Anda di halaman 1dari 16

KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

Pengertian Konflik Sosial


Pengertian konflik yang paling sederhana ditinjau dari segi asal kata, yaitu berasal dari
kata configere yang berarti saling memukul. Berikut ini definisi konflik menurut para sosiolog.
Soerjono Seokanto
Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu proses sosial ketika orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang
disertai ancaman.

Robert M.Z Lawang


Konflik adalah perjuangan memperoleh hal-hal yang langka seperti harta, status dan otoritas.

Ralf Dahrendorf
Konflik merupakan suatu keadaan pertentangan karena adanya ketidakharmonisan hubungan
sosial di antara anggota kelompok atau antara kelompok dalam suatu masyarakat.

Lewis A. Coser
Konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, dan
sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan mencederai, atau melenyapkan
lawan.

Secara sosiologis dapat diartkan bahwa konflik adalah suatu proses sosial diantara dua orang
atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lawan dengan jalan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

Jenis-Jenis Konflik
Konflik yang terjadi di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, bergantung faktor yang
menyebabkan, wujud, ruang lingkup, dan sifat-sifatnya yaitu sebagai berikut.

1. Konflik Pribadi
Konflik pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang perorang karena masalah pribadi.
Konflik pribadi dapat terjadi karena perbedaan pendirian dan keyakinan, serta perbedaan
kebudayaan. Konflik pribadi tidak jarang terjadi antara dua orang sejak mulai berkenalan karena
sudah saling tidak menyukai. Akan tetapi, yang sering terjadi adalah konflik antara dua pribadi
yang sudah saling mengenal dan terjadi konflik karena perbedaan yang tidak bisa disatukan di
antara pribadi-pribadi tersebut.

2. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan
kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik rasial juga makin dipicu dengan kenyataan bahwa
salah satu ras merupakan golongan minoritas. Konflik rasial pernah terjadi di Amerika Serikat
dan Afrika Selatan, yaitu antara orang-orang kulit dengan kulit hitam.

3. Konflik Politik
Konflik politik menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negara-
negara yang berdaulat. Konflik politik itu, contohnya konflik antara Indonesia dan Malaysia pada
tahun 1963.

4. Konflik Antarkelas Sosial


Konflik antarkelas sosial pada umumnya disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara kelas
sosial yang berbeda. Misalnya antara buruh dan majikan. Buruh menginginkan kenaikan gaji
sementara majikan menginginkan untuk mengurangi biaya produksi dengan menekan biaya
upah.

5. Konflik Internasional
Konflik internasional biasanya berawal dari adanya pertentangan antara dua negara karena
kepentingan yang berbeda. Pertentangan ini akan berkembang menjadi konflik internasional
apabila negara-negara lain terlibat atau melibatkan diri.

Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok)
karena perbedaan kepentingan. Misalnya, pertikaian antara Irak dan Iran dalam Perang Teluk
yang melibatkan negara Amerika Serikat dan sekutunya serta negara-negara Arab.

6. Konflik vertikal dan horizontal


Konflik vertikal yaitu pertentangan antara individu atau kelompok masyarakat dan para
pemimpin masyarakat. Contoh konflik antara warga suatu desa dengan pemimpin di desa
tersebut (Kepala Desa).
Konflik horizontal adalah pertentangan antaranggota masyarakat, baik secara individual maupun
kelompok yang mempunyai kedudukan sederajat atau satu level. Konflik horizontal dapat terjadi
di tataran para elite politik. Contoh konflik horizontal yang terjadi di kalangan masyarakat bawah
adalah tawuran antar warga miskin di Jakarta. Sedangkan contoh konflik horizontal di kalangan
elite politik adalah konflik antara para petinggi partai Demokrat.

7. Konflik terbuka dan konflik tertutup


Konflik terbuka yaitu perbedaan kepentingan antara dua individu atau kelompok masyarakat
yang dapat disaksikan secara langsung dan saling berhadapan dalam bentuk sikap atau tindakan-
tindakan fisik.

Konflik tertutup yaitu perbedaan kepentingan yang terwujud dalam perbuatan yang
menimbulkan sabotase, keresahan dan sebagainya.

8. Konflik Destruktif Dan Konflik Konstruktif


Konflik destruktif menimbulkan kerugian bagi individu, kelompok maupun organisasi-organisasi
yang terlibat di dalamnya. Konflik demikian terjadi misalnya, dua orang yang bertetangga tidak
dapat rukun karena di antara mereka terjangkit perasaan tidak senang atau apabila anggota
sebuah organisasi tidak dapat mencapai penyesuaian paham tentang tujuan pokok organisasi.

Kerugian akibat konflik destruktif adalah sebagai berikut.

1. Perasaan cemas atau tegang (stres), atau tertekan.


2. Komunikasi yang menyusut.
3. Persaingan tidak sehat.
4. Perhatian yang semakin berkurang terhadap tujuan bersama.
5. Ledakan konflik hebat sampai muncul tindakan ancaman atau kekerasan.
Konflik konstruktif menimbulkan keuntungan-keuntungan bagi individu maupun kelompok,
antara lain sebagai berikut.

1. Meningkatkan inisiatif dan kreativitas individu atau kelompok, mereka akan berusaha
bekerja dengan cara-cara baru yang lebih baik.
2. Intensitas usaha semakin meningkat, perasaan apatis teratasi, individu atau kelompok yang
terlibat akan bekerja lebih keras lagi.
3. Ikatan atau kohesi semakin kuat, konflik dapat memperkuat identitas kelompok dan
komitmen untuk mencapa tujuan bersama kelompok.
4. Surutnya ketegangan pribadi.
Sebab-Sebab Konfik dalam Masyarakat
Dari berbagai bentuk konflik yang ada dalam masyarakat, unsur perasaan memegang peranan
penting dalam mempertajam perbedaan yang ada sehingga setiap pihak berusaha saling
mengalahkan. Konflik yang terjadi dalam berbagai bentuk bisa berubah menjadi kekerasan
apabila konflik sudah mencapai taraf menciderai, menyebabkan hilangnya nyawa, dan
menimbulkan kerusakan fisik atau barang orang lain.

Berikut ini merupakan sebab-sebab munculnya konflik dalam masyarakat.


1. Perbedaan pendirian dan perasaan antar individu.
2. Perubahan sosial yang terlalu cepat dalam masyarakat sehingga terjadi disorganisasi dan
perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai baru.
3. Perbedaan kebudayaan yang mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku.
4. Bentrokan antarkepentingan baik perseorangan maupun kelompok, misalnya kepentingan
ekonomi, sosial, politik, ketertiban, dan keamanan.
5. Permasalahan dibidang ekonomi.
6. Lemahnya kepemimpinan pada berbagai tingkatan (weak leadership).
7. Ketidakadilan yang dirasakan oleh sebagian atau seluruh kelompok masyarakat.
8. Rendahnya tingkat penegakan hukum (lack of legal mechanism)
Dampak Terjadinya Konflik
Konflik yang terjadi dapat mengakibatkan dampak positif dan negatif. Konflik akan memberikan
dampak positif sepanjang konflik tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam
struktur tertentu. Akan tetapi, apabila konflik berlawanan dengan pola-pola hubungan hubungan
sosial di dalam struktur sosial tertentu, konflik-konflik tersebut bersifat negatif.

Gejala-gejala sosial yang timbul akibat konflik, antara lain sebagai berikut.

1. Bertambahnya solidaritas ingroup.


2. Goyah atau retaknya persatuan kelompok.
3. Perubahan kepribadian individu.
4. Akomodasi, dominasi dan takluknya salah satu pihak.
5. Rusaknya tatanan kehidupan masyarakat.
6. Krisis sosial.
Pengendalian Konflik (Akomodasi)
Akomodasi merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan pertentangan, baik dengan cara
menghargai kepribadian yang berkonflik atau bisa juga dengan cara paksaan atau tekanan.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain sebagai berikut:

1. Koersi merupakan akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu
terhadap pihak lain yang lebih lemah.
2. Kompromi merupakan bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling
mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian
3. Arbitrasi merupakan bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang berselsisih tidak sanggup
mencapai kompromi sendiri sehingga mengundang pihak ketiga yang berhak memberikan
keputusan.
4. Mediasi merupakan bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi. Namun pihak
ketiga yang diundang tidak berhak memberikan keputusan.
5. Konsiliasi merupakan bentuk akomodasi dengan mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
6. Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi
7. Stalemate merupakan bentuk akomodasi ketika kelompok-kelompok yang terlibat
pertentangan mempunyai kekuatan seimbang, sehingga pertentangan antara keduanya akan
berhenti dengan sendirinya.
8. Ajudikasi merupakan penyelesaian masalah atau sengketa melalui jalur hukum.

Integrasi Sosial
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan
bermasyarakat. Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktural, sistem sosial
senantiasa terintegrasi atas dua landasan berikut:

1. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di


antara sebagian besar anggota masyarakat.
2. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan sosial (cross cutting affiliations).
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial
adalah:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan satu dengan lainnya
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai.
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Para ilmuwan mengidentifikasi bentuk-bentuk ideal suatu integrasi sosial yaitu:

Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama
sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang
khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur
kebudayaan campuran. Suatu asimilasi akan mudah terjadi apabila didorong oleh faktor-faktor
sebagai berikut.

1. Toleransi antara kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri yang akan tercapai
melalui suatu proses yang disebut akomodasi.
2. Tiap-tiap indvidu dan kelompok memiliki kesempatan yang sama dalam ekonomi, terutama
dalam memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa.
3. Diperlukan sikap saling menghargai terhadap kebudayaan lain.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dengan memberikan kesempatan pada golongan
minoritas untuk memperoleh pendidikan, penggunaan fasilitas umum, dan partisipasi politik.
5. Perkawinan campuran akan menyatukan dan mengurangi perbedaan-perbedaan antara warga
dari suatu golongan dengan golongan lain.
Sedangkan faktor-faktor yang menjadi penghalang bagi terlaksananya proses asimilasi adalah
sebagai berikut.

1. Kurang pengetahuan mengenai kebudayaan yang diahadapi


2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain
3. Perasaan superioritas dari individua dari satu kebudayaan terhadap yang lain
Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan
sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Jadi, akulturasi merupakan proses perubahan yang ditandai dengan terjadinya penyatuan dua
kebudayaan yang berbeda. Penyatuan ini tidak menghilangkan ciri khas dari masing-masing
kebudayaan. Misalnya, kebudayaan Hindu memasuki kebudayaan Bali dan berkembang menjadi
kebudayaan Hindu-Bali. Dalam proses ini, kebudayaan Bali tidak hilang atau tetap bertahan
walaupun dimasuki unsur kebudayaan Hindu.
MATERI SOSIOLOGI KELAS XI IPS BAB III
KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL

Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.

Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.

Pengertian Konflik menurut Ahli :


Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau
kekerasan.
Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya
perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.

Faktor-faktor Penyebab Konflik


Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :
perbedaan antarindividu,
perbedaan kebudayaan ,
perbedaan kepentingan dan
perubahan sosial.

Perbedaan antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan
harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil
bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam
diri anda. Sehingga terjadi konflik.
Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat
memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum
tentu baik oleh masyarakat lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat
menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.

Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan
kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.

Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu
keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena
adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan
kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik
diantara mereka.

Bentuk-bentuk Konflik

Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :


1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau
tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang
antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan
ketegangan.
Berdasarkan kedua bentuk konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua
bentuk konflik berbeda, yaitu :
Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri
Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain.

Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :


Konflik atau pertentangan pribadi
Konflik atau pertentangan rasial
Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial
Konflik atau pertentangan politik
Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional

Berdasarkan Sifatnya :
Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang ,
rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini
dapat merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.
Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena
adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan.
Konflik ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.

Berdasrkan posisi pelaku yang berkonflik


Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang bersifat
hirarkis
Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan relatif
sama.
Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan aloksi sumber
daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan ekstrim, contoh konflik poso

Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik


Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik antara Israel
dengan Palestina
Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat
konflik

Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:


Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial
dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua,yaitu :
1. Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.
2. Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama

Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan kepentingan yang
berkaitan dengan kekuasaan
Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang
berkonflik.
Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang
berkonflik.
Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau
sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI

Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :
Konflik dengan orangtua
Konflik dengan anak-anak sendiri
Konflik dengan keluarga
Konflik dengan orang lain
Konflik dengan suami atau istri
Konflik disekolah
Konflik dalam pemilihan pekerjaan
Konflik agama
Konflik pribadi

Dampak Sebuah Konflik

Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi
negatif.
Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:
1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas
di telaah.
2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau
kelompok.
3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik
dengan kelompok lain.
4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma
baru.
6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-
kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam
kekuatan yang seimbang.

Segi negatif dari konflik :


1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
3. Berubahnya kepribadian para individu.
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.

Konflik Dan Kekerasan


Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang
menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang
orang lain.
Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang berinteraksi
mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.Akibatnya
terjadilah konflik yang bermuara kekerasan.

Teori teori tentang Kekerasan :


Menurut Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
1. Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok
Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau
fisiologis

2. Teori Kekerasan Struktural


Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para
ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau kelompok semata melainkan
dipengaruhi oleh suatu struktur.

3. Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural


Konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :
a. kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)
b. kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)
c. kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d. kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)

Salah satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah : terorisme.

Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan


Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan
arbitasi.

Konsoliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan
keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai.

Mediasi
Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator.

Arbitasi
Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya
pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.

Ajudication
Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan

INTEGRASI SOSIAL

Pengertian Integrasi Sosial


Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan
yang utuh dan bulat
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis,
agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.

Pengertian integrasi sosial menurut ahli :


Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan
ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras
tersebut

Syarat terjadinya Integrasi


Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial adalah :
Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan
mereka
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma
Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten

Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi


Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat
mudah tercapai , demikian sebaliknya.
Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya integrasi
karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin
mempengaruhi proses integrasi
Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-
anggota masyarakat tercapai.

Bentuk-bentuk integrasi sosial


Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku
dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal
Ika
Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu
dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya
dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai
berdagang.
Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa..
Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.

Proses Integrasi

Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga
memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.

Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima
dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.

Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial


Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda
Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
Adanya musuh bersama dari luar

Anda mungkin juga menyukai