Anda di halaman 1dari 7

Nama : Harisma Nur Khofifah

TTL : Banyuwangi, 14 Desember 2001

Asal : Sumber Beras, Muncar, Banyuwangi

Fakultas : FTIK

Prodi : PAI

Motto : Jangan pernah takut untuk jatuh, Karena dari jatuh kita bisa
berdiri dengan utuh

AWAL MULA DI JEMBER KIDUL

Cerita ini dimulai ketika saya langsung berangkat bersama setelah kegiatan
pelepasan dari kampus selesai, kira-kira keberangkatannya pada jam 8 pagi
menuju kelurahan jember kidul. Jam 9-an, alhamdulillah kita sampai tujuan
dengan selamat bersama teman-temn dan di sambut dengan baik, staf-staf di
kelurahan juga menyambut dengan senyum, berbincang-bincang kecil
menanyakan keadaan ketika berkendara, dan kami juga diantar oleh DPL,
sekaligus menitipkan kami di kelurahan jember kidul selama kurang lebih 40 hari
kedepan dan juga mengklarifikasi kenapa kedatangan kita itu telat, juga saling
mengenal satu sama lain. Setalah itu kita bersih-bersih dan menata barang-barang
di kamar. Alhamdulilah kami disediakan 2 kamar oleh pihak kelurahan yaitu 1
kamar untuk laki-laki dan 1 kamar untuk perempuan, dikarenakan jumlah
perempuan lebih banyak jadi luas kamar perempuan lebih besar dibanting kamar
laki-laki.
Dimalam hari pertama tidur di posko sempat ada kejadian yang sangat
menakutkan yaitu rumah warga sebelah posko ada yang kebakaran, kejadian
sekitar pukul 02.00 dini hari, saya dan teman-teman sempat bangun karena
mendengar suara keributan, temen-temen mengira bahwa warga itu sedang
bertengkar, ternyta engga lama suara ledakan keras terdengar dan cendela kamar
sampai ikut bergetar. Kita semua panik dan langsung keluar dan ternyta api diluar
sudah sangat besar bahkan mobil pemadam kebakaran pun sudah tiba, akhirnya
kita pun segera keluar dan membangunkan anak cowok untuk mematikan sakelar
listrik balai desa, karena takutnya api nya akar merembet ke balai desa. Dan
Ternyata penyebab dari kebakaran tersebut adalah konsleting dari aliran listrik.
Maka dari itu kita harus berhati-hati jangan sampai kecerobohan kita
menimbulkan dampak dengan orang lain. Hari pertama yang penuh dengan
ketakutab dan kepanikan.
Hari ke-dua ialah hari pertama saya untuk turut berbaur untuk menegenal
satu sama lain dalam kelompok 114. Ketika adzan shubuh berkumandang, kita
bergegas untuk bersiap-siap untuk sholat berjamaah, pagi jam 6-an ternyata sudah
banyak barang-barang di dapur yang akan dimasak,karena ada salah satu teman
kita ada yang memawa sayur dari rumahnya. Teman-teman kelompok 114 sepakat
iuran sebesar 100k untuk memasak atau kebutuhan sehari-hari, masaklah kita
bersama-sama dengan membagi jadwal, yaitu di antaranya; memasak, mencuci
piring, hingga membersihkan dapur, setelah makanan-makanan yang sudah masak
di sajikan, "let's eat" kata teman-teman bersama, setelah selesai makan, kita semua
bersiap-siap atau membersihkan diri untuk membahas mengenai proker kita
kedepanya yaitu Sertifikat Halal, yang mana kita akan mendatangi RW sebanyak
30 RW untuk mencari UMKM yang bersedia untuk kami daftarkan sertifikat
halal. Untuk kriteria produknya yaitu tidk berbahan daging dan juga harus
berkemasan sera harus ada lebel/nama produknya. Langkah awal yaitu kita harus
meminta data-data dari pelaku usaha, seperti ktp pelaku usaha, tkp
penyelia/penanggung jawab dan juga kartu keluarga. Setelah data sudah didapat
lanjut mencatat bahan-bahan produk usahanya serta cara pembuatanya juga.
Suatu hari tepat pada hari ketiga saya berada di desa jember kidul, banyak
pengalaman menyenangkan dan bisa saya ambil hikmah. Pagi-pagi sekali saya
pergi ke pasar untuk belanja keperluan memasak bersama teman saya. Setelah
kepasar sya dan teman-teman lanjut untuk memasak , tetapi disaat kita memasak
banyak perbedaan cara memasak diantara kita , ada yang memakai kunyit ada juga
yang bialng tidak perlu, akhirnya terjadi perselisihan ,dari sini saya bisa
mengambil garis tengah bahwa kita semua mempunyai cara dan pendapat sendiri,
tetapi bagaimana kita menanggapi dan menghargai dari pendapat orang lain, lebih
baik kita mengalah daripada harus ada pertengkaran hanya karena masalah sepele.
Di siang harinya sekitar pukul 10.00 WIB saya dan teman-temanku pergi
ke PU (Pelaku Usaha) , kali ini PU yang ingin didaftarkan sertifikat halal ialah
jajanan basah Kue Lumpur, dirumah PU kami sangat dipersilahkan dengan sangat
baik, PU nya bernama ibu Jayanah dan ibunya sangat welcome kepada kami, kami
disana melihat secara detail cara pembuatan kue lumpur mulai dari bahan-bahan,
takarannya, dan cara pembuatanya. Semua bahan dan prosenya sudah kami catat
untuk kita daftarkan sertifikat halal , sangat menyenangkan sekali karena saya
sangat suka membuat kue, disitu saya membuat mulai dadi awal sampai selesai
dan hasilnya sangat memuaskan sekali, kue lumpur yang sangat cantik dan
disuguhkan kepada kami untuk menikmatinya, setelah itu kami juga disuruh untuk
makan bakso karena ibunya sangat baik sekali banyak makanan yang disuguhkan
kepada kita , mulai dri makanan ringan, kue lumpur dan bakso, disitu kami makan
dengan lahap karena kita semua paginya cuma makan sedikit jadinya kita habis
banyak sekali bakso dan ibuknya malah senang karena merasa sangat dihargai.

