Anda di halaman 1dari 7

GAMBAR-GAMBAR KLIPING KONFLIK SOSIAL DIANTARANYA:

KONFLIK ANTAR MAHASISWA

Aksi perampasan kaset video


rekaman tawuran berbuntut konflik
antara pelajar SMA Negeri 6
Jakarta dengan sejumlah
wartawan. Korban luka pun
berjatuhan dari kedua belah pihak.
Sebagai golongan terdidik, pelajar
sudah semestinya meninggalkan
kebiasan tawuran yang jelas
barbar.

KONFLIK ANTAR AGAMA

Sebuah bom yang


disembunyikan dalam sebuah
truk relawan keamanan
meledak di provinsi Narathiwat,
mencederai tiga orang. Aksi itu
terjadi sehari setelah seorang
bocah Muslim berusia dua
tahun tewas akibat ditembak
ketika naik motor bersama
ayahnya.

Sepasang warga Buddha juga ditembak ketika mereka naik kendaraan


menuju sebuah pasar di provinsi Pattani. Sebuah bom di Yala mencederai
penjual buah-buahan. Lebih dari 4.100 orang Buddha dan Muslim tewas
dalam enam tahun aksi kekerasan di provinsi paling selatan Thailand ketika
etnik Melayu yang Muslim berjuang bagi satu otonomi dari negara yang
berpenduduk mayoritas beragama Buddha itu.
PT Freeport Indonesia dan Konflik Konflik Sosial di Papua

Maret 1967, PT Freeport Indonesia


Incorporate (FII) perusahaan yang
dibentuk oleh Freeport Internasional,
yang diwakili oleh Forbes Wilson
menanda tangani Kontrak Karya untuk
usaha penambangan di wilayah
Pegunungan Selatan Jayawijaya di
Gunung Erstberg atau dalam bahasa
Amungme disebut Yelsegel
Ongopsegel.

Pada 5 April 1967 Menteri Pertambangan RI Slamet Branata dan Perwakilan


Freeport menandatangani Kontrak Karya pertama selama 30 tahun untuk
pengembangan tambang Ertsberg. Kini gunung Erstberg sudah berubah
menjadi lubang raksasa yang kemudian diberi nama ”Danau Wilson.” Nama
ini diberikan sebagai penghormatan kepada tuan Forbes Wilson.
pertumpahan darah untuk mendapat sejengkal tanah. Kini masyarakat
setempat akan menanggung semua resiko baik dampak lingkungan mau pun
dampak sosial akibat perubahan perubahan modernisasi yang keliru.

Pembantaian Warga di Mesuji Lampung

Tragedi kemanusian kembali terjadi di Mesuji


dan Sodong di Lampung. Bentrokan terjadi
antara warga dan polisi yang dipicu oleh konflik
lahan antara petani dan perusahaan
perkebunan serta penyerobotan lahan pada
bulan November lalu. Kejadian itu dipicu
konflik sengketa lahan antara warga dan
perusahaan perkebunan sawit PT. Silva
Inhutani milik warga negara Malaysia bermaksud melakukan perluasan lahan
dengan membuka lahan untuk menanam kelapa sawit dan Foto Pembantaian
Warga di Mesuji Lampung karet namun selalu ditentang penduduk
setempat.Akhirnya PT. Silva Inhutani membentuk PAM Swakarsa yang juga
dibekingi aparat kepolisian untuk mengusir penduduk. Pasca adanya PAM
Swakarsa terjadilah beberapa pembantaian sadis dari tahun 2009 hingga
2011. Akibat sengketa tanah itu akhirnya Foto Pembantaian Warga di Mesuji
Lampung memicu adanya dugaan pelanggaran HAM terhadap warga Mesuji
oleh aparat keamanan. Akhirnya warga Mesuji Propinsi Lampung mendatangi
komisi III DPR di Gedung DPR / MPR Jakarta, pada hari Rabu 14 Desember
2011.

