Anda di halaman 1dari 5

kenangan

Aku mulai mengenalnya ketika aku duduk di bangku kelas 3 Sekolah


Dasar. Tetapi aku dengan dia tidak terlalu akrab. Barulah ketika memasuki
kelas 6 SD, aku menjalin persahabatan yang erat dengan dia. Sebut saja
nama sahabatku itu Fani.

Menurutku Fani adalah sosok sahabat yang baik, ceria,suka


menolong ,perhatian dan suka ngejahilin teman-temannya bersama ku . Aku
pun tak luput terkena sasaran kejahilan dia dan aku juga membalas
kejahilannya pada hari berikutnya. Tetapi, biarpun begitu kami tetap
menjalin persahabatan yang sangat baik. Kami pun sering bermain bersama,
belajar bersama dan pergi mengaji pun bersama-sama.pada suatu hari aku
dijailinya katanya jika aku tidak mengaji tepat pukul 14.30 WIB, aku akan
dihukum oleh udztazah dan aku pun gugup meninggalkan semua pekerjaan
rumahku,makan dan sebagainya. sesampainya dipondok aku berdiri dengan
kaku ternyata aku dibodohi olehnya ternyata di pondok masih sangat sepi
dan udztazah ku belum datang aku disana sendirian dan juga takut jika
nanti tidak ada yang mengaji karena biasanya hari senin jarang ada anak
yang mau berangkat mengaji.ke esokan harinya pada waktu di sekolah aku
pun ingin membalas perbuatannya itu ketika berada di bawah pohon
mangga di dekat pondok aku berkata ada ulat di atas kepala nya dia
seketika berteriak-teriak dan dimarahi oleh banyak anak karena dia
berteriak sangat keras aku puas karena bisa mengerjainya. walaupun begitu
aku ataupun dia tidak pernah marah jika sama-sama menjahili dan dijahili.

Ketika tamat SD, aku dan Fani beda sekolah aku bersekolah di SMP
dan dia sekolah di asrama. Namun, biarpun seperti itu kami, kami tidak
saling melupakan. Walaupun aku dan Fani mempunyai teman-teman baru,
namun persahabatanku dengannya tetap harmonis seperti dulu. Bahkan aku
mempunyai banyak teman karena teman-temannya Fani menjadi temanku
juga yang diperkenalkan dia melalui medsos.

Begitulah hari demi hari silih berganti hingga tak terasa aku dan Fani
telah duduk di bangku kelas 2 SMP. dan waktu liburan pun tiba hari yang
aku tunggu-tunggu bersama Fani dengan adanya liburan aku dan Fani bisa
bertemu dan aku ataupun Fani bisa menginap ke rumahku ataupun
rumahnya. Rumahku dengan rumah Fani agak jauk sekitar 5 KM, rumah
Fani berada di samping jalan yang penuh dengan keramaian dan sangat
mudah untuk ditemui. Tetapi jika rumahku harus memasuki gang terlebih
dahulu untuk menempuh rumah Fani kita harus menaiki tanjakan yang
kadang membuat kaki kita terasa pegal kadang-kadang aku istirahat dahulu
di pinggir jalan untuk membeli jus. Namun sekarang aku sudah jarang
bermain ke rumah Fani sejak lulus SD.

Dan beberapa minggu yang lalu aku dan teman-temanku merencanakan


untuk mengisi liburan sekolah kali ini dengan mengunjungi salah satu objek
wisata yang ada di kota kita yaitu Pantai Cemara tuban. teman-temanku
yang berlibur bersama ada 4 yaitu Aini ,Hani ,Vian dan tak lupa sahabat
baikku Fani. dua hari sebelum kita pergi liburan aku mempersiapkan semua
barang bawaan ku.

Sehari sebelum pergi liburan Fani kerumahku untuk menginap karena di


rumah dia tidak mempunyai teman karena orang tuanya sedang keluar kota
dan juga liburan bersamaku dan teman-temanku ,aku selalu dimarahi
olehnya jika aku lupa sholat ataupun lupa makan karena sudah kebiasaan ku
mejadi orang pelupa, aku dan Fani memahami satu sama lain. Fani tidak
suka ketika melihat orang yang somobong,jahat terhadap orang lain dan
sebagainya pokoknya dia tidak suka jika ada orang yang berbuat kejahtan.
Adzan Zuhur pun berkumandang aku dimarahinya karena tidak segera
mengambil air wudlu setelah aku dan Fani mengambil air wudlu kita segera
melaksanakan sholat berjama’ah di masjid dekat rumahku bersama teman-
teman sebayaku.selepas dari masjid aku dan dia makan dan tidur siang dia
juga tipe anak yang rajin dan pandai biasanya dia setelah sholat subuh dia
menyempatkan belajar.jam menunjukan pukul 17.00 WIB.semua kegitan
yang biasa aku lakukan, aku lakukan bersama Fani jika dia tidak mau
melakukannya aku akan memarahinya.

ke esokan harinya,hari yang aku tunggu-tunggu pun akhirnya datang pagi-


pagi sekali aku segera sholat subuh bersama Fani dan setelah sholat subuh
Fani bergegas pulang untuk mempersiapkan barang bawaanya,masing –
masing dari kita harus membawa bekal makanan dari rumah misalkan aku
sekarang aku membawa Bubur ayam,Fani membawa buah-buahan,Hani
membawa minuman dan Vian membawa makanan ringan.kita semua
berkumpul di depan rumahku pukul 06.00 WIB.

kami berangkat menggunakan sepeda aku boncengan dengan


Fani,Aini dengan Hani tetapi Vian sendirian dan sampai di pantai cemara
pukul 06.30 WIB, sangat terasa kesejukan di pantai cemara ini di temani
dengan kicauan burung dan pohon kelapa yang seakan melambai-lambai
kepadaku. Aku dan teman-temanku berjalan-jalan di sekitar pantai cemara
ini sembari menikmati keindahan pemandangan disini, setelah kami puas
berjalan-jalan tanpa pikir panjang lagi kami berenang-renang bersama
seakan pantai ini hanya milik kami. setelah lama kita berenang aku ingat
kalau aku dan masing-masing temanku membawa bekal dari rumah aku
segera memberi tahu kepada teman-temanku untuk makan terlebih dahulu
dengan segera teman-temanku makan bersama dan semua makanan pun
habis. tak terasa hari sudah menjelang sore,kami pun bergegas untuk
pulang tetapi di tengah perjalanan kami mengalami musibah Vian terjatuh
karena tidak melihat ada batu ,lumayan besar yang ada di depannya dengan
cepat aku dan teman-temanku menolongnya kami segera membawa Vian ke
rumahnya beruntungnya tempat dimana Vian terjatuh agak dekat dengan
rumah Vian. Setelah sampai di rumah Vian kami menjelaskan kepada ibunya
apa yang sebenarnya apa yang terjadi pada Vian dan meminta ma’af kepada
ibu Vian karena tidak saling menjaga satu sama lain. setelah menjelaskan
semuanya kepada ibu Vian kita pulang dengan merasa bersalah.

Tepat ke esokan harinya pada hari ini tanggal 17 Mei Fida Ulang tahun
yang ke-14 aku mempersiapkan segalanya di bantu beberapa temanku yang
aku persiapkan misalnya Balon,Kue tart,topi dan sebagainya ulang tahun ini
aku persiapkan dengan sangat teliti karena ini adalah hari terbaik sahabatku
dan aku ingin sekali ini menjadi ulang tahun terbaik bagi nya, aku
mengundang beberapa teman-temanku tetapi Vian tidak ikut karena dia
masih sakit akibat kecelakaan yang di alaminya itu, pertama-tama aku
menyuruhnya untuk datang ke tempat biasa aku bertemu dengannya ketika
dia memasuki pintu depan dia terguyur dengan tepung seketika dia marah-
marah tetapi sebenarnya aku kasihan dengannya. dan…………..aku dan
teman-teman mengucapkan dan bernyanyi selamat ulang tahun sepertinya
dia sangat senang sekali dan terharu aku bisa melihat dari matanya yang
terlihat berkaca-kaca, aku pun langsung memberinya kado dan dengan
segera dia membuka kado dari ku aku tahu dia sangat menginginkan boneka
besar setelah dia tahu apa isi kado dariku dia langsung memelukku aku
sangat senang karena dia menyukainya.setelah memotong kue dan acara
ulang tahun Fida selesai aku menyuruh Fida teman-temanku pulang karena
aku mempunyai acara keluarga.