CERITA HARI KE 15 DI JEMBER KIDUL

Hari ini tepat pada hari ke 15, sangat tidak terasa karena waktu berputar
sangatlah cepat. Hari ini adalah jadwal kelompok saya untuk pergi ke PU yaitu di
RW 28, seperti biasa kita semua bangun pagi selepas sholat subuh kami berbagi
piket, adayang piket masak, piket halaman , piket kamar dan ada juga yang pergi
ke pasar. Setelah semua bahan masakan sudah terkumpul kami langsung memasak
sampai matang agar kita langsung bisa persiapan menuju ke rumah PU, untuk
mengambil data-data dan melihat cara pembuatan kue jemblem. Disana kami
melihat bahan-bahan nya secara rinci karena bahan yang digunakan jga harus
bersertifikat halal. Setelah semua selesai kita lanjut untuk ngefoto data-data
seperti kartu keluarga, ktp dan lain sebagainya. Kita juga dibekali kue jemblem
sama ibuk nya , kata ibuknya suru dibagiin juga buat temen-temenya. Kami
sangatlah senang karena sudah diberi bekal oleh ibuknya, dari sini kami bisa
mengambil hikmahnya bahwa ketika kita berbuat 1 kebaikan kepada seseorang
akan berlipat-lipat kebaikan pula yang akan kembali kepada diri kita sendiri.
Setelah kami semua pulang dari ruman PU kami beristirahat sebentar
karen selepas dzuhur akan melanjutkan kembali ke rumah PU untuk membuat
ketan . setelah semua sudah istirahat, sholat dan lain-lain kami langsung
melanjutkan lagi ke rumah PU , dan di RW 22 ternyata ibu RT nya sedang diada
acara mendadak , padahal sebelumnya kami sudah berjanjian terlebih dahulu
dikarenakan memang acaranya sangat mendesak alhasil diundur lusa. Setelah itu
dikarenakan ibu RW 22 tidak ada kita lanjut merefres otak dengan jalan-jalan di
lippo plaza untuk menonton film horor berjudul sosok ketiga, nah waktu itu pas
bertepatan malam jum’at jadi kesan mistisnya sangat terasa banget, kami bercanda
bersama teman-teman sambil mengobrol santai karena memang waktu ini kita
gunakan untuk bersantai sambil bercerita pengalaman pribadi.
Sepulang dari bioskop kami mampirterlebih dahulu ke alun-alun jember
sambil jajan dipinggir jalan karna kami semua sangat suka jajanan pinggir jalan
ketimbang jajanan mewah seperti cafe. Setelah sampai di alun-alun kami
memarkir sepeda, jadi kami membawa 5 sepeda untuk berboncengan 2 orang per
sepedah jadi harus menggu teman yang yang dibelakang, setelah semua sampai
lalu kita jalan kaki bersama-sama menuju kejajan ada yang membei teur gulung,
sempol, corndog, cilok , sosis, pop ice, kopi dan lain-lain. Dan setelah semua
mendapat jajan masing-masing kita semua duduk di tikar yang sudah disediakan
dari penjual dan kami langsung menuju kesana karena kami sudah capek setelah
berputar-putar keliling alun-alun untuk mencari jajanan.
Suasana Malam di alun-alun itu sangat rame banget suasananya juga
sangat adem jadi sangat pas untuk bersantai sambil makan jajan sambil becerita-
cerita. Kebetulan disna aku ketemu sama teman lama aku, jadi aku jak gabung
sekalian karena aku sudah sangat lama tidak jumpa sama dia. Setelah kenyang dan
puas bercerita-cerita kami persiapan untuk pulang. Karena waktu menunjukan
pukul 22.00 WIB waktunya untuk kita pulang karna sudah sangat puas kami
semua merefres sedikit agar tidak terlalu suntuk banget, setalah kami semua
berkemas lalu kita lanjut langung pulang ke balai desa jember kidul untuk
beristirahat karena besok kami akan melanjutkan untuk ke ruman pelaku usaha.
Sesampai diposko kami semua langsung istirahat karena sudah seharian full
beraktivitas.
RUTINITAS SETIAP HARI SELAMA PENDAMPINGAN

