DIMASYARAKAT
Disusun oleh:
Xl MIA 3
kelompok 3:
Desy susila darmayanti putri
Aryuda fibra rifkiana
Desty ramdhani
Ayu safitri
Wahyudin
SMAN 1 SAPE
TAHUN AJARAN
2023-2024
KONFLIK SOSIAL DIANTARANYA:
Lebih dari 4.100 orang Buddha dan Muslim tewas dalam enam tahun aksi
kekerasan di provinsi paling selatan Thailand ketika etnik Melayu yang
Muslim berjuang bagi satu otonomi dari negara yang berpenduduk mayoritas
beragama Buddha itu.
bagi sebagian warga mungkin terlalu singkat. Kata Suryono, buat warga
Priok berdarah terulang lagi. Sejumlah orang luka parah dan ringan dalam
upaya penggusuran makam Mbah Priok. Bahkan.tiga di antaranya
meregang nyawa. Bagaimana sebenarnya koordinasi aparat keamanan
sehingga upaya penertiban berubah menjadi kerusuhan massal?
Menurut catatan detikcom, Kamis (14/4/2010) pagi buta, ribuan anggota
Satpol PP telah berdatangan ke Koja, Jakarta Utara.
Hari itu mereka mantap
akan menggusur bangunan tak berizin di areal makam Habib Hasan bin
Muhammad al Haddad alias Mbah Priok. Mereka melengkapi diri dengan
helm, tameng, serta pentungan.Namun siapa nyana. Ratusan warga
setempat melakukan perlawanan. Mereka tak mundur selangkah pun
saat ribuan annggota Satpol PP Pemrov DKI merangsek. Diawali saling
teriak antara dua kubu. Tapi sesaat kemudian, perang pun pecah. Batu,
kayu serta benda-benda keras lainnya berterbangan di udara. Bom
molotov ikut dilemparkan dan senjata tajam dihunus.
Massa dan aparat Satpol PP sama-sama beringas. Saling serang, saling
gebuk satu sama lain. Korban pun satu persatu berjatuhan dari kedua
belah pihak. Ratusan orang luka ringan dan parah. Bahkan dua orang
anggota Satpol PP meregang nyawa.
Suasana mencekam berlanjut hingga malam hari. Puluhan mobil milik
Satpol PP dibakar massa. Arus lalu lintas menuju terminal peti kemas
Pelindo pun terputus untuk beberapa jam.
Sabtu, 29 Oktober 2005, Poso gempar lagi. Pagi itu ditemukan tiga tubuh
siswi berseragam SMU bersimbah darah, tanpa kepala, tergeletak
mengenaskan di jalan setapak Bukit Bambu. Tak lama kemudian, tiga
kepala siswi tersebut ditemukan di dua tempat berbeda, disertai surat
ancaman untuk mencari kepala-kepala lain. Bagi warga Kabupaten Poso
khususnya, dan Propinsi Sulawesi Tengah pada umumnya, insiden itu
menimbulkan klimaks ketidakpercayaan terhadap pemerintah, aparat
keamanan, maupun penegak hukum. Takut dan putusasa menghinggapi
mereka. Di kancah nasional, peristiwa mutilasi 3 siswi itu merebak menjadi
isu panas di media massa, DPR, Pemerintah Pusat, Komnas HAM, bahkan
di kalangan masyarakat internasional.
Ternyata, ini hanya awal dari investigasi penuh risiko terhadap puncak
gunung es kekerasan. Berhadapan dengan realita bongkahan gunung
es yang tersembunyi di bawah permukaan, investigasi menjadi begitu
penuh risiko. Nyawa para anggota Satgas menjadi taruhan, karena
harus berhadapan dengan jaringan yang efektif sekali menggerakkan
kaki dan tangannya untuk menebar maut. Kliping ini saya harapkan
dapat memotivasi seluruh penyidik untuk menuliskan pengalaman
tugas mereka.