Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan
dan pemeliharaan penyatuan dan pemeliharaan struktur soial. Konflik dapat menetapkan dan
menjaga garis batas antara dua atau lebih individu atau kelompok. Konflik individu atau
kelompok lain dapat memperkuat kembali identitasnya dan melindunginya agar tidak lebur
kedalam dunia sosial sekelilingnya. Konflik atau pertentangan tentu saja mempunyai dampak
positif maupun dampak negatif. Apakah suatu pertentangan membawa dampak-dampak yang
positif atau tidak, tergantung dari persoalan yang dipertentangkan dan juga truktur sosial
dimana pertentangan tersebut bersifat positif oleh karena itu ia mempunyai kecenderungan
untuk memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma atau hubungan-hubungan
sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu maupun bagian-bagian
kelompok. Pemikiran awal tentang fungsi dari konflik sosial berasal dari pemikiran George
Simmel yang diperluas oleh Lewis Alfred Coser dalam Furkan Abdi (2009), yang menyatakan
bahwa konflik dapat membantu mengeratkan ikatan kelompok yang terstruktur secara longgar.
Apabila suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain, solidaritas antara warga/
kelompok biasanya akan tambah erat.
Hal ini terjadi apabla timbul pertentangan antar golongan dalam suatu kelompok.
Ketika terjadi pertentangan, ada beberapa pribadi yang tahan dan tidak tahan terhadapnya.
Mereka yang tidak tahan akan mengalami perubahan tekanan yang berujung tekanan mental.
Konflik yang berujung pada kekerasan maupun peperangan akan menimbulkan kerugian, baik
secara materi maupun jiwa-raga manusia.
Konflik merupakan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Konflik bisa terjadi ketika
beberapa tujuan dari masyarakat tidak sejalan.
Dampak positif konflik adalah sebagai berikut:
• Aspek-aspek kehidupan di masyarakat yang belum jelas atau masih belum selesai ditelaah
dapat diperjelas dengan adanya konflik.
• Perkembangan zaman memaksa masyarakat harus beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Nah, konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan dengan kebutuhan individu
atau kelompok.
• Dalam konflik antar kelompok, sebenarnya konflik berfungsi efektif dalam meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang berselisih dengan kelompok lain.
• Adanya konflik membuat setiap individu atau kelompok yang terlibat harus mengandalkan diri
sendiri untuk memenangkan konflik tersebut atas individu atau kelompok lain. Karena itu,
konflik juga merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
• Konflik juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-
kekuatan yang ada di dalam masyarakat yang terlibat.
• Ketika pihak-pihak yang terlibat sama-sama kuat, konflik pun dapat memunculkan sebuah
kompromi baru agar setiap pihak mendapat apa yang diinginkan dengan konsekuensi yang
disepakati bersama.
• Meningkatkan solidaritas.
Secara umum ada beberapa akibat yang bisa ditimbulkan oleh terjadinya suatu konflik dari sisi
negatif adalah sebagai berikut :
1. Korban Jiwa dan Kerugian Harta Benda
Akibat yang ditimbulkan dari konflik di masyarakat yang pertama adalah adanya korban jiwa
dan kerugian harta benda. Akumulasi korban jiwa dan kerugian kehilangan harta benda ini
disebabkan karena konflik serta perseteruan yang besar seperti tawuran, pengeroyokan,
kerusuhan, dan lain-lain. Adapun akibatnya bisa berupa kerusakan fasilitas umum, kerusakan
pada bunga dan tanaman, kerusakan pada rumah sipil maupun jenis bangunan yang lainnya.
Akibat yang ditimbulkan dari konflik di masyarakat yang kedua adalah nilai dan norma sosial
yang meliputi kesopanan, kasih sayang, kesusilaan, gotong royong, tepo sliro, dan sebagainya
akan hancur. Apabila nilai dan norma sudah tidak lagi diterapkan maka akan timbul pikiran atau
prasangka buruk serta rasa curiga antar sesama masyarakat.
4. Perubahan Kepribadian
Dampak yang terakhir dan paling akan dirasakan oleh individu yang berkonflik adalah adanya
perubahan kepribadian. Dalam hal ini, seorang individu yang terlibat konflik akan
mempengaruhi psikologis dan sifatnya, dimana ia akan cenderung akan lebih agresif, mudah
marah, dan beringas.
Masyarakat yang tinggal di kawasan konflik akan selalu dihantui ketakutan apabila konflik
kembali muncul
Dengan konflik antar suku tersebut, maka persatuan bangsa akan hilang karena masing-masing
pihak enggan untuk diajak bersatu
Sumber :
Muhammad Abrar. Dampak Negatif terjadinya konflik, Jurnal Universitas Bina Darma Vol. 9, No.
1 April 2010: 79–88
https://medukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produkfiles/kontenkm/km2016/KM201638/mate
ri2.html