Kisruh Menjelang Pemilukada Provinsi NAD

Massa tiba dan berkumpu l di Mesjid


Agung Darussalihin Kota Idi sekitar
pukul 10:00 Wib, mengusung sejumlah
spanduk dan poster yang berisi
dukungan terhadap tahapan
Pemilukada. Mereka melakukan long
march (berjalan kaki) menuju Kantor
DPRK.Koordinator aksi Tgk Muzakir
Daud di halaman DPRK dalam
orasinya menyebutkan, aksi itu
mereka lakukan karena DPRK Aceh Timur mencoba melawan perundang-
undangan di Indonesia. Perwakilan massa menyerahkan pernyataan sikap
bersama ke kantor dewan, yang diterima oleh pegawai skretariat
dewan.Setelah iru massa bertolak kekantor KIP Aceh Timur untuk melakukan
aksi demo meminta Kepada KIP agar menjalankan pemilukuada sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.Sementara itu, Ketua KIP Aceh Timur,
Iskandar A Gani mengatakan, pihaknya akan menjalankan tahapan
pemilukada sesuai dengan peraturan dan jadwal yang telah ditetapkan.
“KIP tidak dalam posisi menerjemahkan regulasi tetapi KIP hanya
melaksanakan regulasi yang ada sesuai dengan perundang-undangan

UU Pengadaan Tanah Mesti Diperjelas


Undang-undang (RUU) Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum telah
diberlakukan, seyogianya berbagai hal
dalam regulasi tersebut lebih
diperjelas. Dengan demikian, biaya
sosial (konflik) yang berpotensi muncul
bisa diminimalkan. Ahli perencanaan
kota dari Universitas Tarumanagara
(Jakarta), Suryono Herlambang, mengatakan hal tersebut di Jakarta. Hal lain,
ketentuan pengajuan keberatan dari pemilik lahan sedari Pemerintah Provinsi
sampai ke MA (Mahkamah Agung) yang maksimal 70-an hari, bagi sebagian
warga mungkin terlalu singkat. Kata Suryono, buat warga berpenghasilan
rendah yang tidak punya akses bagus ke birokrasi, waktu tersebut tidak
cukup. Saat ini, angka konflik pertanahan di Indonesia jauh lebih besar
daripada konflik rumah tangga. “Dan kalau tidak ada kejelasan dalam
Undang-undang Pengadaan Tanah itu, konflik bisa saja terus naik.”

Konflik Di Tanjung Priok

Priok berdarah terulang lagi. Sejumlah


orang luka parah dan ringan dalam upaya
penggusuran makam Mbah Priok.
Bahkan tiga di antaranya meregang nyawa.
Bagaimana sebenarnya koordinasi aparat
keamanan sehingga upaya penertiban
berubah menjadi kerusuhan massal?

Menurut catatan detikcom, Kamis


(14/4/2010) pagi buta, ribuan anggota
Satpol PP telah berdatangan ke Koja,
Jakarta Utara. Hari itu mereka mantap akan
menggusur bangunan tak berizin di areal
makam Habib Hasan bin Muhammad al Haddad alias Mbah Priok. Mereka
melengkapi diri dengan helm, tameng, serta pentungan.
Namun siapa nyana. Ratusan warga setempat melakukan perlawanan.
Mereka tak mundur selangkah pun saat ribuan annggota Satpol PP Pemrov
DKI merangsek. Diawali saling teriak antara dua kubu. Tapi sesaat kemudian,
perang pun pecah. Batu, kayu serta benda-benda keras lainnya berterbangan
di udara. Bom molotov ikut dilemparkan dan senjata tajam dihunus. Massa
dan aparat Satpol PP sama-sama beringas. Saling serang, saling gebuk satu
sama lain. Korban pun satu persatu berjatuhan dari kedua belah pihak.
Ratusan orang luka ringan dan parah. Bahkan dua orang anggota Satpol PP
meregang nyawa. Suasana mencekam berlanjut hingga malam hari. Puluhan
mobil milik Satpol PP dibakar massa. Arus lalu lintas menuju terminal peti
kemas Pelindo pun terputus untuk beberapa jam.

Usut Dana Kemanusiaan Poso


Konflik Poso yang telah memakan banyak
korban membuat pemerintah pusat mengucurkan
dana sekitar RP. 162 milyar untuk menangani
bebagai kerusakan. Para pengunjuk rasa
menyatakan telah terjadi korupsi pada dana
kemanusiaan tersebut. Mereka meminta
pemerintah mengusut korupsi dana kemanusiaan
untuk Poso.

Konflik massal 1998-2001 Di Poso

Poso membara! Rentetan kekerasan bahkan


terus bergulir pasca konflik massal 1998-2001.
Peledakan bom, perampokan bersenjata,
pembunuhan warga masyarakat dan aparat
seakan tanpa ujung. Sekian banyak peristiwa
kekerasan bernuansa teror terus terjadi tanpa
dapat diungkap pelakunya.

Sabtu, 29 Oktober 2005, Poso gempar lagi.


