Anda di halaman 1dari 16

BAB III

KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL


(CONFLICT AND SOCIAL INTEGRATION)

A. Pengertian Konflik Sosial (Definition of Social Conflict)


Konflik (Persaingan tidak sehat,permusuhan atau perselisihan)
perlu dikendalikan supaya tidak mengarah pada kekerasan.
Proses sosial dalam bentuk konflik (persaingan tidak sehat ,
tidak sportif) ditandai dengan saling menjatuhkan untuk
mendapatkan dan merebutkan tujuan yang jumlahnya sangat
terbatas.
Konflik mempunyai persamaan dan perbedaan dengan
kompetisi yang sangat tipis, sebab kompetisi mudah berubah
menjadi konflik jika tidak dikendalikan dengan baik
B. Sebab-Sebab Terjadinya Konflik
(Causes of Conflict)
1. Perbedaan antarindividu
Setiap manusia pasti mempunyai pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda. Hal tersebut pada suatu saat pasti akan melahirkan
bentrokan di antara mereka
2. Perbedaan kebudayaan
Adanya perbedaan kepribadian salah satu penyebabnya adalah
latar belakang pola-pola kebudayaan tiap-tiap individu yang
dipengaruhi masyarakat sekitar lingkungan tempat hidupnya
3. Perbedaan kepentngan
Setiap individu maupun kelompok pasti memiliki kebutuhan dan
kepentingannya masing-masing, misalnya dalam hal politik,
ekonomi, sosial, dan seni
4. Perubahan sosial
adanya perubahan sosial baik yang cepat maupun yang lambat
pasti akan banyak mengubah nilai-nilai maupun norma yang
berlaku di dalam masyarakat
Perubahan Sosial Terlihat Pada Fenomena-Fenomena Sosial
berikut ini :

1. Cultural lag, yaitu ketertinggalan sisitem nilai dan norma


sosial. Tidak mampu mengikuti perkembangan iptek, terutama
di bidang materi
2. Cultural shock atau kegoncangan budaya, terutama terjadi
di kalangan generasi muda
3. Westernisasi budaya atau budaya kebarat-baratan,
terutama terjadi di kalangan generasi muda
4. Cultural lost, yaitu hilangnya beberapa unsur sosial budaya
tradisional, seperti kegotong- royongan , kesetiakawanan sosial,
hilangnya beberapa unsur teknologi tradisional yang masih
layak pakai, dan lain-lain
5. Konsumerisme, yaitu pemakaian barang-barang konsumsi
terutama barang-barang mewah secara berlebihan
Ahli sosiologi kenamaan Indonesia Soerjono Soekanto mengklasifikasikan
konflik menjadi lima bentuk, yaitu :

1.Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua


individu atau lebih karena perbedaan pandangan
2. Konflik rasial, yaitu konflik yang timbul akibat
perbedaan-perbedaan ras
3. Konflik antara kelas-kelas sosial, yaitu konflik yang
di sebabkan adanya perbedaan kepentingan antar
kelas sosial
4. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat
adanya kepentingan atau tujuan politis seseorang
atau kelompok
5. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik
yang terjadi karena perbedaan kepentingan yang
kemudian berpengaruh pada kedaulatan Negara
C. Bentuk-Bentuk Konflik Sosial

:1. Bentuk konflik berdasarkan faktor penyebab, wujud, ruang


lingkup, dan konflik yang terjadi dalam masyarakat,meliputi
a. Konflik pribadi yang terdiri atas konflik status dan
konflik peranan
b. Konflik antarpribadi
c. Konflik antarkelompok, yang meliputi,
1) konflik rasial
2) konflik kelas sosial
3) konflik antarorganisasi
4) konflik agama
2.Bentuk konflik berdasarkan kedudukan pihak-pihak
yang berkonflik, meliputi :
a. konflik vertikal
b. konflik horizontal
c. konflik diagonal

3. Bentuk konflik menurut perwujudannya, meliputi :


a. konflik terbuka
b. konflik tertutup/tersembunyi

4. Bentuk konflik berdasarkan sifat atau kondisinya,


meliputi :
a. konflik lemah
b. konflik keras
c. kontravensi
D. Dampak Konflik Sosial

Adapun dampak positif dari konflik sosial adalah,


1. Konflik bisa memperjelas berbagai aspek kehidupan
yang masih belum tuntas ditelaah.
2. Konflik bisa menimbulkan penyesuaian kembali
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam
masyarakat
3. Konflik bisa meningkatkan rasa solidaritas di antara
anggota kelompok
4. konflik bisa mengurangi rasa ketergantungan terhadap
individu atau kelompok
5. Konflik bisa memunculkan kompromi baru
Sedangkan dari segi negatifadalah :

