Anda di halaman 1dari 8

TUGAS IPS

KLIPING INTEGRASI SOSIAL


DAN KONFLIK SOSIAL

Nama Kelompok :
1. Lutfi Asif Setiawan
2. Rizaldi Fadli K.
3. M. Raditya
4. M. Aditya

SMP NEGERI 20 PURWOREJO


TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
1
KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL

A. Pengertian Integrasi Sosial


Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat Integrasi sosial adalah
proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur
dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain
sebagainya.
Pengertian integrasi sosial menurut ahli :
 Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui
adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan
fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut

B. Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial


 Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda
 Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
 Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan
kebudayaannya
 Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
 Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
 Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
 Adanya musuh bersama dari luar.

C. Syarat terjadinya Integrasi


Menurut  William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat  terjadinya
integrasi sosial adalah :
 Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan mereka
 Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama
mengenai nilai dan norma
 Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara
konsisten

D. Proses Integrasi
 Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling
mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan
meninggalkan sifat asli.

2
 Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru),
sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam
kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.

E. Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi


 Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah
integrasi sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya.
 Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi
cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara
anggota.
 Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang
dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
 Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat
integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.

F. Bentuk-bentuk integrasi sosial


 Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma
yang berlaku dimasyarakat,  contoh masyarakat Indonesia
dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika
 Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya
fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri
dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi
masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai
berdagang.
 Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang
dimiliki penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.

G. Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan
sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Dalam Bahasa latin :
Configere artinya saling memukul.
Pengertian Konflik menurut Ahli :

3
1. Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang
berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan
yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
2. Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang
terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan
dan perilaku.

H. Faktor-faktor Penyebab Konflik


Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik
yaitu :
1. Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat
dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku,
akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara
harapan individu dengan masyarakat. Sebagai contoh kaum muda ingin
merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua
ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan
timbulah konflik diantara mereka.
2. Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat .
tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa
yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh
masyarakat lainnya. Interaksi sosial antarindividu atau kelompok
dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa
amarah dan benci sehingga berakibat konflik.
3. Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang
berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik
diantara mereka.
4. Perbedaan Antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian,
atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas
seseorang. Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi
teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman
anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri
anda. Sehingga terjadi konflik.

4
I. Bentuk-bentuk Konflik
1. Berdasrkan posisi pelaku yang berkonflik
 Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu
struktur yang bersifat hirarkis
 Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan relatif sama.
 Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya
ketidakadilan aloksi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga
menimbulkan pertentangan ekstrim, contoh konflik poso
2. Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok
terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan
sosial.
 Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-
tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari
kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
Berdasarkan kedua bentuk konflik diatas Lewis A. Coser
membedakannya lagi kedalam dua bentuk konflik berbeda, yaitu :
 Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu
sendiri
 Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok
dengan kelompok lain.
3. Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk,
yaitu :
 Konflik atau pertentangan pribadi
 Konflik atau pertentangan rasial
 Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial
 Konflik atau pertentangan politik
 Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional
4. Berdasarkan Sifatnya :
 Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya
perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari seseorang
ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat
merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.
 Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional,
konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari
kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik

5
ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah
perbaikan.
5. Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
 Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak,
contoh konflik antara Israel dengan Palestina
 Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau
kelompok yang terlibat konflik
6. Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:
 Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya
perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik
sosial dibedakan menjadi dua,yaitu :
1) Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat
dengan negara.
2) Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku
atau agama
 Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena
perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
 Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya
ekonomi dari pihak yang berkonflik.
 Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan
budaya dari pihak yang berkonflik.
 Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh
seseorang atau sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI
7. Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik
sebagai berikut :
 Konflik dengan orangtua
 Konflik dengan anak-anak sendiri
 Konflik dengan keluarga
 Konflik dengan orang lain
 Konflik dengan suami atau istri
 Konflik disekolah
 Konflik dalam pemilihan pekerjaan
 Konflik agama
 Konflik pribadi

J. Dampak Sebuah Konflik


Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi
positif dan dari segi negatif.

6
1. Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:
 Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas
atau masih belum tuntas di telaah.
 Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma,
nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok
bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
 Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang
sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
 Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan
antarindividu dan kelompok.
 Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma
lama dan menciptakan norma baru.
 Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam
masyarakat.
 Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang
berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang.
2. Segi negatif dari konflik :
 Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
 Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
 Berubahnya kepribadian para individu.
 Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang
kalah.

K. Konflik Dan Kekerasan


 Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau
kelompok yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
 Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau
kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial
dalam mencapai tujuan masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik
yang bermuara  kekerasan.

L. Teori – teori tentang Kekerasan


Menurut Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
1. Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok
Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan,
seperti kelainan genetik atau fisiologis

7
2. Teori Kekerasan Struktural
Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk
dalam suatu sistem sosial. Para ahli memandang kekerasan tidak hanya
dilakukan oleh aktor atau kelompok semata melainkan dipengaruhi oleh
suatu struktur.
3. Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan structural
Konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga
bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada 4
jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :
a. kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)
b. kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)
c. kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan
sesuatu, penjambretan)
d. kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)
Salah satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah :
terorisme.

M. Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan


Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu
konsoliasi, mediasi dan arbitasi.
1. Konsoliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan
diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak yang
bertikai.
2. Mediasi
Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk
menunjuk pihak ketiga sebagai mediator.
3. Arbitasi
Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima
atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan
keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.
4. Ajudication
Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan

Anda mungkin juga menyukai