Anda di halaman 1dari 1

Cinta Lingkungan

Cerpen Karangan: M.Bintang Mouluda


Kelas: 8.4

Suatu hari, di suatu desa yang bernama desa Shiganshina akan segera mengadakan penghijauan,
menanam pohon di sekitar halaman desa yang diselenggarakan oleh pihak Pemerintah. Erwin,
selaku Lurah desa Shiganshina yang mengetahui hal tersebut terlebih dahulu, bergegas pergi ke
Mushola untuk memberitahu pengumuman kepada para warga .

Erwin masuk ke Mushola. “Assalamu’alaikum wr.wb Hai, semuanya! Mohon perhatiannya


sebentar!” Erwin dengan intonasi suara yang lantang, lantas membuat suasana desa seketika para
warga menoleh ke arah Mushola. “Kita mendapatkan instruksi dari Pemerintah , bahwa kita akan
segera mengadakan penghijauan, menanam pohon di halaman desa. Besok. Jadi, diharapkan
kalian semua ikut berpartisiasi ya! Per orang kan mendapat hadiah Rp.20.000,00 untuk orang
yang berpartisipasi ”. “Yah… Pak Erwin bikin malas saja…” jawab Eren yang langsung memasang
muka malas. “Hmmm… Iya,sih? Tapi asyik juga kalau ada hadiah!” ucap Armin senang, Eren yang
mendengar ucapan Armin, wajahnya pun berubah menjadi senang. Lantas, membuat seisi desa
heboh. Kesenangan.

Erwin pun keluar dari Mushola lalu pergi ke tempat kerumunan warga.“Sudah… Sudah!” ucap
Erwin menenangkan , dan langsung pergi dari kerumunan para warga.Christa, yang sejak tadi saat
mendengar penjelasan dari Erwin langsung memasang muka tidak senang. Menggerutu. “Ih…
Ngapain juga sih harus menanam pohon segala, malah pegang tanah lagi. Kotor!” ucapnya dalam
hati.

Esoknya, saat akan dimulai penghijauan tersebut, ramai-ramai para warga saling bekerja sama,
membantu, ada yang mencangkul, memindahkan tanah, menggali tanah, dan lain-lain. Sementara
itu, di pojokan ujung kelas sana, terlihat Christa yang hanya duduk-duduk saja melihat, tanpa
membantu, dan Annie teman sekelas Christa yang melihatnya pun langsung menghampiri. “Hey,
Chris.. Kok kamu duduk-duduk saja? Tidak membantu?” tanya Annie penasaran. “Tidak ah… Aku
tidak mau pegang tanah, kotor” jawab Christa dengan santai. “Kamu tidak boleh begitu, teman-
teman lain sibuk bekerja seharusnya kamu ikut membantu!” ucap Annie sambil menunjuk teman-
teman yang sedang bekerja. “Biarkan saja…Kenapa aku harus ikut membantu mereka apa kamu
tidak tahu kalau aku benci tanah?” sambil memasang muka marah, jawab Christa.

Erwin yang kebetulan lewat melihat Annie dan Christa sedang berbicara, tidak sengaja mendengar
pembicaraan mereka dan langsung menghampiri. “Christa, seharusnya kamu tidak boleh begitu!”
ucap Erwin sambil berjalan mendekat. “Kita sebagai manusia yang tinggal di bumi ini sudah
seharusnya menjaga lingkungan sekitar agar tidak rusak, seperti menanam pohon misalnya.
Walaupun kita cuma melakukan di lingkungan desa saja, setidaknya kita sudah melakukan
tindakan yang bermanfaat yang hasilnya bisa kita rasakan untuk di masa yang akan datang. desa
kita pun nantinya akan dipenuhi pohon-pohon yang hijau sehingga kita bisa menghirup udara yang
segar” Erwin menjelaskan. “Ehm… Iya, Pak” jawab Christa pelan, dia merasa bahwa apa yang
diucapkan Erwin benar.

“Ayo, kita bekerja bersama-sama! Yuk, Christa, Annie!” sambil tersenyum, Erwin mengajak
Christa dan Annie untuk menanam pohon. Dan, Christa pun mengangguk, tersenyum. Setelah
mendengar ucapan Erwin, Christa pun sadar bahwa menjaga lingkungan alam itu sangatlah
penting.

Keesokannya,Erwin pun membagi uang Rp.20.000,00 kepada para warga termasuk


Christa.“Eren,Armin,Christa,Annie.Terima kasih kalian sudah mau ikut berpartisipasi dalam
kegiatan ini,Kalian adalah anak-anak yang rajin.Saya harap kalian dapat menjadi anak-anak yang
dapat berguna bagi desa ini dan masa depan” ucap Erwin.”Sama-sama pak kami juga senang
dapat membantu kegiatan penghiauan ini” jawab Eren sambil memasang muka senang mendapat
hadiah.”Ehh...Bukannya kamu ikut kegiatan ini hanya karena ada hadiahnya ya? Ucap Armin
sambil memasang muka kebingungan.”Nah itu tahu” jawab Eren.Lantas semuanya tertawa karena
kelucuan Eren.

Anda mungkin juga menyukai