1. Konflik dapat menimbulkan keretakan hubungan


antara individu
2. Konflik menyebabkan rusaknya berbagai harta benda

dan jatuhnya korban jiwa


3. Konflik menyebabkan adanya perubahan kepribadian
4. Konflik menyebabkan dominasi kelompok pemenang
E. Upaya untuk Mengatasi Konflik

Cara untuk mengatasi konflik antara lain :


1. Konsiliasi

berembug untuk menghilangkan perbedaan


2. Arbitrasi
pihak ketiga yang membuat kesepakatan sebagai solusi
3. Mediasi
pihak ketiga memfasilitasi bagi tercapainya konsensus
4. Ajudikasi
jalur formal, aparat hukum /negara yang membuat
keputusan sebagai solusi
F. Pengaruh Interseksi dan Konsolidasi
Terhadap Integrasi Sosial

Interseksi adalah proses persilangan antar anggota


masyarakat. Interseksi dapat mendorong ke arah
terwujudnya integrasi
Konsolidasi diklasifikasikan menjadi dua yaitu konsolidasi
ke dalam dan konsolidasi ke luar
1. Konsolidasi ke dalam
Yaitu penyatuan atau penguatan antaranggota dalam
suatu kelompok sosial. Konsolidasi ke dalam dapat
menghambat usaha ke arah integrasi karena keberadaan
kelompok semakin kuat
2. Konsolidasi ke luar
Yaitu penyatuan dan penguatan antar kelompok ke dalam
satuan sosial yang lebih besar. Konsolidasi ke luar dapat
mendorong ke arah integrasi karena masing-masing
kelompok akan berusaha memperkecil perbedaan
G. Saluran –Saluran Interseksi

a. Saluran Ekonomi
- melaui bisnis
- melalui kegiatan industri
b. Sosial
- melalui perkawianan/amalgamasi
- melalui pendidikan
c. Politik
- Hubungan diplomatik atau hubungan antarnegara
akan menyebabkan terjadinya proses interseksi
H. Akomodasi Penyelesaian Konflik
Proses sosial akomodasi adalah penyesuaian di antara pihak yang berbeda dan
terlibat konflik sehingga dicapai konsensus/kesepakatan. Akomodasi berguna
untuk mengakhiri konflik yang terjadi. Bentuk-bentuk akomodsi penyelesaian
konflik diantaranya, yaitu :
1. Kompromi (saling mengalah dan mengurangi tuntutan )
2. Mediasi (pihak ketiga memfasilitasi bagi tercapainya konsensus)
3. Arbitrasi (pihak ketiga yang membuat kesepakatan sebaga solusi)
4. Konversi (satu pihak mengalah mengikuti kemauan pihak lain)
5. Konsiliasi ( berembug untuk menghilangkan perbedaan)
6. Gencatan senjata (sementara konflik berhenti untuk memberi
kesempatan berunding)
7. Majority rule (pengambilan suara mayoritas)
8. Stalemate (bertahan pada posisi tidak saling menyerang)
9. Koersi (satu pihak memaksakan kehendak kekerasan kepada pihak lain)
10. Dominasi (satu pihak menguasai mendikte pihak lain)
11. Ajudikasi (aparat hukum yang membuat keputusan sebagai solusi)
12. Toleransi (saling menghargai pendirian pihak lain)
INTEGRASI SOSIAL

A. Pengertian Integrasi Sosial


Proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi suatu kesatuan.
Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi
perbedaan kedudukan sosial , ras, etnis, agama, bahasa,
kebiasaan, sistem nilai dan norma

Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar


anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur
kemasyarakatan yang dibagun, termasuk nilai-nilai,
norma-norma, dan pranata-pranata sosialnya
B. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial

1. Integrasi normatif (terjadi karena adanya norma-


norma yang berlaku di masyarakat)

2. Integrasi fungsional (terjadi karena adanya fungsi-


fungsi tertentu yang berlaku dalam masyarakat)

3. Integrasi koersi (integrasi berdasarkan kekuasaan


yang dimiliki oleh penguasa. Pada tahap ini penguasa
menggunakan cara paksaan untuk mewujudkan
integrasi)

3. In t egr asi k o er si (t erja di k a ren a ad an ya


k ek er asa n/ pa k s aa n)
C. Tahapan Integrasi Sosial

Akomodasi (adaptasi)

Kerja sama

Koordinasi (hubungan baik)

Asimilasi (pembauran)
D.Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial

1.Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia


dengan kebudayaan yang berbeda
2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi
berbagai golongan masyarakat dengan berbagai latar
belakang kebudayaan yang berbeda
3. Sikap saling menghargai orang lain dengan
kebudayaannya
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam
masyarakat
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran/amalgamasi

Anda mungkin juga menyukai