Anda di halaman 1dari 5

Konflik Sosial dan Kekerasan dalam Masyarakat

Oleh: Nayla Lutfia Syach

A. Pengertian Konflik Sosial Secara Umum

Kata “konflik” berasal dari bahasa latin yaitu configere yang berarti “saling memukul”. Pada
dasarnya, konflik terjadi disebabkan oleh perbedaan (pendapat, ideologi, budaya, dan lainnya) di
masyarakat, kemudian timbul masalah dan belum ditemukan kesepakatan dalam menyelesaikan
konflik tersebut. Hampir di semua lapisan masyarakat bisa terjadi konflik, baik dalam skala kecil
ataupun skala besar. Contoh konflik skala kecil, misalnya pertengkaran antar saudara di suatu
keluarga. Sedangkan contoh konflik skala besar, seperti tawuran antar kampung.
Kekerasan

Adapun kekerasan, merupakan gejala yang muncul sebagai salah satu efek dari adanya proses
sosial yang biasanya ditandai oleh adanya perusakan dan perkelahian. Seringkali tindakan
kekerasan muncul secara spontan pada masyarakat. Tindakan kekerasan spontan ini tujuannya
tidak jelas, kadangkala ditumpangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin
menciptakan kekacauan. Kekerasan hanya merupakan salah satu indikator kerusuhan  dalam
menilai intensitas konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi di masyarakat. Charles
Lewis Taylor dan MichaelC. Hudson membuat beberapa indikator dalam menggambarkan
intensitas konflik yang terjadi dalam masyarakat Indonesia.Indikator-indikator tersebut adalah
sebagai berikut.

1. Demonstrasi (a Protest Demonstration)


2. Kerusuhan
3. Serangan Bersenjata (Armed Attack)

Indikator ini ditandai oleh terjadinya pertumpahan darah, pergulatan fisik, atau perusakan
fasilitas umum. Jelaslah bahwa kekerasan hanya merupakan akibat dari adanya pertentangan-
pertentangan atau konflik sosial. Konflik-konflik sosial yang terjadi tidak selamanya harus diikuti
dengan kekerasan yang akan memunculkan masalah baru. Banyak kerugian dan penderitaan
yang akan diakibatkan apalagi jika konflik tersebut tidak memiliki tujuan yang berarti,
pengorbanan yang dilakukan oleh pihak yang berkonflik menjadi sia-sia.

      Konflik-konflik sosial yang diakhiri dengan tindakan kekerasan seperti beberapa contoh
tersebut, merupakan tahapan penyelesaian konflik yang paling buruk. Dengan kata lain
kekerasan sangat rendah tingkatannya dalam mencari alternatif pemecahan masalah untuk dapat
menghindari atau keluar dari konflik yang sedang terjadi. Sebenarnya konflik yang terjadi dapat
berfungsi sebagai faktor positif (pendukung) dan faktor negatif (perusak) bagi modal kedamaian
sosial. Secara positif, konflik dapat berfungsi sebagai pendorong tumbuh kembangnya
kedamaian sosial. Namun, konflik dapat memunculkan kekerasan yang menjurus kepada
perpecahan.
B. Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli
1. Soerjono Soekanto
Beliau berpendapat bahwa konflik adalah suatu proses sosial ketika orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.

2. Robert Lawang
Beliau membaginya menjadi dua pengertia, yaitu pengertian konflik dan konflik sosial. Ia
berpendapat bahwa konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, di
mana tujuannya tidak hanya memperoleh keuntungan melainkan juga untuk menundukkan
saingannya.

C. Jenis-Jenis Konflik Sosial

1. Berdasarkan Pihak yang Terlibat

 Konflik di dalam individu, merupakan konflik batin yang terjadi di dalam diri sendiri.
 Konflik antar individu, merupakan konflik antara satu orang dengan orang lainnya yang
disebabkan adanya perbedaan (pendapat atau ideologi).
 Konflik antar individu dan kelompok, merupakan konflik antara satu orang yang tidak
bisa menyesuaikan diri dengan kelompok masyarakat tertentu.
 Konflik antar kelompok yang sama, merupakan konflik yang terjadi antar anggota
kelompok di dalam satu organisasi yang sama.
 Konflik antar kelompok yang berbeda, merupakan konflik yang terjadi antara dua
kelompok organisasi yang berbeda.

2. Berdasarkan Fungsi Dalam Organisasi

 Konflik konstruktif (+), merupakan konflik yang mampu menghasilkan sesuatu yang
positif bagi masing-masing kelompok atau individu yang berselisih
 Konflik destruktif (-), merupakan konflik yang mampu menghasilkan sesuatu yang
negatif bagi masing-masing kelompok atau individu yang berselisih.
3. Berdasarkan Posisi Dalam Organisasi

 Konflik vertikal, merupakan konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih di dalam
suatu organisasi yang memiliki perbedaan jabatan.
 Konflik horizontal, merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok di
dalam suatu organisasi yang memiliki kesamaan jabatan (kesetaraan jabatan).
 Konflik garis staff, terjadi antara dua individu atau lebih di dalam suatu organisasi yang
memiliki posisi (jabatan) penting.