Setiap harinya rutinitas selau sama, setelah kami solat subuh lanjut yang
bagian piket memasak untuk berbelanja ke pasar, karna untuk kali ini adalah piket
memasak kelompok 2 maka aku dan temanku yang pergi kepasar untuk membeli
sayuran, kali ini akan memasak sayur sop dan untuk lauknya tempe goreng tepung
, sangat sederhana sekali yang aan kami masak tapi tidak menjadi masalah untk
kami karna yang terpenting adalah kebersamaan. Kami juga melakukan tawar-
menawar dengan penjual karana biar mendapatkan murah, setelah semua sayuran
sudah terkumpul aku dan putri membeli titipan teman-teman yaitu jajanan basah
seperti kue bolen. Risol mayo, donat, dan lain lainya karena setiap pagi kita semua
sarapan terbeih dahulu pakai kue itu sanbi menunggu masakan matang karena
perut sudah krucuk-krucuk he..he…he…he.
Setelah belanja selesai lalu kami langsung memasak muli dari memotong-
motong sayur nya , mengupas bawang putih an bawang merah, cabe dan lain-lain,
ada juga yang bagian menanak nasi, kebetulan persediaan air galon habis alhasil
harus menyuruh teman cowok untuk memebeli, seperti biasa kebiasaan anak
cowok kalo pagi-pagi pasti tidur, jadinya selalu sulit dibangunkan untuk membeli
air galon, sebel deh setaip pagi harus drama membangunkan anak cowok untuk
membeli galon. Alhasih pukul 07.00 WIB kita baru bisa mulai masak karena toko
isi ulang galon baru bukak pukul 07.00 WIB dan air pun sudah dibeli lanjutlah
memasak nasi dan sayurnya sambil bercanda, biasalah kita-kita memang selalu
akrab dan tidak bisa diam he..he..he. karena kemanapun pasti kita selalu ketawa
meskipun hal sepele kalaupun tidak ada sesuatu yang lucu kita pasti akan ketawa,
emang sereceh itulah kita, dimana ada kita ketawa pun jadi, setelah memasak
udah selesai semua lanjut kita makan bersama karena kebiasaan kita memakan
bersama-sama dengan kertas minyak yang ditata memanjang lalu di isi nasi, sayur,
dan lauk tak lupa dengan sambalnya.
setelah makan, kami semua bersiap-siap atau bersih-bersih untuk memulai
pekerjaan belum selesai. Kami pergi ke RW28, berangkat pagi sekitar jam 9 pagi
dan ternyata saat kami mendekati rumah kampung, ternyata di jalan kami bertemu
dengan seseorang yang masih menonton pekerjaanya. Kami dengan sopan turun
dari sepeda, menjabat tangannya dan mencium tangannya seolah-olah beliau telah
menjadi guru bagi kami semua karena tugas pertama kami adalah memiliki etika
yang baik, membangun, meningkatkan sikap kami sendiri kepada penduduk desa.
“Assalamualaikum pak, kami dari UIN KHAS Jember ingin menjenguk
bapak, apakah bapak masih sibuk menemui bapak?” Ucap paduan suara yang
diikuti anggota dari belakang, “waalaikumsalam, oalahh dekk, iya-iya. Apakah
ada orang di sini yang mengerti bahasa Madura?" menjawab dan bertanya lagi
kepada kami, Pak RW: “Alhamdulillah pak, ada yang bisa bahasa Madura”, kata
saya dan percakapan kecil dimulai di pinggir jalan tempat beliau mengamati.