Hari liburan sekolah pun berakhir dengan sangat cepat tak terasa aku
bersama Fani sudah 2 minggu lamanya tetapi seperti baru kemarin aku
bermain dan tertawa dengannya.

Ke esokan harinya, Fani tidak masuk sekolah yang kebetulan satu


sekolah dengan Belia bahkan sampai seminggu lamanya. Aku pun khawatir
dengannya aku takut terjadi apa-apa dengan dirinya karena. Aku ingin
sekali menemui dan menanyakan kabarnya tetapi tidak sempat karena,
pekerjaan rutinku di rumah sangat banyak. Ketika aku sedang menyapu di
halaman rumah, tiba-tiba terlihat olehku Belia yang satu asrama tetapi dia
pulang setiap harinya, temanku yang jarak rumahnya dekat dengan
rumahku . Barangkali dari Belia aku bisa mendapatkan informasi tentang
keadaan Fani Lalu aku pun bergegas menghampirinya, tanpa basa basi aku
pun langsung menanyakan bagaimana keadaan fani ,Bel?”, kenapa Fani
jarang masuk sekolah? memang dia kenapa?” tanyaku. Lalu Belia menjawab
“ohh, dia sedang sakit”. “Haah? dia sakit apa?” tanyaku lagi dengan ekspresi
terkejut. “Aku juga nggak tau apa penyakitnya, ada yang bilang demam,
ada juga yang bilang kalau penyakitnya itu datang dari makhluk halus
soalnya dia sering tidak sadarkan diri, maksudku dia sering kesurupan”
jawab Belia dengan muka serius. “Astaga, kok bisa begitu ya? semoga aja
dia cepat sembuh, oh ya tolong sampaikan ke dia, maaf aku nggak bisa
pergi menjenguknya soalnya pekerjaan rumah ku menumpuk, nanti kalau
ada waktu, aku pasti datang ke rumahnya” kataku . “Iya deh ntar aku
sampaikan, ya udah aku buru-buru nih, aku pulang dulu ya ”.kata Belia “Iya,
hati-hati Bel” jawabku.

ke esokan harinya kebetulan pada hari ini adalah hari minggu pagi-pagi
sekali ada yang mengetuk pintu rumahku dengan terkejut tiba-tiba Fani
berada di depan ku aku terdiam sejenak dan berkata di dalam hati apakah
yang di hadapanku ini benar-benar Fani atau tidak? setelah itu aku
mempersilahkan Fani duduk di kursi teras . Lalu Fani berkata “Hai, apa
kabar lama tidak berjumpa”. aku menjawab “iya baik kalau kamu Fan? ”
jawabku, Fani berkata “sama”. aku bertanya kepadanya “Fan bukannya
kamu lagi sakit ya kok kamu ke rumahku?”. Fani “iya emang aku sakit tapi
aku ingin ke rumahmu, apa kamu keberatan?”, dengan spontan aku
menjawab “ tidak, seharusnya kan kamu istirahat bukannya keluar Fan”.
Fani “iya nanti setelah aku mengobrol denganmu, tapi apakah kamu mau
nanti kamu mengantarku pulang?”, Aku “iya, Fan”. setelah lama kita
berbicara seperti ada yang aneh dari Fani ada yang di sembunyikan dari ku
sepertinya dia mau berbicara yang penting kepadaku tetapi aku menunggu
untuk dia berbicara tetapi dia hanya terdiam, karena aku ingin tahu aku
bertanya kepada Fani “ Fan, apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan
dariku?”, Fani menjawab “Tidak”.di hatiku ini kenapa tidak seperti Fani yang
biasa aku kenal kenapa percakapan ku dan dia sekarang menjadi canggung,
Fani berkata “aku antar pulang sekarang “, aku menjawab “iya ”

sesampainya di rumah Fani dia segera masuk rumah tanpa sepatah


katapun biasanya sebelum dia masuk rumah aku di suruh untuk mampir
kerumahnya. Ibu Fani keluar rumah dan aku pun langsung menghampirinya
“ Bu, kenapa hari ini Fani agak berbeda ya?”. Ibu Fani menjawab “iya,karena
ada salah satu kerabat kami yang bernama Sinta terkena musibah dan
terjebak disana dan tidak bisa keluar dari kotanya itu dan Fani khawatir
dengan Sinta, apakah kamu mengenal sinta yang pernah diperkenalkan Fani
sewaktu kamu SD dulu?”,aku terdiam sebentar untuk mengingat anak yang
bernama sinta itu dan aku ingat lalu menjawab “ o…iya anak yang rumahnya
di kota Surabaya itu ya?”, Ibu Fani “iya ”, aku “aku pulang dulu ya bu terima
kasih atas informasinya”, Ibu Fani “iya sama-sama”.
Aku menyuruh Aini ,Hani dan Vian berkumpul di rumahku untuk
membicangkan masalah yang menimpa Fani aku dan teman-temanku
berencana untuk menghibur Fani setelah sepakat kami semua pergi ke
rumah Fani,aku mengetuk pintu “tok…tok…tok…tok….assalamu’alaikum “
Fani membukakan pintu sembari menjawab salamku dan mempersilahkan
kami masuk “ ada apa ya teman-teman?. aku “Fan kalau kamu mempunyai
masalah jangan pendam sendiri berbagilah dengan kami seumpama kami
bisa membantu dan mengurangi beban masalah mu?”. Fani menjawab “Kan
ibuku sudah cerita aku sudah tidak apa-apa kok sekarang tenang aja ”.Hani
“beneran udah tidak apa-apa ?”.Fani “sekarang kalian pulang dulu aja ya ”.
Aini ”iya deh kami pulang dulu ya”. Vian “kalau ada apa-apa cerita ya ”. Fani
“iya teman-teman”.lalu kami pun pulang.

ke esokan harinya ketika aku mau berangkat ke sekolah tiba-tiba Fani


datang kembali ke rumahku dan memelukku dengan menangis “ ma’afkan
aku ya jika aku mempunyai salah denganmu”. aku bingung dengan sikap
Fani yang semkin hari semakin aneh “kenapa Fan?” tanyaku. Fani
“sebenarnya aku sedih bukan karena Sinta aku sedih karena……..”.
perkataan Fani hanya sampai disitu. Aku “ karena apa Fan ?”. Fani “karena
sebernya aku akan pindah ke kota mojokerto karena ayahku dipindahkan
kerja disana dan aku tidak bisa bertemu dengan mu lagi ”. Tubuhku terasa
kaku mendengar perkataan yang keluar dari bibir Fani “Jadi kita tidak bisa
bertemu lagi kenapa kamu meninggalkan aku lalu siapa sahabat baikku ?”.
Fani “ma’afkan aku aku tidak memberi tahu yang sebenarnya karena kau
takut kamu akan sedih biar aku saja yang sedih”. Aku “kamu juga tidak
boleh begitu dong Fan, Tetapi kamu harus janji kepadaku kamu harus
mengunjungi ku ya Fan ?”. Fani “iya kalau ayahku mempunyai waktu tapi
kamu ataupun aku harus janji akan selalu berkomunikasi ya”. Aku “iya aku
janji ”. Aku dan Fani saling memeluk satu sama lain karena kita kan
berpisah, aku sangat sedih sekali karena aku kehilangan sahabat terbaik ku
yang aku sanyangi.

Anda mungkin juga menyukai