Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN KONFLIK, JENIS KONFLIK

KEKERASAN DAN PERDAMAIAN

SMA NEGERI 1 LANGKE REMBONG

DISUSUN

KELOMPOK 1

1. Elisabet Anggriani Ndok

2. Fransiska Ratnawati

3. Angelina Diva Grasia

4. I Nyoman Witastra Restu Dewa

5. Alberto Rexy Bom

6. Caullitus S. P. Gallus

KELAS XI IIS 3
TAHUN AJARAN 2021/2022

1. PENGERTIAN KONFLIK

Kata “con” memiliki arti bersama, sementara “figere” memiliki arti memukul. Dalam KBBI, entri “konflik”
didefinisikan sebagai percekcokan; perselisihan; pertentangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa konflik
adalah sebuah kondisi saat ada dua atau lebih pandangan, keinginan, kepercayaan, kepentingan, nilai,
atau kebutuhan yang berbeda, berseberangan, tidak sejalan, atau tidak selaras.Dalam materi Sosiologi
tentang konflik, kata ini lebih diartikan sebagai sebuah proses sosial yang terjadi antara dua orang atau
kelompok, yang berusaha saling menyingkirkan satu sama lain dengan cara membuat seseorang atau
kelompok lainnya tidak berdaya atau bahkan dengan menghancurkan orang atau kelompok tersebut.

Konflik biasanya timbul dari adanya perbedaan-perbedaan dalam kehidupan, seperti perbedaan fisik,
kebudayaan, nilai, kepentingan, emosi, kebutuhan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok
dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan dalam tersebut dapat memuncak menjadi konflik sosial saat
sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat tersebut.Seperti yang terjadi di sekitar kita, konflik memang tidak dapat dihindari dari
dinamika kehidupan sosial. Dalam teori konflik, kondisi masyarakat yang plural memang akan terjadi
ketidakseimbangan distribusi kekuasaan (authority), sehingga akan selalu ada kelompok-kelompok sosial
yang saling bersaing dalam merebut pengaruh dalam suatu masyarakat.

∆ Pengertian Konflik Menurut Para Ali

• Alo Liliweri mendefinisikan konflik sebagai bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu
atau kelompok karena mereka yang terlibat memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai, atau
kebutuhan.

• De Moor berpendapat bahwa dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan terdapat konflik apabila para
penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang
bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.

• Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin menilai bahwa istilah “conflict” dalam bahasa aslinya memiliki arti
perkelahian, peperangan, atau perjuangan yang berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak.

• Lewis A. Coser menjelaskan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan
atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.

• M.Z. Lawang mendefinisikan konflik sebagai perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan
kekuasaan ketika tujuan pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya mendapatkan keuntungan, tetapi juga
untuk menundukkan saingannya.
• Robert M. Z. Lawang berpandangan bahwa konflik adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-
hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya. Tujuan dari mereka berkonflik tidak
hanya untuk memperoleh kemenangan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya atau lawannya.

• Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik sebagai suatu proses sosial orang per orang atau kelompok
manusia yang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai
dengan ancaman atau kekerasan.

∆ Penyebab Konflik

Konflik dapat terjadi karena beberapa hal, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

• Adanya perbedaan sistem nilai dan sistem norma di antara kelompok-kelompok sosial yang ada di
masyarakat

• Adanya perbedaan pandangan di antara dua orang atau lebih yang berkenaan dengan persoalan
prinsip

• Adanya benturan kepentingan terhadap suatu hal atau objek yang sama

• Adanya perselisihan paham yang menimbulkan emosi di antara kedua belah pihak

• Adanya perbedaan kepentingan politik, baik yang bersifat lokal, nasional, ataupun internasional

∆ Bentuk-Bentuk Konflik

Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik dapat memiliki berbagai bentuk. Berikut adalah beberapa bentuk
konflik yang sering terjadi di masyarakat:

1.) Konflik Individu

Konflik ini terjadi saat ada benturan kepentingan, keinginan, kebutuhan, tujuan hidup, pendirian, sikap,
atau keyakinan antarindividu. Individu yang terlibat konflik ini tidak melibatkan kelompok dan
masyarakat, sehingga konflik yang terjadi di antara mereka tidak menimbulkan konflik yang lebih besar
seperti konflik antarkelompok atau antargolongan.Konflik individu juga dapat terjadi dalam diri
seseorang saat ia harus menjalankan peran yang dimilikinya. Saat seseorang menjalankan peran yang
dimilikinya, ia tidak berkonflik dengan orang lain, melainkan dengan dirinya sendiri.

Contoh konflik karena peran tunggal adalah saat seorang dokter terjun di medan perang, ia memiliki
sumpah dan kewajiban untuk menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongannya, sekalipun
korban perang yang sedang ia tangani berasal dari pihak musuh yang sudah menewaskan rekan
dokternya. Dalam kondisi ini, dokter tersebut merasakan konflik dalam dirinya saat menolong korban
perang tersebut sesuai dengan peran tunggalnya sebagai seorang dokter.

2.) Konflik Antarkelas atau Antargolongan Sosial


Menurut Karl Marx, masyarakat merupakan himpunan dari beberapa kelas dan kelompok sosial yang
memiliki kepentingan dan kebutuhan hidup masing-masing. Perbedaan kepentingan dan kebutuhan
inilah yang kemudian membuat kelas dan kelompok acapkali terjebak dalam konflik. Konflik yang terjadi
di antara kelas sosial disebut sebagai konflik vertikal karena kelas borjuis menduduki kelas sosial yang
lebih tinggi dari kelas proletar. Sementara konflik yang terjadi di antara kelompok sosial disebut konflik
horizontal karena kelompok-kelompok tersebut tidak berada dalam struktur yang berjenjang.

Contoh dari konflik antarkelas adalah konflik di antara kelas pemilik modal (borjuis) dengan kelas
buruh (proletar). Konflik ini berakar dari prinsip dan dasar pemikiran ekonomis kelas borjuis yang
berusaha menekan pengeluaran demi mendapatkan keuntungan yang maksimal.Dalam konflik
antargolongan sosial, kelompok-kelompok yang terlibat konflik dapat terjadi secara terbuka maupun
secara tertutup. Contoh dari konflik antargolongan ini adalah konflik antara kelompok pecinta
lingkungan dengan kelompok perambah hutan, kelompok supir angkutan kota dengan kelompok supir
bus, konflik antara kelompok petani dengan kelompok pedagang. Konflik-konflik tersebut lebih sering
terjadi karena adanya perbedaan kepentingan.

3.) Konflik Rasial

Pada dasarnya konflik rasial termasuk ke dalam konflik antargolongan karena himpunan orang-orang
yang memiliki ras sama merupakan salah satu jenis kelompok sosial. Konflik rasial biasanya terjadi saat
kedua kelompok ras yang berbeda berselisih, baik karena adanya kepentingan ataupun perbedaan
kebudayaan dan perbedaan fisik di antara mereka.Salah satu contoh konflik rasial adalah politik
apartheid yang terjadi di negara-negara Barat. Dalam politik ini, kelompok masyarakat berkulit putih
merasa dirinya lebih superior dibandingkan dengan kelompok masyarakat berkulit hitam.

Akibat dari perasaan superior masyarakat berkulit putih ini, masyarakat berkulit hitam sering
mengalami diskriminasi karena dianggap sebagai warga negara kelas dua yang hak-haknya secara yuridis
seringkali diabaikan.

4.) Konflik Politik

Konflik politik ini terjadi karena pada dasarnya politik adalah seni mengelola kekuasaan, sehingga
dalam konflik ini terjadi pertarungan yang berkutat mengenai siapa yang memperoleh sesuatu, kapan
diperoleh, dan bagaimana kekuasaan tersebut dapat didapat, dipertahankan, dan diperebutkan.

Secara sederhana, konflik politik adalah pertentangan di antara dua orang atau lebih (kelompok)
dalam rangka memiliki kekuasaan dan pengaruh. Hal-hal yang diperebutkan dalam konflik politik ini
dapat berupa kekuasaan, pemegang rancangan undang-undang, kebijakan, dan kekuasaan negara.

5.) Konflik Internasional

Konflik internasional merupakan konflik yang melibatkan beberapa negara dikarenakan perbedaan
kepentingan di antara negara-negara yang terlibat konflik. Dalam sejarah dunia, banyak sekali kasus
konflik internasional yang berawal dari konflik dua negara yang kemudian menjadi konflik internasional
karena masing-masing negara yang bertikai mencari dukungan negara-negara lainnya, yang memiliki
kepentingan yang sama mengenai masalah yang sedang terjadi. Contoh dari konflik internasional ini
adalah Perang Dunia I, Perang Dunia II, ataupun konflik antara Palestina dengan Israel.

2. KEKERASAN

Dalam KBBI, entri “kekerasan” didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
Bentuk kekerasan meliputi perkataan, tindakan, sikap, dan berbagai struktur atau sistem yang dapat
menyebabkan kerusakan pada diri seseorang (baik secara fisik atau mental) dan lingkungan. Segala
bentuk tindakan atau perkataan yang dapat menghalangi seseorang menggali potensinya pun dapat
disebut sebagai kekerasan.

Kekerasan dibagi menjadi dua bentuk, yaitu kekerasan langsung (direct violence) dan kekerasan tidak
langsung (indirect violence). Contoh dari kekerasan langsung adalah tindakan mencelakai atau melukai
orang dengan sengaja, membunuh, atau memperkosa.Sementara, contoh dari kekerasan tidak langsung
adalah tindakan-tindakan mengekang, memfitnah, mengintimidasi, meneror orang lain, serta
mengurangi atau meniadakan hak seseorang.

Konflik dan kekerasan memang dua hal yang berbeda, tetapi memiliki hubungan yang tidak dapat
dipisahkan, Pahamifren. Dari pengertian konflik yang merupakan perselisihan atau persengketaan
antara dua orang atau lebih yang kedua belah pihak tersebut memiliki keinginan untuk saling
menjatuhkan atau menyisihkan atau menyingkirkan atau mengalahkan, konflik sebenarnya tidak perlu
berwujud kekerasan.

∆ Pengertian Kekerasan Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian kekerasan menurut para ahli yang dapat membantu pemahaman
kamu mengenai kekerasan:

• Black mendefinisikan kekerasan sebagai pemakaian kekuatan yang tidak adil dan tidak dapat
dibenarkan.

• Colombijn mendefinisikan kekerasan sebagai perilaku yang melibatkan kekuatan fisik dan
dimaksudkan untuk menyakiti, merusak, atau melenyapkan seseorang atau sesuatu.

• James B. Rule berpendapat bahwa kekerasan merupakan manifestasi naluri bersama atau gerakan
naluri primitif yang merupakan kondisi-kondisi tindakan massa.

• Abdul Munir Mulkhan mendefinisikan kekerasan sebagai sebuah tindakan fisik yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk melukai, merusak, atau menghancurkan orang
lain atau harta benda dan segala fasilitas kehidupan yang merupakan bagian dari orang lain tersebut.
• Stuart dan Sundeen berpendapat bahwa perilaku kekerasan dan tindak kekerasan merupakan
ungkapan perasaan marah dan permusuhan yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri, yang
mengakibatkan individu dapat berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

• Soerjono Soekanto mendefinisikan kekerasan sebagai penggunaan kekuatan fisik secara paksa
terhadap orang atau benda. Adapun kekerasan sosial adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang
atau barang karena orang atau barang tersebut termasuk dalam kategori sosial tertentu.

∆ Penyebab Kekerasan

Penyebab kekerasan ada bermacam-macam, di antaranya adalah sebagai berikut:

• Individu tidak dapat mengendalikan emosi dirinya

• Adanya permasalahan yang memancing permusuhan

• Adanya prasangka buruk dari seseorang atau satu kelompok terhadap individu lainnya atau kelompok
lainnya

• Adanya keinginan manusia dalam mendapatkan prestasi

• Kontrol sosial yang sudah tidak berfungsi dalam mengendalikan persaingan yang terjadi di masyarakat

∆ Akibat Konflik dan Kekerasan

• Perubahan kepribadian pada diri seseorang.

• Semakin kuatnya rasa solidaritas kelompok (in-group feeling) atau retak dan goyahnya suatu kelompok
sosial.

• Timbulnya korban jiwa serta hancurnya harta benda

• Akomodasi, dominasi, serta takluknya salah satu pihak yang bertikai

3. PERDAMAIAN

Konflik dan kekerasan menimbulkan kondisi yang tidak menyenangkan bagi kedua belah pihak,
terutama bagi pihak yang mengalami kekalahan. Konflik dan kekerasan mengakibatkan jatuhnya korban
jiwa serta hancurnya harta benda di kedua belah pihak yang bertikai.

Oleh karena itu, perdamaian menjadi hal yang sangat penting dalam dinamika kehidupan sosial.
Perdamaian merupakan istilah yang merujuk pada suatu kondisi yang tenang, tidak adanya kekerasan,
harmoni, keamanan, kerukunan, keserasian, dan adanya saling pengertian di masyarakat.Setiap manusia
pasti mengharapkan kedamaian dan rasa aman, baik secara fisik maupun jiwa, dalam hidupnya. Namun,
dalam memahami perdamaian, perdamaian bukan saja dinilai sebagai sebuah kondisi atau keadaan
tanpa peperangan.

Perdamaian dapat terlihat melalui jalinan hubungan baik antar individu, antar kelompok, antar
lembaga, ataupun antarnegara yang mampu menghargai pluralitas dalam masyarakat dan dunia,
menghargai adanya keberagaman nilai, serta mendorong terjadinya pengembangan potensi manusia
secara utuh.

Anda mungkin juga menyukai