membangun. "Kalau begitu Yasuda. Sore ini kamu bisa pulang, karena aku sibuk
memantau gedung sekarang dan sore ini ada acara," ucapnya di akhir
pembicaraan.
Setelah bertemu dengan bapaknya, kami terus berjalan menuju RW 23
namun tidak ada orang disana dan kami mendatangi rumah-rumah penduduk dan
sekitarnya dengan tujuan untuk bersilaturahmi dan memperkenalkan diri kepada
mereka. Singkat kata, setelah mengunjungi beberapa homestay, kini kami kembali
ke markas korps 114 untuk sholat zuhur dan istirahat sejenak untuk persiapan
pulang kampung rw 23 sore ini bersama kalian. Jarak dari rumahnya ke posko
cukup jauh sehingga kami harus naik sepeda motor dan parahnya lagi hanya ada 6
sepeda motor untuk 15 orang, dengan keterbatasan jumlah sepeda motor kami
hanya punya tiga atau yang biasa disebut (cellu). Setelah mencari dan bertanya
kepada penduduk setempat di mana rumah kepala RW, akhirnya kami datang dan
membicarakan banyak hal. potensi, kisah tokoh yang menyejahterakan RW 23,
peristiwa, dll. Sekitar 2 jam yang lalu saat magrib adzan adzan. Ya, bisa
mengunjungi maghrib bukanlah hal yang baik, tetapi juga membuat stres dan
membuat kami begadang. Setelah sholat magrib, kami mengevaluasi apa yang
telah dicapai selama hari itu. , lalu kami semua beristirahat.
Keesokan harinya, kami melanjutkan aktivitas seperti biasa, mulai dari
subuh, memasak, bersiap-siap, hingga berangkat ke RW berikutnya, . Kami
berangkat seperti jam-jam sebelumnya yaitu jam 9 pagi, saat kami berada di
depan rumahnya ternyata dia tidak ada dan putrinya datang menjemputnya, dia
mengatakan bahwa ayahnya akan kembali sore ini. Kami sempat patah harapan
untuk bertemu bapak RW30 namun pagi harinya mengunjungi beberapa warga
dan setelah kami banyak berbincang dengan beberapa warga ternyata pada pagi
harinya warga Jember Kidul memiliki pekerjaan lain, bahkan jam kerja mereka
sangat minim. . Kami membersihkan balai desa hari jumat bersih. Dan atas
kesepakatan dengan staf kelurahan Jember Kidul kami bekerja sama
membersihkan semua kelurahan mulai dari halaman depan sampai belakang.
Singkatnya, ketika hari sudah siang, kami membersihkan kamar masing-
masing dan setelah itu anak laki-laki bersiap-siap untun pergi sholat Jumat.
Setelah dzuhur kami semua langsung siap-siap untk berangkat ke rumah
bapak RW , setelah sampai kami semua menunggu sekitar 40 menit , bapak RW
30 datang dan seperti biasa kami bersalaman. Mulai percakapan dengan maksud
datang kesini, bercerita tentang produk, dan lainnya. selama hampir satu jam.
Sebagian besar pendapatan dihasilkan dari penjualan kue dan dijual kembali ke
pelanggan. bapaknya terlihat sangat sabar, baik hati dan juga sangat perhatian.
Dari saat kami tiba sampai akhir, dia sangat baik dan sangat ramah kepada kami.
Kami juga di suguhkan kue basah dari produknya sendiri dan ternyata
kuenya sangat lezat. Karena kami sangat lapar, kami semua langsung
memakan kue itu bersama-sama.
PENGALAMAN YANG TAK TERULANG KEMBALI

