Anda di halaman 1dari 12

KLIPING IPS

KONFLIK DAN INTEGRASI

Nama : Dinda Khumairah


Disusun oleh :

Nama : Fauziah Annisa


Kelas
Kelas: 8.3 : 8H

No : 16

Sekolah : SMP: Bapak


Guru Pembimbing Negeri
Maridi 234

No Absen : 06
Tahun 2018
Guru Pengajar : Pak Amin
KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL

Pengertian Konflik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.

Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.

Pengertian Konflik menurut Ahli :

 Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman
dan /atau kekerasan.

 Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena
adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.

I. Faktor-faktor Penyebab Konflik

 Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :

 perbedaan antarindividu,

 perbedaan kebudayaan ,

 perbedaan kepentingan dan

 perubahan sosial.

A. Perbedaan antarindividu

Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan
harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.

Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil
bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam
diri anda. Sehingga terjadi konflik.
B. Perbedaan Kebudayaan

Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat
memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum
tentu baik oleh masyarakat lainnya.

Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat
menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.

C. Perbedaan Kepentingan

Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan
kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.

D. Perubahan Sosial

Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu
keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena
adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.

Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan
kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik
diantara mereka.

II. Bentuk-bentuk Konflik

Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem
atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.

2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan


persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak
tertentu untuk meredakan ketegangan.

Berdasarkan kedua bentuk konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua
bentuk konflik berbeda, yaitu :

 Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri

 Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan
kelompok lain.
Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :

 Konflik atau pertentangan pribadi

 Konflik atau pertentangan rasial

 Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial

 Konflik atau pertentangan politik

 Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional

Berdasarkan Sifatnya :

 Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak
senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang . Pada
titik tertentu konflik ini dapat merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.

 Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini


muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam
menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsesus dari
perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.

Berdasrkan posisi pelaku yang berkonflik

 Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang
bersifat hirarkis

 Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki


kedudukan relatif sama.

 Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan


aloksi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan
ekstrim, contoh konflik poso

Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik

 Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik
antara Israel dengan Palestina

 Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok
yang terlibat konflik
Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:

 Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan


kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi
dua,yaitu :

1. Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.

2. Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama

 Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan
kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan

 Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari
pihak yang berkonflik.

 Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak
yang berkonflik.

 Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang
atau sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI

Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :

 Konflik dengan orangtua

 Konflik dengan anak-anak sendiri

 Konflik dengan keluarga

 Konflik dengan orang lain

 Konflik dengan suami atau istri

 Konflik disekolah

 Konflik dalam pemilihan pekerjaan

 Konflik agama

 Konflik pribadi
Dampak Sebuah Konflik

Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi
negatif.

Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:

1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih
belum tuntas di telaah.

2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai,


serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan
individu atau kelompok.

3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang


mengalami konflik dengan kelompok lain.

4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan


kelompok.

5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan


menciptakan norma baru.

6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara


kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.

7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik


berada dalam kekuatan yang seimbang.

Segi negatif dari konflik :

1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.

2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.

3. Berubahnya kepribadian para individu.

4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.

Konflik Dan Kekerasan

 Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok


yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan
fisik atau barang orang lain.
 Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang
berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan
masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara kekerasan.

Teori – teori tentang Kekerasan :

Menurut Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :

1. Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok

 Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti


kelainan genetik atau fisiologis

2. Teori Kekerasan Struktural

· Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem
sosial. Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau kelompok semata
melainkan dipengaruhi oleh suatu struktur.

3. Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural

· Konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :

a. kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)

b. kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)

c. kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)

d. kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)

Salah satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah : terorisme.

Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan

Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan
arbitasi.

Konsoliasi

Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan


keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai.
Mediasi

Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator.

Arbitasi

Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya
pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.

Ajudication

Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan


INTEGRASI SOSIAL

Pengertian Integrasi Sosial

· Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan
yang utuh dan bulat

· Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis,
agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.

Pengertian integrasi sosial menurut ahli :

 Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya
perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada
perbedaan pada ras tersebut

Syarat terjadinya Integrasi

Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial adalah :

 Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-


kebutuhan mereka

 Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai


nilai dan norma

 Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten

Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi

 Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya tinggi integrasi


sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya jika Homogenitas kelompok rendah
maka integrasi sulit tercapai.

 Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat


lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
 Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi
maka semakin mempengaruhi proses integrasi

 Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi


anggota-anggota masyarakat tercapai.

Bentuk-bentuk integrasi sosial

 Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang


berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan
Bhineka Tunggal Ika

 Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi


tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku,
mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis
melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.

 Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki


penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.

Proses Integrasi

 Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi


sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.

 Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing
(baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan
sifat aslinya.

Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial

 Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda

 Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi


 Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya

 Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa

 Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.

 Adanya perkawinan campur (amalgamasi)

 Adanya musuh bersama dari luar.


DAFTAR PUSTAKA

(Buku sumber)

Maryati, Kun,dkk, Sosiologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga


Tim Sosiologi, Sosiologi 2. Jakarta : Yudistira

Anda mungkin juga menyukai