Pagi itu ditemukan tiga tubuh siswi
berseragam SMU bersimbah darah, tanpa kepala, tergeletak mengenaskan di jalan
setapak Bukit Bambu. Tak lama kemudian, tiga kepala siswi tersebut ditemukan di dua
tempat berbeda, disertai surat ancaman untuk mencari kepala-kepala lain. Bagi warga
Kabupaten Poso khususnya, dan Propinsi Sulawesi Tengah pada umumnya, insiden itu
menimbulkan klimaks ketidakpercayaan terhadap pemerintah, aparat keamanan,
maupun penegak hukum. Takut dan putusasa menghinggapi mereka. Di kancah
nasional, peristiwa mutilasi 3 siswi itu merebak menjadi isu panas di media massa, DPR,
Pemerintah Pusat, Komnas HAM, bahkan di kalangan masyarakat internasional.

Melalui Pansus Poso DPR RI meminta Menkopolhukam dan sejumlah menteri terkait,
termasuk Kapolri dan Panglima TNI, untuk menjelaskan situasi Poso. Sementara itu
merebak isu bahwa semuanya itu hanya `kerjaan orang-orang berseragam`. Mengingat
kredibilitas Polri dan Pemerintah RI dipertaruhkan, Kapolri menugaskan Kabareskrim
untuk mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya. Kabareskrim membentuk
Satuan Tugas Khusus. Targetnya jelas: kapan pun kasus ini harus terungkap.

Ternyata, ini hanya awal dari investigasi penuh risiko terhadap puncak gunung es
kekerasan. Berhadapan dengan realita bongkahan gunung es yang tersembunyi di
bawah permukaan, investigasi menjadi begitu penuh risiko. Nyawa para anggota Satgas
menjadi taruhan, karena harus berhadapan dengan jaringan yang efektif sekali
menggerakkan kaki tangannya untuk menebar maut. Buku ini saya harapkan dapat
memotivasi seluruh penyidik untuk menuliskan pengalaman tugas mereka.

Konflik Perbatasan Timor Leste Kembali Mencuat

Konflik di kawasan perbatasan antara Indonesia


dengan Timor Leste kembali mencuat di
wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara dengan
Distrik Ambenu, menyusul klaim dari warga
Ambenu terhadap areal pertanian seluas enam
hektar.

Anggota DPD Sarah Lery Mboeik yang tengah


melakukan kunjungan ke perbatasan dengan
Timor Leste ketika dikontak melalui telepon
seluler di Kefamenanu, Selasa mengatakan, perebutan lahan di garis perbatasan antara Timor
Tengah Utara dengan Distrik Ambenu agar segera diatasi pemerintah “Persoalan ini tidak boleh
dibiarkan berlarut-larut, pemerintah harus mengantisipasi konflik sebelum terjadi pertumpahan
darah,”katanya.Dia mengatakan, wilayah yang diklaim itu terletak di Desa Obe, Kecamatan
Bikomi Nululat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lahan itu
diklaim oleh warga dari Distrik Ambenu, Timor Leste, sebagai milik mereka dan mendapat
protes keras dari warga Bikomi Nunulat.Traktat 1904 tersebut, kata dia, berkaitan dengan
pembagian wilayah kekuasaan antara penjajah Belanda yang menguasai Timor bagian barat dan
penjajah Portugis yang menguasai wilayah Timor bagian timur yang kini dikenal sebagai negara
Timor Leste.Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Indonesia telah mengirim surat protes
kepada pemerintah Timor Leste untuk meminta negara tetangga itu mematuhi perjanjian
perbatasan tiga wilayah yang masih dalam sengketa.“Sehubungan dengan penyerobotan lahan
oleh pemerintah Timor Leste di tiga wilayah yang masih disengketakan, Departemen Luar
Negeri telah mengirim surat protes kepada pemerintah Timor Leste,” kata Komandan Korem 161
Wirasakti Kupang Kolonel Inf Dody Usodo Hargo di Kupang.

Tiga daerah perbatasan yang masih disengketakan itu adalah Desa Manusasi, Kecamatan
Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara seluas 100 hektare (ha), Distrik Oeccuse-Timor
Leste, Desa Memo, Kecamatan Miomafo Timur dan Desa Noelbesi, Kecamatan Amfoang Utara,
Kabupaten Kupang seluas 1.036 ha.

Wilayah yang disengketakan itu tersebut, katanya, sesuai perjanjian antara Timor Leste dan
Indonesia, tidak boleh ada aktivitas apapun sebelum proses penyelesain berakhir.

Anda mungkin juga menyukai