Pengalaman mungkin hanya bisa dirasakan sekali dalam seumur


hidup, berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan pengalaman yang
didapat kali ini menjadi salah satu yang paling berkesan selama saya hidup dan
bisa saya ingat nanti ketika saya sudah beranjak dewasa nantinya.
pengalaman ini adalah yang pertama kali saya rasakan dan mungkin satu-
satunya, namun menjalani kehidupan di jember kidul sudah tidak asing bagi
saya, terlahir di kota dan tumbuh di desa yang cukup jauh dari kota
menjadikannya tidak asing lagi dengan kehidupan yang saya alami dulu,
namun tentunya ada perbedaan budaya-budaya yang harus disesuaikan atau
adaptasi yang baru, tentu saja adaptasi di tempat yang baru itu pasti dan tidak bisa
dihindari. Karena beradaptasi itu juga membutuhkan proses , bahkan itupun tidak
mudah
Belajar beradaptasi, Di dunia yang akan dihadapi nanti kecepatan
adaptasi dengan lingkungan baru akan sangatberpengaruh dengan kinerja
dan juga kenyamanan dalam menjalani kehidupan atau keseharian
nantinya. Tentu hal ini bisa dipelajari, selama pendampingan saya juga
bertemu yang membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk beradaptasi dan
juga berbagai cara yang mereka lakukan untuk bisa berbaur baik dengan
teman-teman dan juga dengan masyarakat sekitar, saya melihat banyak
kesulitan dan juga banyak rintangan-rintangan yang harus dihadapi dan
dijalani, namun tentunya pasti ada suatu hal yang menyenangkan dan
pembelajaran baru yang didapatkan selama menjalani pendampingan di jember
kidul ini. Bahkan tidak terasa waktu berputar dengan begitu cepat, padahal saya
merasakan masih kemarin saya dan teman-teman berada dikelurahan jember kidul
eh udah mau sayonara aja nih he..he…he. pasti bakalan ada yang dikangenin
masa-masa kayak gini
Keluarga baru,Banyak cerita-cerita baru juga yang saya dapatkan dari
sini, bisa dari pengalaman teman-teman selama hidupnya, kesehariannya, hal-
hal yang mereka sukai dan tidak disukai itu kita pasti tau, kehidupan mereka
sebelumnya, pengetahuan-pengetahuan atau ilmu yang mereka dapat, dan
juga keseharian mereka selama dijember kidul. Beberapa teman juga sudah saling
mengenal satu-sama lain menjadikan dunia yang ditempati saat ini terasa
lebih sempit. Seperti biasa staf-staf kelurahan selalu ramah dengan semua orang,
namun tetap terasa canggung dan sungkan ketika meminta tolong mereka
untuk melakukan hal yang kami minta. Juga ketika sedang berinteraksi
dengan mereka dikarenakan perbedaan kebiasaan di daerah kota dengan tempat
kami berasal, ditakutkan ada kata atau perilaku yang dilakukan membuat
mereka tidak nyaman atau terganggu, dengan demikian menjadikan saya
menjadi lebih pendiam,walau memang aslinya saya juga pendiam dan hanya bisa
lebih bersuara dengan yang sudah benar-benar akrab atau mengenal saya.
Berbagi itulah prinsip kami semua, berbagi rasa, pengalaman, cerita, ilmu,
pengetahuan, makanan, minuman, sinyal, wifi, tempat tidur, sabun, sampo, dan
berbagai hal lainnya yang jarang bisa dirasakan lagi di masa mendatang. Saling
bertukar dan berbagi berbagai hal, saling mengevaluasi satu sama lain, saling
menertawakan satu sama lain, bercanda bersama, bersedih bersama, tertawa
bersama, melaksanakan berbagai rapat dari yang membosankan – serius – dan
menyenangkan, menciptakan kedekatan dengan beberapa orang, mencoba akrab
dengan teman- teman sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Selama
pendampingan berlangsung ada beberapa hal yang asing bagi saya, hal ini
menuntut saya untuk belajar dan beradaptasi dengan kondisi yang baru agar
selama kegiatan berlangsung tidak ada suatu hal yang disesalkan nantinya.

Anda mungkin juga menyukai