4. Berdasarkan Dampak yang Ditimbulkan

 Konflik fungsional, merupakan konflik yang bisa menghasilkan keuntungan jika


dikendalikan dengan baik.
 Konflik disfungsional, merupakan konflik yang tidak dapat menghasilkan keuntungan
apapun.

5. Berdasarkan Sumber Konflik

 Konflik tujuan, merupakan konflik yang terjadi antar individu atau kelompok yang ingin
mencapai tujuan tertentu.
 Konflik peranan, merupakan konflik yang terjadi pada individu karena memiliki peran
ganda di kehidupannya.
 Konflik nilai, merupakan konflik yang terjadi pada individu atau kelompok karena
adanya gesekan nilai-nilai yang dianut.
 Konflik kebijakan, merupakan konflik yang terjadi akibat timbulnya kebijakan yang
dianggap merugikan pihak tertentu dalam organisasi.

6. Berdasarkan Bentuk Konflik

 Konflik realistis, merupakan konflik yang terjadi akibat rasa kecewa yang dialami
individu atau kelompok terhadap sesuatu yang nyata (logis).
 Konflik non-realistis, merupakan konflik yang terjadi akibat rasa kecewa yang dialami
individu atau kelompok terhadap sesuatu yang tidak nyata (tidak logis).

7. Berdasarkan Golongan

 Konflik antar kelas, merupakan konflik yang terjadi antar kelas sosial di masyarakat.
Contoh: konflik antar kelas pekerja dengan kelas pengusaha.
 Konflik antar ras, merupakan konflik yang terjadi antar ras atau etnis. Contoh: konflik
antara ras kulit hitam dengan ras kulit putih di Amerika Serikat pada abad ke 17.

D. Faktor Penyebab Konflik Sosial


1. Adanya perbedaan perasaan dan pendirian antar individu.
2. Adanya perbedaan kebudayaan, terutama perbedaan adat istiadat.
3. Adanya perbedaan kepentingan individu atau kelompok dimana masing-masing berusaha
untuk mencapai tujuannya sehingga menimbulkan perselisihan.
4. Adanya perubahan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
5. Adanya rasa benci dan dendam.
6. Adanya rasa paksaan dari yang kuat kepada yang lemah.
7. Meletusnya revolusi politik pada perebutan kekuasaan.
8. Adanya perbedaan (pendapat, ideologi, nilai, dll) di antara individu atau kelompok yang
menimbulkan gesekan dan perselisihan.
9. Adanya perbedaan latar belakang dan nilai moral individu atau kelompok masyarakat.

E. Cara Penyelesaian Konflik Sosial

Terdapat beberapa bentuk penyelesaian konflik, diantaranya:

1. Toleransi
2. Stalemate, penyelesaian masalah (berhenti) karena masing-masing memiliki kekuatan
seimbang.
3. Kompromi, sebagai upaya menyelesaikan pertikaian dengan saling mengurangi tuntutan.
4. Konsiliasi usaha, upaya mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang berselisih.
5. Mediasi, upaya penyelesaian konflik dengan mengikut sertakan pihak ketiga sebagai
penengah/penasihat.
6. Arbitrasi, upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang dipilih
bersama dan memiliki kedudukan lebih tinggi.
7. Adjudikasi, cara penyelesaian konflik melalui jalur pengadilan.
8. Koersi akomodasi yang prosesnya berdasarkan paksaan.

F. Dampak Konflik Sosial

1. Dampak Positif

 Bertambahnya rasa solidaritas setiap kelompok masyarakat


 Tumbuhnya berbagai forum yang mendiskusikan aspek kehidupan yang baru
 Hadirnya akomodasi dan kompromi
 Sikap atau kepribadian mengarah kepada hal-hal yang bersifat positif

2. Dampak Negatif

 Timbulnya perselisihan yang menyebabkan perpecahan dan permusuhan antar kelompok


masyarakat.
 Munculnya pandangan-pandangan negatif terhadap kelompok yang berbeda, sehingga
sikap dan tindakan pada kelompok tersebut menjadi buruk. .
 Munculnya sikap dan tindakan yang diskriminatif terhadap kelompok masyarakat yang
berbeda akibat alasan tertentu.
 Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda apabila terjadi benturan fisik.
 Terjadinya perubahan sosial yang mengancam keutuhan suatu kelompok.
 Timbulnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok yang kalah.
 Goyah atau retaknya persatuan kelompok.
 Sikap atau kepribadian mengarah kepada hal-hal yang bersifat negatif.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai