Anda di halaman 1dari 4

Materi kd 3.

5 KONFLIK KEKERASAN DAN PERDAMAIAN

Materi:

1. Memahami konflik sosial (bentuk,faktor, jenis konflik)

Bentuk konflik social:

 Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara orang perorangan.


 Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat kepentingan yang berbeda antara seseorang
atau kelompok.
 Konflik Vertikal terjadi dalam masyarakat yang kedudukannya berbeda.
 Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan-perbedaan
kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat.
 Konflik Horizontal terjadi dalam masyarakat yang kedudukannya sejajar atau setara.
 Konflik internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena
perbedaan kepentingan masing-masing.
 konflik realistis terjadi karena adanya kekecewaan individu atau kelompok terhadap sebuah
sistem atau tuntutan di hubungan sosial.
 konflik non-realistis merupakan ungkapan permusuhan sebagai tujuan pribadi yang
mengandung perbedaan nilai. (Antar-ras)

2. Faktor penyebab konflik

1. Perbedaan antar individu


2. Perbedaaan kebudayaan
3. Perbedaan Kepentingan
4. Perubahan sosial

3. Bentuk konflik fungsional dan disfungsional

 Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan
bersifat konstruktif. Contohnya, persaingan antara organisasi pramuka dan OSIS di sebuah
sekolah yang lantas mendorong masing-masing kelompok berlomba dalam meraih prestasi.
 konflik disfungsional adalah konflik yang menghambat tercapainya tujuan suatu organisasi dan
bersifat destruktif (merusak). Contohnya adalah konflik perebutan posisi ketua satu organisasi
yang berujung pada perpecahan pengurus, bahkan mungkin sampai memicu bentrok kekerasan.

4. Teori konflik Karl marx (struktur sosial/tingkat nya beda, buruh dan proletar), lewis coser

 Karl Marx, teori ini dipicu dalam hubungan pertentangan antar kelas borjuis yang melawan
kelas proletariat dalam merebut hak-hak ekonomi
 Lewis coser, Konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntunan atas status,
kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai,
atau melenyapkan lawan.

5. Posisi konflik (konflik antar kelas, rasial, vertikal)


 Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya
kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan.
 Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan-perbedaan
kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat.
 Konflik Vertikal terjadi dalam masyarakat yang kedudukannya berbeda.

6. Sifat konflik terbuka dan tertutup, (Apa yg dimaksud terbuka dan tertutup)

 Konflik terbuka/ manifest merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contohnya:
perebutan lahan parkir oleh beberapa pemuda.
 Konflik tertutup/ laten merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau
kelompok yang terlibat konflik. Contohnya: ketidakpuasan kelompok masyarakat minoritas
terhadap hasil pemilihan kepala desa.

7. Dampak terjadinya konflik

Dampak positif

 Meningkatkan solidaritas antar anggota


 Adanya penyesuaian norma sosial di masyarakat
 Memperjelas aspek kehidupan yang belum tuntas.
 Memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik memiliki kekuatan
seimbang.

Dampak Negatif

 Muncul aksi kekerasan

 Retaknya persatuan kelompok karena anggotanya saling berselisih

 Perubahan kepribadian seseorang

 Dapat menghancurkan harta benda dan jatuhnya korban manusia


Materi 4.5 INTEGRASI DAN REINTEGRASI

Materi:

1. Konflik bersifat kekerasan dan dampak nya terhadap perpecahan

Konflik kerapkali berujung pada tindakan kekerasan yang menimbulkan perpecahan atau disintegrasi.
Konflik bisa memicu dendam berkepanjangan antara kedua belah pihak. Apabila rasa dendam tersebut
tidak dapat dihilangkan maka akan timbul perpecahan (disintegrasi) yang akan memecah belah
persatuan dan kesatuan kelompok sosial hingga menimbulkan disintegrasi bangsa.

Berdasarkan penjelasan tersebut, kekerasan dalam konflik dapat menyebabkan disintegrasi bangsa
sebab adanya rasa dendam yang berkepanjangan tidak kunjung reda antara pihak-pihak yang berkonflik.

2. Faktor Eksternal integrasi social

 terdapat sikap yang saling menghargai dan toleransi satu sama lain.

 Adanya persamaan kebudayaan.

 Terdapat persamaan tujuan dalam menjalani kehidupan.

 Muncul sikap terbuka pada perubahan.

 Adanya tuntutan perkembangan zaman.

 Terdapat konsensus nilai di dalam masyarakat

3. Proses integrasi sosial

1. Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk
mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok dalam
masyarakat. Asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau terkadang
bersifat emosional, dengan tujuan mencapai kesatuan (integrasi)

2. Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Proses sosial itu
akan berlangsung hingga unsur kebudayaan asing itu diterima masyarakat dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri. Namun umumnya akulturasi berlangsung tanpa menghilangkan
kepribadian kebudayaan itu sendiri.

3. Proses Akomodasi

Akomodasi dapat dipahami sebagai langkah untuk menyelesaikan pertentangan tanpa


menghancurkan pihak lawan. Dalam proses ini, semaksimal mungkin tiap-tiap pihak mencapai
kata sepakat dalam memenuhi tujuan dengan tidak merugikan pihak lain.
4. Bentuk integrasi sosial (koersif, normatif, fungsional) akomodasi

contoh: ras beda tapi tetap harmonis, hakekat integrasi akomodasi

Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial

1. Integrasi Normatif

Integrasi normative dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan hal yang mampu mempersatukan
masyarakat.

2. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Sebuah integrasi
dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah
masyarakat.

3. Integrasi koersif

Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa
menerapkan cara-cara koersif (kekerasan).

Bentuk akomodasi:

 Stalemate: Mempunyai kekuatan yang seimbang


 Adjudikasi: Melalui jalur hukum/pengadilan
 Koersi: Paksaan
 Kompromi: Mengurangi tuntutan
 Toleransi: sikap menghargai dan menghormati perbedaan yang ada pada orang lain
 Arbitrasi: dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau
terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk
menyelesaikan konflik
 Mediasi: Pihak ketiga sebagai penegah yg memberi nasihat
 Konsiliasi: Melalui Lembaga social,

5. Reintegrasi dalam kehidupan damai di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai