Potensi dan sebaran SDA pertambangan di Indonesia.
 Proses pembentukan barang tambang.
 Potensi sumber daya kelautan.
 Pemanfaatan SDA berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan.
 Pemanfaatan SDA berdasarkan prinsip ekoefisiensi.

Rangkuman:

 SDA: Segala sesuatu yang terdapat di muka bumi yang dapat dimaanfaatkan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Klasifikasi SDA berdasarkan jenisnya:
a) SDA nonhayati (abiotik): Sumber daya alam fisik atau sumber daya alam yang
berupa benda-benda mati. Misalnya bahan tambang, tanah, air, dan kincir angina.
b) SDA hayati (biotik): Sumber daya alam berupa makhluk hidup. Misalnya hewan,
tumbuhan, mikroba, dan manusia.
 Klasifikasi SDA berdasarkan sifatnya:
a) SDA yang dapat diperbaharui: SDA yang jika habis dapat terbentuk dengan
waktu yang relatif cepat.
b) SDA yang tidak dapat diperbaharui: SDA yang jika habis, waktu
pembentukannya sangat lama. Contohnya bahan tambang:
 Mineral logam: nikel, tembaga, emas.
 Mineral non logam: intan, pasir, belerang.
 Pengahasil energi: minyak bumi, batu bara, dan gas alam.
 Penggologan barang tambang A, B, dan C:
a) Golongan A (strategis): Bahan galian yang sangat penting untuk pertahanan dan
keamanan negara serta penting bagi stabilitas perekonomian suatu negara.
Contohnya minyak bumi dan gas.
b) Golongan B (vital): Barang tambang yang bisa memenuhi hajat hidup orang
banyak. Contohnya adalah emas, tembaga, perak, dan besi.
c) Golongan C: Barang tambang yang digunakan untuk industri atau yang tidak
dianggap langsung mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Contohnya pasir,
batu kapur, asbes, granit, dan marmer.
 Penggolongan barang tambang berdasarkan penggunaannya:
a) Mineral logam: Bahan tambang yang memiliki wujud padat dank keras yang
dapat menghantarkan listrik dan panas. Contohnya emas, perak, tembaga,
alumunium, timah, besi, dan nikel.
b) Mineral non logam: Bahan tambang yang tidak memiliki unsur logam, tetapi
wujudnya seperti logam. Contohnya intan, marmer, pasir kuarsa, dan belerang.
c) Bukan mineral: Batu bara dan minyak bumi yang dimanfaatkan sebagai sumber
energi. Contoh penggunaan minyak bumi yaitu sebagai paraffin, aspal, solar,
bensin, kerosin, aviation gasoline (avgas), aviator turbine (avtur), dan LPG.
 Klasifikasi hutan berdasarkan fungsinya:
a) Hutan produksi: Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi
hasil hutan. Jenis-jenis hutan produksi antara lain:
 Hutan produksi tetap: Hutan ini dapat diekspolitasi dengan cara tebang
habis maupun tebang pilih. Contohnya hutan rimba dan hutan budidaya.
 Hutan produksi terbatas: Hutan ini hanya bisa dieksploitasi dengan tebang
pilih. Peruntukannya hanya memproduksi kayu dalam skala kecil.
 Hutan produksi konversi: Hutan yang digunakan untuk usaha di luar
kehutanan.

Contoh hutan produksi: hutan jati, tusam, mahoni, damar, dan jabon di Pulau
Jawa. Selain di Pulau Jawa, hutan tusam juga ada di Sumatra.

Manfaat hutan produksi: sebagai kawasan perkebunan, penyedia lapangan


pekerjaan, dan perbaikan ekonomi.

Persebaran hutan produksi: Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Irian Jaya


b) Hutan Konservasi: Kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya. Hutan ini dilindungi supaya dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Hutan konservasi terdiri dari:
 Kawasan hutan suaka alam (KSA) berupa cagar alam (CA) dan suaka
margasatwa (SM).
1) Cagar Alam: Kawasan suaka alam yang alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa dan, dan ekosistemnya.
2) Suaka Margasatwa: suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman atau keunikan jenis satwa yang digunakan untuk
kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya.
 Kawasan hutan pelestarian alam (KPA) berupa Taman Nasioanl (TN),
Taman Hutan Raya (TAHURA), dan Taman Wisata Alam (TWA).
1) Taman Nasional: Kawasan pelestarian yang memiliki ekosistem
asli, ayng digunakan untuk penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
2) Taman Hutan Raya: Kawasan pelestarian yang digunakan untuk
koleksi tumbuhan dan satwa alami ataupun bukan alami.
3) Taman Wisata Alam: Kawasan pelestarian alam yang
dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi.
 Taman buru: Kawasan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.
c) Hutan Lindung: Hutan yang digunakan sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan untuk mengatur tata air, menvegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
 Fungsi hutan di Indonesia:
a) Ekonomi:
 Kayu: Kayu yang dihasilkan di hutan Indonesia memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Sebaran beberapa jenis kayu di Indonesia:
1) Kayu meranti, keruing, agathis, dihasilkan terutama di Sulawesi,
Papua, dan Kalimantan.
2) Kayu jati banyak dihasilkan terutama di Jawa Tengah.
3) Rotan banyak dihasilkan di Kalimantan, Sumatra Barat, dan
Sumatra Utara.
4) Kayu cendana banyak dihasilkan di NTT.
5) Kayu akasia dan rasamala banyak dhasilkan di Jawa Barat.
 Non kayu: Madu, buah-buahan, jamur, damar, rotan, sagu, sutra, kapur
barus, kemenyan, gambir, kulit pohon bakau, gondorukem, bamboo, suaka
alam, minyak kayu putih.
b) Ekologi:
 Penghasil oksigen dan mengurangi karbondioksida.
 Sebagai penyeimbang alam.
 Menyimpan cadangan air.
 Mencegah tanah longsor.
 Mencegah terjadinya erosi.
 Tempat dan rumah berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
 Mengatur iklim.
 Mencegah terjadinya banjir.
c) Sosial:
 Tempat wisata.
 Sarana edukasi.
 Riset dan penelitian.
 Sarana olahraga.
 Potensi dan sebaran SDA pertambangan di Indonesia:
Indonesia berada di wilayah “Pacific Ring of Fire” atau cincin berapi pasifik yang
ditandai dengan kegiatan vulkanik yang tinggi. Hal tersebut karena pergerakan tiga
lempeng tektonik yang menghimpit Indonesia sehingga menimbulkan gejolak tektonik
yang menghimpit Indonesia sehingga menimbulkan gejolak tektonik secara intensif di
bawah permukaan bumi. Hal tersebut yang menyebabkan Indonesia memiliki bahan
tambang yang berlimpah.
 Proses pembentukan barang tambang:
a) Batu bara: Batu bara berasal dari sisa-sisa tumbuhan purba yang terakumulasi di
dalam suatu cekungan kemudian mengalami proses pembatubaraan yang
disebabkan oleh faktor tekanan, suhu, dan waktu geologi. Batu bara mengandung
unsur-unsur organik yang disebut maseral. Kematangan maseral merupakan
bentuk derajat pembentukan. Urutan batu bara dari kualitas yang paling rendah ke
kualiatas yang paling bagus adalah gambut, lignit, subbituminous, bituminous,
antrasit, meta antrasit.
b) Minyak dan gas bumi: Minyak bumi dan gas alam berasal dari tumbuhan dan
hewan purba yang mati lalu terkubur pasir dan lumpur di dasar laut selama jutaan
tahun. Selanjutnya akan terbentuk lapisan sedimen kaya zat organik yang
akhirnya akan membentuk batuan. Proses ini akan terus berulang hingga jutaan
tahun. Kemudian lapisan batuan tersebut ada yang menyusut dan berpindah
tempat akibat pergeseran bumi. Tekanan dan temperatur yang tinggi dari lapisan
batuan yang lain akan mendestilasi kandungan bahan organik pada batuan
sedimen lau mengubahnya menjadi minya dan gas bumi. Berdasarkan umur dan
kedalamannya, minyak bumi dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu
young-shallow, old shallow, young deep, dan old deep. Minyak jenis old deep
paling banyak dicari karena menghasilkan bensin.

Anda mungkin juga menyukai