Anda di halaman 1dari 5

Pengalaman PERSAMI Sangga Bung Tomo

Sebelum bercerita, perkenalkan nama saya Farhan Daffa Maudi. Pada tanggal 22
Juni 2019 sampai 23 Juni 2019, SMK Negeri 22 mengadakan kegiatan berupa
PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu) yang akan diadakan di BUPERTA Jambore,
selama 2 hari 1 malam. Saya sangat senang ketika telah mendengar kabar bahwa akan
diadakannya kegiatan PERSAMI.

Saya mempunyai sangga yang bernama “Bung Tomo”. Bung Tomo terdiri dari
12 orang dan itu semua merupakan laki-laki. Awalnya saya takut jika, ada teman saya
yang tidak diizinkan untuk mengikuti PERSAMI kali ini. Sebab, Persami kali ini
merupakan awal dan juga terakhir bagi angkatan kami. Dan benar saja, ternyata ada 1
orang yang tidak pergi persami dalam kelompok kami. Ia bernama Satria, baiklah kami
memakluminya. Akhirnya kamipun akan pergi Persami dengan 11 anggota.

Dua hari sebelum Persami, kami bersebelas berdiskusi bahwa barang apa saja
yang akan diperlukan dan siapa saja yang akan membawa barang-barang tersebut. Kami
bersebelas hanya akan membawa barang yang dikira seperlunya saja. Sebab, jika kita
membawanya terlalu banyak itu hanya membuat kita ribet diperbekalan saja. Selain
ribet diperbekalan, sangatlah mubazir jika kita telah membawanya tetapi tidak
digunakan disana. Setelah selesai berdiskusi, tanpa sadar ternyata ahari sudah mulai
gelap. Matahari mulai turun dan menampakkan senjanya yang begitu indah. Kamipun,
membereskan semua buku pelajaran yang dibawa pada hari itu. Setelah selesai beres-
beres kami pergi ke rumah masing-masing untuk beristirahat dan membeli barang-
barang hasil diskusi yang menurut kami mudah dibeli terlebih dahulu.

Satu hari sebelum Persami, kami kembali berkumpul untuk membeli


perlengkapan bersama-sama setelah pulang sekolah nanti. Kami membeli perlengkapan
yang diwajibkan untuk dibawa dan yang mwnurut kita akan berguna pada saat kita
melakukan Persami. Malamnya, kami berencana akan beres-beres sekalian tidur
dirumah kakek saya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi perkemahan. Tetapi,
karna tiba-tiba kakek saya tidak sehat, terpaksa kami harus beres-beres dan tidur
dirumah kami masing-masing dan sebelum matahari muncul kami juga harus
berkumpul dirumah kakek saya.

Ketika hari dimana Persami telah dimulai. Teman-teman saya telat berkumpul.
Sehingga, setelah fajar datang menyinari perkotaan, teman-teman saya belum
berkumpul semua. Setelah sudah berkumpul semua, kami langsung pergi ke lokasi
tujuan menggunakan taxi online. Di perjalanan kami sangatlah senang, dan mengira-
ngira bagaimana keadaan lokasi. Apakah akan sesuai dengan ekspetasi kami.
Sesampainya kami dilokasi, kami langsung pergi ke panitia untuk registrasi bahwa
sangga kami telah hadir. Selagi ada yang registrasi, ada juga yang berfoto-foto untuk
sosial media mereka. Karna ketika acara telah dimulai HandPhone kami akan disimpan
pada panitia terlebih dahulu. “Sebelum diambil, mending foto-foto dulu kita” dalam
pikiran kami. Sesudahnya kami berfoto kami langsung menitipkan HandPhone kami ke
panitia. Setelah itu, kami berbicara dengan teman-teman lainnya, kamipun baru sadar
ketika teman kami bertanya “Dimana alas kalian ?”, kami terlupa membawa alas untuk
tidur. Inilah yang saya kesal jika kita datang telat, tidak ada waktu untuk memeriksa
barang apa saja yang belum disiapkan dirumah. Awalnya dengan sangat terpaksa, kami
berencana akan menggunakan koran sebagai alas. Sampai ada salah satu teman kami
meminjamkan alas mereka disebabkan kelompok mereka sudah banyak yang membawa
alas. Kamipun langsung kembali bersemangat untuk mengikuti kegiatan persami.

Sekitaran jam 8, kami langsung dibawa ke lapangan untuk melakukan upacara


pembuka kegiatan persami. Pertama kami melakukan gladi bersih agar tidak terjadi
kesalahan saat upacara telah dimulai. Sehabis gladi bersih, kami langsung memulai
upacara pembuka yang sebenarnya. Sesudah upacara pembuka, kami diberi
pengetahuan tentang apa saja yang ada di alam, aturan-aturan yang tidak boleh
dilakukan terhadap alam sekitar. Karna, alam memiliki prinsip “Karma”, Selagi kita
tidak mengganggu alam, alam juga tidak akan mengganggu kita. Karna alam memiliki
berbagai macam jenis makhluk hidup contohnya, tumbuhan-tumbuhan langka, hewan
hutan, begitu juga lainnya.

Sesudahnya upacara pembuka, kami kembali dan diberi tenda untuk kami
berteduh dari teriknya matahari dan dinginnya angin malam. Di tenda, kami bersama
sangga Soekarno dan juga sangga Bung Hatta. Jadi, dalam satu tenda terdapat tiga
sangga didalamnya, Bung Tomo (Sangga kami bersebelas), Soekarno (Sangga yang
mayoritas anggotanya jurusan perkantoran) dan juga Bung Hatta (Sangga yang
mayoritas anggotanya jurusan pemasaran). Kami diberi waktu sekitar 45 menit untuk
beres-beres dan juga sarapan. Kami langsung membagi 2 kelompok supaya tidak terlalu
memakan banyak waktu. Ada kelompok yang bertugas untuk memasak sarapan dan
juga ada kelompok yang bertugas untuk merapikan barang-barang agar tidak terasa
sesak ditenda. Karna waktunya tidak cukup, kami hanya mengaroni nasi agar ketika
istirahat selanjutnya tidak terlalu lama untuk kami kukus dan dapat langsung makan.
Setelah beres-beres dan mengaroni nasi, kami langsung pergi menuju lapangan karna
sudah dipanggil oleh panitia. Di lapangan kami diberi materi tentang PBB (Peraturan
Baris Berbaris). Ternyata selama ini banyak kesalahan pada diri kita saat melakukan
PBB. PBB bukan hanya sekadar berdiri dan merapikan barisan tetapi, PBB juga
menyuruh kita akan selalu fokus dan siaga. Selain PBB kami juga bermain sebuah
permainan kecil untuk menghilangkan rasa jenuh kita saat mendengarkan materi tentang
Peraturan Baris Berbaris.

Setelah materi Peraturan Baris Berbaris selesai, kami langsung menuju tenda
dengan cepat sebab perut kami sudah berteriak karna belum terisi sejak pagi. Dan kami
baru ingat bahwa kami baru hanya memasak nasi, tidak ada lauk sama sekali. Karena
perut sudah berteriak meminta untuk diisi, tanpa pikir panjang kami langsung memasak
mie instan sebagai lauknya, walaupun sebenarnya itu tidak dianjurkan. Sembari makan
kami melakukan obrolan-obrolan ringan supaya suasana tidak terlalu sunyi. Sehabis
makan dan melakukan percakapan, adzan zuhur pun berkumandang. Kami yang muslim
bersegera pergi ke toilet untuk wudhu supaya, diri kita suci dari hadas kecil. Selagi
kami yang muslim melakukan ibadah, teman kami yang non-muslim membersihkan
peralatan makan yang habis kami pakai agar dapat dipakai kembali nanti. Sehabis sholat
zuhur dan berdoa, kamipun pergi ke tenda untuk bermain-main dan bercerita sambil
mengisi waktu luang sebelum diadakannya materi dari kakak pembina. Anehnya
terdapat tukang yang menjual es cendol lewat di depan tenda kami. Padahal tenda kami
lumayan dekat dengan hutan. Ya, karna sangat menggoda beberapa dari teman saya
membelinya.
Waktu Ishoma telah berakhir, kami kembali di panggil untuk pegi ke pendopo
untuk mendengarkan sekaligus mencatat materi yang disampaikan oleh kakak pembina.
Dia bercerita tentang pengalman yang telah dia lewati untuk sampai di tingkat yang
menurut ia sudah cukup tinggi. “Banyak kisah suka begitupun duka untuk mendapatkan
ini” katanya.

Selesai pemberian materi, kita kembali Ishoma karna waktu ashar sudah hampir
dekat. Kami kembali ke tenda untuk mengambil peralatan sholat kami. Kamipun sholat
ashar berjamaah dengan yang lainnya. Sehabis sholat lagi-lagi kami mengaroni nasi
untuk makan malam nanti agar tidak terlalu lama masaknya. Sebagian ada yang
mengaroni, sebagian lagi memotong motong sayuran untuk dijadikan sayur sop. Setelah
nasi sudah aron, kami hanya berbincang selagi makanan makanan ringan yang kita
bawa dari rumah. Sekitaran jam 4 sore kami kembali ke lapangan untuk diberikan
materi tetang panahan. Ternyata memanah itu tidak semudah kelihatannya, mulai dari
busurnya yang lumayan berat sampai tali busurnya yang ketika ditarik membutuhkan
tenaga yang cukup besar.

Materi panahan pun selesai, kami kembali ke tenda untuk mengambil baju ganti.
Karna toilet terlalu ramai kami pun memutuskan tidak mandi dan hanya mengganti
seluruh pakaian kami agar sedikit nyaman. Setelah berganti pakaian, kami memulai
membuat sayur sop, menggoreng tempe dan tahu. Ketika masih sibuk memasak,
ternyata adzan maghrib sudah berkumandang. Karna hari sudah mulai gelap dan kami
tidak bisa meniggalkan makanan begitu saja, kami bergantian melakukan sholat
maghrib. Sekiranya kami sudah selesai sholat, sayur sop yang kami buat sudah jadi.
Kami tidak sabar menyantap semua makanan itu, cocok sekali dingin-dingin makan
sayur sop yang hangat. Karna sudah tidak sabar dan juga sebentar lagi akan ada
kegiatan penyalaan api unggun, kami langsung berdoa dan menyantap seluruh makanan
yang sudah tersedia di depan kami. Selesai kami menyantap makanan, kami segera
menuju pendopo untuk sholat isya lalu bersiap-siap untuk penyalaan api unggun.

Ketika penyalaan api unggun, terdapat sedikit masalah tetapi itu semua berakhir
dengan sangat menyenangkan. Kami saling merangkul, bernyanyi, dan juga tertawa
sambil menunggu api unggun tersebut padam. Api unggun telah padam, dan kami pergi
ke toilet untuk bersih-bersih sebelum tidur. Setelah bersih kami langsung pergi ke tenda
untuk tidur.

Ketika tengah malam kami di bangunkan untuk mengikuti kegiatan jurit malam,
sebenarnya inilah kegiatan yang kami tunggu-tunggu. Tetapi kami kecewa, sebab
sangga kami di berangkatkan terakhir, jadi keadaan sudah agak terang dan tidak dapat
merasakan jurit malam yang kami ekspetasikan. Dan ketika baru setengah perjalanan
kami langsung disuruh kembali ke pendopo sebab waktu subuh hampir tiba. Jadi, untuk
jurit malam tidak banyak yang bisa diceritakan. Sesampainya di pendopo kami langsung
segera berwudhu dan langsung mengikuti sholat subuh berjamaah.

Selesai sholat subuh kami langsung segera mencuci semua peralatan yang
kemarin malam kami pakai, supaya kita kami bisa memasak lagi untuk sarapan nanti.
Harii terakhir dan perbekala mie instan kami dibilang masih banyak, ada 14 mie instan.
Tanpa pikir panjang kami langsung memasak semuanya, dicampur dengan telur,
sangatlah nikmat. Setelah sarapan kami langsung mengganti baju pramuka untuk
upacara penutupan persami. Pada saat penutupan, para ambalan juga dilantik menjadi
bantara. Acara penutupan selesai kamipun beres-beres dan pulang dengan keadaan
senang dan lelah bercampur menjadi satu.

Anda mungkin juga menyukai