Konflik sosial sendiri terdiri dari beberapa bentuk, berikut ini penjelasan lebih
lanjut mengenai bentuk-bentuk konflik sosial dan contohnya dalam masyarakat.
Secara umum, bentuk konflik sosial terdiri dari tujuh bentuk, yaitu :
1. Konflik Pribadi
Konflik ini terjadi dikarenakan ada dua individu yang mana sedang mengalami sebuah
masalah pribadi dan saling tidak ingin menyadari kesalahan masing-masing. Dalam
konflik pribadi, biasanya masing-masing individu akan berusaha untuk mengalahkan
lawannya. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah perselisihan paham, tawuran
pelajar, dan lainnya.
Konflik yang terjadi antar kelompok ataupun individu yang memiliki masalah dengan
individu lainnya yang berada di kelompok (kelas) lainnya. Yang dimaksud kelas disini
dapat diartikan sebagai kedudukan seseorang ataupun kelompok di dalam lingkungan
masyarakat secara vertikal (kelas atas atau kelas bawah). Contoh yang sering
terjadi misalnya saja ketika buruh mengadakan unjuk rasa kepada pimpinan
perusahaan untuk bisa menaikkan gaji. Yang mana buruh disini dapat diartikan kelas
bawah sedangkan pimpinan perusahaan merupakan kelas atas.
3. Konflik Politik
Konflik sosial yang terjadi pada dua kelompok atau individu yang satu sama lainnya
memiliki perbedaan serta pandangan berbeda mengenai prinsip dari masalah
ketatanegaraan yang akhirnya berdampak pada perselisihan pandangan. Konflik
politik ini bisa mengaitkan beberapa golongan-golongan tertentu dalam masyarakat
hingga negara. Contoh konflik politik misalnya terjadi perselisihan antara partai
politik dengan partai politik lainnya saat merumuskan undang-undang.
4. Konflik Rasial
Konflik rasial merupakan konflik yang terjadi diantara kelompok ras yang berbeda
dikarenakan adanya kepentingan serta kebudayaan yang bertabrakan satu sama
lainnya.. Konflik ini biasanya terjadi karena salah satu ras yang merasa lebih unggul
dibandingkan dengan ras lainnya. Salah satu contoh yang cukup populer dari konflik
rasial ini adalah yang terjadi di Afrika Selatan, yaitu Politik Apartheid. Konflik ini
terjadi pada ras kulit putih yang merupakan penguasan dengan ras kulit hitam yang
menjadi golongan mayoritas yang ingin dikuasai.
5. Konflik Internasional
Bentuk-bentuk konflik sosial antara agama ini merupakan konflik yang terjadi pada
pemeluk agama satu sama lainnya. Contohnya saja cara berpakaian, cara
bersosialisasi, corak kesenian, penerapan hukum warisan, dan lainnya.
1. Konflik Konstruktif
Konflik yang memiliki sifat fungsional yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan
pemahaman dari individu ataupun kelompok saat menghadapi sebuah permasalahan
yang terjadi. Konflik konstruktif ini nantinya dapat menimbulkan konsensus dari
berbagai pemahaman serta mencitakan sebuah perbaikan. Sehingga konflik ini
nantinya akan memberikan nilai positif pada pengembangan organisasi atau
komunitas. Misalnya saja, di dalam sebuah organisasi atau komunitas akan terjadi
perbedaan pemahaman diantara anggota satu sama lainnya.
2. Konflik Destruktif
Konflik destruktif merupakan konflik yang terjadi karena adanya perasaan yang
kurang senang, benci, bahkan dendam dari indvidu atau kelompok kepada pihak-pihak
lainnya. Konflik destruktif menciptakan bentrokan-bentrokan fisik yang membuat
hilangnya harta benda hingga nyawa orang lain. Misalnya saja seperti bentrok yang
terjadi di Sambas, Ambon, Kupang, dan lainnya.
Berdaasr dari posisi pelaku yang melakukan atau terkait dengan konflik, maka
konflik sosial dibagi menjadi 3 bentuk yaitu :
1. Konflik Vertikal
Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi diantara komponen masyarakat yang
berada di dalam sebuah pimpinan dengan karyawan yang ada di dalam kantor. Konflik
ini terjadi karena adanya jabatan yang berbeda. Contoh nya saja karyawan yang
berdebat dengan atasan/kepala mengenai sebuah permasalah di kantor.
2. Konflik Horizontal
3. Konflik Diagonal
Bentuk konflik sosial yang berdasar pada sifat belaku yang ikut dan berkaitan
dengan konflik dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
1. Konflik Terbuka
Konflik terbuka merupakan konflik yang kejadiannya diketahui oleh banyak pihak
bahkan masyarakat umum. Contoh dari konflik terbuka ini adalah konflik yang
sedang terjadi pada Negara Israel dan Palestina.
2. Konflik Tertutup
Konflik tertutup merupakan konflik yang terjadi dan hanya diketahui oleh beberapa
pihak saja, yaitu individu atau kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut.
Contohnya saja konflik yang terjadi di dalam keluarga, tentu saja pihak lain di luar
keluarga tersebut tidak mengetahui hal tersebut.
Berdasarkan dari bentuk, konflik sosial terdiri menjadi beberapa bentuk yaitu :
1. Konflik Realistis
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya rasa kekecewaan dari individu atau
kelompok tentang perkiraan keuntungan atau tuntutan yang ada dalam sebuah
lingkungan sosial. Contoh dari konflik realistis ini misalnya saja karyawan yang
melakukan mogok bersama karena adanya ketidaksetujuan dengan pihak perusahaan
mengenai sebuah kebijakan tertentu.
2. Konflik Nonrealistis
Merupakan konflik yang didasarkan pada sebuah kebutuhan yang digunakan untuk
meredakan ketegangan, setidaknya dari salah satu pihak yang berkaitan. Contoh
dari konflik non realistis ini adalah penggunaan jasa ilmu-ilmu gaib yang digunakan
untuk membalas dendam terhadap perilaku orang lain terhadap kita.
Menurut pendapat Ralf Dahrendorf, konflik sosial terbagi menjadi 4 bentuk yaitu :
1. Konflik Peran, konflik yang terjadi di dalam sebuah peranan sosial. Konflik
peran ini merupakan kondisi dimana seseorang menghadapi berbagai harapan
berbeda dengan peranan yang dimilikinya.
2. Konflik antara kelompok sosial
3. Konflik antara kelompok yang sudah tergorganisis dengan kelompok yang
tidak terorganisi
4. Konflik antara satuan nasional, misalnya saja antara partai politik, antara
negara, antar organisasi internasional, dan lainnya.
Nah, setelah kamu memahami apa itu konflik, dalam materi konflik dan kekerasan
selanjutnya Mipi akan membahas apa itu kekerasan. Kekerasan merupakan bentuk
lanjutan dari konflik sosial. Dalam KBBI, entri “kekerasan” didefinisikan sebagai
perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang
lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
Bentuk kekerasan meliputi perkataan, tindakan, sikap, dan berbagai struktur atau
sistem yang dapat menyebabkan kerusakan pada diri seseorang (baik secara fisik
atau mental) dan lingkungan. Segala bentuk tindakan atau perkataan yang dapat
menghalangi seseorang menggali potensinya pun dapat disebut sebagai kekerasan.
Kekerasan dibagi menjadi dua bentuk, yaitu kekerasan langsung ( direct violence)
dan kekerasan tidak langsung (indirect violence). Contoh dari kekerasan langsung
adalah tindakan mencelakai atau melukai orang dengan sengaja, membunuh, atau
memperkosa.
Konflik dan kekerasan memang dua hal yang berbeda, tetapi memiliki hubungan yang
tidak dapat dipisahkan, Pahamifren. Dari pengertian konflik yang merupakan
perselisihan atau persengketaan antara dua orang atau lebih yang kedua belah pihak
tersebut memiliki keinginan untuk saling menjatuhkan atau menyisihkan atau
menyingkirkan atau mengalahkan, konflik sebenarnya tidak perlu berwujud
kekerasan.
Namun, kekerasan biasanya terjadi karena adanya konflik di antara dua orang atau
lebih. Kekerasan dapat terjadi saat kedua belah pihak, baik individu atau kelompok,
tidak dapat menyelesaikan konflik di antara mereka dan terbawa emosi untuk
menyelesaikan konflik dengan cara kekerasan.
Pengertian Kekerasan Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa pengertian kekerasan menurut para ahli yang dapat
membantu pemahaman kamu mengenai kekerasan:
Black mendefinisikan kekerasan sebagai pemakaian kekuatan yang tidak adil dan
tidak dapat dibenarkan.
Colombijn mendefinisikan kekerasan sebagai perilaku yang melibatkan kekuatan
fisik dan dimaksudkan untuk menyakiti, merusak, atau melenyapkan seseorang
atau sesuatu.
James B. Rule berpendapat bahwa kekerasan merupakan manifestasi naluri
bersama atau gerakan naluri primitif yang merupakan kondisi-kondisi tindakan
massa.
Abdul Munir Mulkhan mendefinisikan kekerasan sebagai sebuah tindakan fisik
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk
melukai, merusak, atau menghancurkan orang lain atau harta benda dan segala
fasilitas kehidupan yang merupakan bagian dari orang lain tersebut.
Stuart dan Sundeen berpendapat bahwa perilaku kekerasan dan tindak kekerasan
merupakan ungkapan perasaan marah dan permusuhan yang mengakibatkan
hilangnya kontrol diri, yang mengakibatkan individu dapat berperilaku menyerang
atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan.
Soerjono Soekanto mendefinisikan kekerasan sebagai penggunaan kekuatan fisik
secara paksa terhadap orang atau benda. Adapun kekerasan sosial adalah
kekerasan yang dilakukan terhadap orang atau barang karena orang atau barang
tersebut termasuk dalam kategori sosial tertentu.
Penyebab Kekerasan
Perdamaian
Konflik dan kekerasan menimbulkan kondisi yang tidak menyenangkan bagi kedua
belah pihak, terutama bagi pihak yang mengalami kekalahan. Konflik dan kekerasan
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa serta hancurnya harta benda di kedua belah
pihak yang bertikai.
Oleh karena itu, perdamaian menjadi hal yang sangat penting dalam dinamika
kehidupan sosial. Perdamaian merupakan istilah yang merujuk pada suatu kondisi
yang tenang, tidak adanya kekerasan, harmoni, keamanan, kerukunan, keserasian,
dan adanya saling pengertian di masyarakat.
Setiap manusia pasti mengharapkan kedamaian dan rasa aman, baik secara fisik
maupun jiwa, dalam hidupnya. Namun, dalam memahami perdamaian, perdamaian
bukan saja dinilai sebagai sebuah kondisi atau keadaan tanpa peperangan.
Perdamaian dapat terlihat melalui jalinan hubungan baik antar individu, antar
kelompok, antar lembaga, ataupun antarnegara yang mampu menghargai pluralitas
dalam masyarakat dan dunia, menghargai adanya keberagaman nilai, serta
mendorong terjadinya pengembangan potensi manusia